Anda di halaman 1dari 10

JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.

1, April 2018

NODULASI AKAR KACANG KAPRI (Pisum sativum VarSaccaratum) PADA BERBAGAI


DOSIS PUPUK P DAN JENIS TANAH

Abdul Munib1, Candra Ginting2, Pauliz Budi Hastuti2


1
Mahasiswa Fakultas Pertanian STIPER
2
Dosen Fakultas Pertanian STIPER
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk SP36 dengan tanah regusol, tanah
latosol dan tanah gramusol terhadap nodulasi tanaman kacang kapri dan untuk mengetahui dosis
pupuk SP36 yang memberikan respon terbaik pada nodulasi tanaman kacang kapri.Penelitian ini
dilakukan di kebun pendidikan dan penelitian KP2 Institut Pertanian Stiper Yogyakarta terletak di
desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
Pada bulan November – Februari 2018. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah rancangan
factorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design)yang
terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor pertama yaitu dosis pemupukan pupuk sp36 (0,5 gram, 1 gram, 1,5
gram) sedangkan faktor kedua adalah jenis tanah (Tanah Latosol, Tanah Regusol, Tanah Gramusol)
sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil pengamatan di
analisis dengan sidik ragam (Analisis Of variance) pada jenjang nyata 5%.Untuk mengetahui
perbedaan antara perlakua di gunakan uji DMRT (Duncant’s Multi Range Test) pada jenjang 5%.
Tidak terjadi interaksi nyata antara dosis pupuk dan jenis tanah pada semua parameter yang di
amati. Dosis pupuk dan jenis tanah memberikan pengaruh yang sama terhadap nodulasi akar kacang
kapri (Pisum sativum Var Saccaratum).

Kata kunci : dosis pupuk, jenis tanah, kacang kapri.

