Tubuh manusia memiliki kemampuan mengatur suhu tubuh pada nilai yang mendekati konstan, proses yang dikenal sebagai termoregulasi. Pengaturan suhu sangat penting untuk fungsi fisiologis yang optimal. Termoregulasi adalah konsep keperawatan dasar; dengan demikian, penting bagi perawat untuk menerapkan konsep ini dalam praktik keperawatan. DEFINISI fungsi fisiologis optimal tubuh manusia terjadi ketika suhu inti hampir konstan dipertahankan. Suhu tubuh normal berkisar antara 36.2C hingga 37C (97.0F hingga 100F) atau rata-rata 37C (98.6F). Fluktuasi di luar kisaran ini merupakan indikasi dari proses penyakit, aktivitas berat atau tidak biasa, atau paparan lingkungan yang ekstrim. Termoregulasi didefinisikan sebagai proses mempertahankan suhu inti tubuh pada nilai yang mendekati konstan. Istilah normothermia mengacu pada keadaan di mana suhu tubuh berada dalam kisaran "normal". Istilah hipotermia mengacu pada suhu tubuh di bawah kisaran normal (<36,2C) dan hipotermia mengacu pada suhu tubuh di atas kisaran normal (>37.6C). Suhu tubuh yang sangat tinggi disebut sebagai hiperpireksia. CAKUPAN Termoregulasi adalah aspek homeostasis yang menyeimbangkan panas kembali dan kehilangan panas. Variasi sirkadian suhu tubuh yang diketahui biasanya memiliki amplitude antara 0.8°C hingga 1.0°C. Ini diatur oleh variasi sirkadian di “set point” hipotalamus. Suhu tubuh di tengah waktu tidur seseorang biasanya akan lebih rendah, kemudian mulai naik dengan waktu bangun normalnya, dan memuncak lagi di akhir periode aktivitas biasanya, menurun lagi di sekitar waktu tidur biasanya. Suhu tubuh dapat berkisar dari di atas normal hingga di bawah normal; oleh karena itu, ruang lingkup konsep ini dipertimbangkan dengan cara ini. Penyesuaian fisiologis terhadap suhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus yang dianggap sebagai pusat termostat tubuh. Perawat menggunakan suhu target rata-rata 37°C (98.6°F) untuk menilai keadaan ini.