Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Disusun Oleh :
Tri Wulan Dari

PRODI STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2021
Analisis Sintesis Tindakan Pengaruh
Tekhnik Relaksasi Otot Progesif Pada Nn. D
Di Ruang Flamboyan 7 Rumah Sakit Dr.Moerwardi

Hari : 29 November 2021

Tanggal : 29 November 2021

Jam : 12.30 Wib

A. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri perut dibagian bawah sampai menjalar

pinggang.

B. Diagnosa Medis

Cancer Serviks

C. Diagnosa Keperawatan

Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor ditandai dengan

dengan ada tumor ganas (D.0077)

D. Data Yang Mendukung Diagnosa Keperawatan

Ds :

- Pasien mengatakan merasakan nyeri, perut bagian bawah sampai

menjalar pinggang

P : Nyeri bertambah saat beraktivitas berat - berat

Q : Tersayat – tersayat

R : Perut bagian bawah


S : Skala 5

T : Terus menerus

Do :

- Pasien tampak meringis kesakitan

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/menit

RR : 20x/menit

S : 360C

SPO2 : 95%

- Pasien tampak menahan nyeri

- Pasien terlihat hanya berfokus pada dirinya sendiri karena merasa

nyeri

E. Dasar Pemikiran

Nyeri merupakan salah satu gejala kanker yang paling sering menjadi

beban berat bagi pasien selama sakit

(Shute, 2013). Nyeri kanker serviks dirasakan pada daerah panggul

atau dimulai dari ekstremitas bagian bawah dari daerah lumbal, dapat

bervariasi, dan semakin progresif pada stadium lanjut (Wulandari,

Effendy, & Nisman, 2017). Nyeri dan kecemasan merupakan dua

gejala pada penderita kanker serviks yang memiliki hubungan saling

berkaitan. Kecemasan pada penderita kanker serviks muncul akibat

perasaan yang tidak pasti akan prognosa penyakit, keluhan nyeri yang

dirasakan, pemeriksaan diagnostik yang dilakukan, dan pengobatan


yang dijalani terhadap pemulihan kondisi terutama pada pasien

stadium lanjut (Wulandari, Effendy, & Nisman, 2017). Intervensi

yang diberikan pada pasien kanker serviks dapat berupa terapi

farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologis berupa

analgesik yang dapat menimbulkan efek samping lain dan

memperparah kondisi apabila diberikan terus-menerus (Maryani,

2009). Pengobatan terhadap keluhan penderita kanker serviks juga

dapat dilakukan dengan terapi komplementer. Salah satu terapi

komplementer yaitu Progressive Muscle Relaxation (PMR) yang

menggabungkan latihan nafas dalam, serangkaian seri kontraksi serta

relaksasi otot tertentu, dan distraksi. PMR merupakan salah satu dari

teknik relaksasi yang paling mudah dilakukan, memiliki gerakan

sederhana, telah digunakan secara luas, dan dapat meningkatkan

kemandirian pasien dalam mengatasi masalah kesehatan (Syarif &

Putra, 2014). PMR dilakukan dengan cara menegangkan otot secara

sementara, kemudian kembali diregangkan dimulai dari kepala sampai

kaki secara bertahap (Casey & Benson, 2012). Teknik relaksasi ini

dapat menimbulkan keselarasan tubuh dan pikiran yang diyakini

memfasilitasi penyembuhan fisik dan psikologis (LeMone & Burke,

2008)

F. Prinsip Tindakan Keperawatan

A. Fase Orientasi

1. Memberi salam /menyapa klien


2. Memeperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan dan tindakan

4. Menjelaskan Langkah prosedur

5. Menanyakan kesiapan pasien

B. Fase Kerja

1. Mencuci tangan dengan benar

2. Menjaga privasi pasien

3. Mengatur posisi klien dengan nyaman (duduk/berdidiri)

4. Meminta pasien untuk memejamkan mata

5. Bimbing klien menggenggam tangan kiri dan kanan bergantian

sambil membuat satu kepalan selama 5-7 detik.

6. Bimbing klien menekuk kedua lengan ke belakang pada

pergelangan tangan sehingga otot-otot ditangan bagian

belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap

kelangit-langit selama 5-7 detik.