PENDAHULUAN Kacang kapri merupakan tanaman yang


Tanaman hortikultura, diantaranya berumur pendek dan hanya tumbuh di daerah
sayuran, memiliki peran dalam meningkatkan pegunungan atau bersuhu dingin. Usahatani
gizi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan di kacang kapri tampaknya menjadi pilihan
dalam sayuran terdapat zat-zat yang potensial bagi petani, selain masih jarang
bermanfaat bagi kesehatan manusia, seperti diusahakan umur panen juga singkat dan
misalnya sayuran daun hijau kaya akan harga yang cukup tinggi.
vitamin A dan vitamin C. Sayuran berwarna Tanaman kapri merupakan komoditas
kuning, oranye, dan merah kaya akan karoten, pilihan yang dapat di andalkan untuk
vitamin A, dan vitamin C. Sayuran sukulen dibudidayakan dalam pola agribisnis. Produk
kaya akan kandungan air. Sayuran umbi kaya kapri mempunyai peranan yang penting dalam
akan karbohidrat, dan sayuran biji kaya akan usaha perbaikan gizi keluarga dan
protein (Hernanto, 1989). masyarakat, dan menjaga kelestarian atau
Komoditas hortikultura sayuran ini kesuburan tanah. Tanaman ini dapat
memiliki prospek yang cerah.Hal ini bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium, yang
disebabkan peningkatan pendapatan dapat mengikat Nitrogen bebas dari udara.
masyarakat yang tidak hanya membawa Oleh karena itu, dalam budidaya tanaman
dampak positifterhadap pendidikan dan kapri, pupuk Nitrogen hanya dibutuhkan pada
kesadaran pemeliharaan kesehatan tapi permulaan tanam dalam jumlah yang sedikit.
jugamempengaruhi pola konsumsi.Hal ini Selain itu, tanaman ini juga dapat
diikuti juga dengan pertambahan jumlah meningkatkan kesuburan tanah, terutama
penduduk dan semakin tingginya kesadaran kandungan Nitrogen dalam bintil akar
konsumen tentang pentingnya kecukupan gizi tanaman yang tersedia dalam tanah
dari sayuran. (Rukmana,2006).
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Keberhasilan tanama leguminose hidup kimia antara tanaman dan bakteri (Burdass,
di alam disebabkan oleh kemampuannya 2007). Pembentukan nodul dikontrol oleh
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang sinyal molekul bakteri ekstraseluler yang
mampu memfiksasi nitrogen atmosfer, dengan disebut faktor nod yang akan mengenali
membentuk organ yang disebut bintil akar. tanaman inang (Balachandar dkk, 2007).
Bintil akar ini merupakan tempat terjadinya Lahan pertanian bereaksi masam
fiksasi nitrogen dan dikenal dengan symbiotic merupakan suatu kendala dalam upaya hasil
nitrogen fixation (SNF). Symbiotic nitrogen budidaya kacang kapri. Lahan bereaksi
fixation sangat sensitif terhadap gangguan masam tersebut banyak di jumpai di daerah
metabolisme dan lingkungan seperti gugurnya yang memiliki curah hujan tinggi terutama di
daun, kekeringan, gelap yag terus-menerus, lahan pertanian luar pulau jawa. Pada daerah
pemupukan nitrat, cekaman suhu dan Madura dijumpai lahan pertanian yang
salinitas. Beberapa tipe cekaman dapat bereaksi masam walaupun dalam skala
menurunkan permeabilitas nodul terhadap terbatas.Hal itu dapat terjadi pada lahan-lahan
oksigen dengan menghambat aktivitas tadah hujan yang tergenang dan atau lahan
nitrogenase secara tidak langsung, karena yang berdrainase buruk. Tanah yang bereaksi
turunnya aktivitas respirasi bintil (Philipus masam pada dasarnya kurang sesuai untuk
dkk, 2008). budidaya kacang kapri, karena tanaman
Simbiosis antara legum-Rhizobium kacang kapri menghendaki media tumbuh
sangat penting dalam lingkungan pertanian yang bereaksi netral hingga agak basa.
sejak mereka bertanggung jawab dalam Namun, petani telah banyak melakukan
fiksasi nitrogen atmosfer.Asosiasi legum- budidaya kacang kapri di lahan tersebut, hal
Rhizobium berperan penting dalam ini dapat di pahami karena tidak mempunyai
menyokong nitrogen dan memelihara banyak pilihan. Sebagai dampak dari hal itu
kesuburan tanah. pertumbuhan dan hasil kacang kapri lebih
Posfor merupakan salah satu unsur rendah jika dibanding dilakukan di lahan yang
penting bagi tanaman kacang-kacangan dalam bereaksi netral atau basa. Kemasaman tanah
pembentukan bintil akar dan fiksasi nitrogen berkaitan dengan ketersediaan hara esensial
dari udara. Pemberian phosfat dapat bagi tanaman, pada kisaran pH 6-7 ion-ion
meningkatkan jumlah dan aktifitas bintil akar hara sebagian besar tersedia bagi tanaman.
sehingga meningkatkan fiksasi nitrogen. Pada Sehingga akar tanaman dapat mudah
tanah masam proses nodulasi dan menyerap ion-ion tersebut (Buckman dan
pertumbuhan kacang-kacangan terhambat. Brady, 1982).
Pengaruh negatif lain dari pH tanah yang Kendala dalam pemupukan fosfat pada
rendah adalah menghambat pertumbuhan dan tanah bereaksi masam ialah fosfat akan
aktivitas rhizobia sehingga pembentukan bereaksi dengan ion-ion alumunium (Al) dan
bintil akar dan fiksasi nitrogen pada atau besi (Fe) menjadi senyawa alumunium-
tumbuhan inangnya terhambat pula fosfat dan atau besi-fosfat yang tidak tersedia
(Alexander, 1961). bagi tanaman. Sebaliknya, pada tanah
Interaksi awal antara tanaman inang bereaksi basa senyawa fosfat akan terikat oleh
dengan Rhizobium adalah dengan melepaskan ion kalsium menjadi senyawa kalsium-fosfat
beberapa senyawa kimia oleh sel-sel akar ke yang tidak tersedia bagi tanaman.
tanah.Hal ini mengakibatkan tumbuhnya Pada lahan yang bereaksi masam, selain
populasi mikrobia di daerah sekitar perakaran pengapuran penjenuhan senyawa fosfat dapat
(rhizosfer). Reaksi antara komponen tertentu diupayakan agar fosfat dapat tersedia. Namun
pada dinding sel bakteri dengan permukaan sejauh manakah pengaruh penjenuhan atau
akar menentukan Rhizobium tersebut untuk pemberian fosfat tersebut dapat berpengaruh
mengenali inang tanaman yang tepat dan terhadap pertumbuhan dan hasil kacang kapri
melekatkan rambut-rambut pada akar. Semua akan diuji dalam penelitian ini. Pertumbuhan
proses nodulasi diatur oleh kompleks senyawa dan hasil kacang kapri akan terpengaruh oleh
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

