Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1). LILIS KARMILA
2). LEA BATMOMOLIN
3). MAGDALENA DASKUNDA
4). MAKDALENA BATMOMOLIN
5). NEVI INDRIANI

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2019/202
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah, dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini di
kemudian hari.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Sungguminasa, 15 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. I


KATA PENGANTAR……………………………………………………………..II
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... III
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang…………………………………………………………….... 1
Rumusan masalah…………………………………………………………... 1
Tujuan penulisan……………………………………………………………. 2
BAB 11 PEMBAHASAN
a. Pengertian konsep kesehatan kerja…………………………………………..3
b. Tujuan penerapan kesehatan kerja……………………………………………3
c. Fungsi dan Peran Perawat dalam Kesehatan Kerja ………………………….3
d. Undang-Undang Kesehatan Kerja………………………………………… ..5.
e. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja…………………………………...7
f. Pendekatan manusia…………………………………………………………..7
BAB 111 PENUTUP
a. Kesimpulan……………………………………………………………………9
b. Saran…………………………………………………………………………..9
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di era globalisasi tahun 2020 mendatang,kesehatan kerja merupakan salah satu prasyarat
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar Negara anggotanya, termasuk
bangsa Indonesia.Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan
masyarakat pekerja Indonesia ;telat ditetapkan visi Indonesia sehatb2015 yaitu gambaran
masyrakat Indonesia di masa depan , yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
sehat, memeperolehpelayanankesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang sitinggi- tingginya.
Pelaksanaan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat atau lingkungan kerja yang aman,sehat bebas, dan pencernaan lingkungan, sehingga
dapat mengurangiatau terbebas dari kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efesiensi dan produktivitas kerja suatu perusahaan atau
tempat kerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang telah
mengamanatkan antara lin bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan upya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian konsep kesehatan kerja
2. Tujuan Penerapan Keperawatan Kesehatan kerja
3.  Fungsi dan Peran Perawat dalam Kesehatan Kerja (Occupational Health Nursing)
4. Undang-Undang Kesehatan Kerja
5. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
6. Pendekatan manusia
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud konsep kesehatan kerja?
2. Umtuk mengetahui tujuan penerapan keperawatan kesehatan kerja ?
3. Untuk mengetahui fungsi dan perawat dalam kesehatan kerja ?
4. Untuk mengetahui undang –undang kesehatan kerja ?
5. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyakit akibat kerja ?
6. Untuk mengetahui pendekatan manusia ?
BAB 11
PEMBAHASAN
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

A. Pengertian Konsep Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara


kapasitas, beban,lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilinnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal (Undang-undang Kesehatan Tahun 1992).  Konsep dari
upaya kesehatan kerja ini adalah mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi dan
dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.Sasaran kesehatan kerja adalah manusia dan
meliputi aspek kesehatan dari pekerja itu sendiri. (Ferry efendi.2009)
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dalam usaha-usaha preventif dan kuratif
terhadap penyakit-penyakit akibat kerja, gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lapangan kerja, serta penyakit-penyakit
umum(Suma’mur, 1995).
Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan
pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari
risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia
kepada pekerjaan atau jabatannya
Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi
kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan
sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan
masyarakat sekitar perusahan tersebut. Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan
penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja
pedomannya ialah: “penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah”. Dari aspek
ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu perusahaan adalah sangat
menguntungkan karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah meningkatkan produktifitas
seoptimal mungkin
Berdasarkan defenisi tersebut diatas, kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
disekelilingnya agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal sejalan dengan
perlindungan tenaga kerja (Depkes RI, 1991).

B. Tujuan Penerapan Keperawatan Kesehatan kerja

Tujuan kesehatan kerja dapat diuraikan sebagai berikut :


1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat
kerja.
2)  Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
3) Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
4)  Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan semangat kerja.
5)  Perlindungan bagi masyarakat sekitar lingkungan kerja agar terhindar dari bahaya-
bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan
6)  Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
produk-produk perusahaan. (Suma’mur,1995).

C.  Fungsi dan Peran Perawat dalam Kesehatan Kerja (Occupational Health Nursing)

Fungsi dan peran perawat dalam kesehatan kerja (K3) di industri adalah sebagai berikut
(Nasrul Effendy,1998).
         Fungsi Perawat
1.      Mengkaji masalah kesehatan
2.      Menyusun rencana asuhan keperawatan kerja
3.      Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja.
4.      Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

         Tugas Perawat
1.      Mengawasi lingkungan pekerja
2.      Mmelihara fasilitas kesehatan perusahaan
3.      Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja.
4.      Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja.
5.      Merencnakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah pada
pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah kesehatan.
6.      Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap pekerja
7.      Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja.
8.      Memberi pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan keluargany.
9.      Membantu usaha penyelidikn kesehatan pekerja
10.  Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3

