Oleh:
NAMA : FAISAL AGUS MSTOFA
NIM : P17230193080
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Proses Terjadinya
A. Definisi
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis
(Alimul, 2006). Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan
memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki
personal hygiene baik apabila,orang tersebut dapat menjaga kebersihan
tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata,
hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan
kerapihan pakaiannya.
B. Etiologi
1) Faktor Predisposisia
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan
dirilingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang
dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik
sehinggaindividu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Kelompok sosial mempengaruhi bagaimana pasien dalam
melaksanakan praktik personal hygiene. Termasuk produk dan
frekuensi perawatan pribadi. Selama masa kanak-kanak,
kebiasaan keluarga mempengaruhi personal hygiene, misal
frekuensi mandi, waktu mandi dan jenis hygiene mulut.
c. Status sosial-ekonomi.
Status ekonomi akan mempengaruhi jenis dan sejauh mana
praktek hygiene dilakukan. Kondisi sosial ekonomi seseorang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mempertahankan
kebersihan diri.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita Diabetes Mellitus ia harus
selalu menjaga kebersihan kakinya.
2. Pohon Masalah
Gangguan Kognitif
Penurunan Motivasi
Kelemahan
Diagnosis Intervensi
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Tindakan keperawatan
Defisit perawatan diri : Setelah dilakukan intervensi O:
berpakaian,mandi selama 2x24 jam, maka
1. Monitor tingkat
berhubungan dengan perawatan diri meningkat
kemandirian
gangguan kemampuan dengan kriteria hasil :
2. Identifikasi kebutuhan
untuk
1. Kemampuan mandi alat bantu kebersihan
melakukan/menyelesaik
meningkat diri, berpakaian,
an berpakaian dan
2. Kemampuan berhias, makan
merapikan dan
mengenakan pakaian T:
menyelesaikan aktifitas
sendiri ditandai dengan meningkat 1. Dampingi dalam
klien mengatakan tidak 3. Kemampuan makan melakukan perawatan
ada pakaian yang cocok meningkat diri sampai mandiri
dengannya, sehingga 4. Kemampuan ke toilet 2. Fasilitasi
pasien bertahan dengan (BAB/BAK) meningkat kemandirian,bantu
pakaiannya,pakaian jika tidak mampu
klien tampak tidak rapi melakukan perawatan
dan klien mengatakan diri
pakaiannya masih 3. Jadwalkan rutinitas
bersih,klien perawatan diri
mengatakan tidak ada E:
alat mandi,rambut klien
1. Anjurkan melakukan
tampak
perawatan diri secara
berketombe,tubuh klien
konsisten sesuai
tampak kotor dan klien
kemampuan
mengatakan badannya
masih bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Medika.
Salemba Medika.