Anda di halaman 1dari 13

FENOMENA ANTARMUKA

1. Fenomena antar muka dan antar permukaan pada alam

 Mampu membedakan antara tegangan permukaan dengan tegangan antar muka:


 Tegangan permukaan adalah segala macam fase yang berkenaan langsung dengan
udara.
 Tegangan permukaan artinya segala macam tegangan yang membentuk garis imajiner
sehingga dapat melihat mana batas air dan mana batas udara, karena ada gaya kohesi.
 Tegangan permukaan bicara segala fase yang berkenaan dengan udara:
Air – udara
Gelas – udara
 Tegangan antarmuka tidak melibatkan udara
Padat – padat
Cair – cair
Cair – Padat
Segala tegangan yang tidak melibatkan adalah tegangan permukaan.

2. Mampu membaca fenomena secara hakekat

 Kita dapat melihat batas batas ini karena adanya gaya kohesi

3. Gaya Kohesi

 Gaya kohesi yang membuat antar fase tidak bercampur


 Apa itu gaya kohesi? Kenapa gaya kohesi bisa dikatakan sebagai gaya tarik menarik
antar sesama jenis molekul penyusun materi?
 Secara prinsipnya gaya tarik menarik sesama molekul sejenis dari materi penyusunnya,
misalkan air sesama molekul air, logam sesama molekul logam.
 Adanya gaya tarik menarik yaitu adanya ikatan kimia
 Syariatnya Fenomena antar muka bisa melihat fisiknya berupa pembatasan atau garis
imajiner yang memisahkan, hakekatnya kenapa ada gaya kohesi? marifatnya apa itu
gaya kohesi? Kenapa bisa tarik menarik? Karena ada ikatan molekul didalam materi
penyusunnya.
 Semakin tinggi ikatan kimia maka kerapatan akan semakin tinggi, jika kerapatan makin
tinggi dinamakan Densitas tinggi atau BJ, memadat hal tersebut akan memberi
pengaruh terhadap wujud zat tersebut (Semakin memadat)
 Semakin tinggi gaya kohesi ikatan antar partikel penyusun materi, khusus bentuk cair
nanti akan punya kemampuan membentuk sudut kontak.
4. Urutannya

 Ikatan kimia antar molekul penyusun materi: ikatan hidorgen, ikatan logam, kovalen,
ionik, dst. Ikatan hidrogen yang paling rendah energinya atau mudah lepas/putus.
 Jika ikatannya rendah (dilihat dari energi ikatannya), berarti densitas atau BJ nya akan
rendah.
 Ikatan yang semakin rapat akan membentuk atau memberikan berupa bobot jenis
kepada materi tersebut, BJ tinggi maka wujud zat semakin ke padatan.
 Semakin rapat maka gaya kohesi akan semakin tinggi.
 Kerapatan semakin mempengaruhi wujud.
 Semakin rapat semakin mempengaruhi tingkat koesifitasnya, tingkat koesifitasnya
semakin tinggi otomatis tegangan permukaan semakin tinggi, tegangan permukaan
yang tinggi akan mampu memberikan fenomena berupa penampakan sudut kontak.

5. Metode pengukurannya

 Cincin Du Nouy: kapan sebagai penghitung tegangan permukaan? Kapan sebagai


penghitung tegangan antar muka?
 Dicelup antara muka yaitu antara air dan minyak
 Jika hanya di minyak sedang menghitung tegangan permukaan
 Posisi cincin akan menentukan sedang menghitung tegangan permukaan atau
tegangan antar muka
 Ketika posisi cincin berada di atas (yg bersangkutan dengan udara): Tegangan
Permukaan
 Ketika posisi cincin berada di antara, misalkan minyak dan air: Tegangan antar muka

6. Rumus Persamaan Tensiometer Du-Nouy

 y = x Faktor Koreksi
y : Tegangan Permukaan (dyne/cm)
2πr : Keliling lingkaran (cm)
 Tegangan permukaan : dyne/cm
Skala yang terbaca : dyne

