Anda di halaman 1dari 23

KLASIFIKASI KEMASAN PRODUK PANGAN

( KEMASAN KERTAS )

DISUSUN OLEH
Kevin Aprilianto (651419044)
Prayoga I. N. Mustofa (651419008)
Annisa Nur Fadhilah (651419036)
Nirmawaty Nunu (651419042)
Nur’Indah P. Sangketa (651419015)
Anisa Mutiara Pateda (651419053)
Rohmah Nisaul Makhasin (1414421243
Syarifah
Miranti Makalang (651418057)
Jimmy Djibu (651417087)
Ikrar Setyo Usman (651418016)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada kami sehingga dapat menyusun Makalah ini hingga selesai.
Dalam Makalah ini kami menuangkan materi berupa uraian yang kami telah
selesaikan dengan harapan agar pembaca dapat menambah wawasan dari makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun senantiasa
mengharapkan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat membantu para
pembaca dan memahami materi di dalam makalah ini.
DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalaha..................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

2.1 Perkembangan Kemasan..........................................................................................6

2.2 Jenis Dan Sifat/Karakteristik Kemasan kertas..........................................................9

2.3 Komponen Penyusun..............................................................................................12

2.4 Aplikasi Kemasan Terhadap Produk Pangan..........................................................14

2.5 Inovasi....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemasan merupakan hal yang penting karena kemasan tidak hanya
digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapikemasan digunakan juga
sebagai media promosi untuk memikat konsumen sehingga konsumen
berkeputusan untuk melakukan pembelian produk yang bersangkutan. Kemasan
merupakan salah satu strategi produk yang dipakai oleh perusahaan untuk
menampakkan produk agar lebih menarik baik dari segi bentuk, warna, sehingga
produk dapat terjaga kualitasnya. Saat ini perusahaan sudah banyak yang sadar
untuk menciptakan kemasan produk yang menarik. Hal ini dikarenakan
perusahaan menggunakan bungkus sekaligus untuk promosi. Produk-produk yang
terpajang di rakrak supermarket harus dibuat semenarik mungkin sehingga
konsumen akan tertarik dan mengambilnya sebagai barang belanjaannya. Semakin
banyak tempat belanja yang self service maka bungkus sangat penting artinya baik
bagi produsen maupun bagi konsumen. Bagi konsumen dengan bungkus produk
yang menarik dan spesifik maka akan lebih mudah konsumen untuk mendapatkan
barang yang dimaksud.
Kertas merupakan hasil pengolahan selulosa dan merupakan bahan yang
dapat menyerap tinta. Kertas dapat digunakan sebagai media menulis,
membungkus dan mengemas suatu produk. Kertas dapat dibagi menjadi dua yaitu
kertas kultura (halus) dan kertas industry (kasar). Kertas cultural adalah kertas
yang digunakan sebagai kertas tulis dan kertas cetak. Kertas cetak digunakan
untuk kertas putih, kertas cetak warna, kertas gambar, dan kertas offset.
Sedangkan kertas tulis banyak digunakan untuk kertas cek, kertas buku tulis, dan
kertas cetak ketikan (Rahmawati, 2013).
Kertas industry pangan pada umumnya digunakan sebagai pembungkus
dan pengemas. Kertas yang banyak digunakan yaitu kertas kraft, kertas manila,
kertas glassin, kertas tahan lemak, kertas anti tonish, kertas permanen, keras
pouch, kertas tissue, kertas krep, kertas lilin, dan kertas tahan basah. Kertas dapat
digunakan sebagai kantong, amplop, pengemas produk yang akan didistribusikan,
dan mengemas produk farmasi. Kemasan kertas dapat digunakan karena dapat
menjaga flavor pada produk pangan dan dapat didekorasi (Rahmawati, 2013).
Kemasan kertas banyak digunakan dibandingkan dengan kemasan logam
maupun plastic karena kemasan kertas relative lebih murah. Namun dibalik
kelebihannya, kemasan kertas memiliki kelemahan yaitu tidak tahan terhadap air
dan mudah terpengaruh oleh kelembaban udara lingkungan sekitar kemasan kertas
berada. Oleh karena itu, kemasan kertas mudah rusak (Muchtar dan Muchammad,
2015).

