PENGEMBANGAN KURIKULUM
” Model Pengembangan Kurikulum”
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek
yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan,
politik, budaya, dan sosial) proses pengembangan, kebutuhan peserta didik,
kebutuhan masyarakat maupun arah prigram pendidikan. Dewasa ini telah banyak
dikembangkan model-model pengembangan kurikulum. Setiap model pengembangan
kurikulum tersebut memiliki karakteristik pada pola desain, implementasi, evaluasi
dan tindak lanjut dalam pembelajaran. Dalam pengembangan kurikulum dapat
diidentifikasi berdasarkan basis apa yang akan di capai dalam kurikulumtersebut,
seperti alternatif yang menekankan pada kebutuhan mata pelajaran, peserta didik,
penguasaan kompetensi suatu pekerjaan, kebutuhan masyarakat atau permasalahan
sosial. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum perlu dilakukan dengan
berlandaskan pada teori yang tepat agar kurikulum yang dihasilkan bisa efektif,
sehubungan dengan hal tersebut, dalam makalah ini akan di uraikan beberapa model
pengembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana model pengengembangankurikulum Model Tyler, administrative,
Grass Root, Hilda Taba, Wheeler, Beauchamp, dan Roger?
C. Tujuan
Mengetahu I model pengembagankurikulumModel Tyler, administrative,
Grass Root, Hilda Taba, Wheeler, Beauchamp, dan Roger
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karena itu, menurut tyler ada empat tahap yang harus dilakukan
dalam pengembangan kurikulum yang meliputi:
Ada llima faktor yang menjadi arah penentuan tujuan pendidikan, yaitu:
pengeembangan kemampuan berpikir, membantu memperoleh informasi,
pengembangan sikap kemasyarakatan, pengembangan minat peserta didik dan
pengeembangan sikap sosial.
1
Subandijah,pengembangan dan inovasikurikulum. Hlm.71
2
John D meneil, contemporary curriculum(unitwd states of America)hlm.365
E. Model Wheeler
Menurut wheeler pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang
membentuk lingkaran. Proses pengembangan kurikulum terjadi secara terus
menerus. Wheeler berpendapat proses pengembangan kurikulum terdiri dari lima
fase. Setiap fase merupakan pekerjaan yang berlangsung secara sistematis atau
berurut. Artinya kita tidak dapat menyelesaikan fase kedua manakala fase pertama
belum terselesaikan.
Wheller berpendapat, pengembangan kurikulum terdiri atas lima tahap, antara
lain :
1. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bias merupakan
tujuan yang bersifat normative yang mengandung tujuan filosofis atau tujuan
pembelajaran umum yang bersifat praktis. Sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan yang bersifat spesifik dan objective yaitu tujuan yang dapat diukur
pencapaianya.
2. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama.
3. Menentukan isi atau materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar.
4. Mengoerganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan materi belajar.
5. Dalam melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan.
Dalam langkah-langkah yang di kemukakan oleh wheeler, maka tampak
bahwa pengembangan kurikulum membentuk sebuah siklus. Pada hakikatnya
setiap tahapan pada siklus membentuk sebuah system yang terdiri dari komponen-
komponen pengembangan yang saling bergantung satu sama lainya.3
F. Model Roger
Model ini didasarkan pada kebutuhan untuk menciptakan serta
memelihara suasana yang baik terhadap perubahan. Dalam melakukan hal ini
digunakan pengalaman kelompok yang intensif, untuk menghasilkan sesuatu yang
berhubungan dengan berbagai keterampilan serta pengalaman yang mendasar.
Ada 3 langkah yang harus dilakukan untuk menjalin hubungan interpersonal
dalam pengembangan kurikulum model roger ini.
3
Dr. Sanjaya Wina, Kurikulum dan pembelajaran(Teori dan Praktek KTSP),( Kencana,2008)hlm.95
b. Langkah kedua adalah kelompok intensif diantara para guru. Konsep sama
dengan administrator, dimana pengalamanya lebih lama dan dapat
dipertimbangkan dengan masalah ukuran staff, finansial, serta berbagai
variasinya. Kegiatan ini memberikan keuntungan seperti :
1. Mampu mendengarkan peserta didik
2. Menerima ide inovatif dari peserta didik
3. Memperhatikan interaksi peserta didik khusunya dalam bahan pelajaran
4. Memcahkan masalah bersama peserta didik
5. Mengembangkan suasana kelas yang demokratis
c. Langkah ketiga yaitu pengembangan pengalaman kelompok intensif untuk
unit kelasataupembelajaran. Roger menyarankan lima hari untuk kegiatan ini,
dimana masyarakat boleh mengikutinya dengan tujuan menciptakan suasana
yang lebih nyaman, dan menyenangkan. Pengaruh kegiatan ini bagi peserta
didik adalah :
1. Peserta didik merasa lebih bebas dalam menyuarakan perasaanya yang
positif maupun negative
2. Bekerja berdasarkan perasaan yang mengarah pada pada penyelesaian
secara realistis
3. Memiliki lebih banyak energy untuk belajar, karena kurang memiliki rasa
takut terhadap penilaian dan hukuman
4. Menemukan rasa tanggung jawab terhadap cara belajarnya sendiri
5. Menemukan proses untuk menyelesaikan masalahnya sendiri4
G. Model Beauchamp
Model pengembangan kurikulum ini di kembangkan oleh beauchamp
seorang ahli kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima langkah dalam
pengembangan suatu kurikulum.
Pertama, menetapkan area atau lingkup wilayah yang akan di cangkup
oleh kurikulum tersebut, apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten, proponsia
atau nasional. Pentahapan area ini ditentukan oleh wewenang yang dimiliki oleh
pengambil kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum.
BAB III
PENUTUP
5
Lismina,PengembanganKurikulum,(UwaisInspirasi Indonesia), Hlm.96-98
A. Kesimpulan
Dalam pengembangan kurikulum, model dapat merupakan ulasan teoritis
tentang suatu proses kurikulum secarah menyeluruh atau dapat pula merupakan ulasan
tentang salah satu ulasan kurikulum. Disamping itu, ada model yang mempersoalkan
keseluruhan proses dan ada pula yang hanya menitikberatkan pandangannya pada
mengutamakan uraianya pada segi organisasi kurikulum dan ada pula yang
pada faktor-faktor konstan, sehingga ulasan tentang model yang dibahas dapat
DAFTAR PUSTAKA