REFERAT
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Oleh:
Dorin Fauzi Warman, S.Ked
201320401011081
PEMBIMBING
Dr. Henni H, Sp.OG (K)
[Type text]
[Type text]
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ....................................................................................1
II. TERMINOLOGI ....................................................................................1
III. KLASIFIKASI ....................................................................................2
A. Pembagian klasifikasi .........................................................................................
2
B. Penjelasan pembagian klasifikasi .......................................................................
2
C. Penjelasan tambahan ...........................................................................................
3
IV. STANDARISASI PEGUKURAN TEKANAN DARAH ........................................
4
A. Kondisi pasien .....................................................................................................
4
B. Lingkungan .........................................................................................................
4
C. Peralatan ..............................................................................................................
4
V. FAKTOR RISIKO ....................................................................................5
A. Patofisiologi ...........................................................................5
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta .........................................................
5
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endothel ...................
8
3. Teori intoleransi immunologic antara ibu dan janin ..................................
9
4. Teori adaptasi kardiovaskuler ....................................................................
10
5. Teori defisiensi genetic ..............................................................................
11
6. Teori defisiensi gizi (Teori diet) ................................................................
11
7. Teori inflamasi ...........................................................................................
11
B. Perubahan dan sistim organ pada preeclampsia ..................................................
13
1. Hipertensi ...................................................................................................
13
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
DAFTAR TABEL
Tabel III. Kriteria Eden untuk menentukan prognose Eclampsia (th 1922).......................
38
DAFTAR GAMBAR
[Type text]
[Type text]
DAFTAR SKEMA
I. PENDAHULUAN
II. TERMINOLOGI
[Type text]
[Type text]
2. Preeclampsia – eclampsia
III.KLASIFIKASI
A. Pembagian klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan “Report of
the National High Blood Pressre Ecducation Program Working Group on High
Blood Pressure in Pregnancy” tahun 2000, ialah :
1. Hipertensi kronik
2. Preeclampsia – eclampsia
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia
4. Hipertensi gestational.
[Type text]
[Type text]
B. Lingkungan
1. Dalam 30 menit sebelum pengukuran tekanan darah, pasien tidak
diizinkan mengkonsumsi caffeine, merokok, atau stimulan adrenegik .
C. Peralatan
1. Alat yang dipakai :
a. Mercury sphygromanometer
b. Aneroid sphygromanometer
[Type text]
[Type text]
c. Electronic sphygromanometer
2. Ukuran cuff ; ukuran manchet :
Kantong manchet harus melingkari 80 % lingkaran lengan atas dan
menutupi 2/3 lengan atas. Manchet harus setinggi jantung
3. Manometer
Manometer harus sudah dikalibrasi
4. Stethoscope
Beel stethoscope atau diaphragma stethoscope diletakkan pada arteri
brachialis
Agar pipa karet yang menghubungkan dengan manchet tidak
mengganggu diaphragma stethoscope, maka pipa karet diarahkan keatas
5. Pengukuran
Manchet dipompa mencapai 20 mmHg diatas tekanan darah sistolik.
Untuk menentukan desakan darah, manchet dikempiskan dengan
kecepatan 3 mmHg/menit.
Suara Korotkoff I (munculnya suara) adalah desakan sistolik sedang
Korotkoff V (hilangnya suara) adalah desakan diastolic.
V. FAKTOR RISIKO
1. Primigravida, primipaternity.
2. Hyperplacentosis
Mola hydatidosa
Kehamilan multiple
Diabetes mellitus
Hydrops fetalis
Bayi besar
1. Umur yang ekstrim
2. Riwayat keluarga pernah preeclampsia/eclampsia
3. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
4. Obesitas
A. PATOFISIOLOGI
[Type text]
[Type text]
Penyebab HDK hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori
telah dikemukakan tentang terjadinya HDK, namun tidak ada satupun teori
tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut
adalah, (Sibai) :
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2. Teori Iskemia plasenta, Radikal bebas dan Disfungsi endothel
3. Teori Intoleransi Imunologik antara ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskuler
5. Teori defisiensi genetic
6. Teori defisiensi gizi
7. Teori inflamasi
[Type text]
[Type text]
Gambar 1. Dilatasi arteri spiralis pada kehamilan normotiv dan vasokonstriksi arteri spiralis
pada kehamilan preeclampsia
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
(endothelial dysfunction).
b. Pada waktu terjadi kerusakan sel endothel yang mengakibatkan
disfungsi sel endothel, maka akan terjadi :
1) Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel
endothel, adalah memproduksi prostaglandin, yaitu :
menurunnya produksi prostacycline (PGE2) : suatu
vasodilatator kuat
2) Agregasi sel-sel thrombosit pada daerah endothel yang
mengalami kerusakan.