penambahan pupuk fosfat (SP36) terutama 3. Jumlah bintil efektif


jika komponen pertumbuhan lain mendukung Perhitungan bintil aktif dilakukan
setelah panen, dengan membongkar
METODE PENELITIAN tanaman. Kemudian bintil diambil dan
Lokasi dan Waktu Penelitian dibelah untuk melihat bintil efektif yang
Penelitian dilaksanakan di Desa berwarna merah jambu.
Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten 4. Panjang polong
Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Panjang polong diukur setelah
Yogyakarta (DIY). Ketinggian tempat panen. Pengukuran panjang polong
penelitian ± 118 mdpl, dengan curah hujan mengunakan penggaris agar mudah
rata-rata pertahun sebesar 2500 mm dan diamati. dan kemudian di rata-ratakan.
kelembaban 80-85%. Penelitian dilaksanakan 5. Berat polong
pada 13 November 2017 hingga 8 Februari Berat polong ditimbang
2018. pertanaman setelah panen.
Penimbangan dilakukan dengan cara
Alat dan Bahan menimbang polong dengan timbangan
1) Alat dan selanjutnya di rata-ratakan.
Alat yang digunakan dalam 6. Jumlah polong
penelitian ini antara lain adalah pisau, Jumlah Polong dihitung
cetok, palu, gembor, penggaris, berdasarkan jumlah buah per tanaman
alattulis, oven, polybag dengan ukuran pada saat dilakukan pemanenan.
20x20 cm, tali raffia, naungan plastic 7. Berat kering tanaman
4x3 m, parang, meteran, timbangan dan Setelah tanaman dipanen
cangkul. kemudian tanaman dimasukkan
2) Bahan kedalam amplop kemudian dimasukkan
Bahan yang digunakan antara lain ke oven dengan suhu 1050C selama 2 x
adalah benih kacang kapri, pupuk 24 jam. Setelah dua hari kemudian
kandang, pupuk SP36, media tanam tanaman dikeluarkan dari oven dan
berupa tanah latosol, tanah regusol, dan didinginkan lalu ditimbang.
tanah grumusol.
RancanganPenelitian
Parameter Penelitian Penelitian ini menggunakan percobaan
1. Panjang sulur yang disusun dalam Rancangan Acak
Panjang sulur diukur dari pangkal Lengkap (RAL) / Completely Randomized
batang sampai ujung tajuk tanaman. Design (CRD) yang terdiri dari dua faktor.
Tinggi tanaman diukur setiap 1 minggu 1. Faktor pertama yaitu dosis pemupukan
sekali setelah aplikasi pupuk pertama. yaitu:
2. Jumlah nodul/bintil akar D1 = Dosis Pupuk SP36 0,5 gram
Jumlah nodul dihitung setelah D2 = Dosis Pupuk SP36 1 gram
tanaman di panen dan dibongkar D3 = Dosis Pupuk SP36 1,5 gram
disetiap akar utama. Pembongkaran 2. Factor kedua yaitu jenis tanah sebagai
dilakukan dengan cara memisahkan media tanam yaitu :
antara polybag dan tanah dengan T1 = Tanah Latosol
tanaman dilakukan dengan teliti agar T2 = Tanah Regusol
akar tidak putus dan dapat di amati. T3 = Tanah Gramusol
Kemudian menghilangkan tanah yang Dengan demikian diperoleh 9
menempel pada akar dengan cara kombinasi perlakuan. Masing-masing
dimasukan kedalam ember yang berisi kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali,
air, dan di bilas sampai bersih kemudian sehingga jumlah unit percobaan adalah 3 x 3
di hitung jumlah bintilnya.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

