ABSTRAK
Pendahuluan: Sistem manajemen mutu merupakan suatu tatanan yang menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran mutu yang direncanakan dalam pelayanan keperawatan.
Salah satu faktor yang dapat memengaruhi implementasi sistem manajemen mutu di
ruangan rawat inap adalah kepemimpinan mutu kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan mutu kepala ruangan terhadap implementasi
sistem manajemen mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Metode: Metode
penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 ruangan yang terdiri dari ruang jantung, ruang
paru, ruang neurologi, ruang bedah dan ruang interne yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Pengambilan data menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi. Analisis data dengan
menggunakan uji statistik Regresi Linear Sederhana dengan nilai kemaknaan α ≤ 0,05.
Hasil: Hasil penelitian di dapatkan kepemimpinan mutu kepala ruangan sebagian besar baik
(50%) dan implementasi sistem manajemen mutu pelayanan keperawatan juga sebagian
besar baik (62,5%). Hasil analisa dengan uji Regresi Linear Sederhana di dapatkan ada
pengaruh kepemimpinan mutu kepela ruangan terhadap implementasi sistem manajemen
mutu ruang rawat inap (ρ= 0,024). Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini diharapkan perawat
meningkatkan komitmen dan tanggung jawab dalam mengimplementasi sistem manajemen
mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap sehingga dapat mencapai mutu pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan dapat meningkatkan kepercayaan, kepuasan pada
pasien, keluarga, masyarakat terhadap pelayanan keperawatan.
ABSTRAC
T
Introduction: The quality management system is an order that ensures the achievement of
goals and quality objectives which are planned in nursing care. One of the factors that may
affect the implementation of quality management systems in the inpatient units is the quality
leadership of head nurse. This study aims to determine the effect of the quality leadership of
the head nurse to the implementation of quality management systems of nursing cares in
hospital. Methods: The research method uses analytical research with cross-sectional
approach. The sample of this study consists of eight wards; They are heart room, lung
room, neurology room, surgery room and internal space which meet with the inclusion and
exclusion criteria. The data was taken by using simple random sampling. The data
collection by using questionnaires, interviews and observation. Data analysis used a
simple statistical linear regression tests with a significance the value of α ≤ 0.05. Results:
The
48
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
results showed that the quality of leadership of the head of wards is mostly good (50%) and
the implementation of quality management system of nursing care is mostly good (62.5%).
Results of analysis of the simple linear regression test on the influence of leadership quality
of the head nurse through the implementation of the quality management system of inpatient
units (ρ = 0.024). Conclusion: The results of this study expect the nurses to increase the
commitment and responsibility in implementing the quality management system of nursing
cares in the inpatient units so as to achieve the excellent quality of nursing cares and can
boost confidence, satisfaction of patients, families, and communities on nursing care.
49
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
HASIL
Tabel 1.
Hasil pengujian hipotesis pengaruh langsung antara kepemimpinan mutu kepala
ruangan terhadap implementasi sistem manajemen mutu pelayanan keperawatan
Implementasi SSM
Kepemimpinan
Baik Cukup jumlah
Mutu Kepala Ruangan
n % n % n %
50
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
dalam Nursalam (2014), yang menyatakan demikian saja, perlu direncanakan dan
bahwa faktor penentu organisasi yakni dirancang, perencanaan mutu merupakan
kepemimpinan dan sistem imbalan suatu bagian yang diperlukan yakni
berpengaruh pada kinerja individu atau melalui perencanaan mutu, pengendalian
organisasi melalui motivasi, sedang faktor mutu, dan peningkatan mutu. Hal ini
penentu organisasi, yakni pendidikan sesuai yang dikemukakan oleh Dhinamita
berpengaruh pada kinerja individu atau (2013) menjelaskan bahwa kepemimpinan
organisasi melalui variabel pengetahuan, kepala ruangan yang efektif akan
keterampilan atau kemampuan. mempengaruhi upaya menggerakkan
Kemampuan dibangun oleh pengetahuan perawat dalam lingkup wewenangnya
dan keterampilan tenaga kerja. untuk menerapkan budaya keselamatan
Hal ini juga dapat dilihat dari tiga pasien.
