Makalah Skenario-1 Nadhilah Umarah S (Modul XII)
Makalah Skenario-1 Nadhilah Umarah S (Modul XII)
SKENARIO – 1
SERING BERKEMIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai dengan kemampuan sederhana yang kami miliki .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Agar ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1.1 Ginjal.....................................................................................................................3
2.1.2 Ureter....................................................................................................................4
2.1.4 Uretra....................................................................................................................6
2.2.3 Sekresi...................................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berkemih pada dasarnya merupakan reflek spinal yang akan difasilitasi dan
dihambat oleh pusat-pusat susunan syaraf yang lebih tinggi. Urin yang memasuki
kandung kemih tidak begitu meningkatkan tekanan intravesika sampai terisi
penuh. Pada kandung kemih ketegangan akan meningkat dengan meningkatnya isi
organ tersebut, tetapi jari-jaripun bertambah, oleh karena itu peningkatan tekanan
hanya akan sedikit saja, sampai organ tersebut relatif penuh. Selama proses
berkemih otot-otot perinium dan sfingter uretra eksterna relaksasi, otot detrusor
berkontraksi dan urin akan mengalir melalui uretra. Kontraksi otot-otot perinium
dan sfingter eksterna dapat dilakukan secara volunter, sehingga mencegah urin
mengalir melewati uretra atau menghentikan aliran urin saat sedang berkemih
(Ganong, 1998).
Pola eliminasi urin sangat tergantung pada individu, biasanya berkemih setelah
bekerja, makan atau bangun tidur. Normalnya dalam sehari sekitar lima kali.
Jumlah urin yang dikeluarkan tergantung pada usia, intake cairan, dan status
kesehatan. Pada orang dewasa sekitar 1200 sampai 1500 ml per hari atau 150-600
ml per sekali berkemih.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Berapa normalnya kebutuhan air putih seseorang dewasa dalam sehari?
2. Apa saja pemicu seseorang mengalami buang air kecil secara terus menerus?
3. Apakah sering buang air kecil merupakan suatu tanda dari suatu penyakit?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Ginjal
Ginjal (ren) terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum
pada kedua sisi vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3.
Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari
ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dextra yang besar.
3
cairan tubuh, dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari
protein ureum, kreatinin, dan amoniak.
2.1.2 Ureter
5
2.1.4 Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria
yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki
panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
6
2.2 Fisiologi Pembentukan Urin
Ginjal merupakan tempat yang digunakan untuk mengeluarkan zat sisa
metabolisme dalam bentuk urine. Proses pembentukan urine melalui tiga
tahapan yaitu melalui mekanisme filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.
7
pembentukan urine sekunder maka di dalam urine sekunder sudah
tidak memiliki kandungan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh lagi
sehingga nantinya urine yang dibuang benar-benar memiliki
kandungan zat yang tidak dibutuhkan tubuh manusia.
2.2.3 Sekresi
Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung henle
akan mengalir menuju tubulus kontortus distal. Urine sekunder akan
melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah
tidak lagi berguna bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang
sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan berkumpul di tubulus
kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian bermuara ke rongga
ginjal.
8
2.3 Fisiologi Berkemih
9
berkemih, keadaan ini disebabkan oleh reseptor regang sensorik pada dinding
kandung kemih sampai reseptor pada uretra posterior ketika mulai terisi urin
pada tekanan kandung kemih yang lebih tinggi. Sinyal sensorik dari reseptor
kandung kemih ke segmen sakral medula spinalis melalui nervus pelvikus
kemudian secara reflek kembali lagi ke kandung kemih melalui syaraf
parasimpatis.
Berkemih pada dasarnya merupakan reflek spinal yang akan difasilitasi dan
dihambat oleh pusat-pusat susunan syaraf yang lebih tinggi. Urin yang
memasuki kandung kemih tidak begitu meningkatkan tekanan intravesika
sampai terisi penuh. Pada kandung kemih ketegangan akan meningkat dengan
meningkatnya isi organ tersebut, tetapi jari-jaripun bertambah, oleh karena itu
peningkatan tekanan hanya akan sedikit saja, sampai organ tersebut relatif
penuh. Selama proses berkemih otot-otot perinium dan sfingter uretra eksterna
relaksasi, otot detrusor berkontraksi dan urin akan mengalir melalui uretra.
Kontraksi otot-otot perinium dan sfingter eksterna dapat dilakukan secara
volunter, sehingga mencegah urin mengalir melewati uretra atau
menghentikan aliran urin saat sedang berkemih.
Proses pengosongan kandung kemih terjadi bila kandung kemih terisi penuh.
Proses miksi terdiri dari dua langkah utama:
10
2. Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang
berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal setidaknya
menimbulkan kesadaran dan keinginan untuk berkemih. Ketika proximal
uretra mengalirkan urin maka akan mengaktifkan refleks II yang akan
menghasilkan kontraksi kandung kemih dan refleks IV sehingga sfingter
eksternal dan uretra akan berelaksasi, sehingga urin dapat keluar. Jika
tejadi distensi pada uretra yang bisa disebabkan karena sumbatan, atau
kelemahan sfingter uretra maka akan mengaktifkan refleks III, sehingga
kontraksi kandung kemih melemah.