= 9 x 3 = 27 tanaman (layout penelitian 7. Penyiraman


terlampir). Penyiraman pada tanaman kacang
Hasil pengamatan dianalisis dengan kapri dilakukan pada awal penanaman
sidik ragam (analisis of variance) pada dan saat musim kemarau. Pada fase
jenjang nyata 5 %. Untuk mengetahui awal pertumbuhan benih hingga
perbedaan antara perlakuan digunakan uji tanaman muda, penyiraman dilakukan
DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada rutin tiap hari pada waktu pagi dan sore
jenjang nyata5%. hari.
8. Penyulaman
Pelaksanaan Penelitian Penyulaman dilakukan untuk
1. Pembuatan Naungan mengganti benih yang tidak tumbuh
Pembersihan area dengan panjang atau mati dan mengganti tanaman yang
3 meter dan lebar 4 meter kemudian tumbuhnya kurang baik. Kegiatan
mendirikan kerangka bambu setinggi penyulaman dilakukan 5 hari setelah
2,5 meter. Pada bagian atas atau atap penanaman benih. Jika penyulaman
digunakan kerangka menggunakan atap terlambat akan menyebabkan
plastik. pertumbuhan tanaman secara
2. Pengolahan Lahan keseluruhan tidak seragam sehingga
Pada budidaya kacang kapri, akan menyulitkan dalam pemeliharaan
pengolahan tanah dilakukan sebanyak 1 tanaman.
kali, agar tanah gembur dan perakaran 9. Penyiangan
tidak terhambat. Kemudian tanah Penyiangan mulai dilakukan sejak
dibiarkan selama 3 hari agar biang awal penanaman, tergantung
penyakit dan jamur pada tanah mati. pertumbuhan rumput. Penyiangan
3. Pemberian Pupuk Dasar dilakukan dengan cara mencabut gulma
Tanah yang telah diolah tadi yaitu secara manual dengan
diberikan pupuk dasar yaiu dengan menggunakan tangan agar tidak
memberikan terlebih dahulu dengan merusak perakaran tanaman.
pupuk kandang dan kemudian di aduk 10. Pengendalian Hama dan Penyakit
secara rata. Bertujuan untuk agar tanah Pengendalian hama dan penyakit
menjadi subur dan memperbaiki perlu dilakukan agar hasil yang
struktur tanah menjadi lebih baik. diperoleh menjadi lebih maksimal.
4. Pengisian Polybag Perlu adanya perawatan dan
Tanah yang telah diaduk secara pemeliharaan agar tanaman dapat
merata dengan pupuk dasar atau pupuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
kandang tadi kemudian tanah tersebut di Adapun hama tanaman kacang kapri
isi dimasukkan kedalam polybag adalah :
dengan ukuran 20x20 cm. a. Phytomiza atricornis. Serngan
5. Penanaman hama ini dapat dicegah dengan
Polybag di isi tanah diletakkan di melakukan tumpang sari kapri
lahan penelitian. Lubang tanam pada dengan tanaman lain. Pengendalian
polybag dibuat sedalam 4 cm dan pada secara kimiawi dilakukan dengan
setiap lubang tanam dimasukkan 1-2 menggunakan insektisida secara
benihkacang kapri. Benih kacang kapri selektif. Hama lain yang dapat
direndam selama 6-12 jam dengan air menyerang tanaman kapri adalah
dingin. thrips, yang dapat dicegah dengan
6. Pemeliharaan cara mengendalikan lingkungan
Dengan melakukan penyiraman menjadi sesuai.
dengan rutin, pemberian pupuk yang
sesuai, dan pengendalian OPT.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

11. Panen Panjang Sulur (cm)


Waktu panen yang baik adalah Hasil sidik ragam panjang sulur yang di
pagi atau sore hari saat cuaca lembab. sajikan dalam (Lampiran 1) menunjukkan
Pemanenan dilakukan menggunakan bahwa perlakuan dosis pupuk P tidak
gunting atau pisau, kemudian polong berpengaruh nyata, namun memberikan
dimasukkan dalam container (wadah). pengaruh nyata pada media tanam. Tidak
Untuk konsumsi segar, kapri dipanen terdapat interaksi nyata antara perlakuan dosis
pada saat polong masih muda, lunak pupuk P dan media tanam. Hasil uji DMRT
tapi tegar, tidak berserat dan berwarna panjang sulur pada berbagai dosis pupuk P
hijau muda. Polong muda dipanen pada dengan macam media di sajikan pada Tabel 1.
umur 9-11 hari setelah bunga mekar.

