Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Corona virus adalah sekelompok virus yang diselimuti dengan genom RNA
nonsegmented. Selain menginfeksi berbagai vertebrata yang penting (seperti babi dan
ayam), enam corona virus telah diketahui menginfeksi inang manusia dan
menyebabkan penyakit pernafasan. Di antara mereka, corona virus sindrom
pernafasan akut yang parah (SARS-CoV) dan corona virus sindrom (MERS-CoV)
adalah corona virus zoonosis dan sangat patogen yang telah mengakibatkan wabah
regional dan global. Corona virus memiliki morfologi yang khas, nama tersebut
berasal dari pinggiran luar, atau orcorona dari protein tertanam. Anggota keluarga
Corona viridae menyebabkan spektrum yang luas dari penyakit hewan dan manusia
((Shrikrushna et al, 2020).
Uniknya, replikasi genom RNA berlangsung melalui keluarga Coronaviridae
menyebabkan spektrum yang luas dari penyakit hewan dan manusia. Uniknya,
replikasi genom RNA berlangsung melalui keluarga Corona viridae menyebabkan
spektrum yang luas dari penyakit hewan dan manusia. Replikasi genom RNA
berlangsung melalui generasi molekul mRNA virus yang bersarang. Infeksi human
corona virus (HCoV) menyebabkan penyakit pernafasan dengan hasil yang ringan
hingga parah. Dalam 15 tahun terakhir, munculnya dua zoonosis, HCoV yang sangat
patogen: corona virus sindrom pernafasan akut yang parah (SARS-CoV) dan corona
virus sindrom pernafasan (MERS-CoV). Replikasi HCoV diatur oleh keragaman
faktor host dan menginduksi perubahan drastis dalam struktur seluler dan fisiologi.
Dalam ulasan ini, semua (sebagaimana mungkin) informasi tentang virus Corona
diberikan (Shrikrushna et al, 2020).
Pada tahun 2019, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mulai
memantau wabah virus corona baru, SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit
pernapasan yang sekarang dikenal sebagai COVID-19. Pihak berwenang pertama kali
mengidentifikasi virus di Wuhan, Cina.Lebih dari 74.000 orang telah tertular virus di
Cina. Otoritas kesehatan telah mengidentifikasi banyak orang dengan COVID-19 di
seluruh dunia, termasuk banyak di Amerika Serikat. Pada 31 Januari 2020, virus itu
berpindah dari satu orang ke orang lain di AS (Shrikrushna et al, 2020).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan darurat kesehatan
masyarakat terkait dengan COVID-19. Sejak itu, jenis ini telah didiagnosis di
beberapa penduduk AS. CDC telah menyarankan bahwa kemungkinan akan menyebar
ke lebih banyak orang. COVID-19 telah mulai menyebabkan gangguan di setidaknya
25 negara lain. Direktur Jenderal WHO hadir di sebuah media yang memberikan
pengarahan tentang pemutakhiran berikut tentang seberapa sering gejala COVID-19
parah atau fatal, menggunakan data dari 44.000 orang dengan diagnosis yang
dikonfirmasi (Shrikrushna et al, 2020).
Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim Tanjung merupakan
Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong yang bergerak dibidang
pelayanan kesehatan masyarakat dan merupakan Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten / kota yang secara pelaksanaannya bertanggung jawab langsung kepada
Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tabalong melalui Sekretaris Daerah. Sesuai dengan
tugas pokok Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim Tanjung, sebagai
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tabalong di Bidang Pelayanan Kesehatan
Masyarakat serta pemulihan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia, pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Tabalong pada
khususnya, Dilihat dari geografis maka letak RSUD H. Badaruddin Kasim Tanjung
sangat strategis untuk menerima pasien rujukan dari wilayah yang berbatasan dengan
Kabupaten Tabalong.
Adapun tenaga medis keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah H.
Badaruddin Kasim Tanjung berjumlah 87 orang diantaranya itu pendidikan S1
Keperawatan 20 orang dan pendidikan DIII Keperawatan 67 orang.
Akhir-akhir ini Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim Tanjung
banyak menerima pasien dengan gejala COVID-19, data yang sudah di peroleh
sampai saat ini sebagai berikut : Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 44
orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Berjumlah 8 orang, Terkonfirmasi positif
COVID-19 berjumlah 29 orang diantaranya dalam perawatan berjumlah 20 orang,
yang sudah sembuh berjumlah 7 orang, dan meninggal berjumlah 2 orang.
Dari tingginya angka kejadian pandemi COVID-19 yang di temukan di Rumah
Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Tanjung membuat peneliti ingin melakukan
penelitian tentang Gambaran kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim
Tanjung.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim Tanjung ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui angka kejadian COVID-19 di Rumah Sakit Umum
Daerah H. Badaruddin Kasim Tanjung.
b. Untuk mengetahui angka kejadian COVID-19 dengan penyakit penyerta di
Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Kasim Tanjung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin
Kasim Tanjung.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah informasi bagi para mahasiswa keperawatan terhadap
pentingnya kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien COVID-19.
2. Menjadikan informasi bagi masyarakat dan instansi terkait terhadap
pelayanan kesehatan khususnya pada pasien COVID-19.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian terkait yang berkenaan dengan kinerja perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah H.
Badaruddin Kasim Tanjung sebagai berikut :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian Desain Hasil Penelitian
. Penelitian
1 Hubungan antara model gaya Cross sectional Gaya
kepemimpinan dengan kinerja (Analitik) kepemimpinan
perawat ruang rawat inap dalam kepala ruangan
melaksanakan asuhan rawat inap RSUD
keperawatan di RSUD H. H. Badaruddin
Badaruddin Kasim Tanjung Kasim Tanjung
(Hamrani, 2011). terbanyak adalah
gaya
kepemimpinan
demokratis, dan
kinerja perawat
RSUD H.
Badaruddin
Kasim Tanjung
terbanyak
memiliki kinerja
yang baik
2. Gambaran kinerja perawat Deskriptif desain Hasil penelitian
dalam dokumentasi asuhan survey menunjukkan
keperawatan (Solawati T, 2014). bahwa kinerja
perawat baik
sebanyak 62
(63,9%) dan
kinerja perawat
kurang sebanyak
35 (36,1%).
Kinerja perawat
baik hal ini
karenakan
perawat sudah
mempunyai ilmu
yang didapatkan
dari bangku
kuliah yaitu ilmu
keperawatan dan
kinerja perawat
baik karena
perawat
melakukan sudah
sesuai dengan
SAK dan SOP
yang ada
diruangan
masing-masing.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah desain


penelitian yang berbeda yaitu menggunakan deskriptif observasional.

Anda mungkin juga menyukai