PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu
tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua (Hanavi,
2011).
lainnya secara seimbang, kebutuhan rohani dalam bentuk kasih sayang dan
yang sesuai dengan norma yang berlaku, serta kebutuhan psikologis dalam
sampai pola psikologis anak menjadi terganggu dengan segala apa yang
penting karena memiliki alasan. Alasan pertama, bahwa kajian itu diperlukan
untuk panduan praktis bagi orang tua, guru, dan orang – orang yang
berhubungan dengan sang anak. Alasan kedua adalah bahwa kajian ini
1
2
bagi pertumbuhan dan perkembangan otak yang sehat. Alasan ketiga adalah
atau pembelajaran pada diri sang anak. Alasan keempat adalah memahami
pemahan diri. Kita mengetahui diri kita sendiri dengan lebih baik dengan cara
pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak yang sedang berada
dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode di mana suatu
gambaran tentang massa tubuh (tulang, otot, dan lemak). Massa tubuh sangat
merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi masa lalu terutama
yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita, selain itu tinggi badan anak dapat digunakan sebagai indeks
3
Pertumbuhan anak yang sehat adalah memiliki berat badan yang ideal
dan tinggi badan yang ideal mengikuti umurnya. Seringkali didapati bahwa
anak -anak yang berada dalam umur yang sama tetapi terdapat variasi dalam
tinggi badan mereka. Terlintas dalam fikiran kenapa terdapat perbedaan dalam
tinggi badan anak-anak sedangkan mereka dalam lingkungan umur yang sama
(Hanavi, 2011).
(Aritonang,2010).
konsumsi dan infeksi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun di kabupaten
dengan tingkat konsumsi energi dan protein. Tingkat konsumsi energi, tingkat
konsumsi protein, dan kejadian ISPA berhubungan dengan status gizi. Tingkat
4
pendapatan per kapita, tidak berhubungan dengan tingkat konsumsi energi dan
ISPA dan diare. Adapun didalam penelitian tersebut menggunakan uji statik
termasuk defisit dan tingkat konsumsi protein 35,5% sampel termasuk defisit.
Dalam tiga bulan terakhir dan saat penelitian 63,2% sampel menderita ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Atas) dan 1,3% sampel mengalami diare,
Tingkat konsumsi energi dan protein dan kejadian ISPA berhubungan dengan
slor Z BB/U. pada anak usia 2-5 tahun. Tingkat pendidikan ibu dan
riwayat status gizi balita (p value: 0,000), penyakit infeksi (p value : 0,003),
hubungan antara faktor riwayat status gizi balita, penyakit infeksi, pendapatan
orangtua, dan pengetahuan Ibu tentang gizi dengan pertumbuhan balita usia 2-
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi waktu lahir
5
0,05; 3) . Ada hubungan yang signifikan antara status gizi waktu lahir dengan
kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi buruk, sementara itu di negara
anak-anak kekurangan berat badan walaupun survei pada tahun 2006 terjadi
penduduk terbesar di dunia dari data sensus tahun 2004, Indonesia memiliki
populasi 214.6 juta penduduk. Dari jumlah penduduk tahun 2004 tersebut,
8.88% adalah anak-anak yang berumur 0 hingga 5 tahun. Oleh karena jumlah
lebih dari 2 juta anak anak di bawah umur 5 tahun mengalami gizi buruk dan
sepertiga dari anak berusia 5-9 tahun tidak mendapat pendidikan sekolah.
2011).
usia sekolah di Indonesia, baik itu masalah kurang gizi maupun kelebihan
gizi. Prevalensi anak usia sekolah laki-laki kurus adalah 13,3% di 16 provinsi
6
sebesar 15,6% pada anak laki-laki dan 16,9% pada anak perempuan
(Riskesdas,2007).
masukan zat gizi dan infeksi pada anak. Pada akhirnya ketersediaan zat gizi
(Supariasa, 2001).
Selatan data bulan Maret 2013 berjumlah 787,67 ribu (9,54%) Hal ini
banyak zat gizi untuk pertumbuhan dan beraktivitas. Hal ini disebabkan
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik, mental, intelektual, dan sosial
7
masa depannya nanti. Bila sejak dini anak sudah mengalami gangguan, maka
Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Sedangkan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK). Taman kanak- kanak inilah yang
rata- rata 5-6 tahun. Adapun mayoritas orang tua murid bekerja sebagai buruh
harian dan ibu rumah tangga. Menurut Kepala sekolah TK Asdani, terdapat
±50% anak yang memiliki BB (Berat Badan) tidak sesuai dengan umurnya,
begitupun dengan Tinggi Badan (TB) yang tidak sesuai dengan umurnya.
Dalam hal ini, menurut sumber yang diterima dari Kepala Sekolah TK Asdani
dan gemuk. Maka Hal inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian
B. Rumusan Masalah
maka perumusan masalah penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa saja yang
C. Hipotesis
1. H0 (Hipotesis Nol)
9
pertumbuhan anak
d. Tidak ada pengaruh antara riwayat berat badan waktu lahir dengan
pertumbuhan anak
pertumbuhan anak.
2. Ha (Hipotesis Alternatif)
anak.
pertumbuhan anak
anak.
D. Definisi Operasional
1. Status gizi adalah keadaan anak usia dini 5-6 tahun di TK Asdani Makassar
2. Pengetahuan Ibu
pertumbuhan anak.
Kriteria objektif :
3. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi adalah jumlah pendapatan orang tua murid TK. Asdani
sesuai dengan UMR (Upah minimum Regional) Sulsel tahun 2015 yaitu
sebesar Rp 1.200.000
Kriteria Objektif :
Pernapasan Bagian Atas (ISPA) maupun diare yang pernah diderita anak
dalam tiga bulan terakhir dan saat pengambilan data dinilai dari jawaban
Kriteria objektif :
1. Ya
2. Tidak
11
Riwayat berat badan lahir adalah riwayat berat badan yang dimiliki anak
sewaktu lahir.
Kriteria objektif :
6. Pertumbuhan
yang dilihat berdasarkan berat badan ideal anak 5-6 tahun dengan rumus:
(2 X n) + 8
Kriteria Objektif :
E. Kajian Pustaka
usia pra sekolah di Taman Kanak-kanak Semai Benih Bangsa Daud Tgk.
bahasa.
Prevalensi Obesitas pada anak usia 4-6 Tahun dan hubungannya dengan
lingkungan, tingkat konsumsi dan infeksi dengan status gizi anak usia 2-5
dengan status gizi anak usia 2-5 tahun di kabupaten semarang tahun 2003.
F. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Makassar
2. Tujuan Khusus
pertumbuhan anak
anak
G. Manfaat Penelitian
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Anak
perlindungan anak:
anak:
Manusia:
belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam
15
16
dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/ toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah
(2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), hingga remaja (11-18) tahun.
Rentang ini berbeda antara anak satu dengan anak yang lain mengingat
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola
mandiri. Anak usia toddler adalah anak yang berusia 1 sampai 3 tahun
(Supartini, 2004).
ﺤﻖ ﺍﻠﻮﺍﻠﺩ ﻋﻟﻰ ﺍﻟﻮﻟﺩ ﺃﻦ ﻴﺤﻳﻥ ﺍﻠﺴﻤﻪ ﻮﺃﺮﺑﻪ ﻮﺃﻦ ﻴﻌﻠﻣﻪ ﺍﻠﻜﺘﺎﺒﻪ ﻮﺍﻟﺴﺒﺎ ﺤﺔ
ﻮﺍﻟﺮﻣﺎﻳﻪ ﻭﺃﻥ ﻴﺮ ﺭﻗﻪ ﺇﻻ ﻄﻴﺒﺎ ﻭﺃﻥ ﻴﺰﻮﺟﻪ ﺈﺰﺍﺃﺫﻙ
17
Terjemahnya :
“Kewajiban orangtua kepada anaknya yaitu memberi nama yang
bagus, mengajari sopan santun, baca tulis, berenang dan memanah
serta mengawinkannya bila ia telah dewasa (HR. Hakim)
masa itu anak membutuhkan perhatian dsan kasih sayang dari orang tua
atau keluarga sehingga secara mendasar hak dan kebutuhan anak dapat
anak usia dini adalah anak yang berusia antara 4 sampai dengan 6 tahun.
Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age”atau
masa emas. Pada masa ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa
peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat.
senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik,
paling peka dan potensial untuk mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu
anak sangat besar. Hal ini dapat kita lihat dari anak sering bertanya
yang berasal dari faktor genetika atau bisa juga dari faktor
sedangkan faktor lingkungan bisa dalam hal gaya belajar anak. Anak
usia dini suka berfantasi dan berimajinasi. Hal ini penting bagi
Dengan begitu anak akan belajar menyesuaikan diri dan anak akan
anak yakni hiasan atau sesuatu yang dianggap baik dan indah. Ini
manfaat, demikian juga pada anak, disamping anak dapat membela dan
dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
tahapannya, yaitu:
a. Masa prenatal, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan
jaringan tubuh.
sikap, minat, dan cara penyesuaian dengan lingkungan, dalam hal ini
b. Masa Prenatal
2) Embrio : 2 – 8 minggu
3) Fetal : 8 – 40 minggu
c. Masa Bayi
2) Bayi : 1- 12 bulan
1) Toddler : 1 -3 tahun
terjadi pada bagian badan yang besar dan berada di luar namun juga
jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang
secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi
dari organ serta rasio otot dengan lemak tubuh (Supariasa, 2001).
fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang
(Soetjiningsih,1995).
(Kusuma, 2005).
a. Faktor Internal
Berikut ini adalah faktor- faktor internal yang berpengaruh pada pada
pertumbuhan yaitu :
2) Keluarga
3) Umur
4) Jenis kelamin
5) Genetik
seperti kerdil
6) Kelainan kromosom
b. Faktor Eksternal
pertumbuhan anak
1) Faktor Prenatal
a) Gizi
b) Mekanisme
c) Toksin/zat kimia
d) Endokrin
e) Radiasi
kelaian jantung.
f) Infeksi
kongintela
g) Kelainan imunologi
otak.
h) Anoksia embrio
lain- lain.
2) Faktor persalinan
a) Gizi
adekuat
d) Psikologis
29
e) Endokrin
f) Sosioekonomi
g) Lingkungan pengasuhan
h) Stimulasi
i) Obat- obatan
anak kurng tepat karena orang tua tidak ingat bahkan tidak ada
tersebut maka dapat diketahui status gizi. Nilai perbandingan ini dapat
posisi anak tersebut pasa persentil (%) keberapa untuk suatu ukuran
anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang atau lebih. Selain itu
31
pola makan. Selain itu dari sisi pelaksaan, pengukuran obyektif dan
dapat diulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah,
nutrisi. Penilaian status gizi nutrisi yang akurat juga memerlukan data
ambahan berupa umur yang tepat, jenis kelamin, dan acuan standar.
yang diacu.
32
tidak goyang.
Cara menimbang :
dilepaskan.
menghadap ke depan.
badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan secara
posisi tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri.
umur yang tepat, jenis kelamin dan standar baku yang di acu. TB
permukaan lantai.
tali atau benang yang diberi bandul pemberat pada paku tempat
tergantung bebas.
34
dipermukaan lantai.
(2 X n) + 8
kuat anak akan gagal tubuh dan berkembang secara memuaskan dan
Sebagaimana firman Allah SWT, dalam Q.S al- Baqarah (2): 168
Terjemahnya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu” (Q.S al- Baqarah (2): 168).
35
lagi baik. Dalam hal ini tidak semua makanan yang halal otomatis baik.
Dan halal disini mencakup tiga hal : halal zatnya, halal cara
yang halal sesuai dengan kondisi masing- masing pribadi. Ada makanan
halal yang baik buat si A karena memiliki kesehatan tertentu dan ada
juga yang kirang baik untuknya walaupun baik untuk orang lain. Ada
makanan yang halal tetapi tidak bergizi dan ketika itu yang menjadi
kurang baik. Dan yang diperintahkan adalah yang halal dan baik. Dalam
ayat ini di sebutkan agar memakan makanan yang baik dalam hal ini
makan yang sesuai kebutuhan tubuh sehingga asupan nutrisi dan gizi
Jika fungsi ini terganggu orang akan menjadi kurang geraknya atau
mengganti sel yang tampak jelas pada luka tubuh yaitu terjadinya
jaringan baru.
36
kesehatan adalah:
makanan dan keadaan fisik menemukan bahwa suku India Utara yang
normal rata-rata.
2. Status Gizi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi dan status gizi dibedakan antara
status gizi lebih baik,baik, kurang, dan buruk. Disamping itu juga status
1) Gizi Lebih
gemuk pada usia remaja dan dewasa, karena hal ini merupakan
2) Gizi Baik
3) Gizi Kurang
energi atau nutrien lainnya, karena itu istilah ini juga sering
4) Gizi Buruk
40
menentukan pola makan dan apa yang dibeli baik kualitas maupun
Soekirman (2000).
(Sediaoetama,2004).
kesehatan. Ditentukan oleh sumber daya dan kontrol dari pada sumber daya
ideologi serta struktur sosial ekonomi yang dilandasi oleh potensi sumber
daya (Supariasa,2001)
1. Pendapatan
1989).
lebih besar jika suami dan istri bekerja di luar rumah ( Hajar Siti, 2011).
akan semakin tinggi daya beli keluarga terhadap pangan, sehingga akan
(Riyadi 2001).
E. Pengetahuan ibu
1. Defensi Pengetahuan
adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, mengerti, dan pandai. Dengan
Mujaadilah 58 : 11
pengetahuan. Ini berarti ayat tersebut membagi kaum beriman dan beramal
saleh dan yang kedua beriman dan beramal shaleh serta memiliki
yang di makhsud bukan saja pengetahuan agama,, tetapai ilmu apapun itu
2. Tingkatan Pengetahuan
45
yaitu :
a. Tahu (know) artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu adalah
yang dipelajari.
situasi lain.
sama lain. Kemampuan analsis ini dapat di lihat dari penggunaan kata-
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesi itu suatu kemampuan
Menurut Herimanto dan Arikunto (dikutip dari Putra, 2012) Ada beberapa
a. Pendidikan
untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
b. Informasi
47
c. Pengalaman
d. Pekerjaan
e. Ekonomi
4. Pengukuran Pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
makanan dalam rumah tangga sehari-hari dikoordinir oleh ibu. Ibu yang
mempunyai pengetahuan gizi dan kesadaran gizi yang tinggi akan melatih
kebiasaan makan yang sehat sedini mungkin kepada semua putra dan
atau kakak-kakaknya. Bila anak melihat anggota keluarga yang lain mau
makan apa yang dihidangkan ibu di meja maka ia pun akan ikut makan
juga. Jelaslah disini bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan gizi yang
pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia.
faktor penting dalam masalah kurang gizi, sebab lain yang penting dari
dan selera serta akan mengetahui akibat adanya kurang gizi. Pemberian
F. Penyakit Infeksi
hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab- akibat. Penyakit infeksi dapat
memperburuk keadaan gizi, dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah
anak. Penyakit infeksi berkaitan dengan status gizi yang rendah, hubungan
kekurangan gizi dengan penyakit infeksi antara lain dapat di jelaskan melalui
kekurangan gizi dengan asupan energi dan protein rendah, maka kemampuan
tubuh untuk membentuk protein yang baru berkurang. Tubuh akan rawan
jenis penyakit infeksi diantaranya adalah batuk, pilek, demam, diare dan
infeksi saluran napas akut (ISPA), yang termasuk ISPA adalah influenza,
gizi kurang dengan infeksi. Infeksi yang akut akan menyebabkan kurangnya
kurang. Sebaliknya orang yang memiliki status gizi kurang daya tahan tubuhh
( Hajar,2011)
hubungan erat antara infeksi dengan kegagalan untuk menambah berat badan.
Infeksi yang sering terjadi adalah ISPA dan infeksi saluran pencernaan
Menurut Depkes RI (2005), bahwa pada anak yang mendapat makanan cukup,
tetapi sering terkena diare atau demam akhirnya akan menderita kurang gizi.
Demikian juga pada anak yang makan tidak cukup, maka daya tahan tubuhnya
dapat melemah dan dalam keadaan demikian akan mudah di serang infeksi
sering terjadi pada perubahan berat badan sebagai akibat menurunnya nafsu
makan, penyakit infeksi (misalnya saluran pernapasan dan diare) atau karena
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu normal dan BBLR. Bayi dengan berat
51
badan lebih besar atau sama dengan 2.500 g dikatakan memiliki status gizi
normal, sedangkan bayi yang terlahir dengan berat badan lebih kecil dari
mudah untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan Berat Bayi Lahir
rendah yang dapat di istilahkan dengan kelompok resiko tinggi karena pada
bayi berat lahir rendah menunjukan angka kematian dan kesakitan yang lebih
Adapun masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi- bayi
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan pendengaran
H. Kerangka Konsep
Pengetahuan Ibu
Sosial ekonomi
Pertumbuhan
Riwayat Berat
Badan Lahir
Riwayat Penyakit
Infeksi
Keterangan:
: Penghubung
I. Kerangka Kerja
54
Informed consent
Mengisi kuesioner
J. Variabel Penelitian
55
atau ukuran yang memiliki atau yang didapatkan oleh satuan-satuan penelitian
waktu lahir.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
56
57
D. Instrumen Penelitian
badan lahir dan penyakit infeksi. Adapun identitas anak terdiri dari
status gizi anak, riwayat berat badan lahir dan riwayat penyakit infeksi
Setuju), STS ( sangat tidak setuju). Untuk sosial ekonomi dilihat dari
anak dalam tiga bulan terakhir dan saat pengambilan data dinilai dari
(2 X n) + 8
1. Sumber Data
a. Data primer
b. Data Sekunder
consent)
pengetahuan ibu
a. Editing
b. Coding (Pengkodean)
petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan
dianalisis.
c. Tabulasi
2. Analisis Data
a. Univariat
(Notoatmodjo, 2002).
61
b. Bivariat
τ = ∑ A- ∑ B
N(N-1)
Keterangan:
G. Etika Penelitian
1. Prinsip manfaat
kepentingan lainnya.
determination)
c. Informed consent
treatment)
A. HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
a. Umur Anak
b. Berat Badan
64
65
2. Analisis Univariat
b. Pengetahuan Ibu
d. Riwayat BBL
e. Riwayat Penyakit
f. Pertumbuhan Anak
3. Analisis Bivariat
Pada tahap ini dilakukan tabulasi silang (cross tabulation) antar variabel
anak yang memiliki status gizi kategori baik dan 16 anak yang
diperoleh nilai p = 0,003 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti ada
diperoleh nilai p = 0,018 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti ada
70
diperoleh nilai p = 0,042 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti ada
diperoleh nilai p = 0,012 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti ada
Riwayat Penyakit N % N % N %
Infeksi
Ya 1 3,3 17 56,7 18 60
Tidak 7 23,3 5 16,7 12 40
Jumlah 8 26,7 22 73,3 30 100
diperoleh nilai p = 0,001 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti ada
B. PEMBAHASAN
riwayat berat badan lahir dan riwayat penyakit infeksi pada 30 responden
TK Asdani Makassar
status gizi kategori kurang sebanyak 53,3%. Dalam hal ini status gizi
diukur melalui pengukuran status gizi berupa Z- scor BB/U. Dan hasil
dibandingkan dengan anak dengan status gizi baik. Status gizi baik
Sedangkan anak dengan status gizi kurang berarti anak tersebut berat
diperoleh nilai p = 0,003 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti ada
pengaruh antara faktor status gizi terhadap pertumbuhan anak usia dini
Kecukupan zat gizi inilah yang merupakan salah satu cara untuk
75
Tanpa gizi yang kuatpun anak akan gagal tumbuh dan berkembang
didalam tubuh.
di TK Asdani Makassar
anak yang tergolong kategori kurang lebih banyak pada ibu yang
Asdani Makassar dengan nilai r = 0,375 dan p = 0,018. Dalam hal ini
oleh ibu. Ibu yang mempunyai pengetahuan gizi dan kesadaran gizi
yang tinggi akan melatih kebiasaan makan yang sehat sedini mungkin
kepada semua putra dan putrinya. Anak- anak biasanya meniru apa
yang dilakukan orang tuanya atau kakak- kakaknya. Bila anak melihat
anggota keluarga yang lain mau makan apa yang dihidangkan ibu di
meja maka ia pun akan ikut makan juga. Namun disisi lain dalam
Terjemahnya :
(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.
artinya orang tersebut mampu menjabarkan materi yang telah ada atau
makanan yang tidak bergizi. Dalam hal ini pengetahuan gizi yang
ibu terhadap tingkat pertumbuhan dan gizi maka seorang ibu akan
diperoleh nilai p = 0,042 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti ada
pertimbangan.
0,012 yang lebih kecil dari 0,05, ini berarti ada pengaruh antara faktor
Makassar. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa anak yang BBLR
dengan anak yang BBL normal. Hal ini karena sistem organ tubuh
bahwa pertumbuhan bayi dengan BBLR pada masa anak-anak dan saat
dewasa berbeda dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal.
Saat dewasa, bayi dengan BBLR memiliki risiko lebih tinggi terkena
penyakit kronis di kemudian hari. Dalam hal ini Sirajuddin dkk (2011)
bahwa tingginya bayi BBLR dan gizi kurang pada balita akan
sekolah.
hubungan riwayat BBLR dengan status gizi anak usia 1-3 tahun, p=
riwayat penyakit infeksi yaitu 56,7%. Dan dari hasil analisis statistik
TK Asdani Makassar dengan nilai p = 0,001 yang lebih kecil dari 0,05.
akan mengalami pertumbuhan yang kurang dari pada anak yang tidak
kurang.
bahwa pada anak yang makan tidak cukup, maka daya tahan tubuhnya
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna Kusuma yang
host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh serta dengan adanya panas
nafsu makan.
gizi dan keadaan gizi yang buruk dapat mempermudah terkena infeksi.
tindakan pengobatan pada saat anak sakit serta menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungan.
BAB V
87
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil uji korelasi Kendall’s tau-b, ada pengaruh yang signifikan
antara faktor status gizi anak terhadap pertumbuhan anak usia dini di
2. Dari hasil uji korelasi Kendall’s tau-b, ada pengaruh yang signifikan
3. Dari hasil uji korelasi Kendall’s tau-b, ada pengaruh yang signifikan
4. Dari hasil uji korelasi Kendall’s tau-b, ada pengaruh yang signifikan
antara faktor riwayat berat badan lahir terhadap pertumbuhan anak usia
5. Dari hasil uji korelasi Kendall’s tau-b, ada pengaruh yang signifikan
6. Dari hasil uji regresi logistik, faktor yang paling dominan berpengaruh
B. Implikasi Penelitian
keperawatan anak.
2. Bagi Institusi
Alauddin Makassar.
3. Bagi Peneliti