Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK BERKAITAN DENGAN


PENGESAHAN UU CIPTA LAPANGAN KERJA (OMNIBUS LAW)
DALAM ASPEK KETENAGAKERJAAN

Oleh:

Amelia Natasya Eka Puspita

203141914111030

BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI TERAPAN

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ujian tengah
semester yang berjudul “Analisis Pengambilan Keputusan Manajemen Perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU Cipta
Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan” ini tepat pada
waktunya

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ujian tengah semester Ibu Fitriana Rahma Dhanias, SE., MSA., Ak pada mata
kuliah Akuntansi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Analisis Pengambilan Keputusan Manajemen
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU
Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitriana Rahma Dhanias, SE.,
MSA., Ak selaku dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 12 Oktober 2021

Amelia Natasya Eka Puspita

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 4
2.1 Pengertian Omnibus Law ....................................................................... 4
2.2 Karakteristik Omnibus Law ................................................................... 5
2.3 Konsep Omnibus Law............................................................................ 5
2.4 Pengertian Ketenagakerjaan ................................................................... 7
2.5 Tujuan Dibentuknya Hukum Ketenagakerjaan ....................................... 7
2.6 Manfaat Dibentuknya Hukum Ketenagakerjaan ..................................... 8
BAB III.............................................................................................................. 10
PEMBAHASAN DAN ANALISIS KASUS ...................................................... 10
3.1 Profil Perusahaan ................................................................................. 10
3.2 Perbedaan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang
Omnibus Law Cipta Kerja .............................................................................. 11
3.3 Dampak Penerapan Omnibus Law Dalam Aspek Ketenagakerjaan Pada
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur ...................................................... 18
3.4 Sistem Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU Cipta Lapangan Kerja
(Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan ............................................. 21
BAB IV ............................................................................................................. 23
PENUTUP ......................................................................................................... 23
4.1 Evaluasi ............................................................................................... 23
4.2 Kesimpulan.......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketenagakerjaan merupakan suatu persoalan yang menjadi momok bagi
negara berkembang. Permasalahan ini menyangkut asas kependudukan dan
keseimbangan ekonomi. Seperti halnya Indonesia, merupakan negara dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, problematika kependudukan selalu
berkaitan dengan ketenagakerjaan. Sensus penduduk pada tahun 2015
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah menyentuh angka
238.518.000 jiwa, dan telah diproyeksi pada tahun 2020 jumlah penduduk jauh
meningkat hingga 271.066.000 jiwa. Berdasarkan dengan kondisi yang ada,
yang sangat dikhawatirkan adalah mengenai kesediaan lapangan kerja yang
menyebabkan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.

Saat ini Indonesia dikabarkan telah terdiagnosa sedang mengalami krisis


lapangan kerja. Berbagai Undang-Undang yang mengatur khusus terkait
ketenagakerjaan kian hari mendapat kecaman dari pekerja sendiri. Memberikan
perlindungan para pekerja terhadap kekonsistenan perusahaan ialah suatu upaya
untuk mengendalikan perusahaan dalam hal pemutusan hubungan kerja tak
beraturan, Sehingga, pemutusan hubungan kerja wajib melalui perundingan
oleh kedua belah pihak. Hal ini mengusahakan agar tidak terjadi pemutusan
hubungan kerja. Selain itu, pemerintah wajib memberikan pembinaan,
pengawasan, penyidikan, memberikan ketentuan pidana dan sanksi
administratif pada setiap perusahaan baik instansi pemerintah maupun swasta
yang melanggar ketentuan pada pasal Undang-Undang Tentang
Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, ketenagakerjaan merupakan suatu
pembahasan yang melekat antara lapangan kerja dan perusahaan.

Terlepas dari kebijakan yang tertera dalam Undang-Undang di atas


berkenaan dengan Ketenagakerjaan dan Pendirian Usaha, Pemerintah
berkehendak untuk memotong alur birokrasi dan peraturan yang tumpang-
tindih. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan investasi guna menciptakan
banyak lapangan kerja. Gagasan tersebut merupakan motif dibentuknya dua

1
Undang-Undang (UU), yakni UU Cipta Lapangan Kerja (Cilaka) dan UU
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Penataan ulang
atau peringkasan peraturan ini diperkenalkan oleh Joko Widodo dalam pidato
yang Ia berikan saat pelantikan dengan istilah omnibus law.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana profil, visi, dan misi Perusahaan PT. Indofood Sukses
Makmur?
1.2.2 Bagaimana Perbedaan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Undang-
Undang Omnibus Law Cipta Kerja?
1.2.3 Bagaimana Dampak Omnibus Law Dalam Aspek Ketenagakerjaan
Pada Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk?
1.2.4 Bagaimana Sistem Pengambilan Keputusan Manajemen Pada
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan
Pengesahan UU Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek
Ketenagakerjaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui profil, visi, dan misi Perusahaan PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk.
1.3.2 Untuk mengetahui Perbedaan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan
Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.
1.3.3 Untuk mengetahui Dampak Omnibus Law Dalam Aspek
Ketenagakerjaan Pada Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
1.3.4 Untuk mengetahui Sistem Pengambilan Keputusan Manajemen Pada
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan
Pengesahan UU Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek
Ketenagakerjaan.

1.4 Manfaat Penulisan


Bagi penulis makalah ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai Analisis Pengambilan Keputusan Manajemen
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan
UU Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan.

