Nim : 1420121113 Tugas : IDK I,II Kelas B Vincentius
Jelaskan proses pencernaan makanan karbohidrat, protein dan lemak
A.Proses pencernaan makanan karbohidrat
Proses pencernaan karbohidrat dimulai dari : a. Rongga mulut. Makanan yang mengandung karbohidrat dikunyah di dalam rongga mulut sehingga bercampur dengan air ludah. Air ludah mengandung enzim amilase, Enzim ini memecah ikatan antara unit gula monomer disakarida, oligosakarida, dan pati. Enzim amylase memecah amilosa dan amilopektin menjadi rantai yang lebih kecil dari glukosa, yang disebut dekstrin dan bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi maltosa. Peningkatan konsentrasi maltose dalam mulut yang dihasilkan dari perusakan mekanis dan kimia pati dalam biji-bijian dapat meningkatkan rasa manis. Enzim amilase pada ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang ditelan masuk ke dalam lambung. b. Tenggorokan (Esofagus) Setelah melalui pencernaan mekanis yang dilakukan gigi dan pencernaan kimiawi yang dilakukan ludah, karbohidrat kemudian ditelan masuk dan melewati tenggorokan (esophagus). Tidak ada proses khusus pencernaan makanan di sini. Makanan melewati saluran dalam esofagus dengan sangat mudah dalam hitungan detik. Dinding saluran esofagus sangat licin karena mengandung cairan mucus yang dihasilkan sel-sel yang terdapat di dindingnya. c. Lambung Dari tenggorokan, karbohidrat langsung diterima lambung untuk kemudian diolah dan dicampurkan dengan asam lambung(HCl) yang bersifat korosif. Pencampuran karbohidrat, asam lambung, dan makanan lain terjadi dengan bantuan gerakan kontraksi lambung. Proses pencampuran dengan asam lambung mengakibatkan makanan menjadi lebih cair dan hancur yang disebut chymus. Di dalam cairan sekresi lambung tidak ada enzim yang memecah karbohidrat. Kalau makanan hanya mengandung karbohidrat saja, akan tinggal di dalam gaster dan diteruskan ke dalam doudenum. Karena itu, hidangan karbohidrat akan lebih cepat menimbulkan rasa lapar kembali. d. Usus Halus Di dalam doudenum chymus dicampur dengan sekresi pankreas dan sekresi doudenum. Keduanya mengandung enzim yang dapat memecah karbohidrat lebih lanjut. Pencernaaasan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Usus 12 Jari (Duodenum)
Chymus yang mengandung karbohidrat yang berasal dari lambung diteruskan ke usus12 jari (duodenum) untuk kemudian dicerna lebih lanjut. Proses pencernaan karbohidrat dalam usus 12 jari dilakukan secara kimiawi menggunakan enzim amylopsin atau enzim amylase yang dihasilkan dari getah pankreas. Enzim ini memecah amilum yang belum sempat terurai sempurna di rongga mulut untuk menjadi disakarida. Usus Kosong (Jejunum) Setelah melalui usus 12 jari, proses pencernaan karbohidrat yang telah berwujud disakarida ini kemudian dilanjut oleh organ selanjutnya, yakni usus kosong (jejunum). Di dalam organ ini, disakarida dipecah menjadi monosakarida dengan bantuan enzim- enzim disakaridase (maltase, laktase, dansukrase) yang terdapat pada getah usus halus hasil sekresi dinding- dindingnya. Pemecahan disakarida tergantung pada jenis dan jumlahnya, yaitu: 1. Maltosa menjadi 2 mol glukosa dengan bantuan enzim maltase 2. Laktosa menjadi 1 mol glukosa dan 1 mol galaktosa dengan bantuan enzim laktase 3. Sukrosa menjadi 1 mol glukosa dan 1 mol fruktosa dengan bantuan enzim sukrase
Usus Penyerap (Ileum)