1.2 Rumusan Masalaha


1. Bagaimana perkembangan kemasan kertas?
2. Apa saja jenis dan sifat/karakteristik kemasan kertas?
3. Apa saja komponen penyusun kemasan kertas?
4. Bagaimana aplikasi kemasan terhadap produk pangan?
5. Jelaskan inovasi apa yang terkait dengan kemasan kertas?
6. Bagaimana regulasi terhadap kemasan kertas?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Kemasan


Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya kerusakan-kerusakan pada produk yang dikemas. Dapat diartikan juga sebagai
perlindung produk dari segala kerusakan dengan menggunakan wadah. Wadah atau
pembungkus sebelum adanya kemasan modern masih menggunakan bahan alami untuk
membungkus suatu produk, seperti kelobot jagung, buah-buahan dengan kulitnya, buah
kelapa dengan sabut dan tempurung, dan polong-polongan dengan kulit polong. Seiring
berkembangnya zaman dan teknologi kemasan saat ini sudah banyak variasinya baik dari
bahannya maupun dari bentuknya. Bentuk dan teknologi kemasan menghasilkan produk
dalam kemasan botol, kaleng, tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan
aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and
intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan
dengan kebutuhan produk yang dikemas (Langi, 2018).
Sejarah awal desain kemasan dimulai dari kebutuhan manusia untuk memiliki
barang, dan sejak 8000 SM material-material alami seperti anyaman rumput dan kain,
kulit pohon, daun, kerang, kerajinan tanah liat, danperalatan kaca yang kasar digunakan
sebagai peti kemas untuk menyimpan barang. Sayut labu yang berongga dan kandung
kemih binatang mengilhami bentuk botol kaca, dan kulit binatang serta daun merupakan
asal muasal kantung kertas dan pembungkus plastik. Pada tahun 750 terjadi
penyebarluasan pemakaian botol, toples, dan tempayan yang terbuat dari tanah. Pengrajin
yang terampil membuat kontainer keramik dan kontainer dekoratif lainnya untuk
menyimpan kemenyan, wewangian, dan salep.
Fungsi Dan Peran Kemasan Menurut Langi (2018), fungsi utama dari kemasan
yaitu:
1. Sebagai wadah atau pembungkus produk
2. Melindungi dan mengawetkan produk sampai ketangan konsumen
3. Alat takar produk
4. Media informasi baik produsen maupun konsumen
5. Meningkatkan daya Tarik
6. Meningkatkan nilai tambah dari produk
Kertas merupakan hasil pengolahan selulosa dan merupakan bahan yang dapat
menyerap tinta. Kertas dapat digunakan sebagai media menulis, membungkus dan
mengemas suatu produk. Kertas dapat dibagi menjadi dua yaitu kertas kultural (halus)
dan kertas industry (kasar). Kertas kultural adalah kertas yang digunakan sebagai kertas
tulis dan kertas cetak. Kertas cetak digunakan untuk kertas putih, kertas cetak warna,
kertas gambar, dan kertas offset. Sedangkan kertas tulis banyak digunakan untuk keertas
cek, kertas buku tulis, dan kertas cetak ketikan (Rahmawati, 2013). Kertas di industry
pangan pada umumya digunakan sebagai pembungkus dan pengemas. Kertas yang
banyak digunakan yaitu kertas kraft, kertas manila, kertas glassin, kertas tahan lemak,
kertas anti tonish, kertas permanen, keras pouch, kertas tissue, kertas krep, kertas lilin,
dan kertas tahan basah. Kertas dapat digunakan sebagai kantong, amplop, pengemas
