Anda di halaman 1dari 20

AD ART IKAMI SULSEL

Hasil Munas XVIII


Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

ANGGARAN DASAR
IKATAN KEKELUARGAAN
MAHASISWA/PELAJAR INDONESIA SULAWESI SELATAN
(IKAMI SULSEL)

PEMBUKAAN
Bahwa berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Bangsa Indonesia telah merebut
kemerdekaan dari penjajah, oleh karena itu maka bangsa Indonesia berkewajiban mengisi
kemerdekaan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju masyarakat adil
dan makmur yang diridhai oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Bahwa mahasiswa/pelajar Indonesia merupakan bagian integral dari bangsa Indonesia


dan sebagai pewaris dan penerus masa depan bangsa bertugas untuk memajukan bangsa
dan mengisi kemerdekaan. Mahasiswa/Pelajar Indonesia asal dan atau keturunan
Sulawesi Selatan, sebagai generasi muda yang sadar atas hak dan kewajibannya, peran
dan tanggung jawabnya terhadap nusa dan bangsa, bertekad memberikan darma baktinya
untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta nilai-nilai
universal yang tercermin sebagai identitas masyarakat Sulawesi Selatan.

Bahwa demi kesempurnaan pendidikan bagi Mahasiswa/Pelajar Indonesia asal dan atau
keturunan Sulawesi Selatan dimanapun berada sebagai generasi penerus perjuangan
bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bernuansa sosial, dan nilai-nilai
yang berwawasan cendekia, berdimensi menjangkau masa depan, maka sepatutnyalah
memperoleh jaminan kesejahteraan yang layak.

Terdorong oleh semangat yang luhur dan murni serta meyakini bahwa tujuan ini hanya
dapat dicapai dengan usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh tanggung jawab,
maka 8 (delapan) organisasi otonom: IPMSS Jakarta, IPISS Yogyakarta, PPSS Bandung,
KPMS Surabaya, IPIS Bogor, KPS Semarang, IPIS Malang, KPSS Surakarta (Solo)
menginisiasikan terbentuknya Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia
Sulawesi Selatan yang diatur dalam Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB I
NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN, TEMPAT DAN LAMBANG
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi
Selatan yang disingkat IKAMI Sulsel.
Pasal 2
Waktu
IKAMI Sulsel didirikan di Ciloto, Jawa Barat pada tanggal 30 September 1961.

Pasal 3
Kedudukan dan Tempat
IKAMI Sulsel berkedudukan di Pengurus Besar yang bertempat di DKI Jakarta.

1|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

Pasal 4
Lambang
Lambang IKAMI Sulsel sebagai berikut:

BAB II
AZAS, TUJUAN, SIFAT DAN USAHA
Pasal 5
Azas
IKAMI Sulsel berazaskan Pancasila

Pasal 6
Tujuan
IKAMI Sulsel bertujuan:
a. Mempererat semangat kekeluargaan.
b. Meningkatkan mutu keilmuan.
c. Melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur Sulawesi Selatan.
d. Pengabdian masyarakat.

Pasal 7
Sifat
IKAMI Sulsel adalah organisasi kemahasiswaan/pelajar yang bersifat independen,
kekeluargaan, profesionalitas dan mengedapankan nilai-nilai kebudayaan.

Pasal 8
Usaha
IKAMI Sulsel mengusahakan untuk:
a. Membina kepribadian anggota yang bermoral dan berakhlak mulia.
b. Mengembangkan potensi dan kreativitas anggota.
c. Berperan aktif dalam dunia pendidikan, serta berpatisipasi secara konstruktif dan
kreatif dalam pembangunan Indonesia.
d. Meningkatkan keharmonisan dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
e. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan azas organisasi untuk mencapai tujuan.

BAB III
PERAN DAN FUNGSI
Pasal 9
Peran
IKAMI Sulsel berperan memajukan nusa dan bangsa:
1. Menyejahterakan dan memajukan masyarakat Sulsel.

2|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

2. Menyejahterahkan dan memajukan masyarakat Indonesia.


3. Menyejahterahkan dan memajukan masyarakat dunia.

Pasal 10
Fungsi
IKAMI Sulsel berfungsi sebagai wadah belajar dan aktualisasi diri bagi
mahasiswa/pelajar Indonesia yang berasal dan/atau keturunan Sulawesi Selatan yang
menuntut ilmu di luar Sulawesi Selatan.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Anggota IKAMI Sulsel terdiri dari:
1. Anggota Muda.
2. Anggota Biasa.
3. Anggota Luar Biasa.
4. Anggota Kehormatan.

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Kekuasaan
1. Kekuasaan organisasi adalah Musyawarah Nasional (Munas), Rapat Pimpinan
Nasional (Rapimnas), Musyawarah Wilayah (Muswil) dan Musyawarah Cabang
(Muscab).
2. Kekuasaan tertinggi organisasi adalah Musyawarah Nasional (Munas).

Pasal 13
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan organisasi terdiri dari Pengurus Besar dan Pengurus Cabang.
2. Untuk membantu Pengurus Cabang berkoordinasi dengan cabang yang lain di sekitar
wilayah geografisnya dan dengan Pengurus Besar maka dibentuk Koordinator
Wilayah (Korwil).

Pasal 14
Mahkamah Organisasi
Mahkamah Organisasi dibentuk sebagai badan yudikatif untuk menyelesaikan sengketa
yang terjadi pada tiap tingkatan kekuasaan organisasi

Pasal 15
Majelis Anggota
Di tingkat Pengurus Besar IKAMI Sulsel dibentuk Majelis Anggota sebagai badan
legislatif yang merupakan perwakilan dari cabang-cabang penuh

3|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

BAB VI
KEUANGAN
Pasal 16
Keuangan organisasi diperoleh dari:
1. Iuran anggota.
2. Pemerintah daerah Sulawesi Selatan.
3. Sumbangan donatur dan alumni.
4. Usaha-usaha yang halal dan tidak mengikat.

BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 17
Perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran organisasi hanya dapat dilaksanakan pada
Musyawarah Nasional (Munas).

BAB VIII
ATURAN KHUSUS
Pasal 18
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
2. Hal-hal yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud
dalam pasal 18 ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 19
1. Anggaran dasar ini ditetapkan dan disahkan di dalam Sidang MPOA II-MUBES
IKAMI SULSEL se Pulau Jawa pada tanggal 16 Juli 1966 di Malang; yang
kemudian disempurnakan dan disahkan di dalam Sidang MPA III-MUBES IKAMI
SULSEL se Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 4 April 1970 di Gadog, Ciawi
Bogor; disempurnakan dan disahkan di dalam Sidang MPA V-MUBES IKAMI
SULSEL se Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 27 Mei 1976 di Jakarta;
disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MPA VI-MUBES IKAMI SULSEL se
Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 27 Januari 1982 di Kaliurang, Yogyakarta;
Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MPA VII-MUBES IKAMI SULSEL
se Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 21-24 April 1984 di Jember, Jawa
Timur; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MPA VIII MUBES (Luar
Biasa) IKAMI SULSEL se Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 23-26 Maret
1986 di Cipayung, Bogor; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUBES IX
IKAMI SULSEL pada tanggal 21-23 September 1992 di Sudiang, Ujung Pandang
Sulawesi Selatan; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUBES X IKAMI
SULSEL pada tanggal 19-20 November 1995 di Samarinda Kalimantan Timur;
Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUBES XI IKAMI SULSEL pada
tanggal 21-24 April 1999 di Jakarta; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang
MUBES XII IKAMI SULSEL pada tanggal 10-13 Mei 2002 di Bogor;
Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUBES XIII IKAMI SULSEL pada
tanggal 8-10 Oktober 2004 di Jambi; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang

4|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

MUBES XIV IKAMI SULSEL pada tanggal 16-19 Maret 2007 di Surabaya;
Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUNAS XV IKAMI SULSEL di
Bandung 2009; Disempurnakan dan disahkan di dalam MUNAS XVI IKAMI
SULSEL di Yogyakarta pada tanggal 26-30 Januari 2012; disempurnakan dan
disahkan di dalam MUNAS XVII IKAMI SULSEL di Jakarta pada tanggal 17-25
Desember 2015; disempurnakan dan disahkan di dalam MUNAS XVIII IKAMI
SULSEL di Cileungsi, Bogor dan di Jakarta pada tanggal 19-29 Desember 2019.
2. Anggaran dasar ini berlaku sejak ditetapkan.

5|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

ANGGARAN RUMAH TANGGA


IKATAN KEKELUARGAAN
MAHASISWA/PELAJAR INDONESIA SULAWESI SELATAN
(IKAMI SULSEL)
BAB I
Pasal 1
Lambang
1. Ukuran lambang IKAMI Sulsel 80 cm x 120 cm atau dengan perbandingan 2:3.
2. Makna Lambang IKAMI Sulsel adalah sebagai berikut :
a. Sebuah perahu sedang berlayar dalam bentuk abstrak, melambangkan suatu
bahtera dari putra-putri Sulawesi Selatan yang sedang menuntut ilmu
pengetahuan di luar Sulawesi Selatan.
b. Perahu ini dibekali dengan suatu ciri :
1. Badan Perahu berwarna merah, melambangkan keberanian atas dasar
kebenaran.
2. Layar Besar berwarna kuning, melambangkan keteguhan hati dan
kebijaksanaan karena kejujuran.
3. Layar kecil tiga berwarna putih, melambangkan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
4. Petunjuk Arah (baling-baling) berupa teratai kelopak kelima (berwarna
merah jambu), melambangkan kepemudaan menuju cita-cita dengan jiwa
5. Garis, baik yang melingkari lambang maupun yang ada dalam lambang
semua berdampingan dua berwarna hitam dengan mengapit garis warna
hitam, melambangkan sifat kekeluargaan dalam menuntut ilmu
pengetahuan.
6. Latar belakang peristiwa perisai persegi lima berwarna biru, melambangkan
keikhlasan beramal, berjuang dan mengabdi untuk kepentingan nusa dan
bangsa serta agama dengan dasar jiwa dan semangat Pancasila dan UUD
1945 yang mengikat menghimpun seluruh bahtera.
7. Sebelah kanan atas bertuliskan IKAMI SULSEL (huruf kapital), dengan
menggunakan font Segoe UI Bold.

3. Penggunaan Lambang

Lambang ini dapat digunakan untuk bendera, vandel, dan semua tanda yang
berkaitan dengan IKAMI Sulsel dengan ketentuan bahwa warna, tulisan, dan
komposisi lambang tidak dapat berubah atau ditambah.

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota Muda

Anggota Muda adalah mahasiswa/pelajar asal dan/atau keturunan Sulawesi Selatan yang
menuntut ilmu atau berdomisili di luar Sulawesi Selatan hingga 2 tahun setelah masa
studinya selesai (wisuda/tamat).

6|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

Pasal 3
Anggota Biasa

Anggota Biasa adalah anggota muda yang telah mengikuti proses pengkaderan dan atau
pernah menjabat sebagai pengurus dengan masa keanggotaan 2 (dua) tahun setelah
kelulusan studinya atau diperpanjang sampai masa jabatannya di Pengurus Besar,
Korwil, dan Pengurus Cabang berakhir.

