ABSTRAK
Latar belakang: keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional dapat terwujud apabila
dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang profesional sehingga dapat berkontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan. Dengan
demikian metode pemberian asuhan keperawatan merupakan bagian dari fungsi
pengorganisasian. Metode pemberian asuhan keperawatan terdiri dari lima metode yang
meliputi metode fungsional, metode kasus, metode tim, metode modular dan metode primer.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penerapan manajemen asuhan keperawatan
model tim dan model primer terhadap mutu asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD
Kab. Karawang. Penelitian ini quasi eksperimen dengan rancangan pre post test with group
design dengan jumlah sampel 104 responden. Data dianalisis menggunakan uji GLM-RM.
Hasil penelitian ini adalah terjadi perbedaan yang signifikan pada kelompok metode tim dan
kelompok metode primer dengan nilai p < 0,05. Sehingga dapat di simpulkan bahwa
penerapan metode tim dan metode primer ada pengaruh pada peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.
Kata Kunci : Efektifitas Penerapan Manajemen Asuhan Keperawatan Model Tim dan
Model Primer Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan.
ABSTRACT
b. Pendidikan Tabel 3
Hasil Analisis General Linear Model-Repeated
Distribusi tingkat pendidikan responden Measure Mutu Pelayanan Keperawatan
yang paling banyak pada kelompok Kelompok Metode Timdi Rumah Sakit Umum
intervensi primer adalah SMA (34,6%) Daerah Karawang Tahun 2018
sedangkan pada kelompok intervensi tim
adalah SD (51,9%). Penilaian Mean SD 95%CI Partial Eta P-
Mutu Squared Value
c. Pekerjaan Pre- 77,38 5,79 73,88-80,88 0,999 0,000
Distribusi pekerjaan responden yang intervensi
Follow-up
paling banyak pada kelompok intervensi Minggu ke-1 78,07 2,69 76,45-79,70
primer adalah lain-lain (61,5%) sedangkan Follow-up
Minggu ke-2 79,46 3,07 77,63-81,28
pada kelompok intervensi tim adalah lain- Follow-up
lain (73,1%). Minggu ke-3 82,00 3,16 80.08-83,91
Tabel 3 Menunjukkan bahwa terdapat organisasi untuk dilakukan penerapan
perubahan mutu pelayanan keperawatan metode tim dan metode primer dilihat dari
dari minggu ke-1 sampai dengan minggu tingkat pendidikan perawat dan masa kerja
ke-4 pengamatan pada kelompok metode perawat.
tim (p<0,05). Hal ini juga ditandai adanya Dari hasil penelitian diperoleh data
penurunan nilai standar deviasi dari dimana terdapat perbedaan mutu layanan
minggu ke-1, minggu ke-2 dan sampai keperawatan sebelum dan setelah
minggu ke-3 pengamatan. Nilai p<0,05 intervensi metode tim dan metode primer
dan partial eta squared 0,999 di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
menunjukkan bahwa secara statistik terjadi tahun 2018. Menunjukkan bahwa secara
peningkatan nilai mutu pelayanan statistik terdapat perbedaan antara mutu
keperawatan yang berarti bahwa intervensi layanan keperawatan sebelum dan sesudah
metode tim ada pengaruh dalam dilakukan intervensi metode tim dan
meningkatkan mutu pelayanan metode primer (p < 0,05). Pada kelompok
keperawatan. intervensi tampak bahwa perbedaan mean
pada pengamatan minggu ke-4 (1,62).
D. Pembahasan Hasil analisis juga menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat perbedaan mutu pelayanan
dilakukan di RSUD Karawang Penelitian keperawatan pada kelompok metode tim
ini meneliti tentang efektifitas penerapan dari minggu ke-1 sampai dengan minggu
metode tim dan penerapan metode primer ke-4 (p value > 0,001). Dilihat dari
terhadap mutu layanan keperawatan dalam statistik tampak perbedaan selisih mean
hal ini yang menjadi indicator mutunya antara pre dan post. Ada perbedaan mutu
adalah persepsi/kepuasan pasien, pelayanan keperawatan yang tidak stabil
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh antara pre tes dan post tes. Dengan kata
gambaran mutu layanan keperawatan lain ada peningkatan yang cukup yang
sebelum dan setelah dilakukan intervensi ditunjukkan oleh efektifitas mutu
dengan metode tim dan metode primer di pelayanan keperawatan dari pre menuju
RSUD Kab. Karawang. Sebelum minggu ke-4. Peningkatan ini
dilakukan penelitian kegiatan yang menunjukkan bahwa nilai mutu layanan
dilakukan adalah menyebarkan kuesioner meningkat pada kelompok intervensi
kepada pasien tentang persepsi/kepuasan metode tim dan metode primer yang
pasien terhadap mutu layanan keperawatan berarti bahwa mutu layanan keperawatan
sebelum dilakukan intervensi penerapan semakin baik.
pada kelompok metode tim dan kelompok Bila di lihat dari hasil analisis General
intervensi metode primer di RSUD Kab. Linear Model-Repeated Measure (GLM-
Karawang di ruang rawat inap A untuk RM) dilakukan untuk melihat adanya
kelompok intervensi metode tim dan ruang perubahan atau peningkatan mutu layanan
rawat inap B untuk kelompok intervensi keperawatan pada pengamatan ke-1
metode primer. Kemudian peneliti (sebelum intervensi metode tim dan
melakukan pelatihan metode tim untuk metode primer), pengamatan ke-2, ke-3,
ruang rawat inap kelompok intervensi dan ke-4 setelah intervensi.
metode tim dan melakukan pelatihan Dalam melakukan analisis GLM_RM,
metode primer untuk ruang rawat inap dilakukan uji asumsi untuk memastikan
kelompok intervensi primer, hasil dari bahwa uji statistik General Linear Model-
pelatihan yang dilaksanakan oleh 32 orang Repeated Measure /GLM-RM tepat
perawat yaitu skor pre test mean 40,62 digunakan untuk menganalisa pengaruh
sedangkan skor post test mean 71,56 intervensi penerapan metode tim dan
setelah dilakukan pelatihan peneliti metode primer terhadap mutu layanan
bersama kepala ruangan membuat struktur keperawatan.
