Anda di halaman 1dari 14

JPSD Vol. 3 No.

2, September 2017
ISSN 2540-9093

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK IPA DENGAN PENANAMAN


NILAI BUDAI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Yunita Sari
yunitasari@unissula.ac.id
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Abstrak. Masalah yang sering dihadapi pada siswa sekolah dasar dalam pembelajaran ilmu
pengetahuan alam adalah kesulitan memahami materi yang disajikan dalam bahan ajar IPA yang
digunakan di sekolah dan penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik. Media yang ada
sifatnya yang terbatas membuat siswa malas belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran karakteristik, kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan produk bahan ajar komik yang
dikembangkan dalam pembelajaran IPA materi Bagian-bagian tumbuhan di kelas IV Sekolah
Dasar. Subjek uji coba pada penelitian adalah kelas IV SDN Beji 03 dengan peserta didik sejumlah
21 siswa. Desain uji coba produk dalam pengembangan bahan ajar komik IPA adalah Pretest-
Posttest Control Group Design. Jenis penelitian pengembangan ini dengan menggunakan model
Borg and Gall. Perangkat yang dikembangkan meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Komik Ilmu Pengetahuan Alam, dan Tes Prestasi Belajar Materi Bagian-bagian
tumbuhan. Data diperoleh melalui lembar pengamatan dan tes prestasi belajar materi bagian-
bagian tumbuhan. Hasilnya diolah secara deskriptif, menggunakan uji ketuntasan, uji banding dan
uji peningkatan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan
penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran pada kategori valid, kemampuan guru
mengelola pembelajaran termasuk kategori praktis. Implementasi perangkat ini menghasilkan nilai
rata-rata tes prestasi belajar kelas eksperimen lebih dari kriteria ketuntasan minimal yang
ditentukan, kelas eksperimen memperoleh rata-rata prestasi belajar lebih baik dari rata-rata nilai
kelas kontrol, uji peningkatan tes prestasi belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol kategori
sedang, peningkatan nilai-nilai budai dari kategori belum terlihat meningkat pada kategori
membudaya. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa bahan ajar komik IPA efaktif digunakan
dalam pembelajaran.
Kata kunci: bahan ajar komik IPA, nilai-nilai budai

Abstract. Problems experienced by elementary school students in natural science learning are a
difficulty on understanding lessons provided in the teaching materials used by school and less
excitement on learning media usage. The media is in limited number and it makes students less
excited. This study aimed to determine description of characteristics, validity, effectiveness, and
practicality of comics as learning material products in natural science learning on chapter “Plant
Parts” for grade IV Elementary School. Subjects of experiment were 21 students of grade IV in
SDN Beji 03 and the used experiment design was Pretest-Posttest Control Group Design. This
research used Borg and Gall model. The developed media included: Syllabus, Lesson Plan,
Natural Science Comics, and Learning Achievement Test on Chapter “Plant Parts”. Data was
obtained from observation and learning achievement test sheets on Plant Parts chapter. The result
was processed descriptively, using completeness test, comparison test and improvement test to
determine learning effectiveness. Results of study indicated that the validators’ assessment on
learning devices was valid, teachers’ ability to manage learning was practical. The device
implementation indicated that average score of experiment class learning achievement was higher
than minimum completeness criteria, the experiment class had higher average score than the
control class, improvement test on experimental class and control class learning achievement test
was adequate, Islamic culture values improvement increased from none to cultured category.
Conclusion of study was that comics as teaching materials for Natural Science was effective to use
in a learning.
Keywords: comic as Natural Science teaching material, Budai culture values