Pasal 4
Anggota Luar Biasa
Anggota Luar Biasa adalah :
1. Anggota IKAMI Sulsel yang telah menyelesaikan studinya selama 2 (dua) tahun yang
disebut sebagai alumni.
2. Mahasiswa/Pelajar Indonesia bukan asal dan atau keturunan Sulawesi Selatan yang
telah terdaftar sebagai anggota dan berkontribusi aktif terhadap IKAMI Sulsel.
3. Mahasiswa/Pelajar keturunan Sulawesi Selatan yang bukan warga Negara Indonesia
dan telah terdaftar sebagai anggota dan berkontribusi aktif terhadap IKAMI Sulsel.

Pasal 5
Anggota Kehormatan
Anggota Kehormatan adalah:
1. Sesepuh yang berasal dan/atau keturunan Sulawesi Selatan yang mempunyai
sumbangsih besar terhadap organisasi dan telah dilantik menjadi anggota
kehormatan.
2. Aparatur pemerintah Indonesia yang menyetujui/mendukung AD/ART dan
ketentuan-ketentuan organisasi dan memberi sumbangsih besar bagi organisasi dan
telah dilantik menjadi anggota kehormatan.
3. Partisipan/simpatisan yang bukan asal dan/atau keturunan Sulawesi Selatan yang
mempunyai sumbangsih besar terhadap organisasi yang telah dilantik menjadi
anggota kehormatan.
Pasal 6
Hak Anggota
1. Anggota Muda mempunyai hak:
a. Mengeluarkan pendapat, mengajukan usul secara tertulis maupun lisan dan
mengikuti kegiatan organisasi;
b. Memperoleh informasi, perlindungan, pembinaan dan bimbingan dalam
organisasi.
2. Anggota Biasa mempunyai hak:
a. Mengeluarkan pendapat, mengajukan usul secara tertulis maupun lisan dan
mengikuti kegiatan organisasi;
b. Dipilih dan memilih;
c. Memperoleh informasi, perlindungan, pembinaan dan bimbingan dalam
organisasi.

3. Anggota Luar Biasa mempunyai hak:


a. Mengajukan saran atau usul serta pertanyaan;
b. Memperoleh informasi yang terkait dengan organisasi.

7|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

4. Anggota Kehormatan berhak:


a. Mengajukan usul/saran dan bimbingan kepada organisasi;
b. Memperoleh informasi-informasi terkait organisasi.

Pasal 7
Kewajiban Anggota
1. Setiap Anggota Muda dan Anggota Biasa wajib:
a. Menjaga kehormatan dan nama baik organisasi;
b. Menaati dan tunduk pada AD/ART serta peraturan-peraturan organisasi;
c. Berperan serta dalam merealisasi setiap program organisasi;
d. Mengikuti segala aktivitas organisasi;
e. Membayar iuran anggota.
2. Setiap anggota luar biasa dan anggota kehormatan wajib menjaga kehormatan dan
nama baik organisasi.

Pasal 8
Masa Keanggotaan
1. Masa keanggotaan anggota muda dan anggota biasa adalah:
a. Selama masa studinya hingga 2 (dua) tahun setelah masa studi-nya berakhir;
b. Dikecualikan jika masih menjabat dalam kepengurusan cabang, mencalonkan
dan/atau menjabat presidium Korwil, mencalonkan dan/atau menjabat Pengurus
Besar maka dilanjutkan masa keanggotaannya hingga masa jabatannya selesai.
2. Masa keanggotaan anggota luar biasa dan anggota kehormatan adalah selama
memenuhi syarat.

Pasal 9
Mutasi Anggota
1. Anggota Biasa dapat melakukan mutasi dari satu cabang ke cabang yang lain jika
pindah perguruan tinggi/sekolah ke daerah/wilayah administrasi cabang yang
berbeda.
2. Mutasi anggota dari satu cabang ke cabang yang lain diwajibkan meminta surat
pengantar dari cabang asal.
3. Pengurus Cabang tujuan harus memasukkan yang bersangkutan dalam data base
anggota setelah menerima surat pengantar yang dimaksud pada pasal 9 ayat 2

Pasal 10
Skorsing dan Pemecatan
1. Anggota dapat diskorsing/dipecat karena:
a. Bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga (ART) serta peraturan-peraturan lainnya;
b. Bertindak merugikan dan atau mencemarkan nama baik organisasi.
2. Tata cara skorsing dan pemecatan:
a. Skorsing/pemecatan dapat diajukan oleh 2 (dua) orang anggota.
b. Skorsing/pemecatan dilakukan setelah diberikan peringatan terlebih dahulu,
kecuali dalam hal-hal yang luar biasa.

8|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

c. Skorsing/pemecatan dilakukan olah Pengurus Cabang dan diketahui oleh


Pengurus Besar.
d. Anggota yang akan dikenakan skorsing/pemecatan diberikan kesempatan
membela diri dalam forum yang disediakan untuk itu, dan Pengurus Cabang
berkewajiban melaksanakannya dalam waktu maksimal 2 (dua) minggu setelah
dikeluarkannya surat pemberitahuan skorsing/pemecatan.

