SIROSIS HEPATIS
TINJAUAN TEORI
D.Manifestasi klinis
1. Uji faal Hepar a. Bilirubin meningkat (> 1.3 mg/dL) b. SGOT meningkat (> 3-45
u/L) c. SGPT meningkat (> 0-35 u/L) d. Protein total menurun (< 6.1- 8.2 gr %) e.
Albumin menurun (< 3.5-5.2 mg/L)
2. USG Gambaran USG tergantung pada tingkat berat ringannya penyakit. Pada
tingkat permulaan sirosis akan tampak hati membesar, permulaan irregular tepi hati
tumpul . Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar USG, yaout tempak penebalan
permukaan hati yang irregular. Sebagian hati tampak membesar dan sebagian lagi
dalam batas normal.
4. Analisa Gas Darah Analisa gas darah arterial dapat mengungkapkan gangguan
keseimbangan ventilasiperfusi dan Hipoksia
G.Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis pada sirosis hepatis yaitu:
a) Terapi mencakup antasid, suplemen vitamin dan nutrisi, diet
seimbang diuretic penghemat kalium (untuk asites) hindari
alkohol Brunner & Suddrat, (2013)
b) Dokter biasanya meresepkan multivitamin untuk menjaga
kesehatan. Sering kali vitamin K diberikan untuk memperbaiki
faktor pembekuan
c) Dokter mungkin juga meresepkan pemberian albumin IV untuk
menjaga volume plasma
Sedangkan menurut Lydon saputra (2014), penatalaksaan medis
pada sirosis hepatis yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan oksigen
2) Memberikan cairan infus
3) Memasang NGT (pada perdarahan)
4) Terapi tranfusi: platelet, packed red cells, fresh frozen
plasma (FFP)
5) Diuretik: spironolakton (aldoctone), furosemide (Lasix)
6) Sedatif: fenobarbital (luminal)
7) Pelunak fases: dekusat
8) Detoksikan ammonia: laktulosa
9) Vitamin: zink
10) Analgetik: Oksikodon
11) Antihistamin: difenhidramin (Benadryl)
12) Endoskopik skeleroterapi: entonolami
13) Temponade ballon variases: pipa sengstaken-blakemore
(pada pendarahan aktif)
14) Profilaksis thrombosis vena provunda: stocking
kompresi sekuensial.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Menurut Black & hawks (2009), penatalaksanaan keperawatan sebagai
berikut:
a) Mencegah dan memantau perdarahan
Pantau klien untuk perdarahan gusu, purpura, melena, hematuria, dan
hematemesis.Periksa tanda vital sebagai pemeriksa tanda syok. Selain
itu untuk menceah perdarahan, lindungi klien dari cedera fisik jatuh
atau abrasi, dan diberikan suntikan hanya ketika benar-benar
diperlukan, menggunakan jarum sintik yang kecil. Instruksikan klien
untuk menghindari nafas hidung dengan kuat dan mengejan saat BAB.
Terkadang pelunak fases diresepkan untuk mencegah mengejan dan
pecahnya varises.
b) Meningkatkan status nutrisi
Modifikasi diet: diet tinggi proten untuk membangun kembali jaringan
dan juga cukup karbohidrat untuk menjaga BB dan menghemat
protein. Berikan suplemen vitamin biasanya pasien diberikan
multivitamin untuk menjaga kesehatan dan diberikan injeksi Vit K
untuk memperbaiki faktor bekuan.
c) Meningkatkan pola pernapasan efektif
Edema dalam bentuk asites, disamping menekan hati dan
memengaruhi fungsinya, mungki juga menyebabkan nafas dangkal
dan kegagalan pertukaran gas, berakibat dalam bahaya pernafasan.
Oksigen diperlukan dan pemeriksaan AGD arteri. Posisi semi fowler,
juga pengkuran lingkar perut setiap hari perlu dilakukan oleh perawat.
d) Menjaga keseimbangan volume cairan
Dengan adanya asites dan edema pembatasan asupan cairan klien
harus dipantau ketat. Memantau asupan dan keluaran, juga mengukur
lingkar perut.
e) Menjaga integritas kulit
Ketika tedapat edema, mempunyai resiko untuk berkembang
kemungkinan lesi kulit terinfeksi. Jika jaundis terlihat, mandi hangat-
hangat kuku dengan pemakai sabun non-alkalin dan penggunaan
lotion.
f) Mencegah Infeksi
Pencegahan infeksi diikuti dengan istirahat adekuat, diet tepat.
H. Asuhan keperawatan sirosis hepatis
1. Pengkajian
Pada awal sirosis hepatis biasaya orang dengan sirosis sering terungkap
kondisinya secara tidak sengaja ketika mencari pelayanan kesehatan untuk
masalah lain. Beberapa kondisi menjadi alasan masuk pasien yaitu dengan
keluhan Nyeri abdomen bagian atas sebelah kanan, mual, muntah, dan
demam. Sedangkan pada tahap lanjut dengan keluhan adanya ikterus, melena,
muntah berdarah. (Black & Hawks, 2009)
Sirosis Hepatis merupakan penyakit yang menular, jadi jika ada keluarga yang
menderita hepatitis maka akan menjadi faktor resiko.
(1) Nutrisi Biasanya nafsu makan pasien akan berkurang, karena adanya mual,
muntah.
(2) Eliminasi
Biasanya pada ensefalopati pola tidur terbalik, malam hari terbangun dan siang hari
tertidur
Biasanya pada diperiksa tingkat kesadaran, bila pada ensefalopati hepatikum akan
terjadi penururnan kesadaran, Tanda- tanda vital juga diperiksa untuk mengetahui
keadaan umum pasien
b) Kepala
Biasanya akan tampak kotor karena pase mengalami defisit perawatan diri
c) Wajah
d) Mata
e) Hidung
f) Mulut
g) Telinga
h) Paru
(4) Auskultasi : secara umum normal, akan ada stridor bila ada akumulasi secret
9) Jantung
i) Abdomen
(2) Palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut kuadran kanan atas, hepar teraba
membesar, terdapat shifting dullnes atau gelombang cairan
j) Ekstremitas
Biasanya Terdapat udem tungkai, penurunan kekuatan otot, Eritema Palmaris pada
tangan, Jaundis dan CRT >2 detik
k) Genitalia
3. Pemeriksaan Diagnostik
g) Pemerikaan CHE (koloneterase): penting dalam menilai sel hati. Bila terjadi
kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun, pada perbaikan terjadi kenaikan CHE
menuju nilai normal.
i) Uji fungsi hati (misalnya fosatase alkali serum, aspartat aminotransferase [AST],
[tranaminase glutamate oksaloasetat serum (SGOT)], alanin aminotransferase [ALT],
[transaminasenglutamat piruvat serum (SGPT)], GGT
kolinesterase serum dan bilirubin), masa protrombin, gas darah arteri, biopsy.
j) Pemidaian ultrasonografi
k) Pemindaian CT