3 72
P
Teknologi dalam bidang konversi energi saat ini telah erkembangan teknologis saat ini sangat pesat dalam
berkembang sangat pesat dalam memunculkan berbagai ide- berbagai bidang terlebih di dunia industrialisasi.
ide kreatif untuk dimanfaatkan dalam bidang industri. Salah Teknologi dalam bidang konversi energy saat ini telah
satunya boiler, boiler adalah bejana yang digunakan untuk berkembang sangat pesat dalam memunculkan berbagai ide
menghasilkan uap air (steam) yang akan digunakan sebagai ide kreatif untuk dimanfaatkan dalam bidang industry. Salah
pemanas atau tenaga penggerak seperti turbin. Salah satu satunya boiler, boiler adalah bejana yang digunakan untuk
perangkat kontrol modern yang dapat diterapkan dalam menghasilkan uap air (steam) yang akan digunakan sebagai
berlangsungnya proses produksi di industri saat ini adalah pemanas atau tenaga penggerak. Pada industri proses,
PLC (Programmable Logic Controller) sebagai kontroler dan biasanya terdapat boiler yang dapat menghasilkan steam untuk
HMI (Human Machine Interface) sebagai alat untuk digunakan mengalirkan panas ke suatu proses. Steam yang
memonitoring kinerja sistem secara real time. Dengan dihasilkan oleh boiler ini berasal dari air yang diumpan pada
berkembangnya sistem kontrol pada suatu industri, maka boiler dan kemudian dididihkan. Setelah didihkan dalam
modul miniplant boiler yang merupakan salah satu peralatan temperatur tertentu uap siap dialirkan ke plant, seperti
yang ada di indistri ini dapat digunakan sebagai media pemanas atau turbin. Dalam proses mengubah air menjadi uap
pembelajaran di laboraturium sebelum masuk ke dunia sering terjadi kendala sehingga keluaran tidak sesuai dengan
industri yang sesungguhnya. Pengontrolan suhu pada mini yang dikehendaki, salah satunya temperatur yang terlalu
boiler merupakan suatu hal yang sangat penting karena suhu rendah atau terlalu tinggi dari setpoint.
merupakan parameter yang mudah berubah sehingga perlu Temperatur yang tidak sesuai dengan setpoint akan
dilakukan pengontrolan agar suhu dapat tetap stabil pada nilai menyebabkan banyak masalah seperti terjadinya overpressure
tertentu terhadap berbagai gangguan sehingga tidak terjadi dan overheat yang menyababkan tekanan uap tidak sesuai
kegagalan sistem akibat suhu yang terlalu tinggi. Untuk dengan spesifikasi yang diinginkan. Selain itu kegagalan
mendapatkan respon sistem yang stabil, diterapkan metode dalam proses pengontrolan juga dapat mengakibatkan
kontrol PID pada sistem. Pada skripsi ini digunakan miniplant kegagalan sistem yang bisa berakibat fatal, seperti rusaknya
boiler dengan ukuran diameter tabung 15 cm dengan panjang bejana karena temperature yang tidak dikontrol dengan baik
30 cm dan kapasitas 5 L. Suhu yang dikontrol pada tabung bahkan bisa menyebabkan terjadinya ledakan karena bejana
adalah 100 °C dengan hasil nilai parameter PID menggunakan tidak kuat menahan tekanan yang dihasilkan.
metode Ziegler Nichols Sistem Orde 1 diperoleh nilai Kp = Berawal dari kondisi diatas, skripsi ini bertujuan untuk
20.03, Ti =120 dan Td = 4,2. Dan dari grafik respon sistem membuat sebuah modul miniplant boiler yang dapat
diperoleh karakteristik %error steady state = 0,1 %, time rise digunakan sebagai media pembelajaran di Laboratorium
(Tr) = 2130 s, time delay (Td) = 900, dan settling time (Ts) = Teknik Elektronika untuk mengimplementasikan cara
2370 s. Dari nilai parameter kontrol PID tersebut, meminimalisir sistem failure dan menjaga kondisi sistem agar
menunjukkan respon sistem yang baik dan mampu menjaga tetap berada pada kondisi yang diinginkan dalam bentuk
suhu sesuai dengan setpoint yang diberikan pada HMI untuk sebuah miniplant boiler. Modul miniplant boiler ini
kondisi sistem tanpa diberikan gangguan atau diberikan menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) S7-200
gangguan CPU224 sebagai kontroler dan HMI (Human Machine
Kata Kunci : Boiler, Kontrol suhu ,PLC, HMI.PID. Interface) Omron NB7W-TW000B sebagai alat untuk
memonitoring kinerja sistem secara real time serta
menggunakan metode kontrol PID. Kontrol PID digunakan
karena kontrol PID merupakan jenis kontrol yang secara
umum banyak digunakan di industri dan memiliki
Rizal Braman Setya adalah mahasiswa D4 Teknik Elektronika Politeknik karakteristik respon yang cepat dan stabil sehingga dapat
Negeri Malang digunkanan untuk mengontrol suhu agar tetap terjaga sesuai
Muhammad Rifa’I dan Edi Sulistio Budi adalah dosen Jurusan Teknik dengan setpoint yang diinginkan [2]. Tujuan pada skripsi ini
Elektro Politeknik Negeri Malang adalah dapat menjaga suhu boiler tetap pada suhu 100 OC.