7. Fenomena Tegangan Antar muka

 Meniskus cembung dan meniscus cekung


 Bagaimana nasib tabung reaksi, ketika meniskusnya adalah cekung itu ketika nanti air
atau cairan yang di dalam tabung reaksi yang ditumpahkan, bagaimana kondisi
tabungnya? Kalau cekung, berarti ada gaya tarik menarik beda jenis (Adhesi) antara air
dengan gelas, jika ditumpahkan maka gelasnya basah (bukti adanya gaya adhesi).
 Air raksa meniskusnya cembung, buktinya yaitu ketika ditumpahkan tidak akan
membasahi dinding sama sekali yaitu akan kering, hubungannya dengan gaya adhesi
dan gaya kohesi.
 Ketika dindingnya basah maka meniskusnya yaitu?

8. Fenomena bulir bulir pada daun (Sudut kontak)

 Membuat berbentuk bulat bukan air (air mengikuti saja), tetapi padatannya.
 Terbentuk sudut kontak yang tinggi sampai membulat karena penampangnya
(padatan/permukaan)
 Karena secara umum/lazim yaitu permukaannya mengandung lapisan minyak dan
adanya bulu halus maka tidak menyebar
 Minyak dan air memiliki gaya tolak menolak yang cukup tinggi
SURFAKTAN
1. Kegunaan

2. Karakteristik Surfaktan

 Surfaktan merupakan senyawa amfifil


 Kemampuan sebagai senyawa yang bagian ekornya berbeda gugus fungsi (polar dan
non polar) sehingga memiliki kemampuan berada di antar muka (Syariatnya)
 Hakekatnya: Punya dua gugus dengan polaritas yang bertolak belakang
Kepala : gugus polar
Ekor : gugus non polar

3. Mekanisme Kerja surfaktan

 Marifatnya: like dissolve like artinya karakteristik alamiah mereka akan mencari
pasangan yang sesuai (dari ekor maupun kepala)
 Tidak selalu surfaktan berada di antar muka
 Ada surfaktan tertentu yang salah satu bagiannya (kepala/ekor) akan lebih besar yaitu
yang ada Tween dan Span.
Tween : Air
Span : Minyak
 Surfaktan Tween dan Span tidak akan berada di antar muka: karena anatominya tidak
seperti surfaktan lain.
Tween : Ketika bagian kepala lebih besar, maka akan berada di fase air.
Span : Ekornya lebih panjang, kepalanya kecil, maka akan berada di fase minyak.
Sehingga harus dihitung HLB

4. Klasifikasi Surfaktan
 Anionik, kationik , non ionik, ampifilik

5. Misel (Sifat pergerakan surfaktan)

 Gugus fungsi lebih besar diantara yang lainnya: harus hitung HLB

6. Surfaktan sebagai Pembasah

 Bisa menjadi agen pembasah untuk material yang tidak bisa dibasahi
 Berarti tidak berhubungan dengan material air
 Yang akan dibantu kemampuan terbasahinya adalah Non polar (minyak/padatan)
 Buktinya sebagai zat pembasah: Air yang berbentuk geometris bulat ketika
ditambahkan surfaktan, maka ekornya akan menempel pada padatan.
 Kalau pasir kering ditambahkan sabun (surfaktan) apakah pasirnya mempunyai
kemampuan menarik air atau tidak?
Betul, tanah yang pecah atau kering seperti padatan yang tidak mampu bersama air,
diberikan surfaktan memiliki kemampuan menarik air, karena di pasir terdapat ekor
surfaktan yang menempel pada permukaan tanah yang otomatis bagian kepala akan ke
atas yang mencari pasangan, ketika ada air otomatis akan ketarik.

7. Surfaktan Meningkatkan Kelarutan suatu zat

 KMK : Konsentrasi Misel Kritis


 Kondisi KMK terjadi spontan, ketika satu misel terbentuk secara spontan, akan
terbentuk misel lain untuk seluruh medium.
 Kondisi KMK ketika tercapai, jika ditambah surfaktan maka tidak ada pengaruh
terhadap peningkatan kelarutan, karena sudah tidak ada lagi Tegangan Permukaan
 Misel adalah agen pembungkus, tergantung bisa polar atau non polar.
Minyak atau padatan: ekor menghadap kedalam
Emulsi ada yang tipe air dalam minyak: kepala dibawah, ekor diluar (sediaan topical
yang pembawaannya minyak: lotion, hand body. Sedian emulsi yang fase luar atau
pembawanya minyak, fase dalam air. Ketika dijadiin oral yang bagian dalam adalah
minyak.)