produk yang akan didistribusikan, dan mengemas produk farmasi. Kemasan kertas
digunakan karena dapat menjaga flaavour pada produk pangan dan dapat didekorasi
(Rahmawati, 2013).
Menurut Julianti dan Mimi (2007), kertas dibuat dari selulosa kayu dengan cara
kayu gelondongan pada awalnya direndam dengan menggunakan sodium sulfit netral
untuk melunakkan lignin dan selulosa kayu. Kayu yang telah direndam kemudian
digiling. Kayu yang sudah digiling dan dijadikan pulp dengan cara dimasak pada suhu
150˚C dan tekanan 100 Psi untuk membentuk blow pit. Pulp yang telah jadi kemudian di
putihkan menggunakan kalsium hopoklorit. Pulp yang sudah terbentuk kemudian
dilakukan pengadukan untuk memisahkan antara serat dengan fibril. Selama proses
pengadukan, pulp ditambahkan bahan perekat untuk meningkatkan ketahanan terhadap
air dan pewarna untuk mencerahkan kertas. Pulp dijernihkan pada refiner Jordan
kemudian dilakukan pemecahan serat di mesin silinder penyadap. Selanjutnya pulp
dimasukkan ke dalam mesin pembuat kertas untuk proses pencetakan kertas.
Kemasan kertas merupakan kemasan yang ditemukan sebelum adanya kemasan
plastic dan alumunium foil yang bersifat fleksibel. Kemasan kertas banyak digunakan
dibandingkan dengan kemasan logam maupun plastic karena kemasan kertas relative
murah. Kemasan kertas juga banyak digunakan karena dapat menjadi media komunikator
dan media pencetakan baik desain grafis maupun tulisan-tulisan. Namun, dibalik
kelebihannya, kemasan kertas memiliki kelemahan yaitu tidak tahan terhadap air dan
mudah terpengaruh oleh kelembaban udara lingkungan sekitar kemasan kertas berada.
Oleh karena itu, kemasan kertas mudah rusak (Muchtar dan Muchammad, 2015).
Kertas yang merupakan kemasan fleksible pertama sekali ditemukan di Cina pada
tahun 100 SM. Pada tahun 751 seorang muslim yang bekerja pada sebuah pabrik kertas
Cina di Samarkand berhasil mendapat rahasia dari pembuatan kertas dan dibawa ke
Spanyol pada tahun 950. Penerbitan buku dimulai sejak tahun 1450, sedangkan
penerbitan surat kabar secara teratur dimulai tahun 1609 (Julianti dan Nurminah, 2006).
Pabrik kertas pertama di Amerika berdiri pada tahun 1690 oleh William Rittenhause yaitu
di Philadelphia. Pada saat itu proses pembuatan kertas masih lambat dan hanya dihasilkan
satu lembar kertas untuk satu kali proses. Nicholas-Louis Robert dari Perancis
mengembangkan proses pembuatan kertas secara kontinu. Kemudian seiring
berkembangnya zaman mesin ditemukanlah mesin pembuat kertas yang pertama kali
ditemukan tahun 1799 oleh Fourdriner Brother yang mendapatkan patennya di Inggris.
Mesin tipe silinder ditemukan oleh John Dickenson yang dipasang dekat Philadelphia
pada tahun 1817. (Julianti dan Nurminah, 2006) Pada abad ke-19, kertas telah
menggantikan wadah dari tanah liat, gelas dan kaleng. Pada tahun 1840 ditemukan cara
pembuatan kotak kertas yang memerlukan banyak lem,dan penggunaannya terbatas untuk
barang-barang mewah. Kekeliruan oleh pekerja pencetakan dalam membuat kantung
untuk biji-bijian membuat teknik pembuatan kardus menjadi berkembang. (Julianti dan
Nurminah, 2006) Pada tahun 1856 diciptakan karton bergelombang (corrugated board) di
Inggris, sedangkan di Amerika Serika ditemukan pertama sekali oleh A.L.Jones tahun
1871.

