Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT

BAKU OLEH MAHASISWA TRISAKTI


SCHOOL OF MANAGEMENT
SKRIPSI
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN NILAI TUGAS AKHIR
KELAS BAHASA INDONESIA
Diajukan Oleh:
1. 201850599 Sylvia Steviani (Ragam Bahasa Baku dan Pengertian Kata
Baku)
2. 201860012 Irvan Surjano (Bab IV)
3. 201860014 Agnes Uniana Hendrata (Fungsi Bahasa Baku dan Ciri-Ciri
Bahasa Baku)
4. 201860050 Adelyn Leonita Mulia (Kesimpulan dan Keterbatasan)
5. 201860056 Hendra Alviko (Tujuan Menulis, Fungsi Menulis, dan Manfaat
Menulis)
6. 201860059 Tasya Mulyasari (Bab IV)
7. 201860073 Albert Mulia Fausta (Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar,
dan Pengertian Bahasa Baku Indonesia)
8. 201860078 Sumardy Wijaya (Tujuan Menulis, Fungsi Menulis, dan
Manfaat Menulis)
9. 201860080 Maximilian (Bab III)
10. 201860084 Mario Effendi (Pengertian Menulis dan Penomoran Halaman)
11. 201860264 Nadia Urfah (Cover, Kata Pengantar, Abstrak, Ragam dan
Asas Menulis)
12. 201860272 Ammanda Karisa Indrisari (Rekomendasi dan Daftar
Referensi)
13. 202060160 Angelinapatricia Margaretta (Latar Belakang, Manfaat
Penelitian, dan Sistematika Penelitian)
14. 202060161 Daniella Feina (Latar Belakang, Masalah Penelitian, Tujuan
Penelitian, dan Edit Video)

JURUSAN MANAJEMEN
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR (Nadia Urfah 201860264)

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

pertolongan-Nya, maka dari itu skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan

Menulis Kalimat Baku Oleh Mahasiswa Trisakti School of Management” dapat

terselesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka mememuhi tugas akhir kelas

Bahasa Indonesia di Trisakti School of Management.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan

dari berbagai pihak, baik dukungan moral, spiritual, maupun material. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Arya Pradipta, S.E., Ak., M.E., CA., selaku Ketua Trisakti School of

Management.

2. Muhammad Jarkasih, S.Pd., M.Par., selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama

penyelesaian skripsi ini.

3. Seluruh staf pengajar dan karyawan Trisakti School of Management

yang telah memberikan segala bantuan dan dukungannya kepada

penulis.

4. Orang tua dan segenap anggota keluarga penulis yang telah

memberikan dukungan, doa, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi

ini.

5. Seluruh responden yang telah berpartisipasi untuk meluangkan


waktunya dalam mengisi kuesioner sehingga skripsi ini dapat berjalan

dengan baik.

6. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan motivasi.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,

mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang penulis

miliki. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak

yang berkepentingan.

Jakarta,16 November 2021

Kelompok Tiga
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR (Nadia Urfah 201860264)...................................................1


ABSTRAK (Nadia Urfah 201860264)..................................................................4
Kata Kunci: keterampilan menulis, kalimat baku....................................................4
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Penelitian.........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................2
1.5. Sistematika Penelitian...............................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
KAJIAN KEPUSTAKAAN.....................................................................................5
2.1. Hakikat Keterampilan Penulis...................................................................5
2.1.1. Pengertian Bahasa Baku Indonesia........................................................5
2.1.2. Fungsi menulis.......................................................................................5
2.1.3. Tujuan Menulis......................................................................................6
2.1.4. Manfaat Menulis....................................................................................8
2.2. Hakikat Bahasa Baku Indonesia................................................................9
1.2.1. Pengertian Bahasa Baku Indonesia........................................................9
1.2.2. Fungsi Bahasa Baku............................................................................10
1.2.3. Ciri – Ciri Bahasa Baku.......................................................................11
1.2.4. Ragam Bahasa Baku............................................................................13
1.2.5. Pengertian Kata Baku..........................................................................15
BAB III..................................................................................................................18
METODE PENELITIAN.......................................................................................18
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................18
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................18
3.3. Metode Pengumpulan Data.....................................................................19
Tabel 3.1 Kuesioner...............................................................................................19
BAB IV..................................................................................................................22
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.......................................................................22
4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................................22
4.1.1. Apa yang Menyebabkan Anda Memilih Menggunakan Bahasa Tidak
Baku Saat Menulis?............................................................................................23
4.1.2. Apa yang Menyebabkan Anda Memilih Menggunakan Bahasa Baku
Saat Menulis?.....................................................................................................25
4.1.3. Analisis Keterampilan Mahasiswa Trisakti School of Management
dalam Menulis Kalimat Baku.............................................................................26
BAB V....................................................................................................................29
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................29
5.1. Kesimpulan..............................................................................................29
5.2. Keterbatasan............................................................................................30
5.3. Rekomendasi ……………………………………………………………………………………….….. 30
DAFTAR REFERENSI.........................................................................................31
ANALISIS KETERAMPILAN MENULIS
KALIMAT BAKU OLEH MAHASISWA TRISAKTI SCHOOL OF
MANAGEMENT

ABSTRAK (Nadia Urfah 201860264)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan keterampilan


menulis kalimat baku oleh mahasiswa Trisakti School of Management, yang
berjumlah 30 mahasiswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner
terdiri dari 15 kalimat dengan memberikan pilihan B (benar) atau S (salah). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1 orang memperoleh nilai sangat baik (3,33%), 1
orang mendapat nilai baik (3,33%), 6 orang mendapat nilai cukup (20%), 9 orang
mendapat nilai kurang baik (30%), dan 14 orang yang mendapatkan nilai buruk
(46,67%).