129
A. Pendahuluan

Bahan ajar merupakan segala other materials....yang menyimpulkan


bahan baik informasi, alat, maupun bahwa jenis bahan ajar dan pedoman
teks yang disusun secara sistematis, untuk memilih buku dan jenis bahan
yang menampilkan sosok utuh dari lainnya.
kompetensi yang akan digunakan Berdasarkan paparan diatas dapat
peserta didik dan digunakan dalam disimpulkan bahwa bahan ajar
proses pembelajaran dengan tujuan merupakan segala sesuatu yang berupa
perencanaan dan penelaah pengetahuan,ketrampilan dan sikap
implementasi pembelajaran. yang disusun secara sistematis dan
Menurut Kurtul (2012) The text harus dikuasai oleh peserta didik untuk
should function as a unity respect to its mencapai tujuan pembelajaran.
environment. an important aspect of Komik merupakan bahan ajar
discourse understanding and unik, komik menggabungkan teks dan
generation involves the recognition and gambar dalam bentuk kreatif sehingga
processing of discourse relations and mampu menjadi sebuah media yang
as such connective devices, also known sanggup menarik perhatian orang dari
as connectors,play a significant role in segala usia teruma anak-anak. Komik
the formationand interpretation of the dapat membantu meningkatkan minat
relations present in a text. dari belajar siswa dan menjadi pendukung
pengertian tersebut dapat disimpulkan penyampaian konsep pembelajaran
bahwa suatu teks harus berfungsi sains (Yunus, dkk, 2012). Penggunaan
sebagai satu kesatuan sehubungan komik sebagai pembelajaran
dengan lingkungan. mempunyai peran yang sangat penting
Winke (2002) berpendapat It yakni memiliki kemampuan dalam
describes published resources that list menciptakan minat belajar para siswa
and review available SNS materials serta membantu siswa dalam
and gives an overview of the types of mempermudah mengingat materi
materials available. It also provides pelajaran yang dipelajarinya.
guidelines for selecting textbooks and Pengertian tentang komik dikemukakan

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari


ISSN 2540-9093
130
salah satunya oleh Masdiono (1998) pembiasaan terkait nilai atau karakter
komik merupakan sususnan gambar religius juga didukung dengan
bercerita yang memberikan pesan- memasukkan materi nilai-nilai Islam
pesan kepada pembacanya. Komik saat dalam pembelajaran IPA.
ini merupakan sumber daya pendidikan Masalah yang sering dihadapi
yang sangat penting (Weber et al., pada anak sekolah dasar dalam
2013: 2). pembelajaran ilmu pengetahuan alam
Berdasarkan hasil field studi di adalah penggunaan media
SDN Beji 03 pembelajaran di sekolah pembelajaran yang kurang menarik
masih didominasi aspek kognitif bagi siswa dan dalam pembelajaran
kurang membentuk karakter siswa. tidak selalu menggunakan media.
Penanaman nilai religius belum Media yang ada sifatnya yang terbatas
menyentuh pada mata pelajaran lain membuat siswa malas belajar.
selain agama. Melalui penanaman nilai Penggunaan bahan ajar yang kurang
religius diharapkan bisa menjadi menarik dan terbatas membuat siswa
tameng bagi siswa terhadap karakter- malas membaca. Dalam proses
karakter negatif, dimana nilai religius pembelajaran bayak siswa yang
merupakan dasar untuk penanaman menganggap bahwa Ilmu Pengetahuan
nilai-nilai positif yang lain.Oleh karena Alam adalah mata pelajaran yang harus
itu untuk melahirkan generasi yang dihafal.
tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga Supartono (2007) menyatakan
bertaqwa dan berjamaah perlu pendidikan di Sekolah Dasar terdiri
diterapkan pembelajaran berbasis dari beberapa mata pelajaran, salah
Budaya Akademik Islam (BudAI) di satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam
SDN Beji 03. Penerapan BudAI (IPA). IPA dapat dipandang dari segi
merupakan salah satu wujud produk, proses dan dari segi
pendidikan karakter. Pembelajaran pengembangan sikap artinya belajar
berbasis BudAI dalam penelitian ini IPA memiliki dimensi proses, dimensi
difokuskan pada pembelajaran IPA. hasil (produk) dan dimensi sikap
Sehingga implementasi BudAI dalam ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat
penelitian ini tidak hanya melalui saling terkait. Ini berarti bahwa proses
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari
ISSN 2540-9093
131
belajar mengajar IPA harus mampu akan menyampaikan ilmu pengetahuan
menyediakan pembelajaran IPA yang mendidik, bukan sebagai
dengan memenuhi ketiga dimensi IPA khayalan atau isu belaka (Tatalovic,
tersebut, guru juga harus mampu 2009).
merancang pembelajaran IPA dengan Komik dapat dijadikan sebagai
bahan ajar, media, perangkat, metode bahan ajar di kelas sekolah dasar
dan strategi pembelajaran yang tingkat tinggi karena bentuknya yang
berperan penting dalam pendidikan dapat menarik perhatian siswa. komik
anak menjadi paket pembelajaran yang berisa cerita dan gambar. Hal ini sangat
menarik bagi anak mengingat bahwa cocok dengan kegemaran siswa sekolah
anak-anak sangat menyukai hal-hal dasar tingkat tinggi yang suka akan
yang menarik terutama pada anak usia cerita dan gambar. Komik akan
Sekolah Dasar. digunakan sebagai bahan ajar untuk
Pembelajaran sebaiknya disajikan siswa kelas IV sekolah dasar.
dengan menggunakan sebuah Karakter adalah nilai-nilai yang
pembelajaran yang memiliki daya tarik melandasi perilaku manusia
bagi anak dan menggunakan berdasarkan norma agama,
pendekatan yang dapat memunculkan kebudayaan, hukum/konstitusi, adat
ketiga dimensi IPA, hal ini dapat istiadat, dan estetika. Pendidikan
dilakukandengan menerapkan hal-hal karakter (Kemendiknas, 2010)
yang dekat dan disukai siswa, salah bertujuan untuk meningkatkan mutu
satunya dengan menggunakan bahan penyelenggaraan dan hasil pendidikan
ajar komik. Komik merupakan bahan di sekolah yang mengarah pada
ajar yang unik, yang menghubungkan pencapaian pembentukan karakter dan
teks dan gambar dalam bentuk kreatif. akhlak mulia.
Komik adalah media yang Melalui pendidikan karakter
sanggup menarik semua perhatian diharapkan peserta didik sekolah dasar
semua orang dari segala usia, terutama mampu secara mandiri meningkatkan
anak-anak karena memiliki daya dan menggunakan pengetahuannya,
kelebihan yaitu menarik dan mudah mengkaji dan menginternalisasi serta
dipahami. Komik yang sifatnya ilmiah mempersonalisasi nilai-nilai karakter
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari
ISSN 2540-9093
132
dan akhlak mulia sehigga terwujud terpengaruh untuk melakukan sikap-
dalam perilaku sehari-hari. Nilai-nilai sikap yang melenceng yang bisa
religius dalam BudAI juga diharapkan merusak masa depannya.
menjadi vaksin bagi siswa agar tidak