2.2 Jenis Dan Sifat/Karakteristik Kemasan kertas


Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum
ditemukannya plastik dan aluminium foil. Hingga saat ini kemasan kertas masih
banyak digunakan digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti
plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan
penggunaanya yang luas. Untuk jenis kemasan kertas dapat dibedakan menjadi 6
jenis utama. Berikut adalah jenis kertas yang biasa kita jumpai pada dunia
kemasan.
1. Karton Bergelombang

Kertas karton bergelombang merupakan karton yang terdiri atas bagian


bergelombang yang kedua sisinya ditutup dengan lembaran karton yang
direkatkan, bagian ini disebut liner. Karena konstruksi gelombang tersebut,
karton bergelombang single dan double memiliki sifat yang kaku sehingga
bisa digunakan untuk keperluan transportasi yang menjadikan karton ini dapat
meredam getaran atau tekanan. Karton bergelombang ini biasanya digunakan
sebagai kemasan sekunder.

2. Ketas Laminasi

Kertas yang permukaannya dilaminasi dengan menggunakan bahan lain.


Bahan untuk melaminasi yang biasanya digunakan adalah plastik, alumunium
foil, lilin, dan sebagainya. Kertas ini mempunyai warna kecoklatan. Pada
penggunaannya sebagai kemasan, kertas laminasi biasanya direkatkan dengan
menggunakan panas dan terdapat dalam bentuk kantung ataupun kotak.
Contoh kemasan yang terbuat dari bahan kertas lapis adalah tetra pack yang
terdiri dari lilin, karton, alumunium foil, dan polietilen.
3. Kertas Glasin

Merupakan kertas yang tahan terhadap minyak dan lemak, tidak tahan air,
penutupan kemasan cukup mudah karena sifatnya yang tipis sehingga mudah
dibentuk. Kertas glasin dapat digunakan untuk produk yang mempunyai kadar
minyak berlebih sehingga minyaknya terserap dan menjadi berkurang.
Biasanya digunakan untuk mengemas mentega, keju, permen dan produk-
produk kering karena mempunyai daya serap minyak yang baik.Permukaan
kertas glasin licin karena adanya proses pengecatan (calendaring).

4. Ketas Perkamen

Merupakan kertas yang tembus pandang (transparan) tetapi kertas jenis


perkamen ini mempunyai tekstur yang lebih kasar jika dibandingkan dengan
kertas glasin dan minyak, permukaan yang licin, dan jika terdekorasi
mempunyai efek pewarnaan yang baik. Kertas perkamen biasanya digunakan
sebagai kemasan mentega, keju dalam bentuk bungkusan, dan juga dapat
digunakan sebagai label. Kertas jenis ini dibuat dengan proses sulfiric acid
serta proses pengelantangan (bleaching) sehingga kertas jenis ini mempunyai
sifat yang tahan dalam keadaan basah, mempunyai ketahanan yang baik
terhadap lemak, tidak terang (baur).

5. Kertas Roti

Mempunyai sifat tidak mudah lengket pada bahan pangan, maka kertas
jenis ini sering digunakan sebagai alas ataupun sebagai pembungkus. Sesuai
dengan namanya kertas roti ini biasanya digunakan untuk membungkus roti
dan juga dapat sebagai alas untuk mencetak kue agar tidak lengket.

6. Kertas Kraft

Berwarna coklat merupakan warna alami hasil dari pembleachingan.


Kertas kraft mempunyai tekstur yang sangat kuat karena proses pembuatannya
yang menggunakan sulfat dan perlakuan bleaching atau pemucatan. Karena
teksturnya yang sangat kuat sehingga sering digunakan sebagai bahan untuk
mengemas bahan yang mempunyai berat jenis yang besar. Selain itu juga
biasanya digunakan sebagai kemasan sekunder dalam bentuk kantung, sak,
pembungkus, tabung kaleng komposit, amplop, dan dapat dibuat karung dan
sebagai pelapis papan bergelombang. Kertas ini sering digunakan karena
harganya yang murah. Ketebalan dari kertas kraft ini sekitar 10-180 g/m2 dan
juga bervariasi sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan. Untuk
pengemasan produk yang bersifat cair kemasan kertas dikombinasikan dengan
bahan kemasan lain misalnya plastic atau alumunium foil