2
Bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
bagaimana profil perusahaan dan Analisis Pengambilan Keputusan Manajemen
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan
UU Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Omnibus Law


Omnibus law merupakan Undang-Undang “sapu jagat” yang dapat
digunakan untuk mengganti beberapa norma hukum dalam beberapa Undang-
Undang. Omnibus Law adalah Undang-Undang yang dibuat untuk menyasar
satu isu besar yang dapat mencabut serta mengubah beberapa Undang-Undang
sekaligus agar menjadi lebih sederhana. Definisi Omnibus Law dimulai dari
kata Omnibus yang berasal dari bahasa Latin dan berarti untuk semuanya.
Omnibus ini berkaitan dengan berbagai objek atau tujuan, bila disandingkan
dengan kata Law maka dapat didefinisikan sebagai hukum untuk semua. Jadi
konsep Omnibus Law merupakan aturan yang bersifat menyeluruh yang bersifat
komprehensif dan tidak mengikat kepada satu rezim pengaturan.

Omnibus Law pada dasarnya berasal dari Omnibus Bill, yaitu sebuah
Undang-undang yang mencakup akan berbagai macam isu. Menurut Pakar
Hukum Tata Negara Bivitri Savitri, Omnibus Law diartikan sebagai sebuah
undang-undang (UU) yang dibuat untuk menyasar isu besar yang ada di suatu
negara. Menurut Pakar Hukum Tata Negara Fahri Bachmid di dalam dunia ilmu
hukum, konsep “omnibus law” merupakan suatu konsep produk hukum yang
berfungsi untuk mengkonsolidir berbagai tema, materi, subjek dan peraturan
perundang-undangan pada setiap sektor yang berbeda untuk menjadi satu
produk hukum besar dan holistic.

Omnimbus law kerap diadopsi oleh negara dengan system common law
sedangkan Indonesia menganut sistem civil law. Omnimbus law ialah sebuah
konsep hukum baru bagi Indonesia yang diperkenalkan oleh Presiden Joko
Widodo sebagai upaya peningkatan laju investasi. Beberapa negara di dunia
telah mempraktikkan kebijakan hukum ownimbus law seperti Kanada, Irlandia,
dan Amerika Serikat. Irlandia merupakan salah satu negara yang mencapai
rekor dunia dalam hal ini karena ia mampu menghapus 3.225 Undang-Undang
melalui omnibus law. Apabila diterapkan, Indonesia akan terkendala karena
sistem peraturan Perundang-undangan yang berbeda.

4
2.2 Karakteristik Omnibus Law
Ada Beberapa hal yang menjadi karakteristik pada Omnibus Law, yaitu
pertama pada karakteristik umum yang terbagi atas:

a. Akselerasi Proses Legislasi


Omnibus law sebagai perwujudan efisiensi dan efektivitas dalam proses
legislasi. Proses legislasi dari awal hingga diundangkan selalu memakan
waktu berbulan-bulan bahkan tahun, dengan Omnibus Law kemudian dapat
mempersingkat beberapa alur legislasi sehingga sebuah UU akan lebih cepat
selesai.
b. Kompleksitas Permasalahan
Banyak atau beragamnya permasalahan yang diatur dalam satu Undang-
Undang yang berarti tidak hanya mengatur satu jenis permasalahan saja.

Kemudian terdapat lagi karakteristik khusus dala Omnibus Law yang


diantaranya:

a. Berbentuk Kodifikasi
Suatu bentuk hukum yang dibuat secara tertulis, dimana pembuatnya
memberikan suatu bentuk yurisdiksi khusus yang berisikan rumusan asas
yang dibuat secara tertulis sebagai standar operasi berlakunya ketentuan
dalam kodifikasi.
b. Gaya atau Motif Politik
UU adalah produk hukum yang pembuatannya tidak lepas dari proses
politik. Gaya atau motif politik yang dimaksud disini merujuk kepada cara
yang digunakan legislatif maupun eksekutif untuk melancarkan proses
legislasi. Gaya atau motif politik ini sebenarnya bertujuan untuk
mengakselerasi proses legislasi, namun tidak jarang ditemukan dalam
praktik bahwa gaya atau motif politik bertujuan untuk membentuk
konsensus baik di partai politik, parlemen, maupun pemerintah dengan
parlemen.

2.3 Konsep Omnibus Law


Secara sederhana, perbedaan antara civil law dengan common law terletak
pada bentuk dari peraturan perundang-undangannya. Civil law merupakan

5
hukum yang dibuat berdasarkan kodikasi hukum yang dilakukan oleh lembaga
legislatif. Berbeda dengan common law yang pada mulanya tidak memiliki
hukum tertulis, namun lebih bertitik berat pada hukum yang dibuat berdasarkan
keputusan hakim. Di Amerika teknik ini memungkinkan suatu rancangan
undang-undang terpau (omnius bill) yang berisi perubahan atau bahkan
penggantian beberapa undang-undang sekaligus , diajukan ke parlemen untuk
mendapat persetujuan dalam satu kesempatan pengambilan keputusan.
Kelebihan undang-undang ini hanyalah dan tak lebih dari sifatnya yang
multisektor dan waktu pembahasannya yang bisa lebih cepat daripada
pembentukan undang-undang biasa. Kelebihan inilah yang mengandung bahaya
jika ditrapkan di Negara civil law demokratis seperti Indonesia karena:

1. Omnibus law berpotensi mengabaikan ketentuan formal pembentukan


undang undang. Sifatnya yang cepat dan merambah banyak sektor
dikhawatirkan akan menerobos beberapa tahapan dalam pembentukan
undang-undang baik ditingkat perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan maupun pengundangan. Pelanggaran ini bertentangan dengan
prinsip Negara hukum yang menghendaki segala Tindakan pemerintah
didasari hukum.
2. Omnibus law mempersempit keterbukaan dan partisipasi public dalam
pembentukan undang-undang. Dalam praktik di beberpa Negara,
pembentukan omnibus law didominasi oleh pemerintah atau DPR. Materi
dan waktu pengerjaannya pun bergantung pada instansi tersebut. Biasanya
undang – undang diusahakan selesai secepat mungkin bahkan hanya dalam
satu kesempatan pengambilan keputusan. Akibatnya ruang partisipasi
public menjadi kecil bahkan hilang. Padahal prinsip keterbukaan dan
partisipasi dalam membuat undang-undang adalah roh utama dalam Negara
demokratis. Pelanggaran atas prinsip ini tentu sangat mengkhawatrikan.
3. Omnibus law bisa menambah beban regulasi jika gagal diterapkan. Dengan
sifatnya yang mencakup lebih dari satu aspek yang digabung menjadi satu
undang-undang, pembahasan undang-undang omnibus law dikhawatirkan
tidak komprehensif. Pembahasan akan berfokus pada undang-undang
omnibus law melupakan undang-undang yang akan dicabut yang akan

6
menghadirkan beban regulasi lebih kompleks. Misalnya bagaimana dampak
turunan dari undang-undang yang dicabut, dampak terhadap aturan
pelaksanaannya dan implikasi praktis di lapangan. Belum lagi jika undang-
undang omnibus law ini gagal diterapkan dan membuat persoalan regulasi
semakin runyam. Dalih lex posterior derogate legi pori (hukum baru
mengesampingkan hukum lama) saja tidak cukup karena menata regulasi
tidak bisa dengan pendekatan satu.

2.4 Pengertian Ketenagakerjaan


Menurut beberapa ahli menyatakan bahwa ketenagakerjaan yaitu:

1. Menurut Dr.A.Hamzah SH menyatakan bahwa ketenagakerjaan adalah


tenaga kerja yang bekerja di dalam maupun di luar suatu hubungan kerja
dengan alat produksi utama sebagai proses produksi tenaga kerja itu
sendiri, baik tenaga fisik maupun pikiran.
2. Alam. S menyatakan ketenagakerjaan adalah penduduk yang berusia
sekitar 15 tahun keatas dari Negara berkembang seperti Indonesia. Yang
mampu mengolah berbagai aspek dunia kerja menjadi buruan
kompetitor. Sedangkan di negara maju, tenaga kerja yang diperbolehkan
untuk bekerja berumur antara 15 hingga 64 tahun.

Jika digabungkan arti ketenagakerjaan dapat diartikan adalah segala


sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama
dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan yang
menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa. Dari aspek hukum
ketenagakerjaan merupakan bidang hukum privat yang memiliki aspek
publik, karena meskipun hubungan kerja dibuat berdasarkan kebebasan para
pihak, namun terdapat sejumlah ketentuan yang WAJIB tunduk pada
ketentuan pemerintah dalam artian hukum publik. Ketenagakerjaan juga
dapat diartikan segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

2.5 Tujuan Dibentuknya Hukum Ketenagakerjaan


Jika di Indonesia diatur oleh Hukum, maka dalam aspek ketenagakerjaan
juga berhubungan dengan hukum sebagai tenaga kerja pada waktu sebelum,

7
sesudah hingga selama orang tersebut bekerja. Hingga akhirnya mencapai
tujuan dari hukum ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

1. Mendayagunakan sistem tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.


2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja
sesuai dengan keahliannya.
3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan keluarga berupa
kesejahteraan.

2.6 Manfaat Dibentuknya Hukum Ketenagakerjaan


Hukum ketenagakerjaan juga mengatur hubungan antara tenaga kerja
dengan pengusaha suatu perusahaan. Di mana hubungan tersebut memiliki
perjanjian kerja antar perusahaan dan pekerja. Sehingga pekerja bisa
mendapatkan haknya selama tenaga mereka dipergunakan agar mereka
mendapatkan motivasi, seperti apa hak yang mereka dapatkan:

1. Pemberian Upah/Gaji Ketika Bekerja


Adanya sistem pembayaran pada tenaga kerja (karyawan) yang disebut
gaji, ini memiliki arti bahwa tenaga mereka dihargai. Sehingga apa yang
telah mereka berikan kepada perusahaan mendapat perhatian dari pihak
pengusaha.
2. Adanya Tunjangan Bagi Karyawan Berprestasi
Menjadi seseorang yang memiliki intelektual tinggi pasti
kecenderungan untuk berfikir cerdas bisa mereka dapatkan. Hingga
akhirnya prestasilah yang akan membesarkan nama mereka. Sehingga
pihak perusahaan akan memberikan tunjangan atas prestasi yang
didapat.
3. Mendapatkan Hak Sebagai Pelindungan
Jika berada dalam lingkungan pekerjaan, tentu orang yang mulai
mengabdikan dirinya sebagai karyawan pasti memiliki sebuah
perlindungan. Dimana perlindungan tersebut berguna untuk dirinya agar
jaminan bekerja bisa terealisasikan dan merasa damai.
4. Mendapatkan Perlakuan Yang Sama Tanpa Diskriminasi