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Kelas IV semester 2 yang berlokasi di


penelitian pengembangan atau Jalan Raya Beji Gang Rajawali
Research and Development (R and D). Kecamatan Tulis Kabupaten Batang.
Pada penelitian ini digunakan jenis Subjek uji coba adalah siswa sekolah
penelitian pengembangan untuk dasar sebanyak 21 siswa dengan laki-
menghasilkan produk bahan ajar. laki sebanyak 13 orang dan siswa
Bahan ajar yang dikembangkan adalah perempuan sebanyak 8 orang. Dalam
bahan ajar komik ipa untuk siswa kelas uji coba skala kecil siswa akan diminta
IV sekolah dasar. Perangkat untuk memberikan respon terhadap
pembelajaran yang dikembangkan perangkat pembelajaran yang telah
meliputi silabus, RPP, bahan ajar disimulasikan.
komik IPA, dan tes prestasi belajar. Teknik pengambilan sampel
Penelitian ini menggunakan dalam penelitian ini dengan Cluster
desian model pengembangan perangkat Random sampling. Analisis keefektifan
pembelajaran pengembangan dengan menggunakan uji ketuntasan rata-rata,
menggunakan model Borg and Gall uji proporsi, uji banding, dan uji
dengan tahap, yaitu: (1) analisis teoretis ternormalisasi gain. Uji ketuntasan
dan praktis, (2) analisis kebutuhan rata-rata untuk mengetahui pencapain
pengembangan bahan ajar komik, (3) kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
penyusunan prototipe, (4) uji ahli, (5) yang telah ditentukan yaitu sebesar 75.