2.3 Komponen Penyusun


Umumnya bahan pokok pembuatan kemasan kertas adalah selulosa.
Selama ini kemasan kertas dari selulosa yang terdapat pada kayu. Semakin banyak
kebutuhan kertas maka semakin banyak pula kayu yang dibutuhkan. Selulosa
kayu atau merang padi diberi perlakuan kiia, dihancurkan, dipucatkan, dibentuk
menjadi lapisan dan dikeringkan. Kayu terdiri dari 50% selulosa, 30% lignin dan
bahan bersifat adhesive di lamella tengah, 20% karbohidrat berupa xylan, mannan
serta resin, tanin dan gum. Tipe kayu dan lembaran akhir kemasan kertas yang di
inginkan sangat menentukan cara pembuatan kemasan kertas. Pada pembuatan
kemasan kertas bahan baku berupa kayu atau merang padi terlebih dahulu dibuat
menjadi pulp.
Adapun komponen dasar penyusun kemasan kertas antara lain sebagai
berikut.
 Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri atas satuan glukosa yang
terikat dengan ikatan B1, 4-Glikosidik dengan dengan rumus (C6H10O5)n
dengan n adalah derajat polimerisasinya. Struktur kimia inilah yang
membuat selulosa bersifat kristalin dan tak mudah larut, sehingga tidak
mudah di degradasi secara kimia maupun mekanis. Molekul glukosa
disambung menjadi molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam
susunan menjadi selulosa. Semakin panjang suatu rangkaian selulosa,
maka rangkaian selulosa tersebut memiliki serat yang lebih kuat, lebih
tahan terhadap pengaruh bahan kimia, cahaya dan mikroorganisme.
Molekul selulosa seluruhnya berbentuk linier dan memiliki kecenderungan
kuat untuk membentuk ikatan hydrogen intra dan inter molekul.
Ketersediaan selulosa dalam jumlah besar akan membentuk serat yang
kuat. Tidak larut dalam air, tidak larut dalam pelarut organic, dan
berwarna putih.
 Hemiselulosa
Rantai hemiselulosa lebih pendek dibandingkan rantai selulosa karena
derajat polimerisasinya yang lebih rendah. Berbeda dengan selulosa,
polimer hemiselulosa berbentuk tidak lurus, tetapi merupakan polimer
bercabang dan strukturnya tidak berbentuk Kristal. Hal ini menjadikan
hemiselulosa lebih mudah dimasuki pelarut dan bereaksi dengan larutan
dibandingkan dengan selulosa selama pembuatan pulp. Hemiselulosa
bersifat hidrofibil (mudag menyerap air) yang mengakibatkan strukturnya
yang kurang teratur.
 Lignin merupakan senyawa yang sangat kompleks dengan berat molekul
tinggi. Lignin terdapat di antara sel-sel dan didalam dinding sel. Di antara
fungsi lignin yang terletak di antara sel adalah sebagai perekat untuk
mengikat atau perekat antar sel. Sementara dalam dinding sel lignin
sangat erat hubungannya dengan selulosa dan berfungsi untuk member
ketegaran pada sel.
 Bahan kimia NaOH
NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa
melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat
basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di
udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. NaOH ini
berfungsi sebagai pemisah antara lignin dan selulosa. (Daintith, 2005).
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni
merupakan padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1 . Senyawa
ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
(Keenan dkk, 1989).
 Kalsium Hipoklorit
Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia
Ca(ClO)2. Kalsium hipoklorit adalah padatan putih yang siap
didekomposisi di dalam air untuk kemudian melepaskan oksigen dan
klorin. Kalsium hipoklorit memiliki aroma klorin yang kuat. Senyawa ini
tidak terdapat di lingkungan secara bebas.
Kalsium hipoklorit umumnya digunakan sebagai agen pemutih atau
disinfektan.Senyawa ini adalah komponen yang digunakan dalam pemutih
komersial, larutan pembersih, dan disinfektan untuk air minum, sistem
pemurnian air, dan kolam renang.
Penggunaan kalsium hipoklorit dalam level kecil ketika menggunakan
disinfektan seperti pemutih rumah tangga.Biasa digunakan ketik berenang
di kolam yang menggunakan bahan kimia ini untuk membunuh bakteri.
Selain itu, para pekerja yang dipekerjakan di pekerjaan dimana senyawa
ini digunakan sebagai pemutih kertas dan tekstil dapat menjadi subyek
penggunaan kalsium hipoklorit dalam level sedikit lebih tinggi.

