Disusun oleh :
Arina Ma’rufa (P1337420618098)
Novema Ashar Nurahman (P1337420618109)
2019
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. Media
Powerpoint dan Laptop
F. Aktivitas kegiatan
KEGIATAN
NO TAHAP KEGIATAN PEMATERI WAKTU
AUDIENCE
1 Pembukaan 1. Memberi salam Menjawab salam 2 menit
baring
f. Penerapan posisi alih
baring
g. Memberikan 2. Mengajukan
kesempatan kepada pertanyaan
pasien dan keluarga
untuk bertanya.
h. Menjawab pertanyaan 3. Mendengarkan
yang diajukan pasien dan
G. Evaluasi
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Praktik . Jakarta : EGC.
Setiyawan. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Perawat
Lampiran Materi
ALIH BARING
A. Latar Belakang
Imobilisasi atau tirah baring adalah keadaan dimana seseorang
s eseorang tidak dapat bergerak
secara aktif atau bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas). Berbagai
hal dapat menyebabkan terjadinya imobilisasi, diantaranya gangguan sendi dan tulang,
penyakit saraf, penyakit jantung dan pernafasan dan gangguan pengelihatan. Semakin
lama seseorang berada dalam keadaan istirahat atau bedrest, maka semakin besar
kemungkinan untuk terjadinya perubahan-perubahan pada dirinya, baik fisik maupun
psikis. Dengan demikian, akibat dari imobilisasi dan bedrest total tersebut dapat
menimbulkan komplikasi yang akan memperberat kondisi pasien dan memperlambat
penyembuhan.
Menurut peneliti, tindakan pemberian posisi alih baring sangat bermanfaat bagi
kemampuan persepsi dan rutinitas sehari-hari dengan dilakukannya posisi alih baring
setiap 2 jam dan 4 jam. Posisi alih baring dapat memberikan rasa nyaman pada pasien,
mempertahankan atau menjaga postur tubuh dengan baik menghindari komplikasi yang
mungkin timbul akibat tirah baring seperti luka tekan decubitus. Posisi alih baring dapat
mencegah decubitus pada daerah tulang yang menonjol yang betujuan untuk mengurangi
penekanan akibat tertahannya pasien pada satu posisi tidur tertentu yang dapat
menyebabkan lecet (Sari, 2016).
Pasien bedrest dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan adanya tekanan yang
dukung oleh adanya pergesekan yang terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan arah
yang berlawanan, tahanan dan kelembaban akan menyebabkan luka decubitus, dan durasi
waktu yang dibutuhkan untuk penanganan atau pengobatannya, pasien dapat
B. Pengertian
Alih baring adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami imobilisasi dan
mengharuskan pasien melakukan gerakan-gerakan untuk menghindari bedrest agar tidak
menimbulkan decubitus (Suyono, 2003). Apabila pasien bedrest dalam jangka waktu
yang lama atau total akan mengakibatkan kulit menjadi lembab dan menyebabkan
decubitus. Posisi alih baring dilakukan dengan cara memiringkan pasien dari terlentang
ke posisi miring ataupun sebaliknya. Alih baring dilakukan setiap 2 jam ke arah kanan
dan 2 jam ke arah kiri (Crips & Tailor, 2009).
Alih baring adalah pengaturan posisi yang diberikan untuk mengurangi tekanan
dan gaya gesek pada kulit, menjaga bagian kepala tempat tidur setinggi 30° atau kurang
akan menurunkan peluang terjadinya decubitus akibat gaya gesek ataupun gaya tekan
(Perry & Potter, 2005).
1. Pasien yang mengalami immobilisasi, karena pasien yang mengalami immobilisasi
akan menghabiskan banyak waktunya di tempat tidur, hal tersebut dapat memicu
terjadinya bedrest yang selanjutnya mengakibatkan decubitus
2. Pasien yang mengalami bedrest untuk mencegah terjadinya luka decubitus harus
diberikan tindakan alih baring
3. Pasien yang mengalami luka decubitus sangatlah membutuhkan tindakan alih
baring untuk menguurangi
menguurangi dampak dari luka decubitus itu sendiri.
kepala, leher dan punggung harus lurus, bantal diletakkan di bawah bahu dan lengan yang
lumpuh secara hari-hati, sehingga bahu terangkat
ter angkat ke atas dengan lengan agak ditinggikan
dan memutar ke arah luar, siku dan pergelangan tangan agak ditinggikan, bantal juga
diletakkan di bawah pangkal paha yang lumpuh dengan posisi agak memutar ke arah
dalam dan lutut agak ditekuk, yang kedua miring kesisi yang sehat bahu yang lumpuh
harus menghadap ke depan, lengan yang lumpuh memluk bantal dengan siku dliuruskan,
dli uruskan,
kaki yang lumpuh diletakkan ke depan, di bawah tungkai dan paha diganjal bantal serta
lutut ditekuk, yang ketiga adalah miring ke sisi yang lumouh dengan lengan yang lumpuh
menghadap ke depan, pastikan bahwa bahu pasien tidak memutar secara berlebih dan
kaki yang lumpuh agak ditekuk, kaki yang sehat menyilang di atas kaki yang lumpuh
dengan diganjal bantal.
H. Prosedur Posisi Alih Baring
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mencuci tangan
b. Menyiapkan alat