Anda di halaman 1dari 1

Termoregulasi

L. Jane Rosati and Amy Szoka


Tubuh manusia memiliki kemampuan mengatur suhu tubuh pada nilai yang mendekati
konstan, proses yang dikenal sebagai termoregulasi. Pengaturan suhu sangat penting untuk
fungsi fisiologis yang optimal. Termoregulasi adalah konsep keperawatan dasar; dengan
demikian, penting bagi perawat untuk menerapkan konsep ini dalam praktik keperawatan.
DEFINISI
fungsi fisiologis optimal tubuh manusia terjadi ketika suhu inti hampir konstan
dipertahankan. Suhu tubuh normal berkisar antara 36.2C hingga 37C (97.0F hingga 100F)
atau rata-rata 37C (98.6F). Fluktuasi di luar kisaran ini merupakan indikasi dari proses
penyakit, aktivitas berat atau tidak biasa, atau paparan lingkungan yang ekstrim.
Termoregulasi didefinisikan sebagai proses mempertahankan suhu inti tubuh pada nilai yang
mendekati konstan. Istilah normothermia mengacu pada keadaan di mana suhu tubuh berada
dalam kisaran "normal". Istilah hipotermia mengacu pada suhu tubuh di bawah kisaran
normal (<36,2C) dan hipotermia mengacu pada suhu tubuh di atas kisaran normal (>37.6C).
Suhu tubuh yang sangat tinggi disebut sebagai hiperpireksia.
CAKUPAN
Termoregulasi adalah aspek homeostasis yang menyeimbangkan panas kembali dan
kehilangan panas. Variasi sirkadian suhu tubuh yang diketahui biasanya memiliki amplitude
antara 0.8°C hingga 1.0°C. Ini diatur oleh variasi sirkadian di “set point” hipotalamus. Suhu
tubuh di tengah waktu tidur seseorang biasanya akan lebih rendah, kemudian mulai naik
dengan waktu bangun normalnya, dan memuncak lagi di akhir periode aktivitas biasanya,
menurun lagi di sekitar waktu tidur biasanya. Suhu tubuh dapat berkisar dari di atas normal
hingga di bawah normal; oleh karena itu, ruang lingkup konsep ini dipertimbangkan dengan
cara ini. Penyesuaian fisiologis terhadap suhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus yang
dianggap sebagai pusat termostat tubuh. Perawat menggunakan suhu target rata-rata 37°C
(98.6°F) untuk menilai keadaan ini.

Anda mungkin juga menyukai