2.4 Aplikasi Kemasan Terhadap Produk Pangan


Kertas Gambar Kemasan Karakteristik dan aplikasi
Asphalt Asphalt adalah campuran aspal hitam /
Paper
coklat hidrokarbon yang mudah terbakar.
Kertas Aspal ini terdiri dari lapisan zat
antara dua lapisan kertas. Kertas aspal
sangat tahan air dan hanya sedikit permeabel
terhadap uap air. Akibatnya, kertas ini
biasa digunakanuntuk kemasan barang-
barang yang rentan terhadap korosi. Kertas
aspal tidak bisa disegel panas, sehingga
permeabilitas uap air selalu merupakan
faktor penting, yang pada gilirannya
berarti bahwa hal itu tidak dapat digunakan
sebagai satu-satunya cara perlindungan
korosi. Kertas aspal tidak tembus air , tetapi
tidak kedap uap air juga
Biasa digunakan untuk kemasan tss
Kraftlin KraftlinerKarena kekuatan tinggi dan tahan
er
air, kraftliner digunakan sebagailapis luar
dan menengah, terutama di papan
bergelombang.Kekuatan tinggi dicapai
berkat serat perawan yang digunakandalam
produksi kraftliner, yang
memiliki kandungan serat daurulang rendah.
Kertas  Kertas kraftkarungKertas kraft yang
Kraft
berwarna coklat merupakan warna alami
Karung
hasildari pembleachingan. Kertas kraft
mempunyai tekstur yang sangatkuat karena
proses pembuatannya yang menggunakan
sulfat dan perlakuan bleaching atau
pemucatan. Karena teksturnya yangsangat
kuat sehingga sering digunakan sebagai
bahan untukmengemas bahan yang
mempunyai berat jenis yang besar. Selainitu
juga biasanya digunakan sebagai kemasan
sekunder dalam bentuk kantung, sak,
pembungkus, tabung kaleng
komposit,amplop, dan dapat dibuat karung
dan sebagai pelapis papan bergelombang.
Kertas ini sering digunakan karena harganya
yangmurah. Ketebalan dari kertas kraft ini
sekitar 10-180 g/m2 dan juga bervariasi
sesuai dengan kebutuhan yang akan
digunakan.Untuk pengemasan produk yang
bersifat cair kemasan kertasdikombinasikan
dengan bahan kemasan lain misalnya plastic
ataualumunium foilkertas kraft karung
terutama digunakan untuk produksi
karung /kantong. Hal ini dibedakan dengan
elastisitas tinggi.Kertas kraft (hazard plastik
gratis) digunakan dalam karung
kertassemen, makanan, bahan kimia,
barang-barang konsumsi, tastepung
dllKertas kraft digunakan untuk isolasi
listrik dalam transformatordiisi minyak
besar.Kertas kraft digunakan dalam kantong
kertas belanjaan, karungmultiwall, amplop
dan kemasan lainnya.Kertas Kraft
merupakan bahan murah untuk papan
partikellapisan.Kertas dasar untuk amplas
biasanya kertas kraft.
Wet Jenis kertas khusus yang telah diperlakukan
Strengt
khusus, misalnyadengan coating, laminasi
h Paper
atau impregnasi, untuk
meningkatkanketahanan terhadap air dan
uap air. Jenis kertas kekuatan basahyang
secara khusus digunakan dalam karung /
kantong untukmempertahankan kekuatan
tarik mereka bila terkena kelembabandan
untuk karton jika kondensasi diantisipasi
dalam perjalanan.Berbagai macam bahan
kertas basah diperkuat:Kertas tisuKertas
saringPapan kemasan cairKantong
kertasKertas bahan kimia
Kertas Kertas perkamen merupakan kertas yang
perkam
tembus pandang(transparan) tetapi kertas
en
jenis perkamen ini mempunyai teksturyang
lebih kasar jika dibandingkan dengan kertas
glasin danminyak, permukaan yang licin,
dan jika terdekorasi mempunyaiefek
pewarnaan yang baik. Kertas perkamen
biasanya digunakansebagai kemasan
mentega, keju dalam bentuk bungkusan,
dan juga dapat digunakan sebagai label.
Kertas jenis ini dibuat
dengan proses sulfiric acid serta proses peng
elantangan (bleaching)sehingga kertas jenis
ini mempunyai sifat yang tahan
dalamkeadaan basah, mempunyai ketahanan
yang baik terhadap lemak,tidak terang
(baur).Selain tahan air, keuntungan yang
paling signifikan perkamenkertas adalah
sifat yang sama sekali tahan lemak nya.
Haldemikian terutama digunakan untuk
kemasan produk berminyakatau berminyak
atau lemak-sensitif. Glassine dan imitasi
kertas perkamen memiliki sifat minyak-
repellent yang sama.
Kertas Kertas rotiKertas roti mempunyai sifat tidak
Roti
mudah lengket pada bahan pangan, maka
kertas jenis ini sering digunakan sebagai
alasataupun sebagai pembungkus. Sesuai
dengan namanya kertas rotiini biasanya
digunakan untuk membungkus roti dan juga
dapatsebagai alas untuk mencetak kue agar
tidak lengket.
Kertas Kertas laminasiKertas laminasi adalah kertas
Lamina
yang permukaannya dilaminasi dengan
si
menggunakan bahan lain. Bahan untuk
melaminasi
yang biasanya digunakan adalah plastik, alu
munium foil, lilin, dansebagainya. Kertas ini
mempunyai warna kecoklatan.
Pada penggunaannya sebagai kemasan, kerta
s laminasi biasanyadirekatkan dengan
menggunakan panas dan terdapat dalam
bentukkantung ataupun kotak. Contoh
kemasan yang terbuat dari bahankertas lapis
adalah tetra pack yang terdiri dari lilin,
karton,alumunium foil, dan polietilen.
Karton Karton bergelombang merupakan karton
Bergelo
yang terdiri atas bagian bergelombang yang
mbang
kedua sisinya ditutup dengna
lembaran kartonyang direkatkan, bagian ini
disebut liner. Karena konstruksigelombang
tersebut, karton bergelombang single dan
doublememiliki sifat yang kaku sehingga
bisa digunakan untukkeperluan transportasi
yang menjadikan karton ini dapat
meredamgetaran atau tekanan