HASIL DAN ANALISIS

Tabel 1. Panjang sulur pada berbagai dosis pupuk P dengan berbagai macam media tanah
Panjang Sulur (cm)
Dosis P Macam Media Tanam Rerata
Latosol Regusol Gramusol
0,5 g 176.43 174.13 168.83 173.13 a
1g 178.87 142.73 117.20 146.27 a
1,5 g 180.13 150.40 156.63 162.39 a
Rerata 178.48 p 155.76 pq 147.56 q (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf sama dalam kolom atau baris menunjukkan tidak
ada beda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi

Tabel 1 menunjukkan bahwa 2) menunjukkan bahwa perlakuan dosis


penggunaan media tanam latosol pupuk P dengan macam media tanam tidak
menunjukkan panjang sulur lebih baik terdapat interaksi nyata. Kedua perlakuan
dibandingkan penggunaan media tanam tersebut juga tidak memberikan pengaruh
grumosol. Sedangkan pemberian dosis pupuk nyata. Hasil uji DMRT terhadap jumlah
P tidak berpengaruh terhadap panjang sulur. nodulasi atau bintil akar pada berbagai dosis
pupuk P dengan macam media disajikan pada
Jumlah Nodulasi (Bintil Akar) Tabel 2.
Hasil sidik ragam jumlah nodulasi atau
bintil akar yang di tunjukkan pada (Lampiran

Tabel 2. Jumlah bintil pada berbagai dosis pupuk P dan macam media tanam
Jumlah Nodulasi/Bintil Akar
Dosis P Macam Media Tanam Rerata
Latosol Regusol Gramusol
0,5 g 15.33 4.33 11.67 10.44 a
1g 11.33 13.33 5.67 10.11 a
1,5 g 13.33 8.00 7.67 9.67 a
Rerata 13.3 p 8.56 q 8.33 q (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf sama dalam kolom atau baris menunjukkan tidak
ada beda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk P


dosis pupuk P dan macam media tanam tidak dan macam media tanam, tidak terdapat
berpengaruh terhadap jumlah nodulasi atau interaksi nyata terhadap jumlah bintil akar
bintil akar. efektif, terdapat beda nyata pada perlakuan
macam media tanam. Hasil uji DMRT jumlah
Jumlah Bintil Akar Efektif bintil aktif pada beberapa dosis pupuk P
Hasil sidik ragam jumlah bintil akar dengan macam media tanam disajikan pada
efektif yang di tunjukkan pada (Lampiran 3) Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah bintil akar efektif pada berbagai dosis pupuk P dan macam media tanam
Jumlah Bintil Akar Efektif
Dosis P Macam Media Tanam Rerata
Latosol Regusol Gramusol
0,5 g 8.67 3.00 3.67 5.11 a
1g 6.67 6.33 2.67 5.22 a
1,5 g 6.33 4.67 1.67 4.22 a
Rerata 7.22 p 4.67 q 2.67 q (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf sama dalam kolom atau baris menunjukkan tidak ada
beda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi

Tabel 3 menunjukkan bahwa Panjang Polong


penggunaan media tanam latosol Hasil sidik ragam panjang polong yang
menunjukkan jumlah bintil akar efektif lebih di tunjukkan pada (Lampiran 4) menunjukkan
baik dibandingkan penggunaan media tanam bahwa perlakuan dosis pupuk P dan macam
grumosol. Sedangkan pemberian dosis pupuk media tanam, tidak terdapat beda nyata. Hasil
P tidak berpengaruh terhadap jumlah bintil uji DMRT panjang polong pada beberapa
akar efektif. dosis pupuk P dengan macam media tanam
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Panjang polong pada berbagai dosis pupuk P dan macam media tanam
Panjang Polong
Dosis P Macam Media Tanam Rerata
Latosol Regusol Gramusol
0,5 g 7.37 5.32 7.13 6.61 a
1g 8.10 8.03 2.90 6.34 a
1,5 g 7.07 2.07 3.00 4.04 a
Rerata
7.51 p 5.14 p 4.34 p (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf sama dalam kolom atau baris menunjukkan tidak
ada beda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi

Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan bahwa perlakuan dosis pupuk P dan macam
dosis pupuk P dan macam media tanam tidak media tanam, tidak terdapat beda nyata. Hasil
berpengaruh terhadap panjang polong. uji DMRT berat polong pada beberapa dosis
pupuk P dengan macam media tanam
Berat Polong disajikan pada Tabel 5.
Hasil sidik ragam panjang polong yang
di tunjukkan pada (Lampiran 5) menunjukkan
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Tabel 5. Berat polong pada berbagai dosis pupuk P dan macam media tanam
Berat Polong
Dosis P Macam Media Tanam Rerata
Latosol Regusol Gramusol
0,5 g 4.91 3.36 2.82 3.70 a
1g 6.33 5.54 2.69 4.85 a
1,5 g 5.56 0.72 2.77 3.02 a
Rerata 5.60 p 3.21 p 2.76 p (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf sama dalam kolom atau baris menunjukkan tidak
ada beda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi

Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan bahwa perlakuan dosis pupuk P dan macam
dosis pupuk P dan macam media tanam tidak media tanam, tidak terdapat interaksi nyata
berpengaruh terhadap berat polong. terhadap jumlah polong, terdapat beda nyata
pada perlakuan macam media tanam. Hasil uji
Jumlah Polong DMRT jumlah polong pada beberapa dosis
Hasil sidik ragam jumlah polong di pupuk P dengan macam media tanam
sajikan dalam (Lampiran 6) menunjukkan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah polong pada berbagai dosis pupuk P dan macam media tanam
Jumlah Polong
Dosis P Macam Media Tanam Rerata
Latosol Regusol Gramusol
0,5 g 9.00 5.33 3.33 5.89 a
1g 9.33 11.67 2.67 7.89 a
1,5 g 5.67 1.67 3.33 3.56 a
Rerata 8.00 p 6.22 pq 3.11 q (-)
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf sama dalam kolom atau baris menunjukkan tidak
ada beda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi

Tabel 6 menunjukkan bahwa Hasil sidik ragam berat kering tanaman


penggunaan media tanam latosol di sajikan dalam (Lampiran 7) menunjukkan
menunjukkan jumlah polong lebih baik bahwa perlakuan dosis pupuk P dan macam
dibandingkan penggunaan media tanam media tanam, tidak terdapat interaksi nyata
grumosol. Sedangkan pemberian dosis pupuk terhadap berat kering tanaman, terdapat beda
P tidak berpengaruh terhadap jumlah polong. nyata pada perlakuan macam media tanam.
Hasil uji DMRT berat kering tanaman pada
Berat Kering Tanaman beberapa dosis pupuk P dengan macam media
tanam disajikan pada Tabel 7.
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

Tabel 7. Berat kering tanaman pada berbagai dosis pupuk P dan macam media tanam
Berat Kering Tanaman
Dosis P Macam Media Tanam Rerata
Latosol Regusol Gramusol
0,5 g 13.95 14.76 13.55 14.09 a
1g 17.41 13.19 12.65 14.42 a
1,5 g 15.85 11.51 12.63 13.33 a
(-
Rerata
15.74 p 13.15 q 12.94 q )
Keterangan : Angka rerata yang diikuti huruf sama dalam kolom atau baris menunjukkan tidak
ada beda nyata berdasarkan DMRT pada jenjang nyata 5%.
(-) : Tidak ada interaksi

