Anda di halaman 1dari 4

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS

DAN VARIABEL PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep (conseptual framework) adalah model
pendahuluan dari sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari
hubungan variabel-variabel yang diteliti. Kerangka konsep dibuat
berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada (Swarjana, 2015). Adapun
kerangka konsep yang di susun mengenai perbedaan persepsi terhadap
aborsi pada remaja diperkotaan dan pedesaan sebagai berikut :

Kenakalan
Remaja (Seks
Bebas)
Perkotaan

Perbedaan
Kejadian aborsi
persepsi

Pedesaan

Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi:
- Faktor individu: sikap,
minat, kepentingan,
pengalaman,
pengetahuan dan
harapan
- Sasaran persepsi:
orang, benda,
peristiwa, gerakan,
ukuran dan suara
- Faktor situasi: tempat,
waktu dan suasana.
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Perbedaan Persepsi Terhadap Aborsi Pada
Remaja Diperkotaan dan Pedesaan.
Keterangan :
: variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel terikat
: Variabel penghubung

Penjelasan kerangka konsep :


Kenakalan remaja merupakan permasalahan yang selalu
mempunyai daya tarik untuk dikaji, beberapa tahun belakangan ini
kenakan seakan jadi permasalahan nasional karena peningkatannya yang
signifikan. Salah satu kenakalan remaja yang sering dilakukaan yaitu
hubungan seks bebas. Seks bebas merupakan salah satu pemicu terjadinya
kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD), maka dari hal tersebut akan
menimbulkan masalah yang baru, karena rasa takut dan malu jika
kehamilannya telah diketahui oleh orang tua atau orang lain, maka mereka
akan mengambil jalan pintas dengan cara aborsi. Tingginya kasus aborsi di
Indonesia, menimbulkan banyak persepsi negatif, hanya sedikit
masyarakat khususnya remaja yang mampu memandang secara jernih.
Banyak kasus aborsi pada remaja dikarenakan persepsi yang salah
terhadap aborsi. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
bagaimana perbedaan persepsi terhadap aborsi pada remaja dipedesaan
dan perkotaan.
B. Hipotesis
Hipotesis adalah hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi
dari sebuah penelitian (Swarjana, 2015). Ada dua jenis hipotesis yaitu
Hipotesis Alternatif dan Hipotesis Nol ( Thomas et al, 2010 dalam
Swarjana, 2015)
Jenis pertama, Hipotesis Alternatif (Alternatif hypothesis) disebut
juga hipotesis kerja. Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan diantara
satu variabel dengan variabel yang lainnya. Hipotesis Alternatif ini ditulis
dengan “Ha”. Jenis kedua, Hipotesis Nol (Null Hypothesis) adalah
hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel penelitian.
Hipotesis nol ini ditulis dengan “Ho”.
Berdasarkan kerangka konsep yang dibuat, hipotesis dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis alternatif (Ha) yaitu, terdapat perbedaan persepsi
terhadap aborsi pada remaja diperkotaan dan pedesaan.
2. Hipotesis nol (Ho) yaitu, tidak ada perbedaan persepsi terhadap
aborsi pada remaja diperkotaan dan pedesaan.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu individu tau objek yang dapat diukur.
Variabel dapat berupa fisik (contohnya : tekanan darah) atau bisa berupa
pikiran atau feeling (contohnya : kecemasan) atau kejadian dalam
kehidupan individu (contohnya : jumlah kunjungan ke pelayanan
kesehatan). Namun hal terpenting dari variabel adalah measurable, jika
variabel tersebut tidak dapat diukur, maka akan menyulitkan dalam
analisis secara statistik (Mazhindu and Scott, 2005 dalam Swarjana, 2015).
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variable tunggal
yaitu Perbedaan persepsi terhadap aborsi pada remaja diperkotaan dan
pedesaan.
D. Definisi Oprasional
Definisi operasional variabel adalah definisi terhadap setiap
variabel berdasarkan konsep teori namun bersifat operasional, agar
variabel tersebut dapat diukur atau bahkan dapat diuji baik oleh peneliti
maupun peneliti lain (Swarjana, 2015).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Perbedaan Persepsi Terhadap
Aborsi Pada Remaja Diperkotaan dan Pedesaan.

Variabel Definisi Cara dan alat Hasil pengukuran Skala


oprasional pengumpulan data

Persepsi Persepsi adalah Pengumpulan data Persepsi Interval


terhadap suatu proses dilakukan dengan dikelompokkan
aborsi pada diterimanya cara memberikan menjadi:
remaja rangsangan kuesioner a. Baik (bila nilai 76-
diperkotaa melalui menggunakan skala 100%)
n dan pancaindra yang likert kepada b. Cukup (bila nilai
pedesaan didahulukan responden sebanyak 56-75%)
oleh perhatian 15 soal dengan c. Kurang (bila nilai
pilihan jawaban ≤ 55%)
berupa: sangat
setuju (SS), setuju
(S), ragu-ragu (RR),
tidak setuju (TS),
sangat tidak setuju
(STS), dengan
skoring pernyataan
positif sangat setuju
(5), setuju (4), ragu-
ragu (3), tidak setuju
(2), dan sangat tidak
setuju (1).
Pernyataan negatif
sangat setuju (1),
setuju (2), ragu
-ragu (3), tidak
setuju (4), dan
sangat tidak setuju
(5), selanjutnya skor
yang dicapai akan
dijumlahkan dan
dibandingkan
dengan skor
maksimal kemudian
dikalikan 100%.

Anda mungkin juga menyukai