2.5 Inovasi
MenurutRahmawati (2013) Kertas di industry pangan pada umumya
digunakan sebagai pembungkus dan pengemas.Kertas yang banyak digunakan
yaitu kertas kraft, kertas manila, kertas glassin, kertastahan lemak, kertas anti
tonish, kertas permanen, keras pouch, kertas tissue, kertas krep,kertas lilin, dan
kertas tahan basah. Kertas dapat digunakan sebagai kantong, amplop, pengemas
produk yang akan didistribusikan, dan mengemas produk farmasi. Kemasankertas
digunakan karena dapat menjaga flaavour pada produk pangan dan dapat
didekorasi. Pada intinya para industri mencoba mengubah kemasan plastik ke
kemasan kertas untuk mendesain kemasan yang ramah lingkungan merupakan
metode merancang kemasan yang bertujuan untuk reduce, reuse dan recycle
material yang digunakan untuk membuat kemasan. semakin meningkatnya jumlah
sampah kemasandi dunia, serta pola pikir konsumen saat ini yang lebih sadar akan
lingkungan, banyak perusahaanmelakukan inovasi terhadap kemasannya agar bisa
mengakomodasi keinginan konsumen terhadap produk-produk ramah lingkungan
sekaligus tetap menarik jika disandingkan dengan produk-produk sejenis. Beralih
dari kemasan standar menjadi kemasan ramah lingkungan tampak sulit untuk
dilakukan,tetapi jika sudah diaplikasikan secara konsisten dalam industri skala
besar dapat memberikan dampakyang baik bagi lingkungan (Sutanto, 2019).
Inovasi pertama pada kemasan kertas dalam dunia perindustrian terutama
industri pangan ada pada kemasan makanan,contohnya pada produk pop mie atau
mie instan yang dikemas cup, awalnya kemasannya menggunkan plastik yaitu
berbahan styrofoam. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak masyarakat yang
khawatir denganpenggunaan styrofoam sebagai wadah Pop Mie karena dianggap
dapat memberikandampak negatif untuk tubuh serta lingkungan. Selain
mempunyai banyak keunggulan,kemasan styrofoam menyimpan kelemahan yaitu
kemungkinan terjadinya migrasi atauberpindahnya zat monomer styrene dari
bahan plastik ke dalam makanan. Kemasanstyrofoam mengandung senyawa
styrene yang mempunyai sifat karsinogen dan akan mengganggu sistem hormon
manusia. Semakin tinggi kadar lemak, alkohol, dan asamdalam pangan tersebut,
maka migrasi senyawa-senyawa kimia ke dalam bahan panganjuga akan semakin
tinggi dikarenakan bahan dasar styrofoam adalah styrene yang manasifatnya larut
lemak, alkohol dan asam Yuliarti (2007). Kemudian berinovasi dan mengeluarkan
jenis kemasan Pop Mie yang baru yaitumenggunakan paper cup. Kemasan dengan
bahan paper ini banyak digunakan danmampu bersaing dengan kemasan lain yang
berbahan plastik maupun logam karenaharganya yang murah dan mudah untuk
ditemukan. Sifat-sifat kemasan kertas sangattergantung pada proses pembuatan
dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya.Kemasan paper cup ini lebih
cepat dan mudah didegradasi oleh lingkungan karenamenggunakan jenis material
paper yang mana merupakan material biodegradable(secara biologis dapat
terurai). Selain itu paper cup ini juga dapat memperpanjang umursimpan produk
karena memiliki karakteristik yang lebih baik untuk melindungi produkyaitu
memiliki pori-pori yang lebih kecil dari ada styrofoam. Menurut Pujadi
(2013),kemasan paper cup yang digunakan sebagai kemasan cup noodle terdiri
atas dua jenismaterial yaitu kraft paper dan Low Density Polyethylene (LDPE).
Umur simpan produkPop Mie yang menggunakan bahan paper ini memiliki umur
simpan 8 bulan, sedangkanproduk Pop Mie yang menggunakan kemasan
styrofoam hanya memiliki umur simpan 6bulan. Hal tersebut karena kemasan
paper cup memiliki sifat tidak mengalamiperubahan bila terjadi perubahan
kelembaban (RH) dan tahan terhadap lemak, air dantidak dapat ditumbuhi kapang.
Dari karakteristik tersebut yang membuat kemasan papercup ini dapat membuat
produk memiliki umur simpan yang lebih panjang (Pujadi et al.,2013).