8. Surfaktan sebagai Detergen

 Zat terlarut/terdispersi ketika bicara detergensi: Minyak


 Minyak makanan, minyak yang ada di kulit kepala atau tubuh
 Sebum : Kelenjar yang mengeluarkan minyak (flora normal: alamiah) terutama di kulit
kepala
 Partikel kasar seperti kotoran dan debu
 Ketika yang diangkat minyak: Emulsifikasi
Ketika yang diangkat partikel padat: Suspensi
 Emulsi dan suspensi memiliki prinsip yang sama yaitu menggunakan Surfaktan
Suspensi : Suspending agent (Zat terdispersi: Padatan)
Emulsi : Emulgator (Zat terdispersi: Minyak)
SISTEM DISPERSI (KOLOID)
1. Pembagian Sistem Dispersi
 Prinsip: Kemampuan paham secara konseptual kapan suatu sistem dispersi molecular,
koloid, atau dispersi kasar
 Untuk membedakannya: Minimal dari ukuran partikel
- 1 nano meter kebawah: larutan maka dispersi molekul (kecil banget). Contoh tidak
bisa membedakan larutan gula dan air
 Kapan Emulsi dikategorikan pada dispersi kasar dan koloid.
Penentunya: padatan yang larut
 Emulsi merupakan sistem cair yang terdiri dari fase air dan minyak + Emulgator
 Pertanyaan: Ketika hanya mencantumkan fase air dan minyak dan tidak ada emulgator
itu bukan emulsi! Harus ada pendispersi dan terdispersi.
 Emulsi boleh mengandung padatan, tapi padatan tersebut harus larut di fase minyak.
Kalau hanya di fase air hanya menjadi larutan
 Emulsi yang termasuk disperse kasar: ketika padatan yaitu zat aktif farmasi berupa
padatan yang larut didalam minyak

2. Tipe-tipe Koloid

 Apa itu Liofil?


 Apa itu Liofob?
 Liofil dan Liofob yaitu generalisasi istilah.
 Yang penting larut di pembawanya: Liofil
 Yang penting tidak larut di pembawanya: Liofob
 Amfifil yaitu kemampuan di 2 tempat
 Dialisis memiliki membrane yang selektif, yaitu hanya bisa dilewati oleh zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh. Jika ukurannya sama maka ditambah cairan elektrolit.

3. Difusi dan Osmosis

 Difusi dan osmosis memiliki kesamaan yaitu berupa pergerakan


 Pembedaan: Membrannya
- Siapa yang bergerak?
- Bagaimana sifat membrane permeabelnya?
Karena proses yang sama ketika diganti atau tidak membrannya bisa jadi osmosis atau
difusi
 Adanya pergerakan karena adanya gradient konsentrasi
 Gradien yaitu selisih jumlah (konsentrasi), karena setiap materi ingin mencapai kondisi
eqivalen sehingga dapat bergerak.
 Osmosis dan Difusi: Pergerakan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
 Ketika yang bergerak adalah zat terlarut yaitu Difusi. Ketika zat terlarut saja bisa pindah
berarti membrane tersebut bisa dilewati pelarut.
 Difusi: yang berpindah zat terlarut dan zat pelarut. Membrannya permeable, karena
bisa dilewati zat terlarut
 Ketika diganti semi permeable sehingga bakteri tidak bisa lewat maka akan terjadi
perubahan proses: Osmosis, jadi zat terlarut tidak bisa pindah dan yang pindah hanya
pelarutnya saja
 Resiko osmosis: Semakin rapat membrannya sampai bakteri tidak bisa lewat, ketika
memindahkan harus pakai tenaga (pompa).
 Aplikasi dunia kesehatan: Cuci darah dengan bantuan pompa dan membrannya dibuat
selektif yang hanya dilewati partikel yang dibutuhkan tubuh.