8
Menjadi seorang karyawan, tentu harus mendapatkan perlakuan yang
sama terhadap karyawan satu dengan yang lain. Agar tidak ada rasa
diskriminasi yang memasuki dunia pekerjaan. Sehingga dunia kerja
memiliki suasana yang damai dan nyaman.
5. Mendapatkan Hak Atas Keselamatan Kerja
Bagi tiap karyawan yang diperhatikan oleh atasan. Pasti akan
mendapatkan haknya dengan memberikan kesejahteraan hidup keluarga
maupun individu. Agar nilai keselamatan kerja bisa berjalan dengan
baik. Dengan adanya berbagai macam tunjangan dan dokumen penting
yang diajukan oleh perusahaan

9
BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISIS KASUS

3.1 Profil Perusahaan


PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang berbasis di
Indonesia yang utamanya bergerak dalam industri pengolahan makanan.
Perusahaan ini mengklasifikasikan bisnisnya menjadi lima segmen: produk
konsumen bermerek, bogasari, agrobisnis, distribusi serta budi daya dan
pengolahan sayuran. Awalnya perusahaan yang berdiri pada 1990 ini bernama
PT. Panganjaya Intikusuma. Kemudian diubah menjadi Indofood Sukses
Makmur pada 1994. Kemudian di tahun selanjutnya perusahaan ini
mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.

Indofood terus melakukan perluasan usaha dengan mengakuisisi 80%


saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis dan
distribusi. Di tahun 2005 perusahaan membentuk perusahaan patungan dengan
Nestle, mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat, dan
mengakuisisi PT Supermi Indonesia dan PT Sarimi Asli Jaya.

Agar tetap sukses, perusahaan ini memegang nilai disiplin. Perusahaan


menjalankan bisnis dengan integritas, memperlakukan stakeholder dengan
hormat dan bersatu untuk berjuang menjadi unggul dengan inovasi yang
berkelanjutan. Produk Indofood terkenal dan sangat digemari oleh seluruh
masyarakat Indonesia dan dunia. Salah satu produk unggulan adalah mie instan
bernama Indomie.

Perusahaan menjalankan bisnis produk konsumen bermereknya melalui


anak perusahaannya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Produk-
produk ICBP mencakup produk susu, makanan ringan, biskuit, bumbu
penyedap makanan, minuman serta makanan khusus dan bernutrisi. Bisnis
bogasarinya terdiri dari produksi tepung gandum dan pasta. Beberapa merek
utama bogasarinya adalah Cakra Kembar dan Segitiga Biru. Segmen
agrobisnisnya mencakup budi daya minyak kelapa sawit dan penggilingan serta
produksi minyak goreng, margarin, dan mentega bermerek. Bisnis budi daya

10
dan pengolahan sayuran Perusahaan dijalankan oleh anak perusahaannya yang
berbasis di Tiongkok, China Minzhong Food Corp Ltd.

Visi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Visi yang ditunjukkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah


realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra nilai,
arah, dan tujuan untuk masa depan perusahaan. Visi PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. adalah “Perusahaan Total Food Solutions”.

Misi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Selain memiliki visi sebuah perusahaan juga harus memiliki misi untuk
mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Misi dari PT. Indofood Sukses
Makmur yaitu:

1. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.


2. Meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi.
3. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan
secara berkelanjutan.
4. Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan

3.2 Perbedaan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang


Omnibus Law Cipta Kerja
Mengenai perbedaan apa saja yang ada di Undang-Undang Ketenagakerjaan
dan Undang-Undang Omnibus Law. Berikut ini lampiran perbedaannya:

No Topik UU Ketenagakerjaan UU Omnibus Law Cipta


Kerja
1 Waktu
Istirahat
& Cuti
Istirahat Pasal 79 ayat 2 huruf b Draft RUU Cipta Kerja,
Mingguan UU No.13/2003 (UUK) aturan 5 hari kerja itu
menyebutkan: dihapus. Sehingga berbunyi:

11
Istirahat mingguan 1 Istirahat mingguan 1 (satu)
(satu) hari untuk 6 (enam) hari untuk 6 (enam) hari
hari kerja dalam 1 (satu) kerja dalam 1 (satu) minggu.
minggu atau 2 (dua) hari
untuk 5 (lima) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu
Istirahat Pasal 79 Ayat 2.d UUK Draft RUU Cipta Kerja ini
Panjang menyatakan: menyerahkan regulasi terkait
Istirahat panjang hak cuti panjang kepada
sekurang-kurangnya 2 perusahaan.
(dua) bulan dan RUU Cipta Kerja tidak
dilaksanakan pada tahun mencantumkan hak cuti
ketujuh dan kedelapan panjang selama 2 bulan bagi
masing-masing 1 (satu) pekerja/buruh yang sudah
bulan bagi pekerja/buruh bekerja selama 6 tahun
yang telah bekerja selama secara terus menerus dan
6 (enam) tahun secara menyerahkan aturan itu
terus-menerus pada kepada perusahaan atau
perusahaan yang sama perjanjian kerja sama yang
dengan ketentuan disepakati
pekerja/buruh tersebut
tidak berhak lagi atas
istirahat tahunannya
dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya
berlaku untuk setiap
kelipatan masa kerja 6
(enam) tahun.
Cuti Haid Pasal 81 UUK mengatur Draft RUU Cipta Kerja tidak
pekerja/buruh perempuan mencantumkan hak cuti haid
bisa memperoleh libur bagi perempuan. RUU Cipta
pada saat haid hari Kerja tidak menuliskan hak