Gambar 1. Pop Mie Pedes Dower dengan kemasan paper cup

Kemudian ada inovasi industri non pangan yaitu perusahan produk perawatan
rambut dan kulit Seed Phytonutrients (Seed) berinovasi menggunakan botol dari
bahan kertas yang bisa didaur-ulang serta tahan terhadap percikanair di kamar
mandi. Produkproduknya dirancang untuk sustainable dari sisi luar dan dalam,
oleh karena itu kemasannya tampakrustic jika dibandingkan dengan botol-botol
yang umum yang ada di pasaran.
Gambar 2. Serangkaian produk-produk Seed Phytonutrients

Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, Seed tidak meninggalkan fungsi


utama darikemasannya, tetapi juga menambahkan value bagi perusahaannya serta
bagi lingkungan. KemasanSeed bukan hanya sebagai pelindung produk,
tetapimemberikan solusi mendukung green environment, menguatkan konsep
Reuse,memberikan Nilai Baru. Seperti bungkus kertas dapat dijadikan potsebagai
wadah benih pohon. Pohon juga dipergunakan sebagai bahan baku kertas
(Ferryantoet al., 2020).
Kemudian ada penelitian yang meneliti Karakterisasi Kemasan Kertas Aktif
dengan Penambahan Oleoresin Ampas Destilasi Sereh Dapur (Cymbopogon
citratus). Pada penelitian ini menggunakan alat yang digunakan adalah hot plate,
labu leher tiga, termometer, rotary vacuum evaporator IKA RV-10 Basic, blender
“Cosmos”, alat pencetak kertas ukuran 20 x 30 cm, MIT Folding Endurance
Tester, Tensile Tester – Kao Tieh (Model KT-7010-A2), IR spectrometer Nicolet
Magna 4R/ Avatar-360, alat gelas, dan alat analisis. Kemudian bahan yang
digunakan adalah sereh dapur (Pasar Legi, Surakarta), etanol 96 %, kertas saring,
kitosan, asam asetat, aquades, pati tapioka, tween 80, NaCl, KBr, Pseudomonas
flourescens FNCC 0071, Aspergillus niger FNCC 6018, Nutrient Agar, Potato
Dextrose Agar, dan silica gel. Penambahan oleoresin ampas destilasi sereh dapur
meningkatkan kadar air, ketebalan, dan aktivitas antimikroba serta menurunkan
ketahanan tarik, ketahanan lipat, dan penerimaan panelis. Kemasan kertas aktif
mengandung gugus fungsi selulosa, kitosan, dan tween 80 serta pada kemasan
kertas aktif penambahan oleoresin konsentrasi 2 % terdapat gugus fungsi
oleoresin sereh dapur. Waktu penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap
ketahanan tarik dan ketahanan lipat kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi
terpilih. Kemasan kertas aktif kontrol dengan kemasan kertas aktif penambahan
oleoresin konsentrasi 2 % berbeda nyata di setiap 5 hari penyimpanan.
Penyimpanan selama 20 hari berpengaruh tidak nyata terhadap aktivitas
antimikroba kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi terpilih.

Anda mungkin juga menyukai