Setelah melalui usus kosong, monosakarida-monosakarida hasil penguraian enzim disakaridase kemudian diserap oleh dinding ileum atau usus penyerap. Serapan monosakarida ini lalu diabsorpsi dan diangkut system sirkulasi darah lewat vena porta dan disalurkan keseluruh tubuh menjadi energi yang siap digunakan. e. Usus Besar dan Anus Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan dan sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh mikroorganisma didalam usus besar. Substrat potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan fruktan. Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam asetat, asam propionat dan asam butirat. Fermentasi yang meningkat di dalam kolon menghasilkan banyak gas karbondiokasida yang kemudian keluar sebagai flatus (kentut). Sisa karbohidrat yang masih ada dibuang sebagai tinja. Secara skematis, pencernaan karbohidrat yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
B. Proses Pencernaan Protein
Proses pencernaan protein Proses pencernaan protein dari mulut hingga ke perut a. Di mulai dari mulut. Semua makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dikunyah terlebih dahulu di dalam mulut. Begitu pula dengan makanan yang mengandung protein. Tujuannya untuk menghasilkan bentuk makanan yang lebih kecil dan halus sehingga memudahkan proses pencernaan. b. Dicerna jadi bentuk yang lebih kecil di lambung Setelah tekstur makanan sudah lumat dan halus dengan sempurna, makanan akan ditelan hingga kemudian masuk ke dalam sistem pencernaan di perut. Di sini, lambung mulai menjalankan tugasnya dengan menciptakan suasana asam yang akan mengaktifkan enzim protease. Protein yang terkandung dalam makanan, nantinya akan diubah oleh enzim protease menjadi bentuk yang lebih kecil, yaitu asam amino. Tidak berhenti sampai di situ, enzim pepsin sebagai salah satu enzim protease yang utama juga akan mengubah protein menjadi ukuran yang lebih kecil lagi, yang disebut sebagai peptida. c. Protein siap diserap di dalam usus halus Jika tugas di dalam lambung telah selesai, selanjutnya asam amino akan masuk ke dalam usus halus yang terletak di antara lambung dan usus besar. Di saat yang bersamaan, pankreas akan melepaskan enzim bikarbonat, yang bertugas untuk menetralkan partikel asam yang mungkin terbawa dari lambung. Meski sudah dipecah jadi lebih kecil, asam amino dan peptida masih belum bisa diserap, harus dicerna lagi ke bentuk zat yang lebih sederhana. Nah, proses ini memerlukan bantuan enzim tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase, agar dapat menguraikan asam amino dan peptida. Selanjutnya, bentuk protein yang paling sederhana ini akan diserap oleh dinding-dinding usus halus. Di dinding usus halus, terdapat bagian yang disebut dengan vili dan mikrovili yang memudahkan penyerapan asam amino. Setelah itu, asam amino akan masuk ke dalam aliran darah bersama nutrisi lainnya yang juga telah diserap oleh usus halus. Aliran darah akan melewati semua sel-sel tubuh dan membagikan asam amino ke bagian yang membutuhkan, termasuk sel otot. Bagian tubuh lain juga ikut andil dalam mencerna protein Proses pencernaan protein tentu tidak hanya mengandalkan kerja rangkaian sistem pencernaan saja. Saraf dan hormon di dalam tubuh turut memiliki andil dalam mengantarkan sinyal dan mengatur kerja organ pencernaan, agar menjalankan tugas sesuai fungsinya. Ambil contoh, hormon gastrin yang ada di dalam lambung akan merangsang sel-sel di dalamnya untuk menghasilkan asam. Sementara hormon sekretin berperan dalam mengatur produksi enzim bikarbonat pada pankreas. Begitu juga dengan hormon kolesistokinin yang akan memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan enzim pencernaan protein dan nutrisi lainnya. Di sisi lain, sistem saraf tubuh ternyata dapat membantu proses pencernaan protein dengan memberikan stimulasi saraf yang memberikan sinyal bahwa ada makanan yang harus diolah di dalam saluran pencernaan. Stimulasi saraf tersebut nantinya akan membantu memindahkan makanan dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam sistem pencernaan sesuai dengan tahapannya.
C.Proses pencernaan lemak
Berikut proses tubuh mencerna lemak : a. Mulut Proses pencernaan sudah dimulai begitu Anda memasukan makanan ke dalam mulut. Saat mengunyah, gigi akan menghancurkan makanan menjadi potongan-potongan kecil sementara enzim lipase dari air liur ikut melumatkan teksturnya agar nantinya makanan tersebut lebih mudah ditelan. b. Kerongkongan (esofagus) Makanan yang telah lumat kemudian akan mengalir melewati kerongkongan. Aliran ini terjadi karena di kerongkongan terjadi gerakan peristaltik yang membuat otot-otot di tenggorokan bergerak terus untuk mendorong makanan sampai masuk ke dalam lambung. c. Lambung Di dalam lambung, otot-otot dinding lambung akan bekerja seperti blender untuk mengaduk dan mencampur segala makanan yang baru Anda telan dengan makanan yang sebelumnya sudah Anda makan. Selain itu, lapisan lambung Anda secara alami akan menghasilkan asam dan enzim untuk memecah makanan secara kimiawi. Hal ini dilakukan agar lemak dapat dipecah menjadi bagian yang jauh lebih halus dan dapat langsung dicerna di usus kecil. d. Usus kecil Proses pencernaan lemak yang sesungguhnya terjadi setelah makanan yang Anda telan berada di usus kecil. Lemak tidak dapat larut dalam air, maka proses emulsifikasi (pencampuran) lemak sangat diperlukan. Di bagian atas usus kecil, lebih tepatnya duodenum, proses emulsifikasi lemak secara mekanik berlanjut dengan bantuan asam empedu yang dihasilkan dari kantung empedu. Asam empedu adalah zat yang mampu mengemulsi lemak dan merubah ukurannya menjadi beratus-ratus kali lipat lebih kecil dari ukuran normalnya. Di saat yang bersamaan, pankreas, organ kecil yang terletak di bawah perut, menghasilkan enzim lipase untuk mengemulsi lemak secara hidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Kedua senyawa tersebut akan bereaksi dengan garam empedu untuk menghasilkan molekul-molekul lemak yang lebih kecil lagi, disebut micel. Setelah molekul lemak diubah menjadi micel, enzim lipase kembali bekerja untuk memecah molekul lemak menjadi asam lemak dan monogliserida, yang nantinya akan melawati usus halus. Setelah berhasil melewati usus halus, asam lemak akan diubah menjadi trigliserida, yang bergabung dengan kolesterol, fosofolipid, dan protein untuk membentuk struktur baru yang disebut kilomikron. Lapisan protein dari kilomikron membuat molekul ini dapat larut dalam air. Alhasil, lemak dapat langsung disalurkan melalui pembuluh getah bening dan aliran darah menuju berbagai jaringan tubuh yang memerlukannya. Saat kilomikron bergerak melalui aliran darah, mereka akan menyalurkan trigliserida ke jaringan adiposa. Sekitar 20 persen trigliserida kemudian dikirim ke hati untuk dipecah dan diserap oleh sel-sel hati atau digunakan untuk menghasilkan energi. Semua sel Anda dapat menggunakan asam lemak sebagai energi, kecuali yang ada di otak, sel darah merah, dan mata. e. Usus besar dan anus Lemak sisa yang tidak dapat diserap oleh tubuh nantinya akan masuk ke dalam usus besar untuk dikeluarkan dari tubuh melalui anus dalam bentuk feses. Inilah yang dikenal dengan proses buang air besar. Pada dasarnya, setiap orang memiliki sistem pencernaan dan respon terhadap makanan yang berbeda-beda. Hal ini yang membuat setiap orang mencerna makanan berlemak dalam waktu yang berbeda pula. Ada banyak faktor yang memengaruhi seberapa lama makanan berlemak bisa diserap tubuh. Beberapa di antaranya seperti kondisi psikologis, jenis kelamin, hingga jenis makanan yang Anda konsumsi dikonsumsi. Makanan tinggi protein dan makanan yang berlemak, seperti daging dan ikan, membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna daripada makanan berserat tinggi, seperti buah dan sayuran. Sementara permen, seperti permen, biskuit, dan kue kering, adalah contoh makanan yang cepat dicerna. Secara umum, dibutuhkan waktu sekitar 24 hingga 72 jam lamanya bagi tubuh untuk mencerna makanan berlemak secara sempurna. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic, rata-rata waktu proses pencernaan pria adalah sekitar 33 jam dan wanita kurang lebih 47 jam.