12
pertama dan kedua pada cuti haid di hari pertama dan
saat haid kedua masa menstruasi yang
sebelumnya diatur dalam
UU Ketenagakerjaan
Cuti hamil Pasal 82 UUK mengatur Draft RUU Cipta Kerja tidak
melahirka mekanisme cuti hamil- mencantumkan pembahasan,
n melahirkan bagi pekerja perubahan atau status
perempuan. Di dalamnya penghapusan dalam pasal
juga termasuk cuti untuk tersebut
istirahat bagi
pekerja/buruh perempuan
yang mengalami
keguguran
Hak Pasal 83 UUK mengatur raft RUU Cipta Kerja tidak
menyusui bahwa pekerja/buruh mencantumkan pembahasan,
perempuan yang anaknya perubahan atau status
masih menyusu harus penghapusan dalam pasal
diberi kesempatan tersebut
sepatutnya untuk
menyusui anaknya jika
hal itu harus dilakukan
selama waktu kerja.
2 Upah
Upah Upah minimum penentuan upah hanya
Minimum ditetapkan di tingkat berdasarkan Upah Minimum
Sektoral Provinsi, Provinsi (UMP)
dan Upah Kabupaten/Kotamadya,
Minimum dan Sektoral.
Kabupaten
/Kota
Bonus Tidak diatur dalam UUK Memberikan bonus, atau
sebelumnya penghargaan lainnya bagi

13
pekerja sesuai dengan masa
kerjanya.
3 Pesangon
Uang Pasal 161 UUK • Menghapuskan uang
Pesangon menyebutkan : pesangon bagi pekerja/buruh
(1) Dalam hal yang di PHK karena surat
pekerja/buruh melakukan peringatan. Padahal dalam
pelanggaran ketentuan UU Ketenagakerjaan pasal
yang diatur dalam 161 menyebutkan
perjanjian kerja, pekerja/buruh yang di PHK
peraturan perusahaan atau karena mendapat surat
perjanjian kerja bersama, peringatan memiliki hak
pengusaha dapat mendapatkan pesangon.
melakukan pemutusan • Menghapuskan uang
hubungan kerja, setelah pesangon bagi pekerja/buruh
kepada pekerja/buruh yang di PHK karena
yang bersangkutan peleburan, pergantian status
diberikan surat peringatan kepemilikan perusahaan.
pertama, kedua, dan Pekerja/buruh yang di PHK
ketiga secara berturut- karena pergantian status
turut.Pasal 163 (1) UUK kepemilikan perusahaan
menyebutkan : tidak akan diberi pesangon
Pengusaha dapat lagi oleh perusahaan awal,
melakukan pemutusan sebab hal ini sudah dihapus
hubungan kerja terhadap dalam RUU Cipta Kerja.
pekerja/buruh dalam hal • Menghapuskan uang
terjadi perubahan status, pesangon bagi pekerja/buruh
penggabungan, yang di PHK karena
peleburan, atau perusahaan merugi 2 tahun
perubahan kepemilikan dan pailit. Pemerintah telah
perusahaan dan pekerja/ menghapus UU
buruh tidak bersedia Ketenagakerjaan pasal 164

14
melanjutkan hubungan dan 165 di dalam RUU Cipta
kerja, maka Kerja. Jadi nantinya
pekerja/buruh berhak atas pekerja/buruh yang di PHK
uang pesangon sebesar 1 karena perusahaan
(satu) kali sesuai mengalami kerugian dan
ketentuan Pasal 156 ayat pailit tidak mendapatkan
(2), uang perhargaan pesangon.
masa kerja 1 (satu) kali • Menghapuskan uang
ketentuan Pasal 156 ayat santunan berupa pesangon
(3) dan uang penggantian bagi ahli waris atau keluarga
hak sesuai ketentuan apabila pekerja/buruh
dalam Pasal 156 ayat meninggal. Draft RUU Cipta
(4).Pasal 164 dan 165 Kerja juga telah menghapus
UUK mengatur mengenai pemberian uang santunan
pekerja/buruh yang di berupa pesangon, hak uang
PHK karena perusahaan penghargaan masa kerja dan
merugi dan pailit berhak uang penggantian hak bagi
mendapat pesangon.Pasal ahli waris yang ditinggalkan.
166 UUK mengatur hak • Menghapuskan uang
keluarga buruh atau pesangon bagi pekerja/buruh
pekerja. Bila buruh atau yang di PHK karena akan
pekerja meninggal dunia, memasuki usia pensiun.
pengusaha harus Pemerintah telah menghapus
memberikan uang kepada pasal 167 UUK yang isinya
ahli waris. mengatur pesangon bagi
Pasal 167 UUK mengatur pekerja/buruh yang di PHK
mengenai pesangon untuk karena memasuki usia
pekerja/buruh yang di pensiun.
PHK karena memasuki
usia pensiun.
4 Pemutusa
n

