Bab Ii
Bab Ii
TELAAH PUSTAKA
2.1 Kinerja
adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja para
organisai. Selain karyawan dapat menjadi keunggulan bersaing, mereka juga dapat
perusahaan dan ketika karyawan bekerja namun tidak efektif, maka Sumber Daya
dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu
disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas
(Mangkunegara, 2007 : 54). Kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan karyawan sesuai
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam
pencapaian tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan
12
moral dan etika. (Sedarmayanti, 2003 : 149) Kinerja adalah kuantitas dan kualitas
organisasi. Aspek kuantitas mengacu kepada beban kerja atau target kerja,
maupun swasta dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan haruslah melalui
sesuatu organisasi yang digerakkan oleh sekelompok orang sebagai pelaku dalam
sebagai sumber daya oleh karena itu sumber daya tersebut hendaknya memiliki
keahlian (Skill) yang tinggi, bila sumber daya tersebut memiliki kinerja yang baik
maka akan berdampak kepada kinerja organisasi atau perusahaan yang baik pula.
sebagai berikut:
1. Faktor Individu
memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya
(jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan
13
dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai,
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim
organisasi.
14
1. Tujuan
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
2. Standar
3. Umpan Balik
sebenarnya. Tujuan yang dapat diterima oleh pekerja adalah tujuan yang
Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk
sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
15
5. Motif
6. Peluang
2.2 Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok,
yaitu pimpinan sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin
baik secara fisik maupun spiritiual terhadap keberhasilan aktivitas kerja yang
dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan setiap orang tidak
16
mempengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian dan
dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian dan tujuan organisasi
atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespon
untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuam
organisasional dapat tercapai (Dubrin, 2005 : 3). Menurut Nasution (2007 : 64)
dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan sataun kerja untuk
bagi organisasi dan para bawahannya. Kebutuhan akan pemimpin yang baik dan
17
profesional dapat memotivasi karyawan, sehingga tujuan organisasi berjalan
yang dipilih, melainkan seseorang yang memiliki kelebihan baik dari sudut
penampilan, intelektual dan pengalaman. Mesti ada sesuatu dlam diri pimpinan
a. Kekuasaan
sesuatu.
b. Kewibawaan
c. Kemampuan
organisasi yang sangat menonjol peranannya akan dpat disimpulkan bahwa para
menyatakan bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik harus memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
18
a. Mempunyai kemampuan yang melebihi orang lain
d. Pandai bergaul
Menurut Nasution (2007 : 228), gaya kepemimpinan ini dapat dibedakan dalam
a. Tipe Diktator
b. Tipe Otoriter
Tipe ini ingin berkuasa sendiri dan tidak mau melimpahkan wewenang
terhadap bawahan. Para bawahan harus patuh dan taat dalam menuruti
bergantung padanya.
19
c. Tipe Demokratis
tipe pemimpin seperti ini dapat memimpin kelompok secara efektif, karena
d. Tipe Birokratis
Tipe ini selalu berpegang teguh pada peraturan, kebijakan dan prosedur
e. Tipe Bebas
suka bekerja dan untuk mencapai tujuan. Adapun yang menjadi indikator dari
20
(2) Memiliki rasa humor, antusiasme yang tinggi, suka berkawan.
2.3 Motivasi
dorongan yang dimiliki dan apa yang maendasari perilakunya, untuk itu dapat
dikatakan bahwa dalam diri seseorang ada kekuatan yang mengarah kepada
“menggerakkan“ (to move). Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai – nilai
yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifikasi sesuai dengan
21
oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu (Isyandi, 2004 :
134).
henti, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya
tingkat dua akan menjadi yang pertama, dan berlaku sperti itu. Semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam masyarakat dan organisasi maka akan semakin tinggi
faktor yang dirasakan menjadi kebutuhan orang tersebut (Rivai, 2008 : 458-459).
berprestasi yang bersumber dari dalam diri individu tersebut, yang lebih dikenal
bahwa faktor – faktor yang menyebabkan kepuasan kerja ( job satisfaction )adalah
berbeda dan terpisah dengan faktor – faktor yang menyebabkan ketidak puasan
faktor dari dalam diri sendiri ( intrinsik ) seperti kepuasan terhadap pekerjaan,
dalam bekerja dan pandangannya terhadap pekerjaan itu sendiri. Motivasi yang
maka kuatnya motivasi dari seseorang bergantung pada pandangan tentang betapa
22
kuatnya keyakinan yang terdapat dalam diri bawa ia akan dapat mencapai
produktivitas.
23
Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja
karyawan, agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
pemenuhan individu karyawan itus endiri. Apabila suatu organisasi tidak mampu
2004 : 128 ) :
24
berusaha menghindar dari kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta
b. Achievement ( Keberhasilan )
c. Advencement ( Pengembangan )
2. Surat penghargaan.
25
3. Memberi hadiah berupa uang tunai.
6. Responsibility ( Tanggungjawab )
dipimpin.
26
karanganyar.
27
4 Shinta Pengaruh Pengawasan Pengawasan dan
Wanda pengawasan dan dan motivasi tersebut
Dwi motivasi terhadap motivasiKine memberikan
Andini kinerja pekerja rja pekerja pengaruh yang
(2011) bagian taman positif terhadap
kebersihan dan kinerja
pertamanan kota pekerjabagian taman
samarinda Dinas Kebersihan
dan Pertamanan
Kota Samarinda hal
ini berarti bahwa
peningkatan
terhadap
pengawasan dan
motivasi akan
meningkatkanterhad
ap kinerja pekerja
bagian taman Dinas
Kebersihan dan
Pertamanan
KotaSamarinda
karena semua nilai
coefisien regresi
bertanda positif
28
(2012) kerja terhadap Kinerjapega signifikanMotivasid
kinerja pegawai wai an Kemampuan
dinas pendidikan Kerja secara
kabupaten ogan bersama-sama
komering ilir terhadap Kinerja
Pegawai
DinasPendidikanKa
bupaten Ogan
Komering Ilir.
Sumber : Jurnal nasional dan internasional oleh Riyanto Sujudi (2009) , Joko
Purnomo (2009), I Gde Adnyana Sudibya - I Wayan Murdiarta (2012),
Shinta Wanda Dwi Andhini (2011), M.Farid Wajdi (2011), Choiriyah
(2012), Dr.K.Chandrasekar (2011), Budiyanto and Hening Widi
Oetomo (2010).
satu tingkat kepemimpinan memberikan hasil yang baik dari waktu ke waktu dan
29
jarang pula suatu kelakuan tertentu memberikan hasil yang diinginkan secara terus
instrinsik adalah suatu kekuatan dorongan dalam diri seseorang dan situasi serta
peluang yang tersedia. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas arah
dan ketentuan usaha untuk mencapai suatu tujuan seseorang yang memiliki
tinggi, akan bekerja dengan sebaik-baiknya agar dapat tercapai kinja yang
optimal. Sementara pegawai yang memiliki motivasi yang rendah maka akan
menciptakan kinerja yang rendah pula. Berarti ada hubungan positif antara
Kepemimpinan
(X1)
Kinerja
(Y)
Motivasi Intrinsik
(X2)
30
Sumber : Manullang (2001:151) dan (Isyandi, 2004 : 130)
2.6 Hipotesis
Rokan-Hulu.
Rokan-Hulu.
31