indikator kepemimpinan mutu kepala Perencanaan mutu, pengendalian
ruangan anatara lain perencanaan mutu, mutu dan peningkatan mutu oleh
pengendalian mutu dan peningkatan mutu. kepemimpinan mutu kepala ruangan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dibutuhkan dalam menjalankan
rata-rata perencanaan mutu oleh pengorganisasian diruangan dalam
kepemimpinan mutu kepala ruangan meningkatkan mutu pelayanan
(75,2 keperawatan. Disamping itu kepala
%), untuk rata-rata pengendalian mutu ruangan diharapkan dapat bertanggung
oleh kepemimpinan mutu kepala ruangan jawab dan mampu melaksanakan
(83,5 %) dan rata-rata dari peningkatan manajemen keperawatan sehingga dapat
mutu oleh kepemimpinan mutu kepala menghasilkan pelayanan yang berkualitas.
ruangan (74,6 %). Tujuan akhirnya adalah terciptanya
Hal ini sesuai dengan pendapat kepuasan pada pasien dan keluarga.
yang dikemukakan oleh Longest (1976)
mengemukakan bahwa perencanaan Implementasi Sistem Manajemen Mutu
yang baik akan menentukan keberhasilan Pelayanan Keperawatan
kegiatan dan pencapaian tujuan serta Berdasarkan hasil penelitian
menghindari keterperangkapan dalam menunjukkan bahwa implementasi sistem
ketidaksiapan dari seluruh komponen manajemen mutu pelayanan keperawatan
kepemimpinan. Menurut Gillies (1998), pada 8 ruangan rawat inap menunjukkan
yang menyatakan fungsi perencanaan bahwa sebagian besar yaitu baik. Hal ini
sebaiknya dilakukan oleh kepala ruangan disebabkan karena dalam
secara optimal agar dapat memberikan ruangan/organisasi yang menjalankan
arah kepada perawat pelaksana, sistem manajemen mutu bukan hanya
mengurangi dampak perubahan yang kepala ruangan tetapi perawat pelaksana.
terjadi, memperkecil pemborosan atau Sumber daya manusia, komitmen terhadap
kelebihan dan menentukan standart yang pekerjaan, tanggung jawab, situasi kerja,
akan digunakan dalam melakukan evaluasi berkesinambungan dan budaya
pengawasan serta pencapaian tujuan. organisasi juga akan mempengaruhi dalam
Kepemimpian dalam penegendalian implementasi sistem manajemen mutu
berguna untuk menentukan kegiatan yang pelayanan keperawatan dalam suatu
akan datang, mengumpulkan umpan balik organisasi/ruangan.
dan hasil-hasil yang secara periodik Menurut Robbins (2008) komitmen
ditindaklanjuti dalam rangka terhadap mutu harus menjadi peran utama
membandingkan hasil yang diperoleh setiap pemimpin dan setiap orang dalam
dengan perencanaan yang dibuat lembaga/organisasi untuk meningkatkan
(Harsey mutu karena mutu adalah urusan setiap
& Blanchard, 1977). orang, disamping komitmen kerjasama tim
Menurut Juran dalam Wijono
(1999) menyatakan mutu tidak
datang
51
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
yang solid, kepengawasan yang ketat dan menuntaskan masalah yang terjadi di
sumber daya yang memadai merupakan organisasi (Prabowo, 2009).