Tabel 7 menunjukkan bahwa tersedia dalam jumlah yang banyak hanya


penggunaan media tanam latosol dan regusol unsuh hara P, sedangkan ketersediaan unsur
menunjukkan berat kering tanaman lebih baik hara lainnya sangat sedikit tergantung dari
dibandingkan penggunaan media tanam jenis media tanam (jenis tanah) yaitu tanah
grumosol. Sedangkan pemberian dosis pupuk regusol, grumusol, dan latosol yang rata-rata
P tidak berpengaruh terhadap berat kering ketersediaan unsur hara relatif sama.
tanaman. Beberapa parameter menunjukkan bahwa
jenis tanah cenderung memberikan pengaruh
PEMBAHASAN baik, seperti pada parameter panjang sulur,
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah bintil, berat polong, jumlah polong,
tidak ada interaksi nyata antara perlakuan dan berat kering tanaman ditunjukkan dengan
dosis pupuk P dan macam media tanam pada pengaruh media tanam dengan jenis tanah
semua parameter yaitu panjang sulur, jumlah latosol lebih baik dari pada pengaruh dari
nodul, bintil akar efektif, panjang polong, media tanam dengan jenis tanah gramusol.
berat polong, jumlah polong, berat kering Sedangkan pada pengaruh dosis pupuk P
tanaman. Artinya bahwa masing-masing tidak mempegaruhi pada nodulasi tanaman
perlakuan tidak mempengaruhi pertumbuhan dan parameter lainnya. Bintil akar di
dan produktivitas tanaman kacang kapri, baik pengaruhi dengan aktifitas bakteri penambat
pada nodulasi maupun pada produksi N, bakteri ini menyebabkan rambut akar
polongnya. menggulung. Sejalan dengan masuknya
Hasil analisis menunjukkan ahwa bakteri akar membentuk benang infeksi yang
perlakuan dosis pupuk P dan macam media di dalamnya ada bakteri bintil. Benang infeksi
tanam (jenis tanah) pada tanaman kacang terus berkembang sampai di korteks dan
kapri memberikan pengaruh yang sama mengadakan percabangan. Percabangan ini
terhadap semua parameter yaitu panjang menyebabkan jaringan korteks membesar
sulur, jumlah nodul, bintil akar efektif, yang dapat dilihat sebagai bintil. di tempat
panjang polong, berat polong, jumlah polong, inilah terjadi fiksasi N (Simanungkalit, dkk,
berat kering tanaman. Hal ini diduga karena 2009). Sedangkan pada penelitian ini suplai
pemberian pupuk P (SP36) dengan berbagai dari unsur hara N hanya mengandalkan dari
dosis dan macam media tanam (jenis tanah) media tanam (jenis tanah) tanpa adanya
tidak dapat mempengaruhi nodulasi tanaman penambahan dari pupuk lainnya sehingga
kacang kapri, bahkan pertumbuhan dan kebutuhan unsur hara untuk membentuk
produktivitasnya relatif sama. Pupuk yang nodulasi masih kurang. Kondisi lingkungan
diberikan hanya jenis pupuk P dengan juga berpengaruh banyak pada kelangsungan
berbagai dosis, tentunya unsur hara yang di hidup tanaman kacang kapri, lingkungan yang
butuhkan tanaman kurang karena yang ekstrim mampu mempengaruhi pertumbuhan
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

tanaman kacang kapri (Rukmana, 2006), 1. Perlakuan pemberian berbagai dosis


menyatakan bahwa Tanaman ini dapat pupuk P dan jenis tanah tidak
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium, yang memberikan interaksi nyata pada
dapat mengikat Nitrogen bebas dari udara. nodulasi tanaman kacang kapri.
Oleh karena itu, dalam budidaya tanaman 2. Media tanam dengan jenis tanah latosol
kapri, pupuk Nitrogen hanya dibutuhkan pada menunjukkan kecenderungan lebih baik
permulaan tanam dalam jumlah yang sedikit. dari pada media tanam dengan jenis
Selain itu, tanaman ini juga dapat tanah grumusol.
meningkatkan kesuburan tanah, terutama 3. Pemberian berbagai dosis pupuk P
kandungan Nitrogen dalam bintil akar (SP36) memberikan pengaruh yang
tanaman yang tersedia dalam tanah. sama pada pertumbuhan dan
(Philipus dkk,2008), menyatakan bahwa produktivitas tanaman kacang kapri.
keberhasilan tanaman leguminose hidup di
alam disebabkan oleh kemampuannya DAFTAR PUSTAKA
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang Alexander. 1961. Nodulasi Akar Kacang
mampu memfiksasi nitrogen atmosfer, dengan Kapri. Bhratara Karya Aksara.
membentuk organ yang disebut bintil akar. Jakarta
Bintil akar ini merupakan tempat terjadinya Burdass, D. 2002. Rhizobium, root nodules
fiksasi nitrogen dan dikenal dengan symbiotic and nitrogen fixation. Di akses
nitrogen fixation (SNF). Symbiotic nitrogen dari
fixation sangat sensitif terhadap gangguan www.microbiologyonline.org.uk
metabolisme dan lingkungan seperti gugurnya Balachanda.D., P.Raja., K.Kumar., dan
daun, kekeringan, gelap yag terus-menerus, SP.Sundaram. 2007. Rhizobium
pemupukan nitrat, cekaman suhu dan dan Bioteknology. (terjemahan
salinitas. Beberapa tipe cekaman dapat Alexander P. Hansen,Devendra)
menurunkan permeabilitas bintil terhadap Bhratara Karya Aksara. Jakarta
oksigen dengan menghambat aktivitas Buckman, H.O. dan N.C Brady. 1982. Ilmu
nitrogenase secara tidak langsung, karena tanah. (terjemahan Soegiman).
turunnya aktivitas respirasi bintil akar. Bhratara Karya Aksara. Jakarta
Unsur hara sangat berperan penting, Harjadi SS. 1991. Pengantar Agronomi.
sehingga ketersediaan unsur hara harus Gramedia. Jakarta
diperhatikan dengan seksama. Serangan Hernanto. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar
hama dan patogen juga mempengaruhi Swadaya. Jakarta
pertumbuhan pada tanaman kacang kapri, Haryono, 2004. Budidaya Tanaman Kapri.
pengendalian yang dilakukan selama Yogyakarta: Universitas Gajah
penelitian adalah pengendalian dengan cara Mada. Yogyakarta
mekanik yaitu mengutip hama yang Ismunadji. M, S. Partohardjo, dan A.
menyerang tanaman kacang kapri, selain itu Syarifudin Karama. 1991. Posfor
sanitasi atau penyiangan juga dilakukan rutin Peranan dan Penggunaannya
supaya kondisi tanaman kacang kapri tidak Dalam Bidang Pertanian. Balai
terganggu oleh gulma dan tetap menjaga Penelitian Pangan Bogor. Bogor
kelembaban lingkungan supaya tanaman Jumakir, Waluyo, Suparwoto. 2000. Kajian
kacang kapri mampu hidup dan tumbuh Berbagai Kombinasi Pengapuran
secara maksimal. dan Pemupukan terhadap
Pertumbuhan dan Produksi
KESIMPULAN Kacang Tanah (Arachis hypogea
Berdasarkan hasil penelitian nodulasi L.)Di lahan Pasang Surut. Jurnal
akar kacang kapri (Pisum Sativum var Agronomi. Diakses dari http:
saccaratum) pada berbagai dosis pupuk p dan //onlinejournal.unja.ac.Id /
jenis tanah dapat disimpulkan bahwa:
JURNAL AGROMAST, Vol.3, No.1, April 2018