Pasal 11
Kehilangan Keanggotaan
Anggota akan kehilangan keanggotaan apabila:
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri secara tertulis.
3. Diberhentikan atau dipecat.
4. Kembali bermukim di Sulawesi Selatan sebelum masa studinya berakhir.
5. Menjadi anggota partai politik.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
A. Struktur Kekuasaan

1. MUSYAWARAH NASIONAL
Pasal 12
Status
1. Musyawarah Nasional (Munas) adalah musyawarah utusan cabang-cabang.
2. Musyawarah Nasional (Munas) pemegang kekuasaan tertinggi organisasi.
3. Musyawarah Nasional (Munas) dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.
4. Dalam keadaan khusus/luar biasa, Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkat
Munaslub dapat dilaksanakan jika Pengurus Besar menyimpang dari AD/ART.
5. Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) sebagai yang dimaksud pada Pasal 12
ayat 4 dapat dilaksanakan atas inisiatif satu Cabang dengan persetujuan minimal
setengah ditambah satu jumlah seluruh Cabang.

Pasal 13
Kekuasaan dan Wewenang
1. Menetapkan AD/ART, Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO), Tata Kerja
dan Tata Kelola Organisasi, Pedoman Pengkaderan, Pedoman Atribut Organisasi,
Pedoman Administrasi Praktis, Peraturan Pembentukan, Pemekaran dan
Penghapusan Pengurus Cabang serta Rekomendasi.
2. Mengevaluasi Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Besar.
3. Memilih Formateur yang sekaligus menjadi Ketua Umum Pengurus Besar dan 2
(dua) orang Mide Formateur yang secara bersama akan menyusun Pengurus Besar.
4. Memilih dan mengangkat Majelis Anggota.
5. Mengevaluasi Laporan Pertanggung Jawaban Majelis Anggota.
6. Memilih dan mengangkat Mahkamah Organisasi
7. Mengevaluasi Laporan Pertanggung Jawaban Mahkamah Organisasi
8. Mengesahkan cabang-cabang persiapan menjadi cabang penuh.

9|IKAMI SULSEL
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

9. Mengesahkan cabang-cabang penuh menjadi cabang persiapan jika cabang penuh


yang bersangkutan tidak memenuhi syarat sebagai cabang aktif.
10. Menetapkan tempat pelaksanaan Musyawarah Nasional

Pasal 14
Syarat Sah
1. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari peserta penuh dan peserta peninjau.
2. Yang dimaksud dengan:
a. Peserta penuh adalah utusan Cabang Penuh yang memiliki hak suara dan hak
bicara.
b. Peserta peninjau adalah Pengurus Besar, Mahkamah Organisasi, Majelis
Anggota, Koordinator Wilayah, utusan cabang persiapan dan undangan yang
hanya memiliki hak bicara.

3. Pembagian hak suara:


a. Cabang Penuh memiliki 1 (satu) hak suara yang dipegang oleh Ketua Umum
Cabang. Jika berhalangan hadir dapat diberikan kepada Sekretaris Umum atau
Ketua-ketua Bidang yang mendapatkan mandat dari cabang yang bersangkutan.
b. Cabang persiapan tidak memiliki hak suara.
4. Musyawarah Nasional dianggap sah apabila dihadiri 50% + 1 dari jumlah cabang
penuh.
5. Musyawarah Nasional dipimpin oleh presidium sidang yang dipilih dari peserta
sidang oleh peserta penuh.
6. Peserta penuh mempunyai hak suara dan hak bicara sedangkan peserta peninjau
hanya mempunyai hak bicara.
7. Pengurus Besar setelah dinyatakan demisioner tetap menjadi peserta peninjau.

2. RAPAT PIMPINAN NASIONAL


Pasal 15
1. Rapat Pimpinan Nasional dihadiri Pengurus Besar dan Pimpinan Cabang.
2. Rapat Pimpinan Nasional dilaksanakan pada paruh periode dalam satu periode
kepengurusan Pengurus Besar.

Pasal 16
Kekuasan dan wewenang
1. Mengevaluasi laporan pertanggung jawaban Pengurus Besar selama setengah
periode.
2. Membahas masalah krusial yang tidak bisa ditangguhkan sampai Musyawarah
Nasional.
3. Mendengarkan laporan kondisi obyektif cabang-cabang.
4. Menetapkan rekomendasi-rekomendasi untuk dibahas pada Musyawarah Nasional.
5. Mengesahkan cabang-cabang persiapan menjadi cabang penuh.
6. Mengesahkan cabang-cabang penuh menjadi cabang persiapan jika cabang penuh
yang bersangkutan tidak memenuhi syarat sebagai cabang aktif.

10 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

Pasal 17
Syarat Sah
1. Peserta Rapat Pimpinan Nasional terdiri dari peserta penuh dan peserta peninjau.
2. Yang dimaksud dengan;
a. Peserta penuh adalah utusan Cabang Penuh yang memiliki hak suara dan hak
bicara.
b. Peserta peninjau adalah Pengurus Besar, Majelis Anggota, Mahkamah
Organisasi, Koordinator Wilayah, utusan cabang persiapan dan undangan yang
hanya memiliki hak bicara.
3. Pembagian hak suara:
a. Cabang Penuh memiliki 1 (satu) hak suara yang dipegang oleh Ketua Umum
Cabang. Jika berhalangan hadir dapat diberikan kepada Sekretaris Umum,
Ketua-ketua yang mendapatkan mandat dari cabang yang bersangkutan.
b. Cabang persiapan tidak memiliki hak suara.
4 Rapat Pimpinan Nasional dianggap sah apabila dihadiri setengah ditambah satu dari
jumlah cabang penuh.
5 Apabila pasal 17 ayat 4 tidak memenuhi syarat maka Rapat Pimpinan Nasional tidak
dapat diselenggarakan.
5 Rapat pimpinan nasional dipimpin oleh presidium sidang yang dipilih dari peserta
sidang dari dan oleh peserta penuh.
6 Peserta penuh mempunyai hak suara dan hak berbicara sedangkan peserta peninjau
hanya mempunyai hak bicara.