7. Bimbing klien menggenggam kedua tangan sehingga menjadi

kepalan kemudian membawa kedua kepalan kepundak

sehingga otot- otot biceps akan tegang selama 5-7 detik.

8. Bimbing klien mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya

seakan- akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua

telinga selama 5-7 detik.

9. Bimbing klien mengatupkan rahang, diikuti dengan mengigit

gigi- gigi sehingga ketegangan di sekitar otot rahang, kemudian


gerakan untuk mengendorkan otot-otot sekitar mulut, Setiap

gerakan dilakukan selama 5-7 detik.

10. Bimbing klien untuk membenamkan dagu ke dadanya.

Sehingga dapat merasakan ketegangan didaerah leher bagian

muka gerakan dilakukan selama 5-7 detik, kemudian relaks

selama 10 detik.

11. Bimbing klien mengangat tubuh dari sandaran, kemudian

punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada, kondisi tegang

dipertahankan 5-7 detik, kemudian relaks selama 10 detik.

12. Bimbing klien untuk menarik nafas panjang untuk mengisi

paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Posisi ini ditahan

beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada

kemudian turun keperut. Pada saat ketegangan dilepas, klien

dapat bernafas normal dengan lega. Gerakan ini di ulangi.

13. Bimbing klien menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian

menahannya sampai perut menjadi kencang dan keras,

kemudian bimbing klien meluruskan kedua belah telapak kaki

sehingga otot paha terasa tegang. Setiap gerakan dilakukan

selama 5-7 detik, kemudian relaks selama 10 detik.

14. Merapikan pasien

15. Mencuci tangan

C. Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan


2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

3. Berpamitan

4. Dokumentasi

D. Penampilan Selama Tindakan

1. Melakukan komunikasi teraupetik selama tindakan

2. Ketelitian selama tindakan

3. Keamanan selama tindakan

G. Analisa Tindakan

Tindakan keperawatan atas dasar kerjasamaa dengan dokter

(menentukan dosis obat) dan perawat – perawat bertanggung jawab

dalam pelaksaanaan. Penatalaksanaan dengan terapi relaksasi otot

progesif untuk mengurangi nyeri sebagai bagian dari manajemen nyeri

untuk pasien yang mengalami nyeri perut pada kanker serviks. Dengan

pemberian terapi relaksasi otot progesif ini dapat memebantu pasien

dalam memenuhi kebutuhan kenyamanan pasien dalam beraktivitas

setlah dilakukan tindakan keperawatan relaksasi otot progesif.

H. Bahaya Dilakukannya Tindakan

Bahaya yang mungkin terjadi adalah apabila dalam selama relaksasi

otot progesif terjadi kesalahan atau efek samping dari emosional

pasien yang berpengaruh pada tubuh pasien.

I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan


1. Ciptakan lingkungan yang memiliki privasi dan nyaman
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Tempatkan pasien pada posisi aman dan nyaman yang akan
memfasilitasi relaksasi
4. Anjurkan pasien nafas dalam sebelum dilakukannya distraksi
5. Anjurkan pasien merilekskan semua anggota tubuh
6. Pusatkan klien pada diri sendiri dengan memfokuskan dirinya
7. Catat respon klien secara fisik, mental dan emosional selama sesi
terapi
J. Hasil Yang Dilakukan Setelah Tindakan
S :
- Pasien mengatakan nyeri perut sudah berkurang setelah dilakukan
tindakan keperawatan relaksasi otot progesif
P : Nyeri bertambah ketika beraktivitas berat – berat.
Q: Nyeri disayat – sayat
R: Nyeri di perut bagian bawah
S: 3
T: Terus menerus
O : Pasien tampak riles dan lebih nyaman dari sebelumnya
A : Masalah keperawatan nyeri kronis belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
K. Evaluasi Diri
Kesenjangan teori dan praktik
L. Daftar Pustaka/Refrensi
Care, P., Nyeri, T., Kecemasan, D. A. N., & Serviks, P. K. (2020).
PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION SEBAGAI
PENERAPAN. 8(1), 25–32.

Anda mungkin juga menyukai