15
Hubunga
n Kerja
(PHK)
Alasan Melihat pada UU RUU Cipta Kerja menambah
perusahaa Ketenagakerjaan, ada 9 5 poin lagi alasan
n boleh alasan perusahaan boleh perusahaan boleh melakukan
melakukan melakukan PHK seperti: PHK, diantaranya meliputi:
PHK • Perusahaan bangkrut • Perusahaan melakukan
• Perusahaan tutup karena efisiensi
merugi •Perusahaan melakukan
•Perubahan status penggabungan, peleburan,
perusahaan pengambilalihan, atau
•pekerja/buruh melanggar pemisahan perusahaan
perjanjian kerja •Perusahaan dalam keadaan
•pekerja/buruh penundaan kewajiban
melakukan kesalahan pembayaran utang
berat •Perusahaan melakukan
•pekerja/buruh memasuki perbuatan yang merugikan
usia pensiun pekerja/buruh
•pekerja/buruh •Pekerja/buruh mengalami
mengundurkan diri sakit berkepanjangan atau
•pekerja/buruh meninggal cacat akibat kecelakaan kerja
dunia dan tidak dapat melakukan
• pekerja/buruh mangkir pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 (dua
belas) bulan
Status Pasal 59 UUK mengatur Menghapus pasal 59 UUK
Kerja Perjanjian Kerja Waktu yang mengatur tentang
Tertentu (PKWT) syarat pekerja waktu tertentu
terhadap pekerja itu atau pekerja kontrak.
maksimal dilakukan Dengan penghapusan pasal
selama 2 tahun, lalu boleh ini, maka tidak ada batasan

16
diperpanjang kembali aturan seseorang pekerja
dalam waktu 1 tahun. bisa dikontrak, akibatnya
bisa saja pekerja tersebut
menjadi pekerja kontrak
seumur hidup.
Jam Kerja Waktu kerja lembur Draft RUU Cipta Kerja
paling banyak hanya 3 berencana memperpanjang
jam per hari dan 14 jam waktu kerja lembur menjadi
per minggu. maksimal 4 jam per hari dan
18 jam per minggu.
Tenaga Pasal 43 ayat 1 Pemberi Pasal 43 mengenai rencana
Kerja kerja yang menggunakan penggunaan TKA dari
Asing tenaga kerja asing harus pemberi kerja sebagai syarat
memiliki rencana mendapat izin kerja dimana
penggunaan tenaga kerja dalam RUU Cipta kerja,
asing yang disahkan oleh informasi terkait periode
Menteri atau pejabat yang penugasan ekspatriat,
ditunjuk. penunjukan tenaga kerja
pasal 44 ayat 1; Pemberi menjadi warga negara
kerja tenaga kerja asing Indonesia sebagai mitra
wajib menaati ketentuan kerja ekspatriat dalam
mengenai jabatan dan rencana penugasan
standar kompetensi yang ekspatriat dihapuskan.
berlaku. Pasal 44 mengenai
kewajiban menaati
ketentuan mengenai jabatan
dan kompetensi TKA
dihapus.

17
3.3 Dampak Penerapan Omnibus Law Dalam Aspek Ketenagakerjaan
Pada Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur
Dalam dunia kerja terdapat hubungan antara pekerja, perusahaan dan juga
pemerintah. Pekerja dan juga perusahaan memiliki hubungan kerja sama yang
saling menguntungkan. Pekerja akan mengolah modal yang dimiliki oleh
perusahaan menjadi barang atau jasa yang dibutuhkan untuk mendapatkan upah
yang sepadan dari perusahaan. Dalam pola hubungan tersebut, tidak bisa
dilepaskan peran pemerintah dalam membuat regulasi yang akan
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat serta keuntungan dari perusahaan
tersebut. Peraturan yang ada seharusnya bersifat menguntungkan kedua belah
pihak khusunya bagi tenaga kerja. Namun, pemberlakuan omnibus law pada
sektor cipta lapangan kerja menuai polemik dalam masyarakat. Regulasi ini
nantinya akan menghapus kurang lebih 79 undang – undang dan 1.244 pasal.

Adanya UU ini dinilai berdampak negatif bagi pekerja tetapi akan sangat
menguntungkan bagi investor atau pengusaha. Ada berbagai macam
permasalahan yang nantinya akan muncul apabila UU ini benar diterapkan
antara lain:

1. Mempermudah lalu lintas tenaga kerja

Ketika peraturan ini diterapkan akan berdampak terhadap fleksibilitas


tenaga kerja. Pekerja akan mudah untuk berpindah dari satu perusahaan ke
perusahaan lain. Sementera perusahaan akan mencari kemudahan dengan
cara menerapkan system kontrak atau outsourcing agar pekerja dapat di
kontrak dan diberhentikan dengan mudah sehingga tidak adanya kepastian
dan pengangkatan karyawan tetap. Menurut UU Ketenagakerjaan No 13
Tahun 2003 Pasal 59 sistem kontrak atau yang bisa disebut PKWT
(Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) hanya dibuat untuk pekerjaan tertentu
yang jenis dan sifat pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu yaitu:

a. Pekerjaan yang sekali selesai atau sementara.


b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak lama, dengan kisaran 3 tahun.
c. Pekerjaan yang bersigat musiman.

18
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan.