3. MUSYAWARAH WILAYAH
Pasal 18
Status
1. Musyawarah Wilayah merupakan musyawarah cabang-cabang pada wilayah kerja
Koordinator Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah diadakan maksimal 2 (dua) tahun sekali semenjak
dikukuhkan.

Pasal 19
Kekuasaan/Wewenang
1. Mendengarkan laporan kondisi obejektif cabang-cabang yang ada di wilayah
kerjanya
2. Membahas masalah krusial yang terjadi di wilayah kerja
3. Menetapkan rekomendasi Musywil
4. Mengevaluasi Laporan Pertanggung Jawaban Koordinator Wilayah.
5. Memilih dan menetapkan ketua presidium dan anggota Koordinator Wilayah.

Pasal 20
Syarat Sah
1. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri dari peserta penuh dan peserta peninjau.
2. Yang dimaksud dengan;
a. Peserta penuh adalah utusan cabang penuh yang memiliki hak suara dan hak
bicara.

11 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

b. Peserta peninjau adalah Pengurus Besar, Koordinator Wilayah, anggota luar


biasa, anggota kehormatan, alumni dan undangan yang hanya memiliki hak
bicara.
3. Musyawarah Wilayah dianggap sah jika dihadiri oleh 2/3 dari seluruh cabang yang
berada di wilayah kerjanya.
4. Apabila Pasal 20 ayat 3 tidak terpenuhi, maka sidang ditunda 2 x 60 menit dan
setelah itu Musywil dapat dilaksanakan.
5. Dalam keadaan khusus/luar biasa, Musyawarah Wilayah Luar Biasa disingkat
Musywillub dapat dilaksanakan jika Pengurus Cabang menyimpang dari AD/ART.
6. Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Musywilub) sebagaimana yang dimaksud pada
pasal 20 ayat 5 dapat dilaksanakan atas inisiatif satu cabang penuh dengan
persetujuan setengah ditambah satu cabang dari jumlah seluruh cabang yang ada di
wilayah kerjanya.

4. MUSYAWARAH CABANG
Pasal 21
Status
1. Musyawarah Cabang merupakan musyawarah anggota cabang.
2. Musyawarah Cabang diadakan 1 (satu) tahun sekali

Pasal 22
Kekuasaan/Wewenang
1. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Kerja berdasarkan Garis-Garis Besar Haluan
Organisasi (GBHO) dan Rekomendasi MUSCAB.
2. Mengevaluasi Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Cabang
3. Memilih Formateur yang sekaligus menjadi Ketua Umum Pengurus Cabang dan 2
(dua) orang mide formateur yang secara bersama-sama akan menyusun struktur
Pengurus Cabang.

Pasal 23
Syarat Sah
1. Peserta Musyawarah Cabang terdiri dari peserta penuh dan peserta peninjau.
2. Yang dimaksud dengan;
a. Peserta penuh adalah seluruh anggota biasa cabang yang telah terdaftar.
b. Peserta peninjau adalah Pengurus Besar, Koordinator Wilayah, anggota luar
biasa, anggota kehormatan, alumni dan undangan.
3. Musyawarah Cabang dianggap sah jika dihadiri setengah ditambah satu jumlah
anggota biasa.
4. Apabila Pasal 23 ayat 3 tidak terpenuhi, maka sidang ditunda 2 x 30 menit dan
setelah itu Muscab dapat dilaksanakan.
5. Dalam keadaan khusus/luar biasa, Musyawarah Cabang Luar Biasa disingkat
Muscablub dapat dilaksanakan jika Pengurus Cabang menyimpang dari AD/ART.
6. Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) sebagaimana yang dimaksud pada
pasal 23 ayat 5 dapat dilaksanakan atas inisiatif satu anggota biasa dengan
persetujuan setengah ditambah satu anggota biasa dari jumlah seluruh anggota biasa
di cabang bersangkutan.

12 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

B. Struktur Kepemimpinan
1. PENGURUS BESAR
Pasal 24
Status
1. Pengurus Basar adalah Badan Kepemimpinan tertinggi organisasi.
2. Masa Jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan.
Pasal 25
Personalia Pengurus Besar
1. Komposisi Pengurus Besar:
a. Ketua Umum dibantu oleh beberapa Ketua.
b. Sekretaris Jenderal dibantu oleh beberapa wakil sekretaris.
c. Bendahara Umum dibantu oleh beberapa wakil Bendahara.
d. Beberapa Departemen sesuai dengan kebutuhan.

2. Kriteria pengurus besar terdiri dari:


a. Anggota biasa sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat 1 huruf b.
b. Pernah menjabat Pengurus Cabang minimal 1 periode dan mendapat
rekomendasi tertulis dari cabang yang bersangkutan.
c. Pengurus Besar maksimal menjabat dalam 2 (dua) periode, kecuali untuk
jabatan ketua umum boleh menjabat di periode ketiga.
d. Masa Jabatan ketua umum maksimal 2 (dua) periode.
e. Tata cara pemilihan Formatur/Ketua Umum diatur lebih lanjut dalam Tata
Tertib Pemilihan Formatur/Ketua Umum dan Mide Formatur.

3. Apabila ketua umum berhalangan tetap dan atau karena sesuatu sebab tidak dapat
menjalankan atau menyelesaikan kewajibannya sampai masa jabatan kepengurusan
berakhir, maka dapat diangkat penjabat ketua umum yang dipilih dari salah satu
ketua yang ditetapkan oleh dan dalam rapat harian dewan pengurus yang
diagendakan untuk keperluan itu.