faktor yang menentukan keberhasilan Dalam implementasi sistem
peningkatan mutu. Menurut Tasmara manajemen mutu akan sangat efektif
(2002) budaya kerja sebagai pola apabila setiap bagian dari organisasi
kebiasaan yang didasarkan cara pandang memahami fungsi, tanggung jawab, dan
atau cara seseorang memberikan makna keterkaitannya dengan bagian lain
terhadap kerja yang mewarnai suasana dalam sistem tersebut. Perencanaan,
hati dan keyakinan yang kuat atas nilai- pelaksanaan, pemeriksaan dan perbaikan
nilai yang diyakininya, serta memiliki oleh kepala ruangan dalam sistem
semangat bersungguh-sungguh untuk manajemen mutu di ruangan secara tidak
mewujudkan- nya dalam bentuk prestasi langsung akan mempengaruhi baik
kerja. buruknya mutu pelayanan keperawatan
Hal ini dapat di lihat dari empat dalam ruangan
indikator implementasi sistem manajemen karena itu dengan implementasi sistem
mutu pelayanan keperawatan oleh kepala manajemen mutu bertujuan untuk
ruangan yakni perencanaan (plan), meningkatkan dan memberikan pelayanan
pelaksanaan (do), pemeriksaan
yang terbaik kepada pasien dalam
(check), dan perbaikan (action).
menjaga mutu pelayanan keperawatan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai
rata-rata dari perencanaan (plan) oleh
Pengaruh Kepemimpinan Mutu Kepala
kepala ruangan dalam implementasi
Ruangan Terhadap Implementasi
sistem manajemen mutu pelayanan
Sistem Manajemen Mutu Pelayanan
keperawatan (89,2 %), untuk rata-rata
Keperawatan.
yang diperoleh dari pelaksanaan (do)
Hasil penelitian menunjukkan ada
oleh kepala ruangan dalam
pengaruh kepemimpinan mutu kepala
implementasi sistem manajemen mutu
ruangan dengan implementasi sistem
pelayanan keperawatan (72,5 %), untuk
rata-rata yang diperoleh dari pemeriksaan manajemen mutu pelayanan keperawatan,
(check) oleh kepala ruangan dalam hal tersebut berdasarkan hasil uji statistik
Regresi Linear Sederhana didapatkan
implementasi sistem manajemen mutu
pelayanan keperawatan (62,5 %), dan hasil signifikan menunjukkan nilai
p=0.024 α
rata-rata dari perbaikan (action) oleh
<0.05.
kepala ruangan dalam implementasi
sistem manajemen mutu pelayanan Adanya pengaruh juga dapat di
keperawatan (62,5 %). lihat dari tiga indikator kepemimpinan
mutu yang digunakan yaitu perencanaan
Menurut Deming dalam Wijono
(1999) menyatakan untuk membantu mutu, pengendalian mutu dan peningkatan
menyelenggarakan dan menegakkan mutu, sedangkan implementasi sistem
organisasi mutu dalam jangka panjang manajemen mutu dapat dilihat dari empat
indikator yang digunakan yaitu
dan berkelanjutan terdiri dari empat
perencanaan (plan), pelaksanaan (do),
tahapan yang satu mengikuti yang lain
pemeriksaan (check) dan perbaikan
berulang- ulang yaitu melalui perencanaan
(action).
(plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan
(check) dan perbaikan (action). Dalam Dalam perencanaan mutu kepala
setiap prosesnya senantiasa melakukan ruangan kurang melaksanakan identifikasi
kepuasan pasien dalam pelayanan
perencanaan yang matang, implementasi
yang terukur dengan jelas, dilakukan keperawatan, dalam pengendalian mutu
evaluasi dan analisis data yang akurat kepala ruangan kurang bertindak terhadap
penyimpangan mutu dengan pengawasan
serta tindakan perbaikan yang sesuai dan
terus-menerus, dalam peningkatan mutu
monitoring pelaksanaannya agar
bisa kepala ruangan tidak mengirimkan
seminar/pelatihan untuk
perawat
52
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
53
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
Menurut teori kontingensi dan situasional manajemen mutu dapat di pengaruhi oleh
menekankan bahwa pemimpin yang efektif kepemimpinan mutu kepala ruangan.
adalah pemimpin yang melaksanakan
tugasnya dengan mengombinasikan
antara faktor bawaan, perilaku dan situasi. Saran
Menurut Holander (1978) dalam Marquis Saran yang dapat diberikan adalah untuk
(2010), pemimpin yang efektif meningkatkan mutu pelayanan hendaknya
memerlukan kemampuan untuk rumah sakit lebih menerapkan sistem
menggunakan proses penyelesaian manajemen mutu dalam pelayanan
masalah, mempertahankan kelompok keperawatan dan untuk
secara efektif, mempunyai kemempuan mengimplementasikan sistem mnajemen
komunikasi yang baik dengan mutu maka dibutuhkan peran
bawahannya, menunjukkan kejujuran kepemimpinan mutu oleh kepala ruangan.
dalam memimpin, kompeten, kreatif dan
mampu mengembangkan kelompok.