4. SIfat Kinetis Koloid

 Gerak Brown itu apa? Karena ciri khas karakter sistem disperse koloid
 Efek tindal itu apa? Pemendaran cahaya akibat didalamnya ada gerak brown
 Ketika senter diteruskan dalam 3 cairan:
- SIstem disperse molekulan/larutan
- Susu (Sistem koloid): Dibuyarkan, cahaya tidak bisa diteruskan. Karena, didalam susu
ada gerak brown atau gerak partikel acak yang akan mengacak cahaya ketika masuk
kedalam medium, sehingga senter yang dimasukkan dalam emulsi tidak bisa
diteruskan seperti senter ke air
- Suspensi

5. Sifat Optik

6. Sifat Elektris

 Elektroforesis: proses pergerakan listrik dari arah katoda yang berbeda.


SISTEM DISPERSI 2 (EMULSI)
1. Konsep Umum

 Wajib: Air minyak + Emulgator


 Boleh mengandung padatan, tapi Wajib larut dalam fase minyak
 Harus bisa disebut sistem disperse

2. Formula Umum Emulsi

 Agen pendispersi: Surfaktan


 Ketika sudah terbentuk misel, misel adalah sebagai agen pendisperi yang membuat
minyak atau padatan yang terlarut memiliki kemampuan tersebar merata dalam
medium.
 Ketika terdispersi: karena terbentuk misel
 Ketika misel belum terbentuk: hanya ada penurunan tegangan permukaan saja
(penurunan gaya kohesi), jadi minyak yang lapisannya tadinya tebal diturun kebawah
ditarik sehingga akan habis, tetapi pendispersinya ketika terbentuk misel.
 Formula umum ada 3 soal
 Ketika ditanya formula umum: ada 6 komponen (paling pertama zat aktif: padat atau
liquid).
 Fase luar: bisa minyak bisa air, yang membedakan tipe emulsi, harus ada emulgator
 Preservative itu apa? Harus ada, karena sediaan yang mengandung air, air merupakan
media pertumbuhan mikroba yang baik, jadi harus pakai preservative yang memiliki
tugas membunuh bakteri
 Antioxidants itu apa? Karena mengandung minyak dan mudah teroksidasi menjadi
tengik
 Emulsi Termodinamik Labil: Ketika terjadi perubahan suhu maka akan rusak.
Rusaknya pada saat penyimpanan.

3. Uji Tipe Emulsi

 Pewarnaan
 Metilen blue dan Sudan III yang larutnya apa? Warnanya apa?
 Sudan III warna Merah
 Prinsip:
- Tipe m/a: Minyak yaitu titik titik merah dan Air yaitu biru dominan
- Tipe a/m: Air yaitu titik titik biru dan Minyak yaitu merah dominan
4. Koloid Hidrofil – Partikel padat terbagi halus

 Tidak Rinci hanya penyebutan saja

5. Emulsifikasi

 Tahapannya hanya 2:
- Disrupsi : Pengrusakan/pemecahan fase minyak menjadi globul-globul, bisa
dilakukan dengan cara pengadukan menggunakan stirrer atau ultra
stura.
Membuat nano emulsi pakai sonicasi yaitu ultra sonic, pakai kecepatan
ultra, pecahnya kecil-kecil jika tidak cepat dibungkus maka akan misah
kembali. Fase ada 2: dipecah lalu dibungkus. Bungkus yaitu proses
stabilisasi yaitu terbentuknya Misel

- Stabilisasi

 Secara prinsip prosesnya ada 2:


- Adanya proses pemecahan dengan bantuan mekanik yaitu pengadukan. Pengadukan
akan menentukan ukuran globul kecil, nano, atau biasa. Kalau pakai nanosonic akan
sangat kecil. Nano emulsi akan jernih walaupun emulsi karena globulnya sangat kecil,
tapi harus cepat dibungkus