Pasal 26
Tugas dan Wewenang
1. Melaksanakan ketentuan AD/ART serta Keputusan/Ketentuan Musyawarah
Nasional.
2. Menyampaikan kepada seluruh cabang segala keputusan dan perubahan serta hal lain
yang berhubungan dengan organisasi.
3. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musyawarah Nasional, Pengurus Besar
sudah harus terbentuk dan Pengurus Besar Demisioner harus segera melakukan serah
terima jabatan dengan Pengurus Besar yang baru.
4. Memberikan Laporan Pertanggungjawaban di depan Musyawarah Nasional.
5. Memberikan Laporan Pertanggungjawaban setengah periode di depan Forum Rapat
Pimpinan Nasional.
6. Menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional
(Munas).
7. Mengesahkan dan melantik Koordinator Wilayah (Korwil).
8. Mengesahkan dan melantik Pengurus Cabang

13 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

9. Seluruh kebijakan yang diambil oleh Pengurus Besar IKAMI Sulsel selama periode
kepengurusannya disosialisasikan ke cabang-cabang selambat-lambatnya 2 (dua)
minggu setelah kebijakan itu diputuskan.

2. KOORDINATOR WILAYAH
Pasal 27
Status
1. Korwil adalah badan yang mengkoordinasi antara Pengurus Cabang dengan cabang
lain di sekitar wilayah geografisnya dan dengan Pengurus Besar.
2. Korwil dibentuk atas dasar kesepakatan beberapa cabang yang berada di wilayah
geografis tertentu.

Pasal 28
Personalia Koordinator Wilayah
1. Koordinator Wilayah berbentuk presidium dan disingkat Korwil.
2. Korwil terdiri dari seorang ketua, sekertaris dan lima anggota.
3. Ketua dan Anggota presidium Korwil merupakan utusan dari cabang-cabang yang
dipilih melalui Musywil.
4. Kriteria Korwil adalah:
a. Anggota Biasa yang pernah menjadi Pengurus Cabang IKAMI Sulsel dan
direkomendasikan dari Cabang asal.
b. Belum pernah menjadi Presidium Korwil IKAMI Sulsel.

Pasal 29
Tugas dan Wewenang
1. Melaksanakan ketentuan AD/ART serta Keputusan Musyawarah Nasional;
2. Menyampaikan kepada seluruh Cabang di wilayah kerjanya segala kebijakan
Pengurus Besar;
3. Melakukan pengawasan dan mengevaluasi kegiatan Pengurus Cabang
4. Memberikan saran kepada Pengurus Cabang, diminta maupun tidak diminta
5. Menyampaikan Laporan kerja kepada cabang-cabang di wilayah kerjanya.
6. Menyelesaikan persoalan interen dan mendorong perkembangan cabang-cabang di
wilayah koordinasinya.
7. Membantu Pengurus Cabang menyiapkan draft materi Musyawarah Cabang.
8. Melantik pengurus Cabang di wilayah kerjanya jika Pengurus Besar berhalangan
hadir.
Pasal 30
Pembentukan Koordinator Wilayah
1. Pembentukan/pendirian Korwil dapat diusulkan oleh satu Cabang Penuh dan
disepakati oleh Cabang-Cabang di wilayah koordinasinya.
2. Wilayah koordinasi dapat berupa pulau, provinsi atau gabungan provinsi.
3. Satu Korwil mengkoordinir minimal 3 (tiga) Cabang.

14 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

3. PENGURUS CABANG
Pasal 31
Status dan Syarat
1. Status:
a. Cabang merupakan suatu kesatuan yang dibentuk di sebuah Kota/ Kabupaten
yang memiliki lembaga pendidikan berupa perguruan tinggi, PT/PTS dan SMP,
SMA/SMK.
b. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah 1 (satu) tahun terhitung sejak penerbitan
SK dari Pengurus Besar.
c. Masa jabatan pengurus cabang sebagaimana dimaksud pasal 31 ayat 1 poin b
dikecualikan bagi cabang yang memerlukan waktu tambahan 1 tahun apabila
memenuhi syarat :
i. Adanya program kerja yang tidak dapat dilaksanakan pada periode
sebelumnya
ii. Adanya masalah yang tidak dapat di selesaikan secara rasional
iii. Mendapat persetujuan dari pengurus besar untuk masa perpanjangan
kepengurusan.

2. Syarat Cabang Persiapan:


a. Syarat mendirikan Cabang persiapan sekurang-kurangnya memiliki 50 anggota
muda dan/atau anggota biasa, dibuktikan dengan lampiran kartu tanda
mahasiswa dan/atau kartu pelajar.
b. Pendirian cabang persiapan dinyatakan sah setelah mendapat persetujuan dalam
Musyawarah Nasional atau Rapat Pimpinan Nasional.
c. Pengurus Cabang persiapan dilantik dan disahkan oleh Pengurus Besar.
d. Struktur di tingkat Cabang persiapan disesuaikan dengan kebutuhan cabang
yang bersangkutan.
e. Pasca disahkan cabang persiapan melalui masa uji coba selama satu periode
kepengurusan dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai cabang persiapan di
antaranya: Musyawarah Cabang (Muscab), pelantikan, rapat kerja, kegiatan lain
selain kegiatan wajib.

3. Syarat Cabang penuh


a. Melakukan regenerasi kepengurusan setahun sekali (satu periode) ditandai
dengan surat keputusan dari pengurus besar.
b. Melakukan aktivitas kegiatan muscab, pelantikan pengurus, rapat kerja dan
pengkaderan.
c. Wajib melakukan kegiatan lain di luar poin b.
d. Cabang penuh, dinyatakan sah dalam Munas atau Rapimnas dengan disertai
bukti administrasi dan dokumentasi.
e. Struktur di tingkat cabang disesuaikan dengan kebutuhan cabang penuh yang
bersangkutan.
f. Cabang yang berstatus cabang penuh, namun tidak melaksanakan poin A, B, C
dan D, maka statusnya akan diturunkan menjadi cabang persiapan dengan syarat
Pengurus Besar telah melakukan pembinaan dan pendampingan.