Kata Kunci: keterampilan menulis, kalimat baku


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Sudah sejak lama manusia menggunakan bahasa sebagai sebuah sistem

untuk dapat melakukan komunikasi dengan yang lainnya. Bahasa sendiri adalah

penyampaian gagasan manusia yang bisa menyerupai sistem lambang atau tanda-

tanda lain yang dipakai. Menurut Dardjowidjojo (2003:16) bahasa adalah suatu

sistem simbol yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk

berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama, berlandaskan pada budaya yang

mereka miliki, sedangkan menurut Kridalaksana (1993:2) bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Dari definisi yang telah

dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa bahasa harus memiliki jenis

ragam dan gaya dalam bidang kalimat dan makna.

Wawasan mengenai bahasa Indonesia baku sangat berfaedah, karena

dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai bahasa Indonesia baku

diharapkan dapat menguasai 45 kaidah-kaidah berkomunikasi secara efektif sesuai

dengan tempat dan situasi. Menurut Chaer (1993:52) penggunaan bahasa

Indonesia baku dalam situasi resmi, lamaran pekerjaan, karangan ilmiah. Secara

lisan, misalnya sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, pidato.


Kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku merupakan paham dari kata

baku. Menurut Soedjito (1990:44) kata baku ialah kata yang mengikuti kaidah

atau ragam bahasa yang telah ditentukan atau dilazimkan. Pendapat lain

menyampaikan bahwa kata baku merupakan kata yang menjadi standar yang

berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan

(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1992:82).

Sehingga, secara singkat dapat diartikan bahwa kata baku ialah kata yang

mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan atau dilazimkan.

Berdasar pada beberapa pendapat yang telah disampaikan sebelumnya

mengenai bahasa baku dan kata baku saling erat kaitan antara keduanya. Kata

baku yang merupakan kumpulan dari beberapa huruf yang menghasilkan kata

yang sesuai dengan kaidah yang ditentukan, sebaliknya bahasa baku merupakan

alat komunikasi dengan berbagai tulisan isyarat yang terjadi oleh kumpulan dari

beberapa kata-kata baku yang membangun bahasa komunikasi baku atau yang

sesuai dengan kaidah yang ditentukan yang dipakai dalam situasi resmi.

Tujuan mempelajari Bahasa baku ialah untuk dapat menggunakan bahsa

Indonesia dengan baik dan benar. Kemudian memperoleh wawasan mengenai kata

baku sehingga dapat menerapkan wawasan tersebut kedalam karya ilmiah, surat-

menyurat resmi, pidato, laporan, dan dalam situasi belajar mengajar. Berdasarkan

penjelasan di atas, maka penulis membahas mengenai “Analisis Keterampilan

Menulis Kalimat Baku oleh Mahasiswa Trisakti School of Management”.


Masalah tersebut dipilih untuk mengetahui kemampuan Mahasiswa Trisakti

School of Management dalam memahami kalimat baku. Peneliti memilih

responden Mahasiswa Trisakti School of Management.

1.2. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan karya ilmiah ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan Mahasiswa Trisakti School of Management dalam

penulisan kalimat baku?

2. Bagaimana tingkat pemahaman Mahasiswa Trisakti School of Management

dalam penulisan kalimat baku melalui pemberian angket? .

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian karya ilmiah yang kami buat supaya dapat

mencapai:

1. Untuk mengetahui kemampuan Mahasiswa Trisakti School of

Management dalam penulisan kalimat baku.

2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman Mahasiswa Trisakti School of

Management dalam penulisan kalimat baku melalui pemberian

angket.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan pembaca

mengenai hakikat dan cara membuat karya tulis dengan baik dan benar supaya

setiap pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,

karya ilmiah ini juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian lainnya,

khususnya bertemakan kajian menulis dengan baik dan benar.

2. Manfaat Praktis

 Bagi Guru

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi guru tentang penggunaan kalimat

baku yang tepat untuk dijadikan pedoman dalam pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya dalam keterampilan menulis.

 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang dirumuskan. Selain

itu, dengan selesainya penelitian ini diharpakan dapat menjadi motivasi bagi

peneliti untuk semakin aktif memberi apresiasi baik itu berupa kritik ataupun

saran yang bersifat membangun terhadap siswa/siswi yang belum memahami

penulisan kalimat baku.

 Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini bagi pembaca diharpkan dapat lebih memahami penggunaan

dan penulisan kalimat baku khususnya dalam membuat tulisan. Selain itu,

diharapkan pembaca semakin jeli dalam memperhatikan penulisan kalimat baku

apakah sudah sesuai dengan aturan EYD atau masih belum sessuai dalam sebuah
tulisan, jika belum sesuai pembaca hendaknya dapat memperbaiki kesalahan

tersebut.

 Bagi Peneliti yang Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi maupun bahan pijakan

penliti lain untuk melakukan penlitian yang lebih mendalam.

1.5. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah pembacaan penelitian karya ilmiah ini maka

sistematika penulisan akan di ringkas sebagai berikut :

 Bab I Pendahuluan. Pendahuluan meliputi latar belakang masalah

,pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian , manfaat

penulisan dan sistematika penulisan.

 Bab II Landasan teori. Bab ini meliputi , kajian teori, analisis kesalahan,

kajian kalimat, pengertian dan pengguanaan konjungsi, penelitian yang

relevan dan kerangka berfikir.

 Bab III Metode penelitian. Bab ini tentang jenis penelitian, objek

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

validitas data, teknik analisis data.


BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1. Hakikat Keterampilan Penulis

2.1.1. Pengertian menulis

Menulis merupakan kegiatan yang penting bagi kehidupan manusia.

Dengan menulis seseorang dapat menciptakan suatu catatan atau informasi pada

suatu media. Menulis merupakan komunikasi tidak langsung menggunakan media

berbentuk kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.

Menulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 968) adalah

melahirkan pikiran atau perasaan. Nurjamal dalam Sumirat, Darwis (2011:69)

mengemukakan bahwa menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah

kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-

pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan.

Menurut Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai

kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai

media penyampai. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga

mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis

yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.

2.1.2. Fungsi menulis

Kegiatan menulis dapat melatih kepekaan terhadap penuangan gagasan,

pikiran, dan perasaan. Fungsi kegiatan menulis adalah sebagai alat komunikasi
yang secara tidak langsung. Hal ini di karenakan pada prinsipnya tulisan bisa

menyampaikan pesan penulis kepada pembacanya.

Menurut yunus (2014) Fungsi menulis “Sebagai sebuah kegiatan

berbahasa menulis” beberapa fungsi berikut:

1. Fungsi pribadi, yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan

pelakunya, yang melalui misalnya surat atau buku harian.

2. Fungsi instrumental (direktif), yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat

orang lain.

3. Fungsi interaksional, yaitu menjalin hubungan sosial.

4. Fungsi informatif, yaitu menambahkan informasi, termasuk

pengetahuan.

5. Fungsi estetis, yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa

keindahan.

2.1.3. Tujuan Menulis

Setiap jenis tulisan mempunyai tujuan tertentu. Beberapa tujuan menulis di

Antaranya adalah pertama tulisan dapat memberitahukan suatu informasi, kedua

Tulisan dapat meyakinkan atau mendesak, ketiga tulisan dapat menghibur atau

Menyenangkan, dan keempat tulisan dapat mengekspresikan perasaan dan emosi

Yang kuat.

Menurut Hugo Hartig dalam Syafruddin (2012: 12-13) menjelaskan

Tentang ada 7 tujuan menulis. Diantara nya :


1. Tujuan penugasan : tidak memiliki tujuan karena orang melakukan

Menulis disebabkan oleh tugas yang diberikan kepadanya

2. Tujuan altruistik : tujuan penulisan yang berupaya untuk menyenagkan

Pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong pembaca

Memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup

Para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya

3. Tujuan persuasif : tujuan meyakinkan para pembaca tentang kebenaran

Gagasan yang diutarakan

4. Tujuan informasional : tujuan memberi informasi atau keterangan kepada

pembaca.

5. Tujuan pernyataan diri : tujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya

Kepada para pembaca

6. Tujuan kreatif: tujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai

Norma artistik, nilai kesenian, dan sebagainya.

7. Dan tujuan pemecahan masalah: tujuan dapat memecahkan masalah yang

Dihadapi.

Menurut Halliday dalam Syafruddin (2012: 13) mengatakan “bahwa

Bahasa tulis digunakan sebagai tujuan” diantaranya :

1. Untuk tindakan, misalnya tanda-tanda publik, petunjuk televisi dan radio,

Rekening, daftar menu, buku telpon, kertas, dan petunjuk computer.

2. Untuk informasi, misalnya koran, majalah yang berisi peristiwa terkini,

Iklan, pamflet politik.


3. Untuk hiburan, misalnya strip komik, buku fiksi, puisi dan drama, sisipan

Koran, dan sub judul film. Bahasa yang digunakan berbeda-beda

Tergantung dari karateristik tujuan tersebut.

2.1.4. Manfaat Menulis

Menurut Murray (2005) ada 4 (empat) manfaat yang bisa diperoleh dari

menulis, yaitu

1. Penulis dapat menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya;

2. Penulis dapat melepaskan segala “beban” yang ada di dalam otaknya;

3. Penulis dapat menyampaikan idenya secara langsung kepada orang lain

(pembaca); dan

4. Penulis dapat mengajak orang lain (pembaca) untuk mengikuti alur

pemikirannya. Artinya, dengan menulis, seseorang dapat membagi ilmu

pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, dan mengajak mereka

(pembaca) untuk mengikuti alur pemikirannya.

Murray (2005) mengatakan bahwa ada 2 (dua) persyaratan utama yang

harus dipenuhi oleh seorang penulis dalam menulis artikel ilmiah atau menulis

untuk jurnal ilmiah, yaitu:

1. Menguasai berbagai literatur, dan

2. Melakukan banyak penelitian.


Menguasai berbagai literatur artinya bahwa seorang penulis harus sering

dan banyak membaca berbagai macam referensi. Dengan membaca, maka seorang

penulis akan mudah dalam menemukan ide, topik, atau tema tulisannya serta

mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang menarik. Namun, membaca

berbagai referensi saja tidaklah cukup untuk menulis sebuah artikel ilmiah.

Karena, sesuatu yang ilmiah, harus bisa dibuktikan secara empiris. Pembuktian

empiris hanya dapat dilakukan dengan membuat penelitian-penelitian. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa menulis artikel ilmiah merupakan sebuah proses penulisan

yang diawali dengan literatur-literatur dan pembuktian secara empiris dalam

sebuah penelitian yang prosedural.

Murray juga mengatakan bahwa menguasai berbagai literatur tidak bisa

dilakukan secara instan oleh penulis. Penguasaan terhadap berbagai literatur

membutuhkan proses yang sangat panjang. Maka, seorang penulis harus

melakukannya jauh sebelum dia menuliskan sesuatu untuk artikel ilmiahnya.

Selanjutnya, penelitian ilmiah yang bisa dilakukan juga tidak selalu dalam bentuk

field research (penelitian lapangan). Akan tetapi, bisa juga dengan mengkaji

topik-topik atau tema-tema yang hanya bersifat content analysis (analisis isi).

2.2. Hakikat Bahasa Baku Indonesia

2.2.1. Pengertian Bahasa Baku Indonesia

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai situasi

dan kondisi sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah yang sesuai dengan
EYD. Tentu saja hal ini tidak dapat terealisasi tanpa adanya bimbingan dan

pembiasaan. Pembiasaan sejak dini akan berimplikasi secara positif pada masa

selanjutnya.

