Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Format Laporan :
1. Cover termuat Judul dan Pembuat Laporan
2. Adapun isi laporan :
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Manfaat Bagi Peserta
1.2.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit
Bab 2 : Laporan Kegiatan
2.1 Nama Kegiatan
Dituliskan lengkap tema dan judul pelatihan/workshop/seminar/bimbingan
2.2 Penyelenggara Kegiatan
Dituliskan organisasi/instansi/perusahaan yang menyelenggarakan
pelatihan/workshop/seminar.
2.3 Tempat dan Tanggal Kegiatan
Dituliskan nama dan alamat tempat penyelenggaraan serta tanggal pelaksanaan
2.4 Waktu Kegiatan dan Susunan Acara
Dituliskan susunan acara kegiatan yang diikuti selama pelatihan.
2.5 Materi Pelatihan
Dituliskan rangkuman materi yang didapat saat pelatihan.
Bab 3 : Penutup
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan jalannya kegiatan pelatihan.
3.2 Saran
Saran dari peserta terkait tindak lanjut / rekomendasi yang dapat dilakukan
terkait dengan materi pelatihan ditinjau dari kondisi yang ada di Rumah Sakit
Bedah Surabaya. Sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
kemajuan Rumah Sakit Bedah Surabaya
Oleh:
Mahzida Ade SP, A. Md. Kep.
dr. Aditya Kisara, SpAn
Tahun 2018
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADANGAN BOJONEGORO
Jl. Raya Manyar No. 9 Surabaya
Email : sekretariat@rsbedah-sby.com
Web-site : www.rsbedah-sby.co
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
LAPORAN KEGIATAN
1
Kegiatan dilaksanakan di Singgasana Hotel Surabaya, Jl. Gunungsari Surabaya, pada tanggal 4-7
Juli 2018.
2
08.45 – 09.15 Peran IPCN dan IPCLN dalam PPI Wardanella Yunus, CVRN,
SKM, MM
09.15 – 09.30 Coffee Break
09.30 – 10.15 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Bernadetta Indah, A. Md.
di Fasyankes Kep. SKM
10.15 – 11.00 Surveilance Bundle Prevention Bernadetta Indah, A. Md.
Kep. SKM
11.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 13.45 Pengelolaan Limbah Ns. Suwardi, S. Kep.
13.45 – 14.30 Pemrosesan Alat Ns. Suwardi, S. Kep.
14.30 – 15.15 Teknik Penyuntikan yang Aman Ns. Putu Karleni, S. Kep.
MM
15.15 – 15.30 Coffee Break
15.30 – 16.15 Hand Hygiene Bernadetta Indah, A. Md.
Kep. SKM
16.15 – 17.00 Sistem Audit PPI Ns. Putu Karleni, S. Kep.
MM
3
i. Lakukan kewaspadaan berdasakan transmisi.
j. Mengetahui cara transmisi penyakit melalui kontak sebagai upaya memutus rantai
penularannya merupakan cara pencegahan perluasan penyakit serta upaya eliminasinya.
k. Peran petugas kesehatan sangat penting dalam keberhasilan pengendalian penyakit infeksi di
sarana kesehatan.
Hand Hygiene
Five moment
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum prosedur bersih / aseptik
c. Sesudah terpapar cairan tubuh pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Hand hygiene merupakan hal sangat penting yang harus dipatuhi oleh semua staf untuk mencegah
terjadinya HAIs. Pelaksanaannya akan berhasil jika dilakukan sesuai standar oleh masing-masing
individu dan ditopang oleh kebijakan yang telah dibuat.
Bundle prevention surveilans
Bundle prevention surveilans akan menjadi data yang akurat dan bermanfaat bagi strategi
pencegahan infeksi jika persepsi pengisian petugas kesehatan sesuai dengan standar. Pelaksanaan
monitoring harian dengan menggunakan bundle prevention akan mempermudah pembuatan
perencanaan perawatan pasien selanjutnya.
Praktek penyuntikan yang aman
Setiap suntikan harus merupakan suntikan yang aman di semua unit pelayanan kesehatan baik
rawat inap maupun rawat jalan. Praktek injeksi yang aman harus menjadi elemen dasar
keselamatan pasien dan pencegahan infeksi. Penyedia pelayanan kesehatan harus memastikan
bahwa praktik injeksi aman diikuti oleh semua staf.
Sistem audit PPI
Program pengawasan yang kuat terhadap kepatuhan penerapan PPI sangatlah penting. Audit
dapat dikembangkan / dilaksanakan oleh tim khusus yang kompeten. Keberhasilan audit
meningkatkan mutu program PPI dan mutu rumah sakit.
Pengelolaan instrumen dan persalatan rumah sakit
SK tentang dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi. Dekontaminasi penting dilakukan untuk
memutus rantai penularan infeksi. Kategori Spaulding untuk menentukan proses penanganan alat
lebih lanjut. Pembersihan merupakan hal penting sebelum melakukan desinfeksi dan sterilisasi.
Sterilisasi efektif apabila didahului dengan proses pembersihan yang bersih. Petugas yang
bertanggung jawab harus terlatih dan menggunakan APD.
Peran dan fungsi IPCN & IPCLN
IPCN adalah tenaga profesi perawat yang melakukan pekerjaan dalam bidang pencegahan dan
pengendalian infeksi yang harus bekerja purna waktu mengingat beban pekerjaan dalam
mencegah dan mengendalikan infeksi di fasyankes. IPCN mempunyai peran dan kompetensi yang
jelas dalam melaksanakan kegiatan. Dalam mempersiapkan kegiatan penilaian akreditasi rumah
sakit maka IPCN mempunyai peran dalam bidang pencegahan dan pengendalian inferksi.
Kebijakan akreditasi dan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia
Membangun budaya mutu dan keselamatan pasien adalah kebutuhan rumah sakit. Perlu
pemenuhan sarana prasarana, alat kesehatan, farmasi, SDM, regulasi, penggunaan IT dan tata
kelola yang baik agar didapatkan produk rumah sakit yang bermutu. Permenkes 34 / 2017 tentang
akreditasi rumah sakit diharapkan dapat mendorong kelanjutan pembangunan berdaya mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit. Perlu upaya semua pihak agar rumah sakit yang bekerja sama
dengan BPJS kesehatan terakreditasi sebelum 2019.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
4
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) merupakan bagian vital pada rumah sakit. Oleh
karena itu, perlu adanya dukungan dan kemampuan menerapkan program tersebut oleh seluruh civitas
rumah sakit serta adanya dukungan dana dari pihak manajemen karena untuk mencapai keberhasilan dan
menurunkan angka infeksi di rumah sakit butuh biaya yang tidak sedikit.
3.2 Saran
Mengingat pentingnya materi pelatihan ini penulis berharap agar dari pihak manajemen untuk
selalu meng up date materi PPI dasar, meningat pentingnya hal ini dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan di rumah sakit.