Anda di halaman 1dari 6

Sistem Konsinyasi : Pengertian, Manfaat, serta Kerugiannya

Posted by. Admin LinovHR on Februari 28, 2020

Dalam berbisnis, selalu ada banyak cara untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mendapatkan
keuntungan dalam bisnis penjualan, tentunya Anda harus memilih metode penjualan yang tepat.
Karena dalam pemilihan sistem penjualan, membutuhkan keteraturan dan kerapian dalam
perencanaan. Salah satu metode penjualan yang sedang trend saat ini adalah sistem penjualan
konsinyasi ( sistem titipan).

Praktek penjualan dengan sistem konsinyasi ini sudah banyak dilakukan oleh para pelaku bisnis,
diantaranya dalam bisnis online, bidang makanan, elektronik dan lainnya. Mengapa banyak pelaku
usaha menerapkan sistem penjualan konsinyasi ini? Apa sebenarnya sistem konsinyasi itu? Lalu, apa
saja manfaat yang didapat dan kerugian apa saja yang sering diderita oleh penjual yang menerapkan
sistem penjualan konsinyasi?

Pengertian Sistem Konsinyasi

Sistem penjualan Konsinyasi adalah salah satu sistem transaksi penjualan dimana terdapat suatu
perjanjian antara kedua belah pihak yang berisi penyerahan barang (produk) dari pihak pertama
(pemilik barang) kepada pihak kedua (pemilik toko) untuk menjualkan kembali kepada konsumen
dengan harga dan syarat yang sudah diatur di dalam perjanjian. Dalam perjanjian ini, biasanya pihak
kedua (pemilik toko) akan mendapatkan komisi dari pihak pertama (pemilik barang), jika
barang/produknya laku terjual.

Pihak yang menyerahkan barang/produk (pemilik barang) disebut consignor, sementara pihak yang
dititipi barang disebut consignee. Dan untuk barang (produk) yang dititipkan disebut barang
konsinyasi.

Pengaturan pengiriman biasanya berlaku untuk jangka waktu tertentu. Setelah waktu ini berlalu, jika
tidak dilakukan penjualan, barang dikembalikan ke pemiliknya. Atau, periode konsinyasi dapat
diperpanjang atas kesepakatan bersama.
Baca Juga: Perbedaan Job Description Sales, Marketing dan Account Executive

Manfaat Sistem Konsinyasi

Sistem penjualan konsinyasi banyak disukai oleh pedagang pemula, karena sangat bermanfaat
khususnya bagi mereka yang masih belum berpengalaman untuk menghadapi konsumen secara
langsung. Manfaat sistem penjualan konsinyasi ini dibedakan dari dua sisi, yaitu manfaat bagi
pemilik barang (consignor) dan pemilik toko (consignee).

a. Manfaat Bagi Pihak Pemilik Barang (Consignor)

Berikut adalah beberapa manfaat yang diperoleh bagi pihak pemilik barang (consignor), antara lain :

1. Menghemat Biaya Pelayanan dan Penambahan Tenaga Kerja (SDM)

Sebagai pemilik barang, Anda dapat menghemat biaya pelayanan dan biaya tenaga kerja. Karena
Anda tidak perlu lagi merekrut pegawai baru untuk melayani konsumen dan menjualkan produk
Anda secara langsung

2. Lebih Fokus pada Penyediaan Produk (Proses Produksi)

Melalui sistem konsinyasi, Anda bisa lebih fokus pada penyediaan produk (proses produksi), karena
Anda sudah mempunyai bagian pemasaran dan penjualan sendiri (sudah di-handle oleh pihak
pemilik toko). Tentunya, Anda juga bisa lebih leluasa untuk melakukan inovasi-inovasi terbaru agar
produk Anda lebih unggul dari tampilan dan kualitasnya.

3. Memperluas Pasar dan Menghemat Biaya Promosi


Dengan adanya sistem konsinyasi, pihak pemilik barang akan merasa diuntungkan. Pasalnya, produk
Anda dapat dipasarkan di toko yang sudah memiliki banyak pelanggan, sehingga pasaran yang
dijangkau semakin luas, tergantung dari seberapa besar jaringan yang dimiliki pemilik toko tersebut.
Dan,pihak pemilik barang pun tidak perlu mengeluarkan biaya promosi,karena hal itu sudah menjadi
tanggung jawab pihak pemilik toko.

b. Manfaat Bagi Pihak Pemilik Toko(Consignee)

Adapun manfaat yang diperoleh bagi pihak pemilik barang (consignor), diantaranya adalah :

1. Resiko Kerugian Relatif Kecil

Manfaat sistem konsinyasi bagi pemilik toko (consignee) adalah memiliki risiko kerugian yang relatif
kecil. Kemungkinan terburuk bagi pemilik toko adalah tidak akan mendapatkan komisi jika barang
rusak atau tidak laku terjual.Namun, pihak consignee tidak akan mengalami kerugian atas produk
yang rusak tersebut.

2. Stok Produk Bertambah

Melalui sistem konsinyasi ini, penjual tidak akan kekurangan stok dagangan, karena produk akan
terus dikirimkan oleh pihak consignor. Adanya penitipan-penitipan barang (produk) tersebut akan
menambah jumlah barang yang dijual dalam etalase display tokonya.

3. Mendapat Keuntungan tanpa Mengeluarkan Modal

Manfaat lainnya adalah tidak memerlukan biaya produksi, karena disini tugas consignee hanya
menjual produk. Biaya produksi akan dikeluarkan oleh pihak consignor sebagai pihak yang memiliki
barang.
Sekalipun tanpa mengeluarkan modal, pihak consignee tetap mendapatkan komisi dari pihak
consignor, dengan catatan produk yang ditawarkan laku dibeli konsumen.

Biasanya pihak consignee akan menambahkan harga dari harga yang ditetapkan. Tambahan harga
tersebut merupakan keuntungan yang akan diperoleh pihak consignee. Selain itu, pihak consignee
juga akan mendapatkan fee dari pihak consignor.

Baca Juga: Jenis & Bentuk Struktur Organisasi pada Perusahaan

Kerugian Sistem Konsinyasi

Sama seperti sistem penjualan yang lain, sistem konsinyasi juga memiliki resiko kerugian. Kerugian
sistem ini juga dibagi menjadi dua sisi yaitu kerugian dari sisi pihak pemilik barang (consignor) dan
kerugian dari sisi pemilik toko (consignee). Berikut penjelasannya :

a. Kerugian Bagi Pihak Pemilik Barang (Consignor)

Berikut adalah beberapa kerugian yang sering diderita oleh pihak pemilik barang (consignor), antara
lain :

1. Strategi Pemasaran Kurang Tepat

Strategi pemasaran yang dipilih pihak consignee justru membuat barang/produk tidak laku terjual.
Hal ini bisa terjadi, apabila planning pemasaran produk oleh pihak consignee tidak sesuai dengan
planning yang diajukan pihak consignor.
2. Resiko Kerugian Cukup Rentan

Kelemahan sistem konsinyasi adalah resiko kerugiannya yang cukup besar, apalagi jika pihak
consignee tidak menguasai cara promosi barang yang handal. Hal ini berakibat, produk tertahan di
tangan pihak consignee dalam waktu yang lama.

Oleh karena itu, Anda juga harus memastikan pihak pemilik toko (consignee) adalah penjual yang
baik dan dapat diandalkan. Sebelum melakukan kesepakatan konsinyasi, Anda harus mempelajari
terlebih dahulu kualitas pihak consignee. Jangan asal percaya pada sembarang orang, karena
nantinya akan berakibat fatal.

3.Uang Tidak Dapat Langsung Diterima

Kerugian terakhir dari sistem konsinyasi bagi pemilik barang adalah penerimaan pembayaran yang
tidak langsung atau uang tidak dapat langsung diterima setelah produk terjual. Hal ini dikarenakan
sistem pembayaran yang digunakan mengikuti sistem pembayaran dari penjual biasanya perminggu
atau perbulan sesuai kesepakatan awal.

b. Kerugian Bagi Pihak Pemilik Toko (Consignee)

Pihak Pemilik Toko (consignee) harus merawat dan menjaga barang yang dititipkan dengan benar
dan harus rajin melakukan pemantauan stok. Karena biasanya dalam perjanjian kesepakatan,
kehilangan barang merupakan tanggung jawab pihak pemilik toko dan akan ditagihkan sebagai
barang yang laku terjual oleh pemilik barang (consignor).

Tips Menjalankan Sistem Konsinyasi


Sistem Konsinyasi sangat cocok sekali digunakan sebagai langkah awal untuk mengenalkan produk
consignorke pasaran. Namun, bagi pemilik produk yang berniat melakukan sistem ini, hendaknya
selektif dalam membuat ketentuan agar barang/produk dapat laku terjual.

Berikut beberapa tips dalam menjalankan sistem konsinyasi bagi Pemilik Barang (consignor),
diantaranya adalah:

1.Pilihlah Toko yang Letaknya Strategis dan Ramai Konsumen

Bagi pemilik barang (consignor), hal ini bertujuan agar produknya menjadi terkenal dan cepat
laku/terjual di pasaran.

2. Menjalin Hubungan yang Baik dengan Pemilik Toko

Anda bisa menawarkan margin keuntungan yang menarik dan hadiah pada pemilik toko jika dapat
melakukan penjualan dalam jumlah maksimal. Melalui cara ini diharapkan pemilik toko mau terlebih
dahulu menawarkan produk Anda terlebih dahulu kepada konsumen dan menjadikannya alternatif
utama dalam setiap penjualan di tokonya.

Sementara, yang harus dilakukan pemilik toko dalam menjalankan konsinyasi adalah :

Melakukan pengecekan secara rutin, khususnya untuk produk-produk yang memiliki masa
kadaluarsa, biasanya sejenis makanan dan minuman. Dengan melakukan pengecekan secara rutin,
Anda akan terhindar dari kemungkinan produk kadaluarsa yang mungkin dibeli oleh konsumen. Jika
hal ini terjadi, maka bisa menimbulkan kerugian dan image negatif terhadap penjual.

Anda mungkin juga menyukai