CO = HR x SV
Ket:
Cardiac Output (CO) = volume darah yg dipompa/menit
Heart Rate (HR) = kec denyut jantung/menit (75 denyut/menit)
Stroke Volume (SV) = ml darah yg dipompa/denyut (70 ml/denyut)
Sistem Renin-Angiotensin (RAS)
90 % tidak diketahui
7 % : penyakit ginjal,
penciutan aorta, tumor
pada anak ginjal
3 % : hormonal
→
→
Hipertensi harus dikontrol atau dikendalikan, agar
tekanan darah tidak terus tinggi.
Hipertensi yang tidak dikendalikan, dapat memicu
terjadinya resiko hipertensi, diantaranya yaitu:
Kerusakan jantung
Pengerasan pembuluh darah
Infark otak
Infark jantung
Kerusakan jantung →
karena jantung harus
kerja lebih keras)
Pengerasan pembuluh darah (karena menahan
tekanan darah yang tinggi)
Infark otak (karena pecah suatu pembuluh di otak
→ lumpuh separuh badan)
Infark jantung
menguruskan badan
diet : garam, kolesterol
stop rokok
cukup istirahat dan tidur
olah raga teratur
Diuretika dan/atau β-bloker
sering digunakan sebagai
terapi hipertensi baris
pertama (first line therapy)
Diuretika:
1. Diuretika tiazid
2. Diuretika loop
3. Diuretika hemat kalium
1. Diuretika tiazid
Mekanisme kerja:
Menghambat reabsorpsi NaCl di
tubulus ginjal (pe↑an ekskresi Na
dan air )→ me↓kan vol. ekstrasel
→ CO ↓ → tek. Darah ↓
Contoh: hidroklorotiazid (HCT),
indapamid, klortalidon,
metolazon
2. Diuretika loop
Mekanisme kerja:
Menghambat kotranspor Na+/K+/2Cl- dari membran
lumen pada pars asenden ansa henle → reabsorpsi
Na+,K+,Cl- me↓
hipertensi tahap II (TDS > 160 mmHg atau TDD > 100
mmHg)
Kombinasi 2 obat/lebih, biasanya : diuretik tiazid + ACEI
atau antagonis angiotensin II atau β-bloker atau CCB