JURNAL ELKOLIND, SEPTEMBER 2109, VOL.06, N0. 3 73
II. TINJAUAN PUSTAKA Interface (HMI) yaitu membuat visualisasi sistem secara nyata
sehingga mempermudah operator memonitor serta
mengendalikan langsung secara real time terhadap proses
2.1 Boiler yang sedang berlangsung. Selain itu, HMI dapat menunjukkan
Boiler/ketel uap merupakan bejana tertutup dimana panas kesalahan mesin, status mesin, dan memudahkan operator
pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk uap air panas dalam menjalankan atau menghentikan kerja mesin. Gambar 2
atau steam. Air adalah media yang berguna dan murah untuk menunjukkan HMI Omron NB7W-TW000B yang digunakan
mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau steam pada pada skripsi ini.
tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk
energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi
steam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali,
menghasilkan tenaga yang besar dan mudah meledak,
sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus
dikelola dan dijaga dengan sangat baik [6].
III. METODOLOGI
b. Dimensi Tabung
- Diameter : 15 cm
3.2 Desain Mekanik - Panjang : 30 cm
Gambar P&ID alat secara keseluruhan dapat dilihat pada - Tebal : 0.5 mm
Gambar 8 berikut. - Kapasitas : 5 liter
- Bahan : Stainless Steel
c. Dimensi Rangka Boiler
- Tinggi : 15 cm
- Panjang : 30 cm
- Bahan : Besi
2. Spesifikasi Elektronik
a. PLC Siemens S7-200 CPU 224 DC/DC/DC
- Tegangan : 24 VDC
- Digital Input : 14
- Digital Output : 10
b. Expand PLC Siemens S7-200
Gambar 8. P&ID alat secara keseluruhan
- Tegangan : 24 VDC
- Analog Input : 4 x 12 Bit (EM231)
Sedangkan gambar mekanik keseluruhan dan gambar
- Sinyal Input : 0-5 VDC / 0-10 VDC /
mekanik mini boiler dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10
0-20 mA
berikut.
- Analog Output : 2 x 12 Bit (EM232)
- Sinyal Output : ±10 VDC / 0-20 mA
c. HMI Omron NB7W-TW00B
- Tegangan : 24 VDC
- Ukuran : 7 inch
- Resolusi : Touch Screen, 800x480
pixel
d. Sensor RTD (PT100)
- Jenis Sensor : Wire Wound
- Range Suhu : -200 ℃ s/d 400 ℃
- Sensitifitas : 0,385 Ω/℃
e. Immersion Heater
- Tegangan : 220 V
- Watt : 1000 W
Gambar 9. Mekanik alat secara keseluruhan - Dimensi : 16 mm x 180 mm
f. Power Supply
- Tegangan : 24 V
- Arus :2A
Selain pengujian dengan pembacaan suhu yang dengan hasil pengukuran output sensor sebelum penguatan
ditampilkan pada HMI dengan termometer, juga dilakukan dan setelah penguatan oleh pengkondisi sinyal berdasarkan
pengujian sensor suhu dengan membandingkan hasil perubahan suhu. Perbandingan hasil perhitungan dan
pengukuran nilai resistansi dari sensor PT100 dengan nilai pengukuran output sensor tanpa penguatan dapat dilihat pada
yang ada pada datasheet untuk pengujian setiap perubahan tabel 4 berikut :
suhu sebesar 10 °C. Hasil dari perbandingan nilai resistansi
tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut : Tabel 4. Perbandingan Output Sensor PT100 Tanpa
Penguatan
Tabel 3.Hasil Perbandingan nilai Resitansi Sensor PT100
Hasil perbandingan nilai tegangan dengan suhu yang Dari tabel 6 diatas dapat disimpulkan bahwa semakin
diperoleh pada tabel 5 diatas, dapat diolah dalam bentuk grafik besar input pewaktu yang diberikan maka semakin lama waktu
seperti pada gambar 16 berikut : dari output TRIAC untuk aktif.
Berdasarkan grafik respon sistem tanpa kontroler pada Dari grafik respon sistem menggunakan kontrol PID
Gambar 17 diatas, diperoleh nilai L = 130 dan T = 2170. dengan manual tuning seperti yang ditunjukkan pada gambar
Selanjutnya pengambilan data dilakukan dengan cara 19 diatas, diperoleh karakteristik respon sistem seperti
memasukkan nilai Kp = 20.03, Ti = 260 dan Td = 65 terhadap ditunjukkan pada tabel 9 berikut.
setpoint 100 °C. Hasil dari respon sistem dengan kontroler
PID dapat dilihat pada Gambar 18 berikut. Tabel 9. Karakteristik Respon kontrol PID manual tuning
detik. Hasil dari respon sistem dapat dilihat pada Gambar 21 pembukaan valve dengan waktu yang sama diperoleh hasil
berikut yang memiliki karakteristik berbeda. Dimana semakin besar
gangguan yang diberikan kepada sistem, maka semakin lama
respon sistem untuk kembali menstabilkan sistem pada
setpoint yang telah dtentukan. Dan lambatnya respon dari
sistem bisa dikarenakan beberapa faktor antara lain yaitu
faktor spesifikasi pemanas dan elemen pemanas itu sendiri.
