NAMA : DEWA MADE MEGA

PRAWIRA, S.Sos
NIM : 2180211006
MATA : DISKURSUS
KULIAH KEINDONESIAAN
KELAS : S2 KAJIAN BUDAYA SMT I

NANGUN SAT KERTHI LOKA BALI: WACANA PENGUATAN KEARIFAN LOKAL

BALI

Arah kebijakan dan program Pemerintah Provinsi Bali yang akan dilaksanakan adalah
Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang mengandung makna menjaga kesucian dan
keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama (masyarakat) Bali
yang sejahtera dan bahagia, sekala-niskala (alam yang nyata dan alam maya) menuju
kehidupan krama (masyarakat) dan gumi (tanah) Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung
Karno yakni, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam
Kebudayaan. Melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan
terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.

Adapun program dalam bidang budaya yang diterapkan dalam mewujudkan visi
Pemerintah Provinsi Bali yaitu menerapkan Rahina Mebasa (Hari Berbahasa) Bali, busana Bali
pada setiap hari Kamis, serta menggunakan Aksara Bali sebagai identitas dalam penamaan
fasilitas publik, jalan, perkantoran, toko, dan sejenisnya. Salah satu bentuk implementasi dari
visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali adalah Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan
Provinsi Bali mengadakan perlombaan pidato Bahasa Bali dalam rangka Bulan Bahasa Bali
pada tahun 2021 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar. Peserta yang tampil
merupakan para penglingsir (Tetua) desa pakraman, yaitu Jro Bendesa Adat yang diutus
mewakili kabupaten/kota se-Bali. Berdasarkan format kegiatan lomba menerapkan protokol
kesehatan yang ketat dan terbatas lomba pidato diikuti oleh tujuh peserta dari sembilan
Kabupaten Kota di Bali di antaranya, Kabupaten Klungkung, Badung, Gianyar, Karangasem,
Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar. Sedangkan dua kabupaten yakni, Tabanan dan Jembrana
tahun ini tidak mengirimkan dutanya. Seperti yang tampak pada gambar di bawah, papan nama
penyelenggaraan pun memakai Bahasa Bali dan Aksara Bali dalam rangka untuk melestarikan
Budaya Bali melalui Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali (Sumber:
https://bali.tribunnews.com/2021/02/17/jro-bendesa-adat-mengwitani-duta-kabupaten-
badung-raih-juara-i-lomba-pidato-bahasa-bali, diakses pada tanggal 12 September 2021).

Adanya lomba berbahasa Bali merupakan bentuk wujud Pemerintah Provinsi Bali
dalam rangka melestarikan budaya dan kesenian Bali yang terumus dalam visi
Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Namun terdapat gugatan dari institusi keamanan negara yang
mengkhawatirkan implementasi Aksara Bali yang dikhawatirkan akan mengancam keamanan
negara. Berdasarkan berita Radar Bali, Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 80 Tahun
2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta
Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali mendadak dipersoalkan oleh Polisi Daerah Bali (Polda
Bali). Polda Bali mempersoalkan Peraturan Gubernur Bali yang sudah diberlakukan sejak 5
Oktober 2018 lalu itu. Polda Bali menemukan adanya persoalan yang timbul dalam Pergub
tersebut. Persoalan yang dimaksud oleh Polda Bali yakni, terkait dengan penempatan tulisan
Bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan hierarki perundang-undangan.

Oleh karena itu, Polda Bali meminta penempatannya akasara atau tulisan atau bahasa
harus sesuai dengan UUD 1945, tepatnya UU RI No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan dan sumpah pemuda di mana Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa persatuan. Seperti diketahui, dalam Pergub Bali No.80/2018 papan nama
kantor dan fasilitas publik di Bali diminta untuk menggunakan Aksara Bali, yang dipersoalkan
oleh pihak Polda Bali adalah tulisan Aksara Bali tersebut ditempatkan di atas tulisan latin.
Persoalan penempatan penulisan ini dianggap bukan soal sepele, sebab bangsa ini sedang
dilanda krisis nasionalisme (Sumber:
https://radarbali.jawapos.com/read/2019/11/27/167796/berpeluang-langgar-uu-polda-bali-
persoalkan-pergub-aksara-bali, diakses pada tanggal 14 September 2021 Pkl. 10:00 Wita).