15 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

Pasal 32
Tugas dan Wewenang
1. Melaksanakan ketentuan AD/ART serta Keputusan Musyawarah Cabang.
2. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musyawarah Cabang, Pengurus Cabang
harus sudah terbentuk dan Pengurus Cabang Demisioner harus segera melakukan
serah terima jabatan dengan Pengurus Cabang yang baru.
3. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban pada Musyawarah Cabang.
4. Menyelenggarakan Musyawarah Cabang.
5. Merekomendasikan anggotanya menjadi Koordinator Wilayah (Korwil) dan
Pengurus Besar.
6. Mendata dan mengesahkan status keanggotaan.
7. Memberikan laporan kerja di Forum Rapimnas dan Munas.
8. Membentuk Badan Koordinasi Kampus bila diperlukan.

Pasal 33
Pembentukan, Pemekaran dan Penghapusan Cabang
1. Pembentukan, pemekaran dan penghapusan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pembentukan, Pemekaran dan Penghapusan Pengurus Organisasi Ikatan
Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan.
2. Pembentukan dan pemekaran organisasi mahasiswa tingkat II Provinsi Sulawesi
Selatan diatur lebih lanjut oleh pengurus cabang.

Pasal 34
Badan Koordinasi Kampus
1. Badan Koordinasi Kampus sebagaimana yang dimaksud pasal 32 ayat 8 dibentuk
atas kebutuhan cabang melalui surat keputusan cabang.
2. Badan Koordinasi Kampus dapat melakukan kegiatan pada skala kampus atau antar
kampus.
3. Badan Koordinasi Kampus harus melaporkan laporan pertanggung jawaban pada
saat musyawarah cabang.
4. Badan Koordinasi Kampus berkedudukan setara dengan ketua bidang namun di luar
dari kepengurusan.

BAB IV
Mahkamah Organisasi
Pasal 35
Status dan Kedudukan
1. Mahkamah Organisasi adalah Badan Yudikatif Organisasi yang bertugas untuk
menyelesaikan sengketa kekuasaan yang timbul dalam pelaksanaan Musyawarah
Nasional, Rapat Pimpinan Nasional, Musyawah Wilayah dan Musyawarah Cabang.
2. Mahkamah Organisasi berkedudukan mengikuti Pengurus Besar .
3. Masa bhakti Mahkamah Organisasi selama 2 (dua) tahun atau disesuaikan dengan
masa bhakti Pengurus Besar.

Pasal 36
Kekuasaan dan Wewenang
1. Melakukan penelitian dan pemeriksaan;

16 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

2. Meminta keterangan Tim Verifikasi, Tim Pengawas, Tim Pemilihan, dan pihak lain;
3. Memutuskan sengketa dalam Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Nasional,
Musyawah Wilayah dan Musyawarah Cabang. Berdasarkan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, dan peraturan-peraturan organisasi.
4. Menyampaikan Laporan Kerja pada Musyawarah Nasional.
5. Bersama-sama dengan Pengurus Besar mempersiapkan penyelenggaraan
Musyawarah Nasional dan Rapat Pimpinan Nasional.

Pasal 37
Pensonalia Mahkamah Organisasi
1. Mahkamah Organisasi dipilih dan ditetapkan melalui Musyawarah Nasional
2. Mahkamah Organisasi merupakan anggota biasa yang pernah menjadi Pengurus
Besar
3. Mahkamah Organisasi beranggotakan 9 (sembilan) orang yang terdiri dari seorang
Ketua dan 8 (delapan) orang anggota.
4. Keputusan Mahkamah Organisasi bersifat final dan mengikat seluruh anggota
Organisasi.

BAB V
Majelis Anggota
Pasal 38
Status dan Kedudukan
1. Majelis Anggota merupakaan Badan Legisatif ditingkat pusat
2. Majelis Anggota berkedudukan mengikuti Pengurus Besar
3. Majelis Anggota melakukan sidang setiap 6 bulan sekali atau sekurang-kurangnya
4 kali dalam satu periode kepengurusan
4. Masa bakti Majelis Anggota disesuaikan dengan masa bakti Pengurus Besar

Pasal 39
Kekuasaan dan Wewenang
1. Mengontrol dan mengevaluasi kegiatan Pengurus Besar
2. Memberikan saran kepada Pegurus Besar, diminta maupun tidak diminta
3. Bersama-sama dengan Pengurus Besar mempersiapkan penyelenggaraan
Musyawarah Nasional dan Rapat Pimpinan Nasional

Pasal 40
Pensonalia Majelis Anggota
1. Majelis Anggota dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional.
2. Majelis Anggota merupakan anggota biasa yang pernah menjadi Pengurus Cabang
minimal 2 periode.
3. Majelis Anggota direkomendasikan oleh cabang penuh.
4. Jumlah personalia Majelis Anggota menyesuaikan dengan jumlah cabang penuh.
5. Majelis Anggota pernah menjabat sebagai Pengurus Besar;
6. Keanggotaan Majelis Anggota tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus
Besar, Ketua dan Anggota Koordinator Wilayah dan Pengurus Cabang;
7. Komposisi Kepengurusan Majelis Anggota Pengurus Besar sekurang-kurangnya
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.

