Spesifik
SIMPLISIA
STANDAR
TERSTANDAR SIMPLISIA
DISASI
Non Spesifik
Simplisia yang
terjamin secara
keamanan,
khasiat dan
kualitasnya
SIMPLISIA
TERSTANDAR
- Keamanan Formulasi
Ada Data Empiris
- kualitas
- Efek farmakologi
Pengujian Praklinis
- Dosis Formulasi
- Toksisitas
- teratogenik
Formulasi
Obat diedarkan
Fitofarmaka
1. Pemilihan simplisia
TAHAP -TAHAP 2. Skrining Senyawa Aktif
PENGEMBANGAN 3. Penanganan Pasca Panen
OBAT 4. Skrining Aktifitas Farmakologi
TRADISIONAL 5. Uji farmakodinamik
MENJADI 6. Uji toksisitas pada hewan coba
FITOFARMAKA 7. Pengembangan formulasi (sediaan obat)
8. Uji klinis pada manusia
PEMILIHAN SIMPLISIA
BERKHASIAT
Sortasi
pencucian
Perajangan
Penyimpanan
Pengendalian mutu
UJI FARMAKODINAMIKA
Fibrosis granuloma
Karsinogenik
LD 50
Uji toksisitas akut
Uji toksisitas akut merupakan metode pengujian
untuk mengukur seberapa besar tingkat
toksisitas yang muncul dalam waktu 24 jam
setelah suatu obat diberikan dengan dosis
tunggal (dosis yang akan digunakan pada
terapi)
Parameter yang dihasilkan dari uji toksisitas akut
adalah Dosis kematian 50 (lethal dose 50) atau
dikenal LD50.
Tehnik Pengujian : Suatu bahan obat diberikan
dengan dosis tunggal kepada suatu hewan
percobaan, kemudian hewan uji diamati
selama 24 jam. Apabila dalam 24 jam tidak ada
yang mati, maka pengamatan dilanjutkan
hingga 14 hari kedepan dan dilakukan dengan
dosis bertingkat hingga diperoleh LD 50
Hewan uji yang digunakan minimal 2 spesies
Kriteria LD
Sumber : Laporan Akhir Karya Tulis Ilmiah Feni Sulastry (mahasiswi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO)
Uji Iritasi Mata dan kulit
Dikenal dengan uji Draize test
Iritasi mata
Untuk iritasi mata, bahan obat dimasukkan kedalam
salah satu mata hewan uji, mata yang lainnya
digunakan sebagai kontrol
Jenis hewan uji sebaiknya kelinci albino
Waktu pemantauan selama 24 jam, 48 jam hingga 96
jam
Gejala yang diamati : kekeruhan kornea, edema, reaksi
terhadap cahaya, pelebaran vaskular, dan kemerahan
Iritasi kulit
Dilakukan pada kulit punggung atau kulit telinga,
Evaluasi sama dengan uji iritasi mata 24, 48 hingga 96 jam
Diukur skor keparahan secara numerik
Uji Mutagenisitas
Masyarakat penyayang
Kendala Uji binatang sangat menentang
Toksisitas uji toksisitas demikian
Keadaan laboratorium
berbeda dengan realitas
HASIL UJI PRAKLINIS
Hasil uji preklinik adalah
kepastian dosis lazim penggunaan untuk sediaan bahan alam
Dosis maksimum
Dosis Letal
Efek samping
Efek teratogenik
Efek mutagenik
Efek karsinogenik
Oksitoksik (menyebabkan efek samping berbahaya, namun belum
diketahui zat apa dalam tanaman tersebut yang menyebabkan efek
berbahaya)
Mencari formula efektif sediaan
Setiap tumbuhan memiliki sifat kekhasannya
masing – masing
Penggunaan bahan yang banyak dalam obat
tradisional kadang kala menguntungkan namun
juga dapat merugikan
Pengembangan
formulasi Adanya efek samping
(sediaan obat) Interaksi Antar Senyawa Kimia
Dasar dari formulasi sediaan obat tradisional
adalah gejala yang muncul dari kondisi penyakit
tertentu
KEUNIKAN SIFAT OBAT TRADISIONAL