Agregasi sel thrombosit ini adalah untuk menutup tempat2 di
lapisan endothel yang mengalami kerusakan. Agregrasi thrombocit
memproduksi thromboxane (TXA2) suatu vasokonstriktor kuat
Dalam keadaan normal perbandingan kadar prostacycline /
thromboxane lebih tinggi kadar prostacycline (lebih tinggi
vasodialtator) Pada preeclampsia kadar thromboxane lebih tinggi
dari kadar prostacycline sehinga terjadi vasokonstriksi, dengan
terjadi kenaikan desakan darah.
3) perubahan khas pada sel endothel kapiler glomerulus (Glomerular
endotheliosis)
4) meningkatnya permeabilitas kapiler
5) meningkatnya produksi bahan-bahan vassopresor, yaitu endothelin.
Kadar NO (vasodilatator) menurun sedangkan endhotelin
(vasokonstriktor) meningkat
6) rangsangan faktor koagulasi
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Iskemia plasenta
[Type text]
[Type text]
b. Agregasi trombocyte c.
Ektravasasi
a. Prostacycline turun Tromboxane meningkat
Hipovolemia
PREECLAMPSIA
1 . Volume plasma
Peningkatan tertinggi volume plasma pada hamil normal terjadi pada umur
kehamilan 2-3 minggu. Sebaliknya oleh sebab yang tidak jelas pada
2. Hipertensi
[Type text]
[Type text]
3. Fungsi Ginjal
b. Proteinuria :
1) Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeclampsia,
namun proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan,
sehingga sering dijumpai preeclampsia tanpa proteinuria.
2) Pengukuran proteinuria :
- urine dipstick : 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya
diperiksa 2 kali urine acak selang 6 jam
- pengumpulan proteinuria dalam 24 jam : ≥ 300 mg/24 jam.
[Type text]
[Type text]
4. Edema
Edema dapat terjadi pada kehamilan normal.
40 % edema dijumpai pada hamil normal
60 % edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi
80 % edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan
proteinuria
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endothel
kapiler. Edema yang patologis adalah edema yang nondependen pada
muka dan tangan, atau edema generalisata, dan biasanya disertai dengan
kenaikan berat badan yang cepat.
5. Hematologis
[Type text]
[Type text]
Hypovolemia
Hemokonsentrasi
Plasma
Volume
Viskositas
Vasokonstriksi
Creatinine
Ginjal Filtrasi Glomerolus Uric acid
Oliguria BUN
6. Hepar
Perubahan pada hepar akibat vasospasme dan iskemia :
a. Terjadi “necrosis akibat perdarahan periportal” pada
lupus perifer
Keadaan ini menimbulkan peningkatan enzym hepar
b. Perdarahan ini dapat melebar dan meluas dibawah kapsula hepar
disebut : “subscapular hematoma” yang dapat menimbulkan
rupture hepar, sehingga perlu pembedahan. Hematoma subscapular
inilah yang menimbulkan rasa nyeri epigastrium.
7. Neurologik
a. Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan
vasogenik edema
b. Gangguan visus
Akibat spasme arteri retina dan edema retina terjadi :
- pandangan kabur
- skotomata
- Amaurosis : yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan +
- Ablatio retinae : retinal detachment
c. Hiperrefleksi :
Hiperrefleksi sering dijumpai pada preeclampsia berat, namun bukan
faktor prediksi terjadinya eclampsia.
d. Kejang eclamptik
Penyebab kejang eclamptik belum diketahui dengan jelas. Faktor-
faktor yang menimbulkan kejang adalah : - edema cerebri,
- vasospasme cerebri
[Type text]
[Type text]
- iskemia
e. Perdarahan intracranial
Perdarahan intracranial meskipun jarang, namun dapat terjadi pada
preeclampsia berat dan eclampsia
8. Kardiovaskuler
Perubahan kardiovaskuler disebabkan :
a. Peningkatan “cardiac afterload” akibat hipertensi.
b. Penurunan “cardiac preload” akibat hipovolemia.
9. Paru – paru
Penderita preeclampsia berat mempunyai risiko besar terjadinya edema
paru.
Penyebab edema paru ialah :
a. Payah jantung kiri
b. Kerusakan sel endothel pada pembuluh darah kapiler paru
c. Menurunnya diuresis
Dalam menangani edema paru, pemasangan CVP (Central Venous
Pressure) tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari
“pulmonary capillary wedge pressure”.