11
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Berkemih
1. Pertumbuhan dan perkembangan
Usia dan berat badan dapat mempengaruhi jumlah pengeluaran urin. Pada usia
lanjut volume kandung kemih berkurang, perubahan fisiologis banyak
ditemukan setelah usia 50 tahun. Demikian juga wanita hamil sehingga
frekuensi berkemih juga akan lebih sering.
2. Sosiokultural
Budaya masyarakat dimana sebagian masyarakat hanya dapat berkemih pada
tempat tertutup dan sebaliknya ada masyarakat yang dapat berkemih pada
lokasi terbuka.
3. Suhu
Dalam suhu udara yang dingin, tubuh mencoba tetap hangat. Pembuluh darah
akan menyempit sehingga mengurangi aliran darah ke kulit. Proses yang
disebut vasokonstriksi ini diperlukan tubuh karena suhu panas yang hilang dari
kulit. Tubuh mencoba untuk mengurangi aliran darah ke kaki dan tangan,
12
terutama jari-jari tangan dan jari kaki. Pembuluh darah menyempit
menyebabkan tekanan darah meningkat. Faktor ini terjadi karena jumlah darah
yang mengalir dalam pembuluh darah lebih sedikit.
Kandung kemih menjadi terisi kelebihan cairan. Kemudian anda akan
merasakan dorongan untuk buang air kecil. Kandung kemih yang terisi penuh
termasuk petunjuk lain kalau tubuh kehilangan suhu panas. Segera buang air
kecil membantu mempertahankan kehangatan di dalam tubuh.
4. Tonus otot
Eliminasi urin membutuhkan tonus otot kandung kemih, otot abdomen, dan
pelvis untuk berkontraksi. Jika ada gangguan tonus otot, dorongan untuk
berkemih juga akan berkurang. Mekanisme awal yang menimbulkan proses
berkemih volunter belum diketahui dengan pasti. Salah satu peristiwa awal
adalah relaksasi otot-otot dasar panggul, hal ini mungkin menimbulkan tarikan
yang cukup besar pada otot detrusor untuk merangsang kontraksi. Kontraksi
otot-otot perineum dan sfingter eksterna dapat dilakukan secara volunter
sehingga mampu mencegah urin mengalir melewati uretra atau menghentikan
aliran urin saat sedang berkemih.
5. Intake cairan dan makanan
Alkohol menghambat anti diuretik hormon, kopi, teh, coklat, dan cola
(mengandung kafein) dapat meningkatkan pembuangan dan ekskresi urin.
6. Kondisi penyakit
Pada pasien yang deman akan terjadi penurunan produksi urin karena banyak
cairan yang dikeluarkan melalui kulit. Peradangan dan iritasi organ kemih
menyebabkan retensi urin.
7. Pemeriksaan diagnostic
Intravenus pyelogram dimana pasien dibatasi intake sebelum prosedur untuk
mengurangi output urin. Eliminasi urin atau mikturisi biasanya terjadi tanpa
nyeri dengan frekuensi lima sampai enam kali sehari, dan kadang-kadang
sekali pada malam hari. Rata-rata individu memproduksi dan mengeluarkan
urin sebanyak 1200-1500 dalam 24 jam. Jumlah ini tergantung asupan cairan,
respirasi, suhu lingkungan, muntah atau diare.
13
8. Pengobatan
Penggunaan diuretik meningkatkan output urin, anti kolinergik, dan
antihipertensi menimbulkan retensi urin.
9. Pembedahan
Penggunaan anastesi menurunkan filtrasi glomerulus sehingga produksi urin
akan menurun.
10. Psikologis
Pada keadaan cemas dan stres akan meningkatkan stimulasi berkemih. Hal ini
karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine
yang diproduksi.
11. Kebiasaan seseorang
Misalnya seseorang hanya bisa berkemih di toilet, sehingga ia tidak dapat
berkemih dengan menggunakan pot urine.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas sistem urinaria merupakan sistem yang paling
penting untuk membuang sisa metabolisme makanan yang dihasilkan oleh
tubuh terutama senyawa nitrogen seperti urea. Sistem urinaria terdiri atas
kedua ginjal (ren), ureter, kandung kemih (vesica urinaria), dan uretra.
Berkemih pada dasarnya merupakan refleks spinal yang akan difasilitasi dan
dihambat oleh pusat-pusat susunan syaraf yang lebih tinggi. Urin yang
memasuki kandung kemih tidak begitu meningkatkan tekanan intravesika
sampai terisi penuh. Selama proses berkemih otot-otot perinium dan sfingter
uretra eksterna relaksasi, otot detrusor berkontraksi dan urin akan mengalir
melalui uretra.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, L. 2015. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem Edisi 9. Jakarta: EGC
Schunke, Michael et.al. 2016. Prometheus Atlas Anatomi Manusia Volume 3 Struktur
Dan Perkembangan Sistem Organ Pada Embrio Edisi 3. Jakarta:EGC
16
Lembar Penilaian Makalah
1. Ada Makalah 60
Total :
NB :
LO = Learning Objective
Dinilai oleh:
Tutor