Hal ini tentu saja membuat pekerja sangat dirugikan, tetapi apa dampak
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam hal ini, dampaknya
perusahaan akan diuntungkan karena perusahaan bisa menerapkan system
kontrak dan pekerja dapat dengan mudah diberhentikan sehingga tidak adanya
kepastian dan pengangkatan karyawan tetap. Selain itu Perjanjian Waktu Kerja
Tertentu tidak dapat diterapkan untuk pekerja dalam masa yang lama atau terus
menerus. Apabila kontrak dari pekerja habis maka kewajiban pekerja otomatis
akan berakhir. Namun jika ada pekerja yang resign ditengah jalam maka
perusahaan tidak wajib untuk memberikan uang pesangon, dan perusahaan PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk akan merasa diuntungkan.

2. Mempermudah Izin Tenaga Kerja Asing

Dalam upaya pemerintah untuk menarik investor untuk masuk maka


persyaratan untuk memperkerjakan Tenaga Kerja Asing akan dihapus. Dengan
demikian TKA Unskill akan lebih mudah untuk masuk dengan asumsi menekan
biaya produksi dan meningkatkan laba yang akan diperoleh. Jika dilihat dari
keadaan sekarang, tenaga asing yang masuk ke Indonesia sangat banyak sekali.
Bahkan antara masyarakat Indonesia sendiri dengan tenaga asing harus bersaing
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Jika masalah ini tidak segera diatasi,
maka tingkat pengangguran masyarakat Indonesia akan terus meningkat.

Hal ini tentu saja akan berdampak pada perusahaan di Indonesia. Khususnya
dampak pada perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu Saat
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melakukan ekspansi dan
menjadi internasional, salah satu komponen penting kesuksesan adalah
pengetahuan karyawan. Oleh karenanya, dengan merekrut tenaga kerja asing,
perusahaan akan memperoleh pengetahuan yang selama ini tidak dimiliki.
Perekrutan asing biasanya akan memberikan pemahaman mendalam mengenai
keahlian-keahlian tertentu, produk, sistem dan kebijakan. Hal ini tentu saja akan
sangat menguntungkan bagi perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk,
tetapi dampak negatifnya perusahaan harus lebih hati-hati terkait system

19
operasional perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, karena bisa saja saat
tenaga kerja asing pulang Kembali ke negaranya ia akan membeberkan
mengenai system operasional dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

3. Sistem Upah Berbasis Jam Kerja

Pada saat ini sistem pengupahan yang berlaku adalah Upah Minimum
(UMP) Provinsi ditetapkan oleh Gubernur dan Upah Minimum Kabupaten
ditetapkan (UMK) oleh Gubernur dengan rekomendasi dewan pengupahan
Provinsi dan Bupati. Dalam RUU Omnibus Law diwacanakan sistem
pengupahan berdasarkan prinsip fleksibilitas serta produktivitas yakni
dengan sistem upah perjam. Penghapusan upah minimum yang dibayar
setiap satu bulan tentunya akan sangat meresahkan bagi para pekerja. Sistem
penghitungan jam kerja Indonesia pada umumnya adalah 6 hari kerja
dengan lama waktu total 40 jam. Kedepannya apabila peraturan ini
ditetapkan maka para pekerja yang bekerja dibawah 40 jam seminggu akan
menerimah upah yang akan dihitung per jam dimana upah itu nantinya akan
di bawah dari upah minimum dan dibayarkan tetap dalam kurun waktu satu
bulan.

Dalam kasus ini tentu saja para buruh akan dirugikan dengan adanya
peraturan ini, dan jika UU ini dsahkan perusahaan PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk akan mengalami dampak positif seperti buruh akan bekerja
keras sehingga barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan akan menigkat
pesat.

4. Jaminan Hak-Hak Pekerja Dihapuskan

Dampak dari fleksibilitas sistem kerja adalah perusahan akan


memberlakukan sistem kontrak yang kedepannya mempengaruhi hak – hak
serta jaminan yang akan diperoleh oleh pekerja. Serta ketentuan
pesangon/tunjangan PHK. Para pekerja yang tergolong rentan atau bekerja
tanpa job security seperti pekerja dalam sistem kontrak dan alih daya
(outsourcing), juga pekerja yang kontraknya tidak jelas seperti pemagang,
pekerja paruh waktu (part timer), serta pekerja lepas (freelancer).

20
Kekhawatiran muncul bagi mereka karena akan lebih sulit untuk menuntut
hak-haknya.

Permasalahan semakin rumit karena dalam rekomendasi perubahan


yang terapat dalam Laporan Akhir Analisis dan Evaluasi Hukum Terkait
Ketenagakerjaan ada beberapa hal yang dianggap merugikan kaum buruh
Laporan ini merekomendasikan agar cuti haid untuk perempuan dicabut,
perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak) dapat diperpanjang hingga 5 tahun,
fasilitas kesejahteraan dihapus, hingga jumlah pesangon perlu dikurangi.

Hal ini tentu saja merugikan bagi para buruh, ini merupakan
diskriminasi bagi para buruh. Jika UU ini disahkan dampak yang akan di
rasakan oleh perusahann PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu
perusahaan akan merasa diuntungkan karena tidak memberikan pesangon
PHK, selain itu perusahaan akan diuntungkan dengan system kontrak,
dimana jika pekerja resign, pekerja tidak akan mendapat pesangon apapun
dari perusahaan.

3.4 Sistem Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. Indofood Sukses


Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU Cipta Lapangan
Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan
Dalam sebuah perusahaan peran pengambilan keputusan manajemen
sangatlah penting, oleh karena itu keberadaan Undang-Undang Cipta Kerja
(Ombnibus Law) mempengaruhi dalam pengambilan keputusan oleh
manajemen. Dalam hal ini pengambilan keputusan oleh manajemen sangat
berperan aktif. Bagaiaman cara mengatasi atau mengambil keputusan terkait
masalah Omnibus Law ini.