10. Janin
Preeclampsia dan eclampsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan
janin, yang disebabkan :
a. menurunnya perfusi utero plasenta (karena hipovolemia, vasospasme
dan kerusakan sel endothel pembuluh darah plasenta).
b. iatrogenik prematuritas
Dampak preeclampsia dan eclampsia pada janin adalah
a. Intrauterine growth restriction (IUGR) dan
oligohydramnios
b. Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak
langsung akibat :
- Intrauterine growth restriction
[Type text]
[Type text]
- Oligohydramnios
- Prematuritas
- Solutio placenta
1. Gambaran Klinik.
a. Preeclampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat
tejadi ante, intra dan post partum. Dari gejala-gejala klinik
preeclampsia dapat dibagi menjadi:
1) Preeclampsia ringan
2) Preeclampsia berat.
b. Pembagian preeclampsia menjadi berat dan ringan tidaklah berarti
adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan
penderita dengan preeclampsia ringan dapat mendadak mengalami
kejang dan jatuh dalam koma.
c. Gambaran klinik preeclampsia bervariasi luas dan sangat individual.
Kadang-kadang sukar untuk menentukan gejala preeclampsia mana
yang timbul lebih dahulu.
d Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeclampsia
ialah : edema, hipertensi dan terakhir proteinuria; sehingga bila
gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas, dapat dianggap
bukan preeclampsia.
Dari semua gejala-gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan
proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun sayangnya
penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita
sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan
atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup lanjut.
2. Pencegahan
Untuk dapat mencegah suatu penyakit harus diketahui etiologi,
pathogenesis dan faktor-faktor resikonya.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
B. PREECLAMPSIA RINGAN
1. Diagnosis.
Diagnosis preeclampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya
hipertensi disertai proteinuri dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu.
Hipertensi : sistolik / diastolik ≥ 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik ≥ 30
mmHg dan kenaikan diastolik ≥ 15 mmHg tidak dipakai
lagi sebagai kriteria preeclampsia
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
- Thrombosit
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Pengeluaran
PERBAIKAN JANIN garam
C. PREECLAMPSIA BERAT
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
a. Golongan MgSO4
b. Contoh obat-obat lain yang dipakai untuk anti kejang-
kejang :
1) Diasepam (Lean, 1967).
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
b. “Maintenance dose” :
Diberikan 4 atau 5 gram i.m., 40% setelah 6 jam
pemberian loading dose. Selanjutnya “maintenance dose”
diberikan 4 gram i.m. tiap 6 jam.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
9. Edema paru
Pada preeclampsia berat dapat terjadi akibat kardiogenik (payah
jantung ventrikel kiri akibat peningkatan afterload) atau non-
kardiogenik (akibat kerusakan sel endothel pembuluh darah kapiler
paru).
Prognosis preeclampsia berat menjadi buruk bila edema paru
disertai oliguria. Perawatan edema paru harap lihat di pedoman
terapi di kamar bersalin RSU Dr Soetomo.
10. Lain-lain
a.Obat-obat antipyretika
Diberikan bila suhu rectal diatas 38.5O C
Dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau
alkohol
b. Antibiotika : diberikan atas indikasi
c.Anti nyeri
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
2. Perawatan Konservatip
a. Indikasi : bila kehamilan preterm 37 minggu tanpa disertai
tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan janin
baik.
b. Pengobatan Medicinal : Sama dengan perawatan medicinal pada
pengelolaan secara aktip. Hanya loading dose MgSO4 tidak
diberikan i.v. cukup i.m. saja.
c. Perawatan Obstetrik konservatip:
1) Selama perawatan konservatip; observasi dan
evaluasi sama seperti perawatan aktip hanya disini tidak ada
terminasi.
2) Sulfas Magnesikus dihentikan bila ibu sudah
mencapai tanda-tanda preeclampsia ringan, selambat-lambatnya
dalam waktu 24 jam.
3) Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan, maka
keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan medicinal dan
harus diterminasi.
d. Penderita boleh dipulangkan bila :
[Type text]
[Type text]
Preeclampsia Berat
Terapi Medicinal
Terapi Obstetrik
Konservatif Aktif
Kehamilan dipertehankan Kehamilan diakhiri
[Type text]
[Type text]
Pengobatan Kegunaan
[Type text]
[Type text]
PR : Preeclampsia ringan E
PB : Preeclampsia berat
D. ECLAMPSIA
1. Gambaran Klinik
a. Eclampsia merupakan kasus akut, pada penderita preeclampsia,
yang disertai dengan kejang dan koma. Sama halnya dengan
preeclampsia, eclampsia dapat timbul pada ante, intra dan post
partum. Eclampsia post partum umumnya hanya terjadi dalam waktu
24 jam pertama setelah persalinan.
b. Pada penderita preeclampsia yang akan kejang, umumnya memberi
gejala2 atau tanda2 yang khas, yang dapat dianggap sebagai tanda
prodoma akan terjadinya kejang. Preeclampsia yang disertai dengan
tanda-tanda prodoma ini disebut sebagai “impending eclampsia”
atau “imminent eclampsia” Lihat tabel III.