V. PENUTUP
5.1 Kesumpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah
dilakukan pada sistem pengaturan suhu mini boiler
Gambar 21 Grafik Respon kontrol PID dengan gangguan menggunakan PLC dan HMI, maka dapat ditarik beberapa
25% kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengujian sensor suhu, perbandingan antara
Dari grafik respon sistem kontrol PID dengan gangguan pembacaan sensor suhu pada tampilan HMI dengan
sebesar 50% seperti yang ditunjukkan pada gambar 21 diatas, thermometer memiliki nilai error minimal sebesar 0%
Dari grafik respon sistem kontrol PID dengan gangguan dan error maksimal sebesar 3.33% dengan nilai error
sebesar 50% seperti yang ditunjukkan pada gambar 21 diatas, rata-rata sebesar 1.10%. Dari nilai error tersebut
dengan error steady state sebesar 1.9 °C saat diberikan menunjukkan bahwa sensor suhu dapat menunjukkan
gangguan, waktu yang dibutuhkan sistem untuk kembali kinerja yang cukup akurat dan presisi. Dan pada
menstabilkan suhu boiler pada suhu 100 °C adalah 630 s. rangkaian pengkondisi sinyal PT100, tegangan output
Waktu untuk kembali menstabilkan suhu ke setpoint tidak yang dihasilkan mampu memberikan kinerja yang cukup
terlalu lama dan perubahan suhu tergolong cepat karena diberi optimal dengan memiliki range output antara 1,21V –
gangguan sebesar 50%. 4,92V sehingga dapat dioleh dengan baik oleh kontroler
PLC.
4.5.4 Kontrol PID dengan Gangguan 100% 2. Pada pengujian kontrol PID menggunakan metode
Menggunakan parameter PID dengan nilai Kp = 20.03, Ziegler-Nichols, diperoleh paramater kontrol PID dengan
Ti =120 dan Td = 4.2, saat sistem telah mencapai setpoint nilai dengan Kp = 20.03, Ti =120 dan Td = 4,2. Dan dari
100°C sistem diberikan gangguan dengan cara membuka valve greafik respon sistem diperoleh karakteristik % error
secara maksimal dengan waktu selama 60 detik. Hasil dari steady state = 0,1 %, time rise (Tr) = 2130 s, time delay
respon sistem dapat dilihat pada Gambar 22 berikut (Td) = 900, dan settling time (Ts) = 2370 s.
3. Pada pengujian kontrol PLC dan HMI, PLC mampu
memberikan kinerja yang baik dan akurat untuk setiap
perubahan sistem dan HMI dapat memberikan tampilan
visual yang real time dan presisi untuk setiap respon
input dan output dengan rata-rata interval waktu respon
sebesar 0.25 second.
4. Pada pengujian sistem, dengan kontrol PID diperoleh
respon sitem yang lebih cepat dan lebih stabil jika
dibandingkan dengan tanpa kontroler. Dan saat sistem
diberikan gangguan sebesar 25%, 50%, dan 100% pada
pembukaan valve dengan waktu yang sama yaitu 15s
diperoleh hasil dimana semakin besar gangguan yang
diberikan kepada sistem, maka semakin lama respon
Gambar 22 Grafik Respon kontrol PID dengan gangguan
sistem untuk kembali menstabilkan sistem pada setpoint
100%
yang telah dtentukan.
Dari grafik respon sistem kontrol PID dengan gangguan
5.2 Saran
sebesar 100% seperti yang ditunjukkan pada gambar 22 diatas,
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah
dengan error steady state sebesar 2.6 °C saat diberikan
dilakukan pada sistem pengaturan suhu mini boiler
gangguan, waktu yang dibutuhkan sistem untuk kembali
menggunakan PLC dan HMI, maka saran dari penulis untuk
menstabilkan suhu boiler pada suhu 100 °C adalah 750 s.
pengembangan penelitian tentang alat ini lebih lanjut adalah
Waktu untuk kembali menstabilkan suhu ke setpoint tergolong
sebagai berikut :
lama dan perubahan suhu tergolong lama karena gangguan
1. Untuk melakukan pengembangan alat sebaiknya
yang diberikan sebesar 100%.
menggunakan metode kontrol yang berbeda seperti Fuzzy
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan
gangguan pada sistem sebesar 25%, 50%, dan 100% pada
JURNAL ELKOLIND, SEPTEMBER 2109, VOL.06, N0. 3 81
DAFTAR PUSTAKA