6. Inversi Fase

 Ada 2 atau 3 soal


 Apa penyebab terjadinya ketidak stabilan fase emulsi?
Jumlah atau konsentrasi surfaktan salah itung dan jenisnya salah pilih. Ketika tidak
terbungkus dengan baik maka terjadi:
1. Flokulasi: minyak kecil berupa globul akan memisahkan diri. Misel terbentuk
mungkin hanya lepas 1 atau 2, sehingga yang keluar sedikit/kecil. Karakter like dissolve
like walaupun kecil, jika bertemu yang sama maka akan berkoloni. Tidak langsung
membulat seperti koalasen karena masih ada proses pembungkusan, yaitu masih ada
misel tapi tidak membungkus sempurna
2. Coalesen: Setelah flokul berkumpul, misel rusak sehingga globul menjadi besar dan
membentun coalesen
3. Creaming: akan mengambang keatas memisahkan diri
4. Breaking/pecah: tidak ada misel sama sekali
 Flokulasi, coalesen, creaming masih bisa diperbaiki karena prinsipnya masih ada misel
(sedikit) dengan ditambahkan surfaktan. Tapi ketika breaking tidak bisa ditambah
surfaktan karena minyak sudah rusak.
SISTEM DISPERSI 3 (SUSPENSI)
1. Definisi

 Suspensi adalah sama sama sistem disperse (harus homogen).


 Tersebar bisa tersebar tidak merata dan merata, bisa tersebar homogen (seluruh
medium) dan heterogen (memisah ada yang dibawah/atas).
 Pembedanya dengan emulsi: fase terdispersinya berupa padatan tidak larut
 Ketika pakai kata Suspensi atau Emulsi saja (ga ada tulisan sediaan farmasi): berarti
Sediaan emulsi dan suspense secara umum.
 Misal: Sediaan farmasi berupa emulsi adalah sistem yang mengandung fase padatan
tidak larut dalam air dan terdispersi dalam air menggunakan Suspending Agent
- Tapi dalam pernyataan bapa hanya ngasih: Partikel padat yang tidak larut: SALAH
- Jawabannya harusnya: Zat aktif farmasi berupa padatan yang tidak larut dalam air
 Emulsi: zat aktif farmasi berupa minyak (Surfaktan: Emulgator)
Suspensi: zat aktif farmasi berupa partikel padat tidak larut (Surfaktan: Suspending
Agent).

2. Jenis

 Secara umum: Flokulasi dan Deflokulasi


 Flokulasi terkontrol artinya kategori baru yaitu kombinasi flokulasi dan deflokulasi.
Yang di kontrol adalah kecepatan sedimentasi dengan Hukum Stoke.
 Suspensi yang baik adalah suspense yang memenuhi 2 parameter:
- Kecepatan sedimentasi rendah (V rendah), ketika mengatur ukuran partikel dengan
digerus atau penggunaan surfaktan. Ketika didiamkan tidak langsung mengendap
- Mudah di redispersikan kembali, dikocok sedikit akan langsung tersebar
 Kelebihan dan kekurangan Flokulasi
- Kelebihan: mudah di redisparsi, hubungannya dengan ukuran partikel. Semakin kecil
akan semakin mudah di redispersi
- Kekurangan: cepat mengendap karena V nya tinggi
 Kelebihan dan kekurangan Deflokulasi
- Kelebihan: V rendah, maka cenderung stabil
- Kekurangan: terbentuk masa yang kompak, maka tidak bisa dikocok atau di redispersi

3. Aplikasi Hukum Stokes

 Yang bisa diajak bicara r (jari-jari):


- hubungannya sama ukuran partikel
- teknik: penggerusan
 Yang bisa diajak bicara viskositas:
- V nya kecil yang sejajar yaitu r harus kecil = digerus
- V nya kecil: posisinya pada viskositas harus berbanding terbalik, maka viskositasnya
harus besar
Caranya: tambahkan Surfaktan
 Yang tidak bisa diajak bicara
- BJ dan gravitasi karena konstan
 Flokulasi terkontrol bisa dilakukan dengan cara:
- mengatur ukuran partikel
- mengatur penggunaan surfaktan
- diwakili hukum stoke yaitu r dan viskositas

4. Parameter Pengendapan

 Bagaimana mengamati derajat flokulasi dan deflokulasi?