Tabel II : Tanda/ Gejala-gejala prodoma kejang
(impending eclampsia)
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Pengobatan medicinal
Obat anti kejang
Obat anti kejang yang menjadi pilihan pertama ialah Sulfas
magnesikus. Bila dengan jenis obat ini kejang masih sukar diatasi,
maka dapat dipakai obat jenis lain, misalnya : Thiopental. Diazepam
dapat dipakai sebagai alternative pilihan, namun mengingat dosis yang
diperlukan sangat tinggi, maka pemberian Diazepam hanya dilakukan
oleh mereka yang telah berpengalaman. Pemberian diuretikum
hendaknya selalu disertai dengan memonitor plasma elektrolit. Obat
kardiotonika ataupun obat-obat anti hipertensi hendaknya selalu
disiapkan dan diberikan benar-benar atas indikasi.
MgSO4 :
a) Loading dose: 4-5 gr; 20% - MgSO4 dlm larutan 20cc- 25cc
intravena selama 4-5 menit
- Disusul 8- 10 gram i.m. 40% MgSO4 dalam larutan @ 10 cc
-12,50 cc, diberikan pada bokong kiri dan kanan @ 4 – 5
gram. i.m.
b) Maintenance dose :
- tiap 6 jam diberikan lagi 4 – 5 gram i.m. MgSO4. 40 % 10
cc.
c) Monitoring tanda2 keracunan MgSO4
[Type text]
[Type text]
d. Perawatan koma
1) Perlu diingat bahwa penderita koma tidak dapat bereaksi atau
mempertahankan diri terhadap : - suhu yang ekstrem
- posisi tubuh yang menimbulkan nyeri
- aspirasi : hilangnya refleks muntah
2) Bahaya terbesar yang mengancam penderita koma, ialah
terbuntunya jalan nafas atas.
Setiap penderita eclampsia yang jatuh dalam koma, harus
dianggap bahwa jalan nafas atas terbuntu, kecuali dibuktikan
lain.
[Type text]
[Type text]
3. Pengobatan Obstetrik :
[Type text]
[Type text]
4. Prognose :
Bila didapatkan satu atau lebih dari gejala tersebut, prognose ibu buruk.
[Type text]
[Type text]
Oriented =5
Confused conversation =4
Inappropriate words =3
Incomprehensible
sounds =2
None =1
2. Diagnosis :
Diagnosis sindroma HELLP, ditegakkan berdasar pemeriksaan laboratorium,
yaitu :
a. hemolisis
[Type text]
[Type text]
4. Gambaran Klinis
a. Gambaran klinis sindroma Hellp sangat bervariasi, dan banyak penyakit
yang mirip dengan gerjala2 dan tanda2 sindroma Hellp.
1) Maleisie, lemah badan, nyeri epigastrium, mual muntah, nyeri kepala
(Viral-like Syndrome)
2) Adanya tanda2 dan gejala preeclampsia
b. Diagnose banding:
[Type text]
[Type text]
1) Mikroangiopati trombotic :
- trombotic microangiopathies
- hemolytic uremic syndrome
- sepsis
2) Gangguan konsumtif fibrinogen :
- acute fatty liver
- syok/ perdarahan berat
3) Gangguan jaringan ikat
- SLE: Systemic Lupus Erithematosis
6. Pengobatan
a. Diagnose dini adalah sangat penting, mengingat banyaknya penyakit yang
mirip dengan Sindroma Hellp.
b. Pengobatan sindroma HELLP juga harus memperhatikan cara2 perawatan
dan pengobatan pada preeclampsia dan eclampsia
c. Pemberian cairan intravena harus sangat hati2 karena sudah terjadi
vasospasme dan kerusakan sel endothel. Cairan yang diberikan adalah RD
5 %, bergantian RL 5 % dengan kecepatan 100 cc/jam dengan produksi
urine dipertahankan sekurang2nya 20 cc/jam.
d. Bila hendak dilakukan Sectio Caesarea dan bila trombosit < 50.000 /cc,
maka perlu diberi tranfusi trombosit. Bila trombosit < 40.000 /cc, dan
akan dilakukan sectio caesarea maka perlu diberi tranfusi darah segar.
[Type text]
[Type text]
lobektomi
1. Definisi ;
Hipertensi kronik dalam kehamilan ialah : ialah hipertensi yang
didapatkan sebelum timbulnya kehamilan. Apabila tidak diketahui adanya
hipertensi sebelum kehamilan, maka hipertensi kronik didefinisikan bila
[Type text]
[Type text]
didapatkan desakan darah sistolik 140 mmHg, atau desakan darah diastolik
90 mmHg sebelum umur kehamilan 20 minggu.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
7. Evaluasi janin :
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
KEPUSTAKAAN
[Type text]
[Type text]
[Type text]
[Type text]
Tabel III. Kriteria Eden untuk menentukan prognose Eclampsia (th 1922).......................
38
DAFTAR GAMBAR
[Type text]
[Type text]
DAFTAR SKEMA
iv
[Type text]