Beberapa peran pengambilan keputusan manajemen Pada PT. Indofood


Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU Cipta Lapangan Kerja
(Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan:

1. Permasalahan terkait bembebasan mempermudah lalu lintas tenaga


kerja. Jika manajemen terlalu lama untuk mengambil keputusan terkait
hal ini. Dampak yang paling buruk yaitu para pekerja bisa lari.

21
Akibatnya perusahaan akan mengalami krisis ketenagakerjaan.
Disinilah peran pengambilan keputusan manajemen digunakan. Tidak
hanya harus cepat tetapi harus akurat agar keputusan yang sudah
ditetapkan tidak berdampak buruk bagi perusahaan di masa yang akan
dating.
2. Permasalahan terkait Upah kerja tergantung dengan jam kerja.
Bagaimana peran pengambilan keputusan manajemen dalam mengatasi
hal ini. Contohnya PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melakukan
pemberian upah lembur kepada para pekerjanya atau memberi reward
kepada pekerja yang sudah bekerja selama 5 tahun di perusahaan
tersebut, dengan adanya keputusan itu, pekerja akan sangat merasa
dihargai dan mereka akan menyelesaikan pekerjaannya sebaik mungkin
3. Permasalahan terkait penghapusan beberapa cuti seperti, cuti hamil, cuti
haid, cuti keagamaan. Bagaimana peran pengambilan keputusan
manajemen dalam mengatasi hal ini. Contohnya PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk melakukan pemerataan cuti pada pekerja wanita maupun
laki-laki, meskipun pengambilan keputusan ini sangat merugikan
pekerja wanita, tapi hal ini harus ditegakkan agar tidak terjadi
diskriminasi gender.

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Evaluasi
Undang-Undang Omnibus law banyak menuai kritik pedas dari kalangan
masyarakat, bahkan banyak masyarakat yang tidak setuju dengan penerapan
Undang-Undang ini. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang terdampak akibat
adanya Undang-Undang ini. Banyak hal yang harus di evaluasi dari adanya
penerapan undang-undang ini. Contohnya penghapusan cuti, permasalahan
upah kerja, pembebasan lalu lintas tenaga kerja, dan masih banyak lainnya.
Seharusnya hal ini ditinjua ulang dengan memperhatikan para pekerja dan
perusahaan.

4.2 Kesimpulan
Undang-Undang Omnibus Law dalam aspek ketenagakerjaan sangat
berpengaruh besar bagi perusahaan, pekerja, dan pemerintah. Khusunya pekerja
yang mendapat banyak dampak negatif dengan adanya Undang-Undang ini.
Dampak negatif yang didapatkan oleh para pekerja seperti: upah kerja yang
menganut sistem jam, penghapusan beberapa cuti bagi perempuan seperti, cuti
melahirkan, cuti haid, cuti keagamaan. Selain itu adanya ketentuan baru
mengenai tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, hal ini semakin
membuat posisi para pekerja Indonesia terancam dan mengakibatkan krisis
pengangguran yang lebih parah di Negara Indonesia.

Selain dampak yang dirasakan oleh para pekerja, berbalik derastis dengan
dampak yang dirasakan oleh perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur jika
Undang-Undang ini disahkan, pasalnya perusahaan banyak mengalami dampak
positif seperti mempermudah lalu lintas tenaga kerja, perusahaan akan mencari
kemudahan dengan cara menerapkan system kontrak atau outsourcing agar
pekerja dapat di kontrak dan diberhentikan dengan mudah sehingga tidak
adanya kepastian dan pengangkatan karyawan tetap. Selain itu adanya sistem
upah berbasis kerja, buruh akan bekerja keras sehingga barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan akan menigkat pesat. Dan yang terakhir jaminan hak-hak
pekerja dihapuskan, perusahaan akan merasa diuntungkan karena tidak

23
memberikan pesangon PHK, selain itu perusahaan akan diuntungkan dengan
system kontrak, dimana jika pekerja resign, pekerja tidak akan mendapat
pesangon apapun dari perusahaan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Muharam, S. H. (2006). Panduan memahami hukum ketenagakerjaan serta


pelaksanaannya di Indonesia. Citra Aditya Bakti.

Administrator. (2016). Ketenagakerjaan dan Hukumnya.


https://gaji.id/ketenagakerjaan-adalah-berikut-pengertian-dan-hukum-
yang-mengaturnya/. 12 Oktober 2021

Disnaskertrans. (2020). Perbedaan UU Ketenagakerjaan Dengan Ruu Omnibus


Law Cipta Kerja https://disnakertrans.ntbprov.go.id/perbedaan-uu-
ketenagakerjaan-dengan-ruu-omnibus-law-cipta-kerja/ 12 Oktober 2021

Fitryantica, A. (2019). Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Indonesia


melalui Konsep Omnibus Law. Gema Keadilan, 6(3), 300-316.

Arham, S., & Saleh, A. (2019). Omnibus Law Dalam Perspektif Hukum Indonesia.
PETITUM, 7(2 Oktober), 72-81.

Aprilia, Clara. 2019. Apa Itu Omnibus Law?


https://www.wartaekonomi.co.id/read260634/apa-itu-omnibus-law. (16
Februari 2020)

25

Anda mungkin juga menyukai