D. Undang-Undang Kesehatan Kerja


UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya
mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-
nilai agama.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan
perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti
peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai
sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di  darat, didalam
tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia.Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat
keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
Pasal 164, ayat :
(1) Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
(2) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi pekerja di sektor
formal dan informal.
(3) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi setiap orang
selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja.
(4) Upaya kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku juga
bagi kesehatan pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara
serta kepolisian Republik Indonesia.
(5) Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2).
(6) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta
bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
(7) Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 165
(1) Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.
(2) Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati
peraturan yangberlaku di tempat kerja.
(3) Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada perusahaan/instansi, hasil
pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 166
(1) Majikan atau pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan serta wajib menanggung
seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja.
(2) Majikan atau pengusaha menanggung biaya atas gangguan kesehatan akibat kerja yang
diderita oleh pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemerintah memberikan dorongan dan bantuan untuk perlindungan pekerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

E. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja yang diderita tenaga kerja merupakan suatu kecelakaan yang
harus dilaporkan untuk mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap penyakit akibat kerja didalam system manajemen kesehatan kerja. Upaya
pencegahan kecelakaan kerja :

F. Pendekatan manusia
Pencegahan kecelakaan dipandang dari aspek manusianya harus berawal pada hari pertama
kerja.Setiap karyawan harus mengetahui fungsi, jabatan, pekerjaan, dan tanggung
jawab.Selain itu juga harus dipegang prinsi bahwa kesalahan utama pada manusia adalah
kurang bergairah, kurang terampil, kurang tepat, terganggu emosi, dan lain-lain (Andi,
2001).Dengan demikian manajemen harus menyeleksi calon karyawan dan mengadakan
pelatihan agar dapat kualitas sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya, agar mendapat
pekerjaan yang :
o   Terampil, harus diberikan pelatihan yang cukup.
o   Sesuai, dengan pimpinan yang benar.
o   Bergairah, dengan seleksi yang cukup dan sesuai.
o   Berhati-hati dengan seleksi dan latihan yang cukup.
o   Tahu, dengan pendidikan yang cukup dan sesuai.
o   Sikap positif, dengan menciptakan hubungan yang baik.

1) Beban kerja
Beban kerja yang diberikan pada setiap pegawai harus disesuaikan dengan kemampuan
setiap pekerja, agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan beban kerja.Sehingga dapat
mnguragi gairah dalam bekerja.
2) Shift kerja
Permasalahan pada system shift adalah pekerja kesulitan untuk beradaptasi dengan
system shift. Misalnya, hanya bekerja pada shift malam.Oleh karena itu, pihak
manajemen berperan dalam menentukan shift, agar setiap pekerja memperoleh jam
istirahat yang cukup dalam menjalankan sistem shift.
3) Jam kerja
Lama kerja yang baik adalah 40 jam/minggu atau 8 jam/hari. Apabila tuntutan
pekerjaan mengharuskan untuk bekerja lebih dari jam kerja maka pihak manajemen harus
memberikan kompensasi untuk kelebihan jam kerja.
4) Pendekatan lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan.Sehingga pendekatan
lingkungan diharapkan dapat menghilangkan, mengendalikan bahaya-bahaya yang
mungkin dapat timbul.Bahaya tersebut dapat berupa listrik, mekanik, fisik dan
kimia.Pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan pemakaian alat pelindung diri,
penerangan yang cukup, pengendalian temperatur, manajemen kebisingan dan lain-lain. 
5) Pendekatan manajemen
Manajemen merupakan sarung ilmu yang mencakup aspek sosial dan eksak sehingga
tidak terlepas dari tanggung jawab kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu,
manajemen harus menyadari :
o   Adanya biaya pencegahan.
o   Kerugian akibat kecelakaan menimpa karyawan dan peralatan.
o   Terdapat selisih yang signifikan antara biaya pencegahan dan kerugian akibat
kecelakaan kerja.
o   Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan dan proses.
o   Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan.
Untuk keberhasilan pelaksanaan dan pengendalian terhadap keselamatan kerja harus

Dirumuskan dalam suatu program :


   Kebijakan keselamatan kerja.
    Pembagian tanggung jawab dan tanggung gugat.
    Panitia keselamatan kerja.
    Peraturan standar dan prosedur keselamatan kerja.
    Sistem menentukan bahaya dan penyelidikan kecelakaan.
    Program motivasi kerja.
    Perencanaan pengandalian darurat.
    Progam pengendalian kebakaran.
    Program pemilihan, penempatan dan pembinaan karyawan.
    Pengawasan dan penekanana kebijakan keselamatan kerja.
     Penilaian efektifitas program keselamatan kerja
BAB 111

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara


kapasitas, beban,lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilinnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal (Undang-undang Kesehatan Tahun 1992. UU No.14
tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami
perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-
nilai agama.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari pemaparan di atas yaitu:

1. Kepada mahasiswa, yang nantinya terjun dalam bidang pendidikan sebagai pendidik
hendaknya memberikan pengajaran mengenai konsep pemberdayaan masyarakat pada
komunitas.
2. Kepada pendidik, hedaknya pendidik lebih memahami meteri tentang konsep
pemberdayaan masyarakat pada komunitas dan memberikan penjelasan tentang materi
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai