Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI


KEBUTUHAN NUTRISI

SISKA MAURA SARI


173210071

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan ini telah disetujui untuk diajukan sebagai tinjauan teoritis kasus
kelolaan individu Stase Keperawatan Dasar Profesi (KDP) dengan gangguan Nutrisi di ruang
Sunan Muria Kudus RSI SAKINAH MOJOKERTO untuk memenuhi tugas individu Program
Studi Profesi Ners STIKES ICME JOMBANG.

Disetujui

Hari :
Tanggal :
Mahasiswa

(Siska Maura Sari)

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )
A. Konsep Dasar 
1. Definisi
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Pada
umumnya tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi
organ dan pergerakan badan. Ketika energi tunuh dipenuhi lengkap oleh asupan
kalori pada makanan. Ketika energy tubuh dipenuhi lengkap oleh asupan kalori
pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebihi
kebutuhan energi, maka berat seseorang akan bertambah, begitu juga sebaliknya.
(Tarwoto dan Wartonah, 2017)
Makanan terkadang digambarkan menurut kepadatan nutrient. Proporsi
nutrient penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrient tinggi
menyediakan sejumlah besar nutrient yang berhubungan dengan kalori. (A. Aziz
Alimul, 2016)
2. Jenis Nutrisi
Menurut Aziz (2016) Nutrisi yang terkandung dalam suatu makan sebagian besar
terdiri dari enam kategori, yaitu :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori. Karbohidrat diperoleh terutama dari
tumbuhan, kecuali laktosa. Tanaman menyimpan karbohidrat seperti tepung. !
at tepung dibuat dari biji yang tertutup oleh dinding sel. Karbohidrat sendiri
punya peranan dalam nutrisi manusia karena bias menambah serat untuk diet.
Serat berguna pada penncegahan dan penyembuhan penyakit ketika pemberian
makanan melalui selang.
b. Protein
Protein berfungsi pada tubuh untuk mensitesis jaringan tubuh dalam
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan. Protein yang lengkap terdiri dari
semua asam amino essensial dalam kualitas yang cukup untuk pertumbuhan
dan mempertahankan keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Ketika tubuh
dalam keadaan nitrogen lebih, maka maka tubuh dalam keseimbangan
nitrogen positive. Nitrogen yang berlebih akan digunakan untuk
pembangunan, perbaikan, dan penempatan kembali jaringan tubuh.
c. Lipid
Lipid merupakan bentuk penghasul energy tubuh utama. Monogliserida dari
porsi lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dalam proses
glukoneogenesis. semua sel tubuh kecuali sel darah merah dan neuron dapat
mengoksidasi asam lemak dari energy.
d. Air
Air merupakan komponen kritis dalam bentuk cairan dalam tubuh karena
fungsi sel bergantung pada lingkungan air. Ketika kehilangan air, seseorang
dapat bertahan tidak lebih dari beberapa jam di padang pasir atau beberapa
hari di lingkungan yang sangat terlindungi. Kebutuhan cairan dipenuhi oleh
konsumsi cairan dan makanan padat yang tinggi kadar air, seperti buah-
buahan dan sayur-sayuran dan vitamin
e. Mineral
Mineral adalah elemen essensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Kenutuhan mineral sehari-hari adalah 200 mg. ketika
berkurang maka elemen renik juga akan berkurang dari kadar kebutuhan
sehari-hari (Azizah, 2011).
3. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a. Kalori pada lanjut usia dapat dimodifikasi tergantung keadaan lanjut usia,
misalnya gemuk/kurus atau disertai penyakit demam.
b. Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan.
c. Lemak, tidak dianjurkan karena menyebabkan hambatan pencernaan dan
terjadi penyakit, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan.
d. Vitamin dan mineral kebutuhannya sama dengan usia muda.
e. Air, 6-8 gelas per hari (A. Aziz Alimul, 2016)
4. Keseimbangan Energi
Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi fisiologi organ tubuh
agar fungsi-fungsi tubuh berjalan normal, maka energi yang digunakan harus
seimbang dengan energi yang masuk. Dinamika keseimbangan energi yaitu :
Energi yang masuk adalah total pengeluaran energi (kebutuhan energi)
sehingga keseimbangan energi sama dengan energi yang masuk dikurangi
pengeluaran energi (Tarwoto dan Wartonah, 2017)
5.Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung korener, kanker dan
anoreksia nervosa (Hidayat, 2012).
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
tidak kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Bila konsumsi
kalori terlalu rendah dari yang kebutuhan, hal tersebut menyebabkan berat
badan berkurang dari normal. Apabila kondisi ini disertai kekurangan protein,
kerusakan sel terjadi yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok,
daya tahan terhadap penyakit menurun, atau mudah terkena infeksi pada organ
tubuh yang vital.
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Pada lanjut usia karena penggunaan kalori berkurangnya aktivitas fisik.
Kebiasaan makan tersebut sulit untuk di ubah walaupun klien telah menyadari
untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai
penyakit, misalnya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyempitan
pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.
6. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Lansia
a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau
ompong
b. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita
rasa manis, asin, asam, dan pahit
c. Esophagus atau kerongkongan mengalami pelebaran.
d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
e. Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
f. Penyerapan makanan di usus menurun (Azizah, 2011).
7. Status Nutrisi
Status nutrisi menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2017), karakteristik status
nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa tubuh (body mass index-BMI) dan
berat badan tubuh ideal (ideal body weight- IBW).
a. Body mass index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB(kg)/ TB(M) atau BB (pon) x 704,5/ TB (inchi)²
b. Idel body weight (IBW)
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang
sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter
dikurangi 100 dan dikurangi atau ditambah 10% dari jumlah tersebut.
Rumus IBW diperhitungkan : (TB-100 ) + 10%
8. Tanda Dan Gejala Kekurangan Nutrisi
Tanda-tanda subjektif dari pasien biasanya pasien mengeluh seperti :
a. Mual
b. Anoreksia
c. Lemas
d. Lesu
sedangkan tanda-tanda obyektif yang munCul akibat gangguan nutrisi biasanya
seperti :
a. Rambut berserabut, kusam ,kusut, kering tipis, dan kasar 
b. Kulit kasar, kering, pucat, bersisik 
c. Wajah mengalami diskolorasi, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipi dan di
basah mata
d. Konjungtiva pucat, konjungtiva serosis
e. bibir kering, lesi anguler pada sudut mulut (Azizah, 2011 )
9. Etiologi
a. Fisiologis intake nutrient :
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan Vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malaborbsi nutrient
c. Kebutuhan metabolisme
1) Pertumbuhan
2) Stres
3) Kondisi yang meningkatkan, hipertyroid
4) Kanker
d. Kebudayaan dan Kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok 
e. Sumber Ekonomi
f. Tinggal sendiri
eseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak 
untuk menyediakan makanannya.
g. Kelemahan fisik 
contohnya atritis atau cedera serebrovaskular yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan
dan menyediakan makanannya sendiri.
h. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan
yang giginya seimbang.
i. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
j. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
k. Penyakit saluran pencernaan Termasuk sakit gigi, ulkus
l. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia.
Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
(Johnson,2009)
10. Pathway

Penyakit saluran pencernaan Penyakit saluran pencernaan Gaya hidup dan kebiasaan Kebutuhan metabolism
untuk pertumbuhan

Kelemahan oto menelan Kebiasaan mengkonsumsi


Berkurangnya asupan makanan, Peningkatan intake nutrisi
makanan yang tidak sehat

Kekosonga lambung Gangguan menelan Kelebihan zat didalam Kebutuhan energi meningkat
makanan tubuh yang tidak
dibutuhkan
Terjadi gesekan pada lambung
Mudah lapar
Asupan nutrisi tidak
Terjadi gesekan pada lambung terpenuhi

Nafsu makan
Penurunan berat badan meningkat
Produksi HCL meningkat

Resiko ketidak
Asam labung refleks seimbangan nutrisi : lebih Sering makan
dari kebutuhan tubuh

Intake makana tidak adekuat


Peningkatan berat badan

Berat badan turun


Ketidakseimbaga nutrisi lebih
dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimbagan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
11. Komplikasi
a) Malnutisi
kekurangan zat makanan ( nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
b) Obesitas
Masalah peningkatan berat badanyang mencapai lebih dari 20% berat badan
normal.
c) Hipertensi
Merupakan gangguan nutrisi yang juga disebebkan berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya peningkatan
asupan kalsium, natrium, dan gayahidup yang berlebihan.
d) Penyakit jantung coroner
Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan
kolestrol darah dan merokok. Saat ini gangguan ini sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidup yang berlebihan, tidak sehat, obesitas.
e) Kanker
Merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebebkan oleh pengomsumsian
lemak secara berlebih.
f) Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan ,
ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan.
12. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi
adalah sebagai berikut :
a. Kadar total limfosit
b. Albumin serum
c. Zat besi
d. Transferin serum
e. Kreatinin
f. Hemoglobin
g. Hematokrit
h. Keseimbangan nitrogen
i. Tes antigen kulit
j. Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi
buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai
limfosit, penurunan albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/
penurunan kadar kolesterol (Mubarak, 2015, hlm. 61)
13. Penatalakanaan
Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi Enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi
enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila
klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada
saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu.
Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan
slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi
atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total
(TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior.Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa,
air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini
memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat
hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi,
tempat larutan dilarutkan oleh darah klien. (Kozier, 2016, hlm.784-801).
Penatalaksanaan Keperawatan
a. Beri makanan yang disukai pasien yang sesuai kondisi pasien
b. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan pasien
c. Hindari terapi yang tidak menyenangkan ata tidak nyaman saat sebelum
atau sesudah makan
d. Berikan lingkungan yang bersih, nyaman, bebas dari penglihatan dan bau
yang tidak enak.
e. Berikan oral hygine sebelum makan
f. Membantu pasien makan
g. Kolaborasi dengan tim ahli gizi untuk memebrikan diet sesuai kondisi
pasien
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN NUTRISI

A. Pengkajian Keperawatan
Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi, dapat
dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D (Mubarak, 2015, hlm. 61))
A. Pengukuran antropometrik
B. Data biomedis
C. Tanda – tanda klinis status nutrisi
D. Diet
a. Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
1) Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap status
kesehatan.
2) Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan
keperawatan terkait nutrisi.
3) Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan kemungkinan
untuk memodifikasi asuhan tersebut.
4) Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko menyebabkan
obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi.
5) Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien.
b. Pemeriksaan biokimia
Nilai yang umum digunakan pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit
albumin serum, zat besi, transferrin serum, kreatinin, hemoglobin, hematocrit,
keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit (Mubarak, 2015).
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik
yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head
to toe yaitu dari kepala sampai kekaki. Selanjutnya dilakukan pengamatan
terhadap tanda – tanda atau gejala klinis defisiensi nutrisi.
Tabel. 2.1 Temuan Fisik Pada Pengkajian Head to Toe
Sistem Temuan pemeriksaan fisik

Integument Lemak subkutan menyusut


Kulit kering dan tipis, rentan terhadap
trauma dan iritasi serta lambat sembuh

Mata Arcus senilis, penurunan visus

Pendengaran berkurang yang selanjutnya


Telinga dapat
berakibat gangguan bicara

Curah jantung berkurang serta elastisitas


jantung dan pembuluh darah berkurang.
Walaupun tidak ada kelainan paru namun
Kardiopulmunar dapat terdengar ronki basal

Massa tulang berkurang, lebih jelas pada


Muskuloskeletal wanita.

Mobilitas dan absorbsi saluran cerna


berkurang, daya pengecap serta produkssi
Gastrointestinal saliva menurun

Rasa raba juga berkurang, langkah


menyempit pada wanita dan pada pria agak
Neurological melebar
Sumber: (Muhith Abdul, 2016)
d. Pengukuran antropometri
Metode pengukuran ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi tubuh
manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas:
1) Tinggi badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, TB tumbuh seiring
dengan pertambahan umur. Tinggi badan merupakan parameter paling
penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur
tidak diketahui dengan tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran
kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB
(qua stick) faktor umur dapat di kesampingkan. Pengukuran tinggi badan
dapat menggunakan alat pengukur tinggi badan microtoise dengan
kepekaan 0.1 cm dengan menggunakan satuan sentimeter atau inci.
Pengukuran dilakukan pada posisi berdiri lurus dan tanpa menggunakan
alas kaki. Cara pengukuran TB untuk lansia :
 Tinggi lutut (TL) untuk menentukan tinggi badan (TB) lanjut usia
 Pria = (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
 Wanita = (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
 Pengukuran tinggi badan dengan panjang depan
 Pria = 118,24 + (0,28 x panjang depa) – (0,07 x umur) cm
 Wanita 63,18 + (0,63 x panjang depa) – (0,17 x umur)
2) Berat badan
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering
digunakan. Pengukuran berat badan juga dapat memberikan gambaran
status gizi seseorang dengan mengetahui indeks massa tubuh.
Pengukuran berat badan ini menggunakan timbangan injak seca.
3) Tebal lipatan kulit
Pengukuran ketebalan lipatan kulit merupakan cara menentukan
presentasi lemak pada tubuh. Lemak tubuh merupakan penyusun
komposisi tubuh yang merupakan salah satu indikator yang bisa
digunakan untuk memantau keadaan nutrisi melalui kadar lemak dalam
tubuh. Pengukuran lipatan kulit mencerminkan lemak pada jaringan
subkutan, massa otot dan status kalori. Pengukuran ini dapat juga
digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal
atau obesitas

4) Lingkar lengan atas


Lingkar lengan atas merupakan pengkajiam umum yang digunakan
untuk menilai status nutrisi. Pengukuran LILA dilakukan dengan
menggunakan sentimeter kain (tape around). Pengukuran dilakukan pada
titik tengan lengan yang tidak dominan. Nilai normal lingkar lengan atas
pada lansia adalah 21 hingga 22 cm.
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh (Nasrullah,
2016).
5) Hasil pemeriksaan penunjang
Normal kadar kolesterol dibawah 100 mg/dl dan ada peningkatan
atau penurunan kadar kolesterol.
6) Riwayat diet
Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan mengkaji jumlah dan
jenis makanan yang dikonsumsi pasien selama 24 jam yang meliputi
karbohidrat, protein, lemak, sayur, buah – buahan, air, dan mineral.
Pengkajian asupan dan pola makan meliputi pengkajian dan informasi
mengenai makanan yang dikonsumsi, persiapan makanan, dan
kebiasaan makan (Mubarak, 2015).
Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok
makanan harian (daily food groups) dan table komposisi makanan (food
composition table). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh
budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan aspek psikologi
(Mubarak, 2015)
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi (Kozier, 2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
C. Intevensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Nutritional status: Adequacy of nutrient NIC:
kebutuhan tubuh 1. Kaji adanya alergi makanan
Berhubungan dengan : Setelahdilakukan tindakan keperawatan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Ketidakmampuan untuk memasukkan selama….nutrisi kurang teratasi dengan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
atau mencerna nutrisi oleh karena indikator: pasien
faktor biologis, psikologis atau 1. Albumin serum 3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
ekonomi 2. Pre albumin serum serat untuk mencegah konstipasi
3. Hematokrit 4. Ajarkan pasien bagaimana membuatcatatan
4. Hemoglobin makanan harian.
5. Total iron binding capacity 5. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
6. Jumlah limfosit 6. Monitor lingkungan selama makan
7. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
10. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
11. Monitor intake nuntrisi
12. Informasikan pada klien dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
13. Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti NGT/TPN
sehingga intake adekuat dapat dipertahankan.
14. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama
makan
15. Anjurkan banyak minum
16. Pertahankan terapi IV line
17. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval
D. IMPLEMENTASI
NO HARI / JAM TINDAKAN PARAF
DX TGL KEPERAWATAN
1 17/01/21 17.0 1. Membina hubungan saling
0 percaya dengan pasien
2. Menganjurkan pasien makan
sedikit tapi sering
3. Menentukan status gizi
pasien dan kemampuan
pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi
4. Menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang di
butuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi
5. Menciptakan lingkungan
yang optimal pada
ssatmengkonsumsi makanan
(misalnya, bersih,
berventilasi, santai dan ebbas
dari bau yang menyengat)
6. Melakukan atau membantu
pasien terkait dengan
perawatan mulut sebelum
makan
7. Menganjurkan pasien makan
pada posisi duduk tegak jika
memungkinkan.
8. Memonitor kalori dan
asupan makanan pasien
E. EVALUASI

No
No Hari/Tgl Jam Evaluasi Paraf
Dx
1 1 7/10/21 17.0 S: data subjektif berasal dari
0 keluhan pasien
O: data objektif berasal dari
pengamatan perawat
A: analisys berasal dari kesimpulan
dari objektif dan subjektif
P: planning ,rencana tindakan yang
akan dilakukan berdasarkan analisi
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz. A. (2016). Kebutuhan DasarManusia: Edisi Pertama, Jakarta. Salemba Medika.


Azizah, (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 13, Jakarta: EGC.
Johnson, 2009). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 4, 2013, Jakarta: EGC.
Hidayat, 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Volume 2, Jakarta: EGC.
NANDA Internasional, 2013, Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifiasi,
Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah, (2017). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan: Edisi
Pertama, Jakarta. Salemba Medika.
Mubarak, (2015). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Kozier, (2016). Pemeriksaan Fisik Thoraks. Yogyakarta: AKPER Bethesda

Anda mungkin juga menyukai