Uji asumsi yang dilakkan meliputi uji masih berdasarkan kedekatan dengan
normalitas menggunakan uji Saphiro-Wilk, atasan.
uji homogenitas varian menggunakan uji Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Levine. Grafik rerata mutu pelayanan penerapan metode tim lebih berpengaruh
keperawatan antara kelompok yang dibandingkan dengan penerapan metode
diterapkan metode tim dan metode primer primer.
menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Dilihat dari grafik pada bab 5 E. Keterbatasan Penelitian
menunjukkan bahwa mutu layanan Keterbatasan dalam penelitian ini
keperawatan pada kelompok metode disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
primer mengalami kenaikan dari waktu yang sangat singkat sehingga masih
pengamatan ke-2, sedikit menurun di perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dan
pengamatan ke-3 dan ke-4. Penelitian ini masalah lain yang terjadi selama penelitian
sejalan dengan hasil penelitian Wulandari berlangsung adalah responden yang
dkk di RSUD Wangaya Denpasar (2012) berbeda-beda pada pengisian kuesioner
Hubungan Pelaksanaan MAKP Metode mutu asuhan keperawatan di pre dan post
Primer dengan Tingkat Kepuasan Pasien pada kedua kelompok intervensi.
masih kurang baik jika dilihat dari
persfektif pasien, sesuai hasil kesioner F. Kesimpulan
yang telah di berikan, adanya beberapa Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
tindakan yang masih sering tidak penerapan metode tim dan penerapan
dilakukan oleh perawat karena tingginya metode primer berpengaruh terhadap mutu
beban kerja sehingga menyebabkan kurang asuhan keperawatan.
pekanya kepedulian perawat terhadap
masalah pasien. Daftar Pustaka
Berbanding terbalik dengan kelompok [1] Asmuji, (2012). Manajemen
intervensi metode tim, rerata mutu Keperawatan, Ar-Ruzz Media,
pelayanan keperawatan pada kelompok Yogjakarta.
metode tim mengalami kenaikan yang [2] Dahlan, (2009). Langkah-langkah
signifikan di pengamatan ke-2, ke-3 dan membuat proposal penelitian bidang
ke-4. Penelitian ini sejalan dengan kedokteran dan kesehatan. Sagung
penelitian yang dilakukan oleh Bumulu, Seto. Jakarta.
Bidjuni dan Bawotong (2017) Pengaruh
[3] I Wayan Sudarta, (2015). Manajemen
MAKP Tim Terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Penerapan Teori Model
Keperawatan. Hasil nya secara statistik
menunjukan ada pengaruh MAKP tim Dalam Pelayanan Keperawatan.
terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Gosyen Publishing, Jogjakarta.
Pelaksanaan penerapan metode primer [4] Kurniadi Anwar, (2016). Manajemen
dan metode tim pada kedua kelompok Keperawatan dan Prospektifny. Badan
dilakukan pendampingan yang sama, Penerbit FKUI, Jakarta.
walaupun hasilnya terdapat perbedaan, [5] Kholid R, (2013). Manajemen
dikarenakan berdasarkan data hasil dari Kepeminpinan dalam Keperawatan.
wawancara dan observasi dengan kepala Trans Info Media. Jakarta.
ruangan dan perawat pelaksana yaitu [6] Marquis dan Huston, (2010).
adanya hambatan seperti, kurangnya Kepeminpinan dan Manajemen
jumlah perawat, kurang suvervisi, kurang Keperawatan ; teori & Aplikasi, Buku
motivasi, belum adanya Kedokteran, EGC.
reward/penghargaan, kurangnya fasilitas [7] Nursalam, (2014). Konsep dan
atau sarana prasarana serta sk penugasan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
[8] Nursalam, (2011). Manajemen
Keperawatan; Aplikasi dalam praktik
keperawatan profesional, Salemba
Medika, Jakarta.
[9] Ratna S, (2011). Manajemen
Keperawatan : Manajemen
keperawatan di ruang rawat. Sagung
Seto. Jakarta.
[10] S. Suarli, (2012). Manajemen
Keperawatan dengan pendekatan
praktis. Erlangga. Jakarta.
[11] Tutik Sri H, (2014). Perencanaan
Pengembangan dan Utulisasi Tenaga
Keperawatan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Adriani, (2012). “Kepuasan
Kerja Perawat Pada Aplikasi Metode
Tim Primer Dalam Melaksanakan
Tindakan Asuhan Keperawatan di RS
Dr. Saeful Anwar.
[12] Mogopa, Pondaag, Hamel, (2017).
“Hubungan Penerapan Metode Tim
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di
Irina C RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado”.
[13] Wulandari, S., Suardana,
K.,Triyani, P. (2012). “Hubungan
Pelaksanaan MPKP Metode Penugasan
Perawat Primer Modifikasi Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang
Cendrawasih RSUD Wangaya
Denpasar Tahun 2012”.
[14] Rusmianingsih Nining, (2012).
“Hubungan Penerapan Metode
Pemberian Asuhan Keperawatan Tim
dengan Kepuasan Kerja Perawat di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang”.
[15] Bumulo, Bidjuni, Bawotong
(2017). “Pengaruh Manajemen Model
Asuhan Keperawatan Profesional TIM
Terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan di Bangsal Pria RSUD
Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang
Mongondow”