Implementasi sistem manajemen KEPUSTAKAAN
mutu pelayanana keperawatan dapat
terlakasanan dengan kerjasama antara Arikuntoro, 2005. Prosedur Penelitian
kepemimpinan mutu kepala ruangan Suatu Pendekatan Praktek.
dengan perawat pelaksana yang Yogyakarta : Rinika Cipta
memberikan pelayanan sesuai standar
yang sudah ditetapkan dalam setiap Asmuji, 2012. Manajemen Keperawatan :
ruangan dan berpedoman pada Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta :
peningkatan mutu. Sehingga akan Ar-Ruzz, Media.
menghasilkan output yaitu mutu pelayanan
keperawatan yang berkualitas yakni
Azwar, S., dkk. 2013. Hubungan Fungsi
kepuasan pada pasien, kenyamanan,
Manajerial Kepala Ruangan
keselamatan, tidak terjadinya kecemasan
Dengan Kepatuhan Perawat
pada pasien, terpenuhinya kebutuhan
Pelaksana Melaksanakan
kebersihan dan perawatan diri,
Standar Prosedur Operasional
meningkatnya penegetahuan pasien.
(Spo) Profesi Pelayanann
Keperawatan.
http://118.97.33.150/jurnal/files/91
abee21238dc48d7
SIMPULAN DAN SARAN
fe9230131e1f002.pdf. Tanggal
Simpulan 3
Kepemimpinan mutu kepala ruangan di Januari 2019. Jam 15.37.
RSUD Raden Mattaher Jambi adalah
sebagian besar baik (50%) dan Azwar, A., 1996. Menjaga Mutu
implementasi sistem manajemen mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi
pelayanan keperawatan juga sebagian Prinsip Lingkaran Pemecahan
besar baik (62,5%). Hasil analisa Masalah. Jakarta : Pustaka Sinar
dengan uji Regresi Linear Sederhana Harapan.
pada pengaruh kepemimpinan mutu
kepala ruangan terhadap implementasi Azwar, A., 1996. Pengantar Administrasi
sistem manajemen mutu pelayanan Kesehatan, Edisi Ketiga. Binarupa
keperawatan di RSUD Raden Mattaher Aksara
Jambi Sepanjang di dapatkan hasil
dengan ρ= Burns, N & Grove, S. K., 1991. The
0,024 < α = 0,05, sehingga dapat Pratice Of Nursing Research :
disimpulkan bahwa implementasi sistem Conducts, Critiques and
54
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
Hidayat, A.A.A., 2010. Metode Penelitian Nivalinda, dkk., 2013. Pengaruh Motivasi
Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Perawat dan Gaya kepemimpinan
Surabaya : Health Books. Kepala Ruangan Terhadap
Penerapan Budaya Keselamatan
Hidayat, A.A.A., 2004. Pengantar Konsep Pasien Oleh Perawat pelaksana
Dasar Keperawatan. Jakarta Pada RS Pemerintah di Semarang.
: Salemba Medika. http://jurnal.unimus.ac.id/index.ph
p /JMK/article/view/1010. Tanggal
Hilda, dkk., 2014. Hubungan Gaya 24 Maret 2019. Jam 08.18.
Kepemimpinan, Budaya Organisasi
Nursalam, 2013. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
55
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
56
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN
MUTU KEPALA RUANGAN DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
57
SCIENTIA JOURNAL
VOL. 8 NO. 1 MEI 2019