Dalam KBBI Edisi Keempat disebutkan pengertian baku adalah pokok,

utama tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas dan kualitas yang ditetapkan

berdasarkan kesepakatan standar

Kosasih dan Hermawan (2012:83) kata baku adalah kata yang cara

pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan kaidahkaidah yang dibakukan.

Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa

baku, dan kamus

Kata baku digunakan dalam konteks ragam baku, baik lisan maupun

tulisan. Sementara kata tidak baku digunakan dalam ragam tidak baku.Ragam

bahasa baku dapat dibatasi dengan beberapa sudut pandang, di antaranya: (1)

sudut pandang kebakuan bahasa yang digunakan, (2) sudut pandang informasi,

dan (3) sudut pandang pengguna bahasa.

2.2.2. Fungsi Bahasa Baku

Bahasa baku umumnya dipakai pada kalimat resmi atau ragam bahasa

baku, baik itu melalui lisan ataupun tulisan. Bedasarkan definisi-definisi di atas

dapat disimpulkan bahwa kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan

dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah
yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan,

gramatika, dan kenasionalan saat diucapkan atau ditulis (Chaer, 2011:131).

Fungsi bahasa baku dalam bahasa Indonesia mendukung 4 fungsi. Tiga

diataranya bersifa pelambang atau simbolis, sedangkan yang satu bersifat objektif.

Menurut Tata Bahasa Baku Indonesia (TBBBI) ada 4, yaitu

- Pemersatu, pemersatu bangsa. Indonesia memiliki berbagai jenis bahasa

daerah yang berjumlah 718 bahasa. Oleh karena itu perlu adanya

kesepakatan untuk memnetukan bahasa ang digunakan saat bertemu. Hal

itu yang membuat bahasa baku bahasa Indonesia hadir manjadi bahsaa

pemersatu bahasa Indonesia.

- Pemberi kekhasan. Bahasa Indonesia hampir mirip dengan bahasa melayu,

namun Bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa melau. Hal ini karena

adanya bhasa baku. Satndarisasi yang diterapkan dalam bahasa Indonesia

supaya bisa membedakan bahasa-bahasa yang serumpun.

- Pembawa kewibawaan, kata baku yang diterapkan dalam bahasa dapat

memperlihatkan kewibawaan pemakainya.

- Sebagai kerangka acuan, bahasa bagi sebagai kerangka acuan bagi benar

atau tidaknya bahasa seseorang, menjadi patokan bagi benar atau tidaknya

pemakaiana bahasa seseorang atau kelompok.


2.2.3. Ciri – Ciri Bahasa Baku

Ciri bahasa baku sebagaimana dikemukakan Meiliono (1998) adalah

mempunyai kemantapan dinamis, artinya kasidah bahasa itu bersifat tetap dan

tidak berubah setiap saat, sifat kecedekiaanya, artinya perwujudan satuan bahasa

yang mengunkapkan penalaran yang teratur dan logis, dan adanya proses

penyerangaman kaidah bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman

variasi bahasa.

- Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa

kaidah dan aturan yang tetap, Kaidah pembentukan kata yang

menerbitkan bentuk perasa dan perumus dengan taat azas harus dapat

menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau

pengrusak.

- Ciri yang kedua yang menandai bahasa baku ialah sifat kecendikiaannya.

Perwujudan dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih

besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur ctan marsuk

akai.

- Baku atau standar berpraanggapan adanya keseragaman. Proses

pembakuan sampai taraf tertentu proses penyeragaman kaidah.

Di Indonesia, kedudukan bahasa nasional sangat penting dalam kehidupan warga

negaranya, Indonesia memiliki badan pemerintah yang ditugaskan untuk

menangani pambakuan bahasa. Namanya Pusat Pembinaan dan Pengambangan

Bahasa.
2.2.4. Ragam Bahasa Baku

Ragam baku adalah ragam yang diakui oleh sebagian besar masyarakat

dan pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma

bahasa dalam pengunaannya (Arifin dan Tasai, 2010). Oleh karena itu, penulisan

karya-karya ilmiah, baik buku-buku teks pelajaran, buku-buku ilmiah maupun

karya tulis ilmiah lainnya menggunakan ragam baku tulis sebagai standar

penulisannya.

Menurut (Sutan Takdir Alisjahbana, 2012), ragam bahasa baku merupakan

ragam bahasa bersifat formal serta memiliki standar penulisannya.Dalam

penggunaannya dapat digunakan dalam pertemuan-pertemuan yang bersifat

formal, tulisan-tulisan ilmiah (makalah, skripsi, tesis, disertasi), percakapan

dengan pihak yang berstatus akademis yang lebih tinggi, dan sebagainya.

Menurut Chaer (2006:4) bahasa baku adalah bahasa yang djiadikan pokok

suatu dasar bahasa, yang diajukan sebagai dasar ukuran atau yang dijadikan

standar. Ragam bahasa baku lazim digunakan dalam:

a. Komunikasi resmi, yakni dalam surat resmi, surat dinas, pengumuman

yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, perundang-undangan penamaan dan

peristilahan resmi.

b. Wacana tertulis seperti dalam laporan resmi, karangan ilimiah, buku

pelajaran.

c. Wacana lisan, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato.

d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati atau orang yang mempunyai

jabatan penting.
Pemakaian (1) dan (2) digunakan untuk bahasa tertulis, sedangkan

pemakaian (3) dan (4) digunakan untuk bahasa lisan. Keempat fungsi bahasa

diatas yang menuntut ragam baku ini, hanya dua terakhir dari fungsi diatas yang

berkaitan langsung dengan komunikasi verbal secara lisan. Dengan kata lain,

bahasa baku perlu digunakan dalam pembicaraan atau kegiatan di depan umum,

seperti kuliah, ceramah, khotbah, pidato, dan sebagainya, atau dalam pembicaraan

dengan orang yang dihormat seperti pembicaraan dengan atasan, dengan guru,

dengan orang yang baru dikenal dan dengan orang tua.

