Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS PENERAPAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN MODEL

TIM DAN MODEL PRIMER TERHADAP MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DI


RUANG RAWAT INAP RSUD KARAWANG TAHUN 2018

Endah Indrawati*1, Muhamad Hadi2, Rohadi Haryanto3


Program Magister Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
*
email: endahindrawati25@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional dapat terwujud apabila
dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang profesional sehingga dapat berkontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan. Dengan
demikian metode pemberian asuhan keperawatan merupakan bagian dari fungsi
pengorganisasian. Metode pemberian asuhan keperawatan terdiri dari lima metode yang
meliputi metode fungsional, metode kasus, metode tim, metode modular dan metode primer.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penerapan manajemen asuhan keperawatan
model tim dan model primer terhadap mutu asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD
Kab. Karawang. Penelitian ini quasi eksperimen dengan rancangan pre post test with group
design dengan jumlah sampel 104 responden. Data dianalisis menggunakan uji GLM-RM.
Hasil penelitian ini adalah terjadi perbedaan yang signifikan pada kelompok metode tim dan
kelompok metode primer dengan nilai p < 0,05. Sehingga dapat di simpulkan bahwa
penerapan metode tim dan metode primer ada pengaruh pada peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.
Kata Kunci : Efektifitas Penerapan Manajemen Asuhan Keperawatan Model Tim dan
Model Primer Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan.

ABSTRACT

Background: Nursing is a profesional service as an integral part of health care. Profesional


nursing services can be realized if it is implemented by professional nursing staff so that they
can contribute on improving hospital services quality, especially nursing services. Thus the
method of providing nursing care is part of the organizing function. The method of providing
nursing care consists of five methode which include functional method, case method, team
method, modular method, and primary method. The objective of study is to know the
effectiveness of nursing care management implementation of team model and primary model
against nursing care quality in inpatient room of RSUD Karawang. This research is quasi-
experimental with pre post test with group design and the sample are 104 respondents. Data
were analyzed using GLM-RM test. The result of study were significant differences between
team method group and primary method group with the value of p < 0,05. Finally, it can be
concluded that the implementation of team method and primary method proved effectively on
improving nursing services quality.
Keyword : Effectiveness of nursing care management implementation of team model
and primary model againts nursing care quality.
A. Pendahuluan keperawatan pada sekelompok klien
Keperawatan merupakan pelayanan melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
profesional sebagai bagian integral dari Sedangkan Metode Primer merupakan
pelayanan kesehatan. Pelayanan Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
keperawatan profesional dapat terwujud yang menunjukan nilai profesional, lebih
apabila dilaksanakan oleh tenaga adaptif dan kompetitif, model asuhan
keperawatan yang profesional sehingga keperawatan yang efektif, dan tetap
dapat berkontribusi dalam peningkatan mempertimbangkan standar kualitas dan
kualitas pelayanan rumah sakit khususnya berkaitan erat dengan patient safety.
pelayanan keperawatan.(Sumijatun, 2010). Metode primer dapat meningkatkan
Pelaksanaan manajemen keperawatan kemampuan berfikir kritis perawat dalam
tidak terlepas dari terlaksananya fungsi- melakukan asuhan keperawatan di mulai
fungsi manajemen secara efektif dan dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
efisien. Marquis dan Huston (2012) Metode primer sesuai dengan kebutuhan
mengemukakan bahwa fungsi manajemen pelayanan yang mampu memenuhi
pertama kali dikemukakan oleh Fayol yang kebutuhan klien karena perawat
meliputi lima fungsi yaitu perencanaan bertanggung jawab langsung mulai dari
(planning), pengorganisasian (organizing), klien masuk sampai keluar rumah sakit,
pemberian perintah (commanding), menciptakan hubungan kedekatan klien,
pengkoordinasian (coordinating) dan keluarga dan perawat terjalin dengan baik
pengawasan (controling). Masing-masing dalam kaitannya dengan komunikasi
fungsi manajemen tersebut saling terapeutik (Suarli, 2012).
keterkaitan satu sama lain dan dapat Hasil wawancara dengan bidang
diterapkan baik oleh manajer tingkat atas, keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah
menengah, maupun bawah. Dalam jajaran Karawang tanggal 31 Oktober 2017
keperawatan dapat diterapkan mulai dari mengatakan, Rumah Sakit Umum Daerah
Kepala Bagian Keperawatan sampai Karawang sebelumnya sudah pernah
dengan Kepala Ruangan (Swansburg, 2000 menerapkan metode fungsional, metode
dalam Nursalam 2014). tim dan MPKP Primer, tetapi untuk
Pelaksanaan manajemen pelayanan menerapkan Metode Primer diperoleh
keperawatan didukung oleh hambatan yaitu kurangnya tenaga
pengorganisasian asuhan keperawatan kesehatan sehingga rumah sakit
melalui metoda pemberian asuhan memutuskan untuk menerapkan metode
keperawatan sebagai bagian dari fungsi tim. Dari hasil observasi di dua ruangan
pengorganisasian (Marquis dan Huston, yaitu ruang rawat inap Jatisari dan ruang
2012). rawat inap Rawamerta, didapatkan data
Dengan demikian metode pemberian bahwa di ruang rawat inap Jatisari metode
asuhan keperawatan merupakan bagian tim hanya dilakukan pada shif pagi saja
dari fungsi pengorganisasian. Metode sedangkan untuk shif siang dan malam
pemberian asuhan keperawatan terdiri dari kembali ke metode fungsional. Hal ini
lima metode yang meliputi metode dilakukan karena jumlah perawat yang ada
fungsional, metode kasus, keperawatan sedikit sementara jumlah pasien banyak,
tim, metode modular dan keperawatan sehingga tidak memungkinkan untuk
primer (Marquis dan Huston, 2010 dalam menggunakan metode tim. Sementara di
Suarli, 2012). Dalam lima metode ruang rawat inap Rawamerta digunakan
pemberian asuhan keperawatan yang ada, metode gabungan tim-primer di mana
metode TIM merupakan metode asuhan perawat bertanggung jawab mulai dari
keperawatan dimana seorang perawat pasien masuk rumah sakit sampai pulang
profesional meminpin sekelompok tenaga dan tanggung jawab terhadap pelayanan
keperawatan dalam memberikan asuhan mencakup semua pasien yang di tangani
bersama dengan dokter yang bersangkutan. b. Kuesioner B
Untuk meningkatkan kualitas perawat Kuesioner B terdiri dari pernyataan
maka rumah sakit memberikan pelatihan- tentang persepsi pasien terhadap mutu
pelatihan dan meningkatkan pendidikan pelayanan keperawatan di RSUD Kab.
perawat pada level pendidikan S1 Ners. Karawang. Skala ukurnya dengan skala
Sampai saat ini Rumah Sakit Umum likert yaitu: 1 = Sangat Tidak Setuju
Daerah Karawang khusunya instalasi (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3 = Setuju
rawat inap mempunyai 8 ruangan dengan (S), dan 4 = Sangat Setuju (SS).
klasifikasi Kelas VIP, Kelas I, Kelas II dan 4. Teknik Pengumpulan Data
Kelas III serta satu ruangan khusus anak. Dalam penelitian ini, tehnik pengumpulan
Dari hasil aplikasi yang dilakukan peneliti data menggunakan kuesioner, kuesioner
pada bulan oktober 2017 sampai dengan berupa cara mengumpulkan data yang
Januari 2018 di peroleh data jumlah dikerjakanan dengan memberi pertanyaan
perawat sebanyak 156 dengan klasifikasi pada responden untuk diisi dengan
61% Pendidikan Diploma III, 38% Sarjana jawaban yang menurut responden
dan 1% Magister Keperawatan. Dengan dianggap sesuai. Kuesioner pada penelitian
data BOR tahun 2016 (78,76) dan tahun ini mengkaji karakteristik responden yaitu:
2017 (81,27) dengan rata-rata perawat inisial, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pelaksana yang berada tiap ruangan pekerjaan, lama rawat, dan beberapa
memegang 8-10 pasien sehingga rasio pertanyaan mengenai persepsi pasien
perawat dan pasien adalah 1 : 10. terhadap mutu asuhan keperawatan.
Efektifitas penerapan metode tim dan 5. Analisis Data
metode primer dalam rangka peningkatan 1. Penelitian menggunakan analisis
Pelayanan Mutu Pelayanan belum pernah univariat dikerjakan agar memperoleh
diteliti di Rumah Sakit Umum Daerah gambaran tiap-tiap variabel yang akan
Karawang. diteliti baik variabel independen
begitupula dengan variabel dependen
B. Metode Penelitian sebelum dan sesudah dilakukan
1. Jenis Penelitian intervensi metode tim dan metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian primer.
Quasi eksperimental dalam bentuk rencana 2. Analisis Bivariat untuk mengetahui
pre post test with group design. mutu asuhan keperawatan antara
2. Sampel kelompok intervensi metode tim dan
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kelompok intervensi metode primer
yang dirawat di ruang A dan B di Rumah maka dilakukan uji T Independen dan
Sakit Umum Daerah Kabupaten Uji T Dependen.
Karawang. Sampel yang digunakan 3. Analisis Multivariat, untuk mengtahui
berjumlah 104 orang, dengan kriteria perbedaan mean dari mutu asuhan
inklusi yaitu pasien yang di rawat di ruang keperawatan antara dua kelompok dari
A dan B, dengan lama rawat lebih dari 2 withim subject factor dapat mewakili
hari dan bersedia menjadi responden. beberapa pengamatan dari skala waktu
Waktu dan Tempat Penelitian ke waktu dalam kondisi yang berbeda
Penelitian dilakukan pada bulan Mei – maka digunakan uji general linear
Juli 2018. model repeated measures (GLM-RM).
3. Instrumen Penelitian
a. Kuesioner A
Kuesioner A terdiri dari pertanyaan
tentang karakteristik pasien yang terdiri
dari umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, lama rawat.
C. Hasil Penelitian d. Lama Rawat
1. Analisis Univariat Distribusi lama rawat responden yang
a. Karakteristik Responden paling banyak pada kelompok intervensi
primer adalah 4-6 hari (51,9%) sedangkan
Tabel 1 pada kelompok intervensi tim adalah 4-6
Rerata (Mean) SD dan Min-Maks Usia hari (53,8%).
Responden berdasarkan Kelompok Intervensi
Primer dan Tim di Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang Tahun 2018 2. Analisis Bivariat
(N=104) Tabel 2
Hasil Analisis Uji Beda Mean Efektifitas Mutu
Tabel 1 menggambarkan rerata usia Pelayanan Keperawatan Setelah Intervensi
kelompok intervensi metode Tim lebih tua (M3) dengan Sebelum Intervensi (pre) Metode
(mean 41,48  11,59) dibandingkan Penugasan Primer dan Metode Penugasan Tim
dengan rerata kelompok intervensi Primer di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
(mean 36,75  9,27). Rentang usia Tahun 2018
Kelompok Mean SD Beda 95%CI P-
responden kedua kelompok sangat lebar Mean Value
dengan usia termuda pada kelompok Metode 1,62 5,45 3,0 -2,08-8,08 0,235
primer
intervensi metode primer dan tim adalah Metode 4,39 7,02
sama yaitu 12 tahun, sedangkan usia tertua tim
pada kelompok intervensi Primer 58 tahun,
sedangkan usia tertua kelompok intervensi Hasil analisis menunjukkan bahwa secara
Tim adalah 70 tahun. statistik tidak terdapat perbedaan rata-rata
Distribusi Frequensi Responden Menurut efektifitas mutu pelayanan keperawatan
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan dan pada kedua kelompok antara yang
Lama Rawat Inap dari Kelompok Primer diberikan intervensi pelatihan metode
dan Kelompok Tim di Rumah Sakit primer dengan yang diberikan pelatihan
Umum Daerah KarawangTahun 2018 metode tim (p>0,001). Perbedaan nilai
(N=104). mutu pelayanan kelompok metode primer
a. Jenis Kelamin dengan kelompok metode tim yaitu 3,0.
Distribusijenis kelamin laki-laki dan Dengan kata lain intervensi metode tim
perempuan hampir sebanding lebih berpengaruh daripada intervensi
yaituperempuan sebanyak 53,8% pada metode primer.
kelompok intervensi primer dan laki-laki
51,9% pada kelompok intervensi tim. 3.Analisis Multivariat

b. Pendidikan Tabel 3
Hasil Analisis General Linear Model-Repeated
Distribusi tingkat pendidikan responden Measure Mutu Pelayanan Keperawatan
yang paling banyak pada kelompok Kelompok Metode Timdi Rumah Sakit Umum
intervensi primer adalah SMA (34,6%) Daerah Karawang Tahun 2018
sedangkan pada kelompok intervensi tim
adalah SD (51,9%). Penilaian Mean SD 95%CI Partial Eta P-
Mutu Squared Value
c. Pekerjaan Pre- 77,38 5,79 73,88-80,88 0,999 0,000
Distribusi pekerjaan responden yang intervensi
Follow-up
paling banyak pada kelompok intervensi Minggu ke-1 78,07 2,69 76,45-79,70
primer adalah lain-lain (61,5%) sedangkan Follow-up
Minggu ke-2 79,46 3,07 77,63-81,28
pada kelompok intervensi tim adalah lain- Follow-up
lain (73,1%). Minggu ke-3 82,00 3,16 80.08-83,91
Tabel 3 Menunjukkan bahwa terdapat organisasi untuk dilakukan penerapan
perubahan mutu pelayanan keperawatan metode tim dan metode primer dilihat dari
dari minggu ke-1 sampai dengan minggu tingkat pendidikan perawat dan masa kerja
ke-4 pengamatan pada kelompok metode perawat.
tim (p<0,05). Hal ini juga ditandai adanya Dari hasil penelitian diperoleh data
penurunan nilai standar deviasi dari dimana terdapat perbedaan mutu layanan
minggu ke-1, minggu ke-2 dan sampai keperawatan sebelum dan setelah
minggu ke-3 pengamatan. Nilai p<0,05 intervensi metode tim dan metode primer
dan partial eta squared 0,999 di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
menunjukkan bahwa secara statistik terjadi tahun 2018. Menunjukkan bahwa secara
peningkatan nilai mutu pelayanan statistik terdapat perbedaan antara mutu
keperawatan yang berarti bahwa intervensi layanan keperawatan sebelum dan sesudah
metode tim ada pengaruh dalam dilakukan intervensi metode tim dan
meningkatkan mutu pelayanan metode primer (p < 0,05). Pada kelompok
keperawatan. intervensi tampak bahwa perbedaan mean
pada pengamatan minggu ke-4 (1,62).
D. Pembahasan Hasil analisis juga menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat perbedaan mutu pelayanan
dilakukan di RSUD Karawang Penelitian keperawatan pada kelompok metode tim
ini meneliti tentang efektifitas penerapan dari minggu ke-1 sampai dengan minggu
metode tim dan penerapan metode primer ke-4 (p value > 0,001). Dilihat dari
terhadap mutu layanan keperawatan dalam statistik tampak perbedaan selisih mean
hal ini yang menjadi indicator mutunya antara pre dan post. Ada perbedaan mutu
adalah persepsi/kepuasan pasien, pelayanan keperawatan yang tidak stabil
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh antara pre tes dan post tes. Dengan kata
gambaran mutu layanan keperawatan lain ada peningkatan yang cukup yang
sebelum dan setelah dilakukan intervensi ditunjukkan oleh efektifitas mutu
dengan metode tim dan metode primer di pelayanan keperawatan dari pre menuju
RSUD Kab. Karawang. Sebelum minggu ke-4. Peningkatan ini
dilakukan penelitian kegiatan yang menunjukkan bahwa nilai mutu layanan
dilakukan adalah menyebarkan kuesioner meningkat pada kelompok intervensi
kepada pasien tentang persepsi/kepuasan metode tim dan metode primer yang
pasien terhadap mutu layanan keperawatan berarti bahwa mutu layanan keperawatan
sebelum dilakukan intervensi penerapan semakin baik.
pada kelompok metode tim dan kelompok Bila di lihat dari hasil analisis General
intervensi metode primer di RSUD Kab. Linear Model-Repeated Measure (GLM-
Karawang di ruang rawat inap A untuk RM) dilakukan untuk melihat adanya
kelompok intervensi metode tim dan ruang perubahan atau peningkatan mutu layanan
rawat inap B untuk kelompok intervensi keperawatan pada pengamatan ke-1
metode primer. Kemudian peneliti (sebelum intervensi metode tim dan
melakukan pelatihan metode tim untuk metode primer), pengamatan ke-2, ke-3,
ruang rawat inap kelompok intervensi dan ke-4 setelah intervensi.
metode tim dan melakukan pelatihan Dalam melakukan analisis GLM_RM,
metode primer untuk ruang rawat inap dilakukan uji asumsi untuk memastikan
kelompok intervensi primer, hasil dari bahwa uji statistik General Linear Model-
pelatihan yang dilaksanakan oleh 32 orang Repeated Measure /GLM-RM tepat
perawat yaitu skor pre test mean 40,62 digunakan untuk menganalisa pengaruh
sedangkan skor post test mean 71,56 intervensi penerapan metode tim dan
setelah dilakukan pelatihan peneliti metode primer terhadap mutu layanan
bersama kepala ruangan membuat struktur keperawatan.
Uji asumsi yang dilakkan meliputi uji masih berdasarkan kedekatan dengan
normalitas menggunakan uji Saphiro-Wilk, atasan.
uji homogenitas varian menggunakan uji Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Levine. Grafik rerata mutu pelayanan penerapan metode tim lebih berpengaruh
keperawatan antara kelompok yang dibandingkan dengan penerapan metode
diterapkan metode tim dan metode primer primer.
menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Dilihat dari grafik pada bab 5 E. Keterbatasan Penelitian
menunjukkan bahwa mutu layanan Keterbatasan dalam penelitian ini
keperawatan pada kelompok metode disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
primer mengalami kenaikan dari waktu yang sangat singkat sehingga masih
pengamatan ke-2, sedikit menurun di perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dan
pengamatan ke-3 dan ke-4. Penelitian ini masalah lain yang terjadi selama penelitian
sejalan dengan hasil penelitian Wulandari berlangsung adalah responden yang
dkk di RSUD Wangaya Denpasar (2012) berbeda-beda pada pengisian kuesioner
Hubungan Pelaksanaan MAKP Metode mutu asuhan keperawatan di pre dan post
Primer dengan Tingkat Kepuasan Pasien pada kedua kelompok intervensi.
masih kurang baik jika dilihat dari
persfektif pasien, sesuai hasil kesioner F. Kesimpulan
yang telah di berikan, adanya beberapa Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
tindakan yang masih sering tidak penerapan metode tim dan penerapan
dilakukan oleh perawat karena tingginya metode primer berpengaruh terhadap mutu
beban kerja sehingga menyebabkan kurang asuhan keperawatan.
pekanya kepedulian perawat terhadap
masalah pasien. Daftar Pustaka
Berbanding terbalik dengan kelompok [1] Asmuji, (2012). Manajemen
intervensi metode tim, rerata mutu Keperawatan, Ar-Ruzz Media,
pelayanan keperawatan pada kelompok Yogjakarta.
metode tim mengalami kenaikan yang [2] Dahlan, (2009). Langkah-langkah
signifikan di pengamatan ke-2, ke-3 dan membuat proposal penelitian bidang
ke-4. Penelitian ini sejalan dengan kedokteran dan kesehatan. Sagung
penelitian yang dilakukan oleh Bumulu, Seto. Jakarta.
Bidjuni dan Bawotong (2017) Pengaruh
[3] I Wayan Sudarta, (2015). Manajemen
MAKP Tim Terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Penerapan Teori Model
Keperawatan. Hasil nya secara statistik
menunjukan ada pengaruh MAKP tim Dalam Pelayanan Keperawatan.
terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Gosyen Publishing, Jogjakarta.
Pelaksanaan penerapan metode primer [4] Kurniadi Anwar, (2016). Manajemen
dan metode tim pada kedua kelompok Keperawatan dan Prospektifny. Badan
dilakukan pendampingan yang sama, Penerbit FKUI, Jakarta.
walaupun hasilnya terdapat perbedaan, [5] Kholid R, (2013). Manajemen
dikarenakan berdasarkan data hasil dari Kepeminpinan dalam Keperawatan.
wawancara dan observasi dengan kepala Trans Info Media. Jakarta.
ruangan dan perawat pelaksana yaitu [6] Marquis dan Huston, (2010).
adanya hambatan seperti, kurangnya Kepeminpinan dan Manajemen
jumlah perawat, kurang suvervisi, kurang Keperawatan ; teori & Aplikasi, Buku
motivasi, belum adanya Kedokteran, EGC.
reward/penghargaan, kurangnya fasilitas [7] Nursalam, (2014). Konsep dan
atau sarana prasarana serta sk penugasan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
[8] Nursalam, (2011). Manajemen
Keperawatan; Aplikasi dalam praktik
keperawatan profesional, Salemba
Medika, Jakarta.
[9] Ratna S, (2011). Manajemen
Keperawatan : Manajemen
keperawatan di ruang rawat. Sagung
Seto. Jakarta.
[10] S. Suarli, (2012). Manajemen
Keperawatan dengan pendekatan
praktis. Erlangga. Jakarta.
[11] Tutik Sri H, (2014). Perencanaan
Pengembangan dan Utulisasi Tenaga
Keperawatan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Adriani, (2012). “Kepuasan
Kerja Perawat Pada Aplikasi Metode
Tim Primer Dalam Melaksanakan
Tindakan Asuhan Keperawatan di RS
Dr. Saeful Anwar.
[12] Mogopa, Pondaag, Hamel, (2017).
“Hubungan Penerapan Metode Tim
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di
Irina C RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado”.
[13] Wulandari, S., Suardana,
K.,Triyani, P. (2012). “Hubungan
Pelaksanaan MPKP Metode Penugasan
Perawat Primer Modifikasi Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang
Cendrawasih RSUD Wangaya
Denpasar Tahun 2012”.
[14] Rusmianingsih Nining, (2012).
“Hubungan Penerapan Metode
Pemberian Asuhan Keperawatan Tim
dengan Kepuasan Kerja Perawat di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang”.
[15] Bumulo, Bidjuni, Bawotong
(2017). “Pengaruh Manajemen Model
Asuhan Keperawatan Profesional TIM
Terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan di Bangsal Pria RSUD
Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang
Mongondow”

Anda mungkin juga menyukai