 Bagaimana membedakan endapan flokulasi dan deflokulasi?
- Endapan Deflokulasi: Ketika tidak bisa dikocok kembali
- Endapan Flokulasi: Ketika dikocok masih bisa tersebar
VISKOSITAS DAN RHEOLOGI
1. Prinsip
 Viskositas: gaya menolak atau menahannya suatu materi fluid, yaitu kemampuan
materi untuk mengalir (sulit/mudah)
 Viskositas itu besaran, yaitu bisa dinilai kemampuan menolaknya suatu materi fluid
untuk ditumpahkan atau mengalir.
 Dihubungkan dengan rheology karena rheology ilmu yang mempelajari sifat alir yang
tidak dapat dilakukan jika tidak mempunyai data viskositas.
 Sifat alir hanya bisa diamati untuk materi-materi yang mempunyai kemampuan
mengalir atau fluid dan bisa di deformasi atau dirusak bentuknya

2. Elastis dan Fundamental Rheological Terms

 Penyebab: gaya dan luas penampang


 Akibat: Kecepatan dan jarak
 Shear Stress
- faktor penyebab
- gaya yang diberikan kepada shear rate
 Rate
- faktor akibat
- menolak jika diberi gaya
 Persamaan yang berkaitan
 Persamaan Viskositas:
- penyebab per akibat
- Viskositas adalah rasio antara faktor penyebab dengan faktor akibat
- Rasio: perbandingan
 Profil Sifat Alir: Rheogram
- Ideal: Konstan
- Ada 6: sistem non newton
- Ketika membuat rheogram akan terbentuk kurva parabola bukan garis lurus, karena
perubahannya tidak konstan antara akibat dengan penyebabnya.
 Pseudoplastic
- Tulisannya: harus PLASTIC jangan plastik
- Thixotropic
- plastis mirip dengan sistem ideal, berupa garis lurus menyatakan konstan.
- bedanya: punya Yield value, yaitu nilai minimal yang harus dilewati oleh suatu materi
supaya bisa mengalir dan bisa tumpah.
- Histeresis: kemampuan materi untuk ke kondisi awal, ketika yield value terlewati
maka akan mengalir sama seperti larutan ideal
- pada pseudoplastic jika melewati yield value akan membentuk parabola atau
melengkung keatas, ketika Y nya adalah Shear Stress. Tidak membentuk dua garis
karena berhimpit kurva turunnya ditempat yang sama.
- ketika kurva turunnya tidak berhimpit pada tempat yang sama maka membentuk lup
(karena materi dapat kembali ke kondisi awal), jadi sifat alir berubah nama menjadi
Thixotropic
- Tidak melewati Ketika Y nya kebawah yaitu Shear Rate.
- Dilantan melengkungnya kebawah, ketika turun ditempat yang sama. Ketika turun
ditempat yang berbeda namanya menjadi Rheopectic.
 Anti-thixotrophic
- Anti: Kurva naik
- Thixotrophic: Kurva turun
- Karena dicapai kondisi konstan ketika kurva naik dan turun berhimpit di tempat yang
sama tidak membentuk lup

3. Viskometer

 Membuat rheogram atau profil kurva sifat alir tidak bisa menggunakan viskometer satu
titik
 Menentukan rheology dengan viskometer banyak titik, seperti di lab brokfield
- Diatur kurva rpm naik
 Parameter yang ditentukan ketika menghitung viscometer adalah Rpm dan No spindle
 Analogi cerita viskositas menilai gaya menolaknya suatu zat ditumpahkan:
Ketika spindle di setting misalkan 10 putaran tapi hanya berputar 2 kali, artinya analogi
sebanding. Berbanding lurus dengan kemampuan ditumpahkan atau dituang.
Ketika spindle tidak mampu berputar sesuai dengan yang disuruh, berarti gaya tahanan
untuk ditumpahkan atau gaya tahanan untuk tidak ingin di deformasi (rusak
strukturnya), semakin tinggi selisihnya akan semakin kental dan semakin tidak ingin di
deformasi partikel penyusunnya, Ketika rendah yaitu viskositasnya rendah, ketika tidak
ada yang menghalangi yaitu larutan ideal dan tidak dibisa diukur viskositasnya karena
tahanannya tidak bisa terbaca.

Anda mungkin juga menyukai