index.php /agronomi/ article Simanungkalit, dkk, 2009. Mekanisme


/download / 295/ 211/ Penambatan Nitrogen Oleh Bintil
Kuntyastuti, H. dan B.S. Radjit 2000. Akar. Jendela Pertanian. Diakses
Efisiensi pupuk P, K dan bahan dari
pembenah tanah pada kedelai di https://fandicka.wordpress.com/
lahan kering tanah Alfisol. 2011/04/04/mekanisme-
Peningkatan produktivitas dan penambatan-nitrogen-oleh-bintil-
efisiensi penggunaan input pada akar/
kapri di lahan kering. Gramedia. Sumarni.2001. Pengantar Fisiologi
Jakarta Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Leiwakabessy, F. M. 1988. Kesuburan Tanah. Sumaryo dan Suryono.2000. Pengaruh Dosis
Jurusan Tanah. Fakultas Pupuk Dolomit dan SP-36
Pertanian. Institut Pertanian Terhadap Jumlah Bintil Akar dan
Bogor. Bogor Hasil Tanaman Kacang Tanah di
Philippus D.R., V. Heerden., G. Kiddle., TK. Tanah Latosol. Jurnal Agrosains.
Pellny.,PW. Mokwala., A Vol.2 No.2.Diakses dari
Jord0aan., AJ. Strauss.,MD. http://pertanian.uns.ac.id/~agrono
Beer.,U. Schluter., KJ. Kunert and mi/agrosains/cara_dos_dolomit_sp
CH. Foyer. 2008. Peraturan 36_sumaryo.pdf
Respirasi dan penghalang difusi Widawati S, Kanti S A. 2000. Pengaruh
oksigen di kacang kapri Isolat Bakteri Pelarut Fosfat
melindungi fiksasi nitrogen (BPF) Efektif dan Dosis Pupuk
simbiosis dari penghambatan dan Fosfat terhadap Pertumbuhan
pemotongan tunas akibat penuaan Kacang Tanah (Arachis
dini. Jurnal Pertanian. Diakses hypogaea).Lembaga Ilmu
dari Pengetahuan Indonesia. Diakses
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm dari
c/articles/PMC2528118/ http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/in
Rukmana, R. 2006. Usaha Kacang Kapri. dex.php/searchkatalog/
Kanisius, Yogyakarta downloadDatabyId/2772/2773
.pdf Wikipedia

Anda mungkin juga menyukai