17 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

Pasal 41
Tata kerja dan persidangan
1. Seluruh aktivitas majelis dilaksanakan dari dan oleh anggota majelis
2. Persiapan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam enam bulan
3. Petunjuk peaksanaan tata caara penyampaian usul dan saran kepada pengurus
besar, ditetapkan oleh anggota majelis
4. Siding pleno majelis anggota adalah inisiatif dari anggota majelis
5. Apabila dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan pengurusan besar IKAMI Sulsel
belum melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional dan Rapat Pimpinan
Nasional, maka Majelis Anggota dapat melaksanakan sidang pleno.

BAB VI
KEUANGAN
Pasal 42
Sumber Keuangan Organisasi
1. Iuran anggota ditetapkan dan dikelola oleh Cabang masing-masing;
2. Pemerintah daerah Sulawesi Selatan;
a. Pengurus Besar berkewajiban untuk mengusahakan alokasi dana khusus IKAMI
Sulsel yang bersumber dari APBD Propinsi Sulawesi Selatan.
b. Keuangan IKAMI Sulsel yang bersumber dari APBD Provinsi Sulawesi Selatan
didistribusikan oleh Pengurus Besar ke seluruh cabang-cabang secara
proporsional dan transparan.
3. Sumbangan donatur dan alumni.
4. Usaha-usaha yang halal dan tidak mengikat.
5. Keuangan organisasi IKAMI Sulsel dikelola secara jujur, tranparan dan akuntabel.
6. Pada saat pengurusan berakhir dana kas harus surplus dari pengurus sebelumnya.

Pasal 43
Pengelolaan Keuangan Organisasi
Pengelolaan Keuangan organisasi diatur lebih lanjut dalam Pedoman Pengelolaan
Administrasi Keuangan Organisiasi IKAMI Sulsel yang ditetapkan pada Musyawarah
Nasional

BAB VII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 44
Logo, lambang dan atribut organisasi diatur lebih lanjut dalam Pedoman Pengelolaan
Atribut Organisiasi IKAMI Sulsel yang ditetapkan pada Musyawarah Nasional

BAB VIII
PEMBUBARAN
Pasal 45
1. Pembubaran organisasi hanya dilakukan dalam Musyawarah Nasional.
2. Keputusan Pembubaran organisasi IKAMI Sulsel harus disetujui oleh ¾ Peserta
Penuh Musyawarah Nasional.

18 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

3. Setelah Organisasi dibubarkan maka seluruh Kekayaan organisasi diserahkan pada


badan sosial.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 46
1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah
Nasional.
2. Jika ada Rencana Perubahan Anggaran Rumah Tangga maka wajib disampaikan
terlebih dahulu kepada Pengurus Cabang.

BAB X
ATURAN KHUSUS
Pasal 47
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam
Pedoman-Pedoman Organisasi.

BAB XI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 48
1. Setiap anggota diwajibkan mengetahui isi dan makna AD/ART
2. Setiap anggota diwajibkan mentaati AD/ART ini, dan barang siapa yang melanggar
akan dikenakan sanksi organisasi sebagaimana diatur di dalam Musyawarah
Nasional.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 49
1. Anggaran Rumah tangga ini ditetapkan dan disahkan di dalam Sidang MPOA II-
MUBES IKAMI SULSEL se Pulau Jawa pada tanggal 16 Juli 1966 di Malang; yang
kemudian disempurnakan dan disahkan di dalam Sidang MPA III-MUBES IKAMI
SULSEL se Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 4 April 1970 di Gadog, Ciawi
Bogor; disempurnakan dan disahkan di dalam Sidang MPA V-MUBES IKAMI
SULSEL se Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 27 Mei 1976 di Jakarta;
disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MPA VI-MUBES IKAMI SULSEL se
Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 27 Januari 1982 di Kaliurang, Yogyakarta;
Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MPA VII-MUBES IKAMI SULSEL
se Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 21-24 April 1984 di Jember, Jawa
Timur; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MPA VIII MUBES (Luar
Biasa) IKAMI SULSEL se Pulau Jawa dan Palembang pada tanggal 23-26 Maret
1986 di Cipayung, Bogor; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUBES IX
IKAMI SULSEL pada tanggal 21-23 September 1992 di Sudiang, Ujung Pandang
Sulawesi Selatan; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUBES X IKAMI
SULSEL pada tanggal 19-20 November 1995 di Samarinda Kalimantan Timur;
Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUBES XI IKAMI SULSEL pada
tanggal 21-24 April 1999 di Jakarta; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang
MUBES XII IKAMI SULSEL pada tanggal 10-13 Mei 2002 di Bogor;

19 | I K A M I S U L S E L
AD ART IKAMI SULSEL
Hasil Munas XVIII
Cileungsi & Jakarta
19-29 Desember 2019

Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUBES XIII IKAMI SULSEL pada
tanggal 8-10 Oktober 2004 di Jambi; Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang
MUBES XIV IKAMI SULSEL pada tanggal 16-19 Maret 2007 di Surabaya;
Disempurnakan dan disahkan di dalam sidang MUNAS XV IKAMI SULSEL di
Bandung 2009; Disempurnakan dan disahkan di dalam MUNAS XVI IKAMI
SULSEL di Yogyakarta pada tanggal 26-30 Januari 2012; Disempurnakan dan
disahkan di dalam MUNAS XVII IKAMI SULSEL di Jakarta pada tanggal 17-25
Desember 2015; Disempurnakan dan disahkan di dalam MUNAS XVIII IKAMI
SULSEL di Cileungsi, Bogor dan di Jakarta pada tanggal 19-29 Desember 2019.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan.

20 | I K A M I S U L S E L

Anda mungkin juga menyukai