Dari penjelasan diatas telah kita lihat bahwa ragam bahasa baku dianggap

sebagai ragam bahasa yang baik dan cocok untuk keperluan komunikasi verbal

yang penting, yang menjadi tolok ukur untuk pemakaian bahasa yang benar.

Ragam bahas baku sendiri merupakan ragam bahasa yang standar, bersfiat formal.

Ragam bahasa baku biasanya digunakan dalam situasi resmi, seperti acara

seminar, pidato, temu karya ilmiah, dan lain-lain (Waridah 2008:186). Ragam

bahasa baku adalah kosakata baku bahasa Indonesia, yang memiliki cirri kaidah

bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolok ukur yang ditetapkan

berdasarkan kepekatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau

instansi di dalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku.

Tidak Baku Baku


Rapet Rapat
Cuman Cuma
Dudu’ Duduk
Gubug Gubuk
2.2.5. Pengertian Kata Baku

Menurut Chaer (2006:6) kata baku adalah kata yang mengikuti kaidah

bahasa yang telah ditentukan atau yang sesuai dengan standar yang telah

ditentukan. Maksudnya, kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang

sudah lazim digunakan atau yang frekuensi penggunannya cukup sering

digunakan. Kata-kata yang lazim tetapi masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak

digunakan, kecuali dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.

Menurut Triningsih (2009:17) kata baku dapat digunakan dengan

memperhatikan hal-hal berikut :

 Komunikasi resmi misalnya, surat resmi, dokumen pemerintahan atau

pemberitahuan yang sifatnya resmi.

 Wacana tertulis misalnya, laporan ilmiah, karya ilmiah, atau tulisan yang

bersifat resmi.

 Wacana lisan yang mengharuskan untuk berbicara didepan umum

misalnya pidato, ceramah, atau mengajar.

 Pembicaraan yang bersifat resmi dengan orang yang dihormati dan

mempunyai jabatan penting.

Menurut Kosasih dan Hermawan (2012:83) kata baku adalah kata yang

diucapkan atau ditulis seseorang sesuai dengan kaidah atau pedoman yang

dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD &

PUIBI), tata bahasa baku, serta kamus.


2.1.5 Ragam Menulis dan Asas Menulis

Menurut Nurhadi dalam Romadhon (2019, 7), mengkategorikan ragam

menulis menjadi enam kategori, yaitu:

1. Paparan (Exposition)

Tulisan paparan adalah tulisan yang menjelaskan sebuah konsep dengan

memberikan informasi mengenai mengapa dan bagaimana, atau

menjelaskan proses.

2. Lukisan (Description)

Tulisan lukisan adalah tulisan yang memuat keadaan sebenarnya,

sehingga pembaca dapat melibatkan kesan indera untuk mencitrai

(melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) sesuai dengan yang

dilukiskan penulisnya.

3. Cerita (Narrion)

Tulisan cerita adalah tulisan yang menceritakan sebuah kejadian yang

telah terjadi. Penyampaian cerita bertujuan agar pembaca dapat

menangkap dan ikut dalam cerita yang ditulis.

4. Argumen (Argumentation)

Tulisan argumen adalah tulisan inti dari lahirnya wacana argumentasi

ditunkukkan untuk memengaruhi pembaca agar menerima pernyataan

yang dikemukakan penulis, baik pertimbangan secara logika maupun

emosi.
5. Persuasi (Persuation)

Tulisan persuasi adalah tulisan yang dikembangkan untuk membujuk

pembaca terhadap gagasan yang ditampilkan.

6. Wacana Petunjuk

Wacana petunjuk adalah tulisan yang memuat petunjuk langsung kepada

pembaca, berupa arahan atau perintah.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan pada laporan hasil penelitian ini adalah

jenis penelitian kuantitatif-kualitatif.

Jenis penelitian tersebut dipilih karena keterbatasan waktu yang dimiliki

oleh penulis sehingga tidak memungkinkan untuk menerapkan jenis penelitian

kualitatif secara keseluruhan.

Penelitian kualitatif tetap dilakukan secara singkat diakhir kuisioner hanya

untuk menunjukkan tingkat keterampilan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Trisakti dalam menggunakan Bahasa Baku Indonesia yang baik dan

benar.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2016:135).

Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang

dimiliki oleh sebuah Populasi (Sugiyono,2008: 118).

Yang menjadi sampel didalam penelitian ini adalah Mahasiswa Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti angkatan tahun 2017 – 2019 yang terdiri dari 30

orang dan dipilih secara acak.


3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian adalah cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan

penelitian. Makin tepat metode yang digunakan makin baik pula hasil yang

didapatkan.

Arikunto (2016:22) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan

struktur yang sangat penting, karena berhasil tidaknya dan rendahnya kualitas

hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketetapan dalam memilih metode

penelitian.

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Metode kuesioner / pembagian angket dalam bentuk google form, yaitu

dilakukan dengan cara memberikan link google form untuk diisi oleh

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi angkatan tahun 2017 – 2019

yang terdiri dari 30 orang yang dipilih secara acak yang di dalamnya

berisi beberapa pertanyaan mengenai penggunaan kalimat baku dan juga

berupa soal atau sejumlah tes tertulis mengenai penulisan kalimat baku.

Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.

Tabel 3.1
Kuesioner

No Pertanyaan Opsi Jawaban


.
 Baku
Lebih menyukai bahasa baku atau
1.  Tidak baku
bahasa tidak baku?
2. Sejak kapan Anda ketika menulis  Kanak-kanak (6-12
tahun)
menggunakan bahasa baku?  Remaja (13-19 tahun)
 Dewasa (20-65 tahun)

 Ketika pembuatan
tugas/makalah/karya
ilmiah
Kapan Anda menulis menggunakan  Ketika menjawab e-
3.
bahasa baku? mail
 Ketika membuat surat
 Pernyataan terbuka

Apa yang menyebabkan Anda memilih (Pertanyaan terbuka)


4. menggunakan bahasa tidak baku saat
menulis?
Apa yang menyebabkan Anda memilih (Pertanyaan terbuka)
5. menggunakan bahasa baku saat
menulis?
 Benar
Bagi yang membawa telepon genggam
6.  Salah
harap dimatikan!

Para mahasiswa saling dorong-  Benar


7.  Salah
mendorong untuk memasuki kelas.

Kenaikan harga BBM cukup  Benar


8.  Salah
menyulitkan rakyat.
 Benar
9. Budi membelikan baju adiknya.  Salah

 Benar
10. Dia ngontrak rumah di Gedung lama.  Salah

 Benar
11. Motor paman saya baru.  Salah

 Benar
12. Mereka saling ejek-mengejek  Salah

Guru saya, Pak Bambang, pandai  Benar


13.  Salah
sekali.
 Benar
14. Saya sudah terima hadiahmu.  Salah
Kalian semua dipersilakan untuk  Benar
15.  Salah
pulang.
 Benar
16. Ibu saya biru lemarinya.  Salah

Husni mundur ke belakang dan  Benar


17.  Salah
mengambil sapu.
 Benar
18. Saya sudah terima paketmu.  Salah

 Benar
19. Kalian dipersilakan ke perpustakaan.  Salah

Dalam masyarakat Yogyakarta  Benar


20.  Salah
mengenal tradisi Sekatenan.

2. Metode Studi Pustaka, yaitu berupa kajian literature yang sesuai dengan

penelitian baik berupa buku, majalah maupun dari sumber internet.


BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini didasarkan pada angket yang telah diberikan kepada

mahasiswa Trisakti School of Management. Jumlah responden pada penelitian ini

sebanyak 30 orang.

Berdasarkan angket tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 8 orang atau

26.67% yang lebih menyukai bahasa baku dari pada bahasa tidak baku. Dapat

diketahui juga bahwa penggunaan kata baku oleh responden dimulai pada usia

yang berbeda-beda. Tujuan responden dalam menggunakan bahasa baku juga

berbeda-beda.

Tabel 4.1
Penggunaan Bahasa Baku oleh Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden


Kanak-kanak (6-12
20
tahun)
Remaja (13-19 tahun) 7
Dewasa (20-65 tahun) 3

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui sebanyak 20 orang yang sudah

menggunakan bahasa baku sejak usia 6 sampai dengan 12 tahun, 7 orang yang

menggunakan bahasa baku sejak usia 13 sampai dengan 19 tahun, dan 3 orang

yang menggunakan bahasa baku sejak usia 20 sampai dengan 65 tahun.


Tabel 4.2
Tujuan Penggunaan Bahasa Baku

Tujuan Penggunaan Bahasa Baku Jumlah Responden


Pembuatan tugas/makalah/karya 20
ilmiah
Membuat surat 4
Menjawab e-mail 3
Ketiganya 3

Berdasarkan tabel tersebut responden yang menggunakan bahasa baku

ketika pembuatan tugas/makalah/karya ilmiah sebanyak 20 orang, ketika membuat

surat sebanyak 4 orang, ketika menjawab e-mail sebanyak 3 orang, dan dalam

semua kondisi yang telah disebutkan sebanyak 3 orang.

4.1.1. Apa yang Menyebabkan Anda Memilih Menggunakan Bahasa

Tidak Baku Saat Menulis?

Peneliti ingin mengetahui apa yang menjadi alasan bagi responden untuk

lebih menyukai bahasa tidak baku dari pada bahasa baku menggunakan angket

terbuka. Berikut data yang didapatkan.

Tabel 4.3
Ringkasan Alasan Menggunakan Bahasa Tidak Baku

No
Jawaban
.
1. Karena lebih terkesan santai dan fleksibel dengan keadaan
2. Kepraktisannya
3. Lebih simpel
4. Karena biar orang tidak salah tangkap dengan maksud saya
Situasi dan kondisi yang cenderung formal serta orang yang ingin dituju
5.
dirasa lebih tua atau dituakan
6. Lebih mudah dicerna orang lain saat berkomunikasi
Lebih mudah, terkadang lupa, terkadang tidak tau mana yang baku mana
7.
yang tidak baku
8. Lebih santai
9. Saat menulis untuk teman atau kerabat yang seumuran atau lebih muda
10. Tergantung penerima dan situasi
Penyebab saya terkadang menulis bahasa tidak baku dikarenakan tidak
sengaja dan kurang memperhatikan lagi penulisan yang benar menurut
11.
KBBI, sehingga sewaktu saya menulis entah itu pesan atau yang lainnya
bahasa tidak baku juga saya tuliskan
Karena bahasa tidak baku lebih sering dipakai terutama diera sekarang ini
12. jadi menurut sebagian orang kalo bahasanya terlalu baku juga itu
dianggap kurang gaul karena terlalu baku
13. Jika ia adalah teman dekat
14. Lebih mudah mengatakan nya
15. Karena terkadang teman tidak menggunakan bahasa baku
16. Lebih mudah
Saya memilih menggunakan bahasa tidak baku, di karenakan bahasa tidak
17. baku sendiri bisa memberikan kebebasan kepada kita dalam
menggunakan bahasa.
18. Bukan untuk keperluan formal
Saya menggunakan bahasa tidak baku saat menulis ketika mengirim
19.
pesan ke teman
20. Karena sudah terbiasa
21. Ketika saya menulis untuk diri sendiri
22. Lebih nyaman
23. Lebih nyaman, terutama ketika berbicara dalam pesan singkat
1. Pergaulan
24. 2. Usia
3. Situasi dan kondisi
25. Agar mudah dimengerti
26. Lebih singkat padat jelas
27. Lebih mudah
28. 1. Penerima pesan merupakan orang terdekat jadi tidak memerlukan
bahasa yang baku untuk berkomunikasi
2. Isi pesan tidak terlalu crusial sehingga tidak harus menggunakan
bahasa yang baku
3. Bahasa tidak baku lebih nyaman dan terdengar atau terlihat lebih santai
29. Karena teman
30. Lebih nyaman dan lebih terbiasa

4.1.2. Apa yang Menyebabkan Anda Memilih Menggunakan Bahasa

Baku Saat Menulis?

Peneliti ingin mengetahui apa yang menjadi alasan bagi responden untuk

menggunakan bahasa baku pada situasi tertentu dengan menggunakan angket

terbuka. Berikut data yang didapatkan.

Tabel 4.4
Ringkasan Alasan Menggunakan Bahasa Baku

No. Jawaban
1. Karena di perlukan di dunia profesional ( perkerjaan )
2. Subject yg di tujukan
3. Ketika dalam menjawab surat resmi / tugas / email
4. Karena biar lebih formal dan jelas keterangannya
Situasi dan kondisi yang cenderung informal serta orang yang ingin dituju
5.
(seperti teman sebaya)
6. Suka-suka
7. Ketika menulis untuk orang penting
8. Lebih sopan
9. Saat membalas email perusahaan atau menulis email kepada perusahaan
10. Ketika bersifat formal
Penyebab saya menggunakan bahasa baku saat menulis karena bahasa
baku adalah bahasa asli dari bahasa Indonesia dan bahasa baku lebih
11.
banyak dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia dibandingkan bahasa daerah
ataupun bahasa asing
Saya menggunakan bahasa baku ini karena bahasa baku ini sangat
12. dibutuhkan apabila ingin melamar pekerjaan , menuliskan email dam lain
lain.
13. Sebuah acara formal dan bertemu orang penting
14. Karena saya menulis nya untuk dosen dan lain lain nya
15. Lebih sopan
16. Agar sopan
Alasan saya memilih menggunakan bahasa baku adalah agar ketika saya
berbicara dengan orang asing saya bisa lebih lancar dalam
17.
memberitahukannya, karena menurut saya bahasa baku membuat orng
lebih paham dan mengerti dengan apa yang sedang kita ucapkan
18. Untuk keperluan formal
Saya menggunakan bahasa baku saat menulis ketika saya membuat surat,
19.
email, tugas/makalah/karya ilmiah, dan ketika mengirim pesan ke dosen
20. Karena diharuskan pakai bahasa baku jika membuat laporan atau tugas
21. Ketika saya menulis untuk keperluan diluar diri sendiri
22. Diharuskan
23. Lebih terlihat sopan, terutama dalam hal pekerjaan (email)
1. Kepentingan formal
24. 2. Lebih nyaman ketika digunakan
3. Sopan dan teratur
Ketika mengirim pesan atau email kepada atasan, dosen, guru dll., yang
25.
memerlukan kesopanan dalam berbicara
26. Formalitas
27. Tuntutan
1. Penerima pesan adalah orang penting
28. 2. Pesan berisi informasi penting
3. Keharusan dan kewajiban menggunakan bahasa baku saat menulis
29. Karena sesuai prosedur
30. Kewajiban harus formal

4.1.3. Analisis Keterampilan Mahasiswa Trisakti School of Management

dalam Menulis Kalimat Baku

Peneliti ingin mengetahui keterampilan mahasiswa Trisakti School of

Management dalam menulis kalimat baku. Berdasarkan data yang terlah diperoleh

selajutnya akan dioleh dengan rumus yang direplikasi dari penelitian Ginting

2019, yaitu sebagai berikut.


Skor yang diperoleh
Nilai Akhir= x 100
Skor maksimal

Berdasarkan rumus tersebut maka dapat di peroleh nilai sebagai berikut.

Tabel 4.5
Ringkasan Nilai Responden

Nilai Jumlah Responden


20 1
33.33 2
40 7
46.67 4
53.33 6
60 3
66.67 3
73.33 3
93.33 1

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 orang yang

memperoleh nilai 93.33, 3 orang yang mendapatkan nilai 73.33, 3 orang yang

mendapatkan nilai 66.67, 3 orang yang mendapatkan nilai 60, 6 orang yang

mendapatkan nilai 53.33, 4 orang yang mendapatkan nilai 46.67, 7 orang yang

mendapatkan nilai 40, 2 orang yang mendapatkan nilai 33.33, dan 1 orang yang

mendapatkan nilai 20.

Berdasarkan nilai yang telah diperoleh selanjutnya akan diberikan predikat

sesuai dengan interval nilai dan kategori yang direplikasi dari penelitian Ginting

2019, yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.6
Konversi/Rentang Nilai

Interval
Kategori Makna
Nilai
81-100 A Sangat Baik
71-80 B Baik
61-70 C Cukup Baik
51-60 D Kurang Baik
0-49 E Buruk/Sangat Tidak Baik

Berdasarkan Tabel 4.6, dapat diketahui nilai yang diperoleh mahasiswa

Trisakti School of Management sebagai berikut:

Tabel 4.7
Rentang Nilai Responden

Interval Jumlah
Kategori Makna
Nilai Mahasiswa
81-100 A 1 Sangat Baik
71-80 B 3 Baik
61-70 C 3 Cukup Baik
51-60 D 9 Kurang Baik
Buruk/Sangat Tidak
0-49 E 14
Baik

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa mahasiswa Trisakti School

of Management hanya terdapat 1 orang yang memperoleh nilai sangat baik yaitu

dengan kategori A, kategori B berjumlah 1 orang, kategori C berjumlah 6 orang,

kategori D berjumlah 9 orang, dan kategori E berjumlah 14 orang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hanya 7 mahasiswa atau sebesar 23.33%

yang sudah memahami tentang penulisan kalimat baku. Oleh karena itu, bagi

mahasiswa yang sudah mengerti dan memahami bahasa baku dapat ditingkatkan

kembali pengetahuannya dan bagi mahasiswa yang belum memahami tentang

penulisan kalimat baku maka perlu mempelajari kembali mengenai kata baku dan

kalimat baku.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan menulis bahasa

baku yang dimiliki oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Trisakti School of

Management. Dalam penelitian ini, memiliki jumlah responden sebanyak 30

orang. Menurut hasil penelitian yang diperoleh dari pembagian dan pembahasan

hasil angket yang dibagikan kepada mahasiswa maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Keterampilan mahasiswa Trisakti School of Management masih kurang

memahami dalam menulis bahasa baku, dikarenakan hanya 1 orang yang

mendapat nilai sangat baik, 3 orang mendapat nilai baik, 3 orang

mendapat nilai cukup baik, 9 orang mendapat nilai buruk dan 14 orang

mendapat nilai sangat tidak baik. Dari hasil tersebut dapat dikatakan

hanya 23.33% mahasiswa Trisakti School of Management yang memiliki

pemahaman menulis kata baku yang baik.

2. Tingkat pemahaman mahasiswa dalam menulis bahasa baku masih kurang

baik karena masih banyak yang mahasiswa yang memakai bahasa baku

karena sebuah keharusan, seperti membuat makalah, tugas atau membuat

surat dan lain-lain, sehingga banyak yang kurang memerhatikan penulisan

kata, tanda baca, dan struktur gramatikalnya.


5.2. Keterbatasan

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Jumlah responden yang hanya 30 orang, tentunya masih kurang untuk

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

2. Keterbatasan peneliti karena adanya pandemi Covid-19 membuat

penelitian ini menggunakan kuesioner online yang memakan waktu lebih

lama dalam mengumpulkan data.

3. Dalam proses pengambilan data, informasi yang diberikan responden

melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang

sebenarnya. Hal ini terjadi karena terkadang adanya perbedaan pemikiran,

anggapan, dan pemahaman yang berbeda tiap responden. Selain itu juga

ada faktor lain, seperti faktor kejujuran dalam pengisian pendapat

responden dalam kuesionernya.

5.3. Rekomendasi

Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka saran bagi penelitian

selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Menambahkan variabel lainnya yang diharapkan memiliki pengaruh

terhadap kemampuan menulis kalimat baku untuk penulisan artikel, karya

tulis ilmiah, jurnal, dan karya lainnya yang terkait.


2. Memperluas subjek penelitian dengan membagikan kuisioner kepada

seluruh mahasiswa dan mahasiswi Trisakti School of Management serta

kepada mahasiswa dan mahasiswi di instansi perkuliahan lain, sehingga data

yang digunakan sebagai sampel penelitian semakin menggambarkan

keadaan sesungguhnya.
DAFTAR REFERENSI

Alisjahbana, Sutan Takdir. 2012. Pelitaku Sabda. September.


https://pelitaku.sabda.org/ragam_bahasa_baku.
Ginting, Adelina. 2019. Keterampilan Menulis Kalimat Baku Oleh Mahasiswa
PGSD Semester IV II (1). doi:https://doi.org/10.54367/pendistra.v2i1.490.
Jamilah. 2017. Penggunaan Bahasa Baku dalam Karya Ilmiah Mahasiswa VI (2):
41-51.
Kristina. 2021. detikEdu. 6 September. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5712284/arti-kosakata-baku-fungsi-dan-ciri-cirinya.
Maisarah, Ira, Safnil Arsyad, dan Dedi Sofyan. 2020. “Jurnal Inovasi Pengabdian
Masyarakat Pendidikan .” Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Nasional
Untuk Guru Bahasa Inggris di Kota Bengkulu I (1): 74-89.
Mukhtar, Adi Syaiful. 2020. Kantor Bahasa Maluku. 17 Maret.
https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2020/03/fungsi-bahasa-
baku/.
Ningrum, Via Setya. 2019. Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku di Kalangan
Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta V
(2): 22-27. doi:https://doi.org/10.31316/skripta.v5i2.398.
Nurjamal, Daeng, 1957-, Warta Sumirat, and Riadi Darwis. 2011. Terampil
Berbahasa Menyusun Karya Tulis Akademik, Memandu Acara (MC-
Moderator), dan Menulis Surat. Bandung: Alfabeta.
Romadhon, Sahrul. 2019. Manajerial Keterampilan Menulis: Kiat Sukses Menulis
Ragam Teks Fiksi dan Nonfiksi. Edited by R. Agoes Kamaroellah. Duta
Media Publishing.
Setiawati, Sulis. 2016. “Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia.”
Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam Pembelajaran
Kosakata Baku dan Tidak Baku pada Siswa Kelas IV SD II: 44-51.
doi:http://dx.doi.org/10.22202/JG.2016.v2i1.1408.
Simarmata, Janner. 2019. Kita Menulis: Semua Bisa Menulis Buku.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.

1
Sukirman. 2015. Dalam Cara Kreatif Menulis Karya Ilmiah. Penerbit Aksara
Timur.
Waridah. 2002. Ragam Bahasa Baku dan Non Baku Bahasa Indonesia.
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/13337/1/KI%20-
%20Waridah%20-%20Ragam%20Bahasa%20Baku%20dan%20Non
%20Baku.pdf.

Anda mungkin juga menyukai