KELOMPOK 3:
ü ANUGRAH AFRIANTO
ü NOVI TRISMAWATI K
ü VEBE SISKA S. ALIK
PENGERTIAN
1. Gejala sisa cedra kepala berat
2. Kebocoran cairan serebrosipinal
3. Epikepsi dan pasca trauma
4. Sindrom pascakonkusi
5. Hematoma subdural kronik
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. CT.scan
2. MRI
3. Cerebral angiography
4. Serial EEGX
5. X-Ray
6. BAER
7. PET
8. CSF, Lumbal Punksi
9. ABGs
10. Kadar Elektrolit
11. Screen Toxicologi
PENATALAKSANAAN
Pre Hospital
-Memperbaiki atau mempertahankan fungsi vital agar
jalan nafas selalu bebas, bersihkan lendir, dan darah
yang dapat menghalangi aliran udara pernafasan.
-Mengurangi edema otak, yaitu hiperventilasi
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah sehingga
mencegah vasodilatasi pembuluh darah, selain itu
juga dapat membantu menekan metabolisme
anaerob, sehingga dapat mengurangi kemungkinan
asidosis.
Lanjutan….
-Status kesadaran dewasa ini penilaian status
kesadaran secara kualitatif. Terutama pada kasus
cedera kepala sudah mulai ditinggalkan karena
subyektivitas pemeriksa: seperti apatis, somnolen,
spoor, koma.
Hospital
– Konservatif
1. Bedrest total
2. Pemberian obat-obatan:
-Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan
anti edema serebral, dosis sesui berat ringanya
trauma.
Lanjutan….
-Terapi hiperventilasi (trauma kepala berat), untuk
mengurangi vasodilatasi.
-Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis
yaitu manitol 20% atau glukosa 40% atau gliserol
10%.
-Antibiotika yang mengandung barrier darah otak
(penisilin) atau untuk infeksi anaerob diberikan
metronidasol.
-Makanan atau cairan pada trauma ringan bila
muntah. Munta tidak dapat diberikan apa-apa, hanya
cairan infus dextrosa 5%, amnifusin, aminofel (18
jam pertama dari terjadinya kecelakaan), 2 – 3 hari
kemudian diberikan makanan lunak.
Lanjutan….
-Pada trauma berat. Karena hari-hari pertama didapat
penderita mengalami penurunan kesadaran dan
cenderung terjadi retensi netrium dan elektrolit maka
hari-hari pertama (2-3 hari) tidak terlalu banyakl
cairan. Dextosa 5% 8 jam pertama, ringer dextosa 5%
8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila kesadaran
rendah makanan diberikan melalui nasogatric tobe
(2500 – 3000 TKTP). Pemberian protein tergantung
nilai urenitrogennya.
-Observasi tanda-tanda vital (GCS dan tingkat
kesadaran)
-Pembedahan (Musliha, 2010)
MANAJEMEN PASIEN CEDERA
KEPALA DI UGD
1.AIRWAY DENGAN KONTROL CERVIKAL SPINE
2.SUCTION
3. CHIN LIFT
4. OROFARINGEAL AIRWAY (MAYO)
5. INTUBASI
6. BREATHING DAN VENTILASI
7. SIRKULASI
8. DISABILITY
TATA LAKSANA LAIN UNTUK PASIEN
CEDERA KEPALA
• Pengaturan suhu
Target pengaturan suhu pasien adalah 35-36
oc.pasien dengan hipotermia dapat diselimuti dengan
jaket penghangat. Pemberian infus yang dihangatkan
penting untuk mencegah terjadinya hipotermia.
Adanya hipetermia juga harus dicegah dengan
pemberian antipiretik. Hipertemia memicu peningkatan
konsumsi oksigen, aliran darah otak serta peningkatan
tekanan intrakranial.
Lanjutan….
• Insersi kateter urin dan NGT
Insersi kateter penting untuk pasien trauma. Selain
untuk mengurangi tekanan di dalam vesika urinaria,
insersi kateter juga penting untuk monitoring urin
output sebagai parameter resusitasi.
Pemasangan NGT berfungsi untuk mengurangi isi
dalam lambung sehingga terjadinya muntah dan
aspirasi. Pemberian NGT juga berfungsi untuk
pemberian nutrisi seawall mungkin pada pasien
cedera kepala.
Lanjutan….
• Terapi nutrisi
Dalam 2 minggu pertama pasien mengalami
hipermetabolik, kehilangan kurang lebih 15% berat
badan tubuh per minggu.
Penurunan berat badan melebihi 30% akan
meningkatkan mortalitas. diberikan kebutuhan
metabolism istirahat dengan 140% kalori/ hari dengan
formula berisi protein > 15% diberikan selama 7 hari.
Pilihan enteral feeding dapat mencegah kejadian
hiperglikemi, infeksi.
Lanjutan….
• Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah yang dianjurkan untuk pasien
cedera kepala :
1. Kadar hemoglobin, hematokrit, leukosit
2. Kadar glukosa, elektrolit
3. Profil koagulasi darah
4. Analisa Gas Darah(Dr. M.Z. Arifin,Sp.Bs (K), 2013
THANK YOU