Anda di halaman 1dari 6

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Hasil Analisa Proksimat

Analisa proksimat dilakukan untuk mengetahui kandungan protein, lemak,

karbohidrat, abu dan kadar air dalam pakan ikan yang dibuat. Protein berperan

penting untuk pertumbuhan dan sumber energi pertama bagi ikan. Lemak

adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut

organik sebagai sumber energi terpenting untuk pertumbuhan dan kelangsungan

hidup ikan. Abu total didefinisikan sebagai residu yang dihasilkan pada proses

pembakaran bahan organik, berupa senyawa anorganik dalam bentuk oksida,

garam dan juga mineral. Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat yang

tidak dapat dicerna oleh tubuh dan bukan nutrisi penting bagi ikan laut. Serat

kasar diperlukan untuk memudahkan pengeluaran feses. Pakan ikan yang baik

bagi ikan adalah pakan yang mengandung nutrisi (protein, lemak, abu, air, dan

serat kasar) yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan ikan agar pertumbuhan

ikan optimal (Iskandar dan Fitriadi, 2017).

Analisa proksimat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kandungan

nutrisi dari bahan-bahan penyusun pakan yang meliputi protein, lemak, abu, dan

kadar air. Uji proksimat ini membantu dalam menentukan bahan yang

menghasilkan energi. Beberapa komponen zat gizi yang dapat menghasilkan

energi, yaitu protein, lemak, dan karbohidrat. Komponen tersebut juga disebut

sebagai komponen makro karena dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah relatif besar.

Kelompok yang tidak menghasilkan energi Komponen pakan yang tidak

menghasilkan energi adalah vitamin dan mineral. Komponen tersebut juga disebut
dengan komponen mikro karena dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah yang relatif

kecil (Devani dan Basriati, 2015).


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.2. Analisa proksimat pakan buatan

Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan di Balai Benih Ikan Air

Tawar Ambarawa diketahui hasil analisa proksimat pakan buatan yang diproduksi

yaitu mengandung protein sebanyak 18%-20%. Pakan tersebut digunakan sebagai

pakan buatan untuk ikan lele, ikan nila serta ikan karper. Analisa proksimat pada

pakan yang telah dicetak menjadi pelet dilakukan secara acak atau sampling

selama 1 tahun sekali dan hasil dari analisa beberapa pakan tersebut dianggap

mewakili semua pakan yang dibuat.

4.2. Pembahasan

4.2.2. Analisa proksimat pakan buatan

Hasil analisa proksimat pakan yang diuji oleh BBIAT Ambarawa yaitu

analisa protein. Pengujian analisa protein dilakukan di BBPBAP Jepara, analisa

proksimat pada pakan yang telah dicetak menjadi pelet dilakukan secara acak atau

sampling selama 1 tahun sekali bersamaan dengan analisa proksimat bahan pakan

ikan. Hasil dari analisa beberapa pakan tersebut dianggap mewakili semua pakan

yang dibuat. Hasil analisa proksimat protein pakan yang diperoleh adalah 18%-

20%. Analisa proksimat pada pakan protein dapat menggunakan metode Kjeldahl.

Menurut Haryati et al. (2010), kandungan protein, lemak, serat kasar dan BETN

dianalisis dengan menggunakan analisis proksimat. Kandungan protein dianalisis


dengan menggunakan metode Kjeldahl, kandungan lemak dengan ekstraksi

Soxlet.

Protein merupakan senyawa organik yang dibutuhkan oleh ikan sebagai

sumber energi utama dan berperan penting untuk pertumbuhan, karena

mengandung asam amino esensial dan non-esensial. Hal ini diperkuat oleh

Iskandar dan Fitriadi (2017) yang menyatakan bahwa, protein berperan penting

untuk pertumbuhan, karena mengandung asam amino esensial dan non-esensial.

Protein merupakan sumber energi utama pada ikan, jika kebutuhan protein tidak

dicukupi dalam makanannya, maka akan terjadi penurunan drastis atau

penghentian pertumbuhan atau kehilangan bobot tubuh karena ikan akan menarik

kembali protein dari beberapa jaringan untuk mempertahankan fungsi dari

jaringan yang lebih vital.

Hasil analisa proksimat protein dalam pakan buatan yang dibuat oleh

BBIAT Ambarawa yaitu berkisar 18% - 20%, jika dibandingkan dengan referensi

Menurut Iskandar dan Fitriadi (2017), kadar protein optimum untuk ikan adalah

25 - 50%, hasil analisa protein pada pakan mandiri yang dibuat oleh BBIAT

Ambarawa masih belum memenuhi kadar protein optimum untuk ikan baik untuk

ikan lele, ikan nila maupun ikan karper.

Analisa proksimat pakan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

kandungan nutrisi bahan pakan yang terkandung di dalam pakan buatan yang telah

dibuat. Hasil dari analisa proksimat digunakan sebagai pengetahuan mengenai

kadar gizi yang tekandung di dalam pakan, analisis ini perlu dilakukan karena

dapat mengetahui kadungan utama dari suatu bahan pakan yang diberikan untuk

ikan sehingga kita dapat mengetahui kualitas pakan yang diberikan tersebut.
Menurut Mulyani dan Sukesi (2011), bahwa analisis proksimat dilakukan untuk

mengetahui komponen utama dari suatu bahan untuk pakan, komponen utama

umumnya terdiri dari kadar air, kadar abu, karbohidrat, protein serta lemak.

Analisis ini menjadi perlu untuk dilakukan karena menyediakan data kandungan

utama dari suatu bahan pakan. Faktor lain adalah karena analisis proksimat dalam

pakan berkenaan dengan kadar gizi dari bahan pakan tersebut. Kadar gizi perlu

diketahui karena berhubungan dengan kualitas pakan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Devani, V. dan S. Basriati. 2015. Optimasi Kandungan Nutrisi Pakan Ikan Buatan
dengan Menggunakan Multi Objective (Goal) Programming Model. J.
Sains, Teknologi dan Industri. 12(2): 255-261.

Haryati, Z. dan D.S. Putri.2010. Pengaruh Tingkat Subtitusi Tepung Ikan dengan
Tepung Maggot terhadap Komposisi Kimia Pakan dan Tubuh Ikan
Bandeng (Chanos Chanos Forsskal). J. Akuakultur. 6(1): 23-31.

Iskandar, R dan S. Fitriadi. 2017. Analisa Proksimat Pakan Hasil Olahan


Pembudidaya Ikan di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Ziraa’ah.
42(1): 65.68. ISSN: 2355-3545.

Mulyani, T. dan Sukesi. 2011. Kebutuhan Optimum Protein dan Energi Pakan
Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy). J. Penelitian Perikanan
Indonesia 1 (3): 82-94

Anda mungkin juga menyukai