Nim : 190503161
Mata Kuliah : Etika Bisnis dan Profesi
Prodi : S1 Akuntansi
1. Ciri yang membedakan profesi akuntan yaitu kesadaran bahwa kewajiban akuntan adalah
untuk melayani kepentingan publik.
2. Harus dipahami bahwa tanggungjawab akuntan tidak secara eksklusif hanya melayani
klien (dari sudut pandang akuntan publik), atau hanya melayani atasan (dari sudut pandang
akuntan bisnis), melainkan melayani kepentingan publik dalam arti luas.
3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme, kinerja,
dan kepentingan publik.
4. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu kredibilitas,
profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi oleh prinsip-
prinsip perilaku fundamental, yang terdiri atas: integritas, objektivitas, kompetensi
profesional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.
6. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat diterapkan jika akuntan
mempunyai sikap independen, baik independensi dalam pikiran (independence in mind)
maupun independen dalam penampilan (independence in appearance).
Pentingnya melakukan identifikasi dan evaluasi keadaan dan hubungan dengan klien atau
atasan guna menentukan:
• Apakah ada ancaman terhadap sikap independensi akuntan, baik yang praktik sebagai
akuntan publik maupun sebagai akuntan bisnis.
• Ancaman terhadap independensi dapat berbentuk:
a. Kepentingan diri (self-interest)
b. Review diri (self-review)
c. Advokasi (advocacy)
d. Kekerabatan (familiarity)
e. Intimidasi (intimidation)
• Bila ditemui adanya ancaman terhadap independensi, maka pada pedoman kode etik juga
diberikan panduan perilaku cara mengamankan, mengeliminasi, atau mengurangi risiko
ancaman tersebut.
• Ada beberapa cara pengamanan salah satunya profesi, legislasi, regulasi di dalam klien
dan firma.
Konsep-konsep yang memerlukan penjelasan antara lain:
a) Integritas (integrity). Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam
semua hubungan bisnis dan profesionalnya.
b) Objektivitas (objektivity). Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh
membiarkan terjadinya bias, konflik kepentingan, atau di bawah pengaruh orang lain
sehingga mengesampingkan pertimbangan bisnis dan professional.
c) Kompetensi profesional dan kehati-hatian. Seorang akuntan profesional mempunyai
kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan profesional secara
berkelanjutan pada tingkat kompeten yang didasarkan atas perkembangan praktik,
legislasi, dan teknik terkini.
d) Kerahasiaan (confidentiality). Seorang akuntan profesional harus menghormati
kerahasiaan informasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan
bisnis serta tidak boleh mengungkapkan informasi apapun kepada pihak ketiga tanpa izin
yang benar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional
untuk mengungkapkannya.
e) Perilaku profesional (profesional behavior). Seorang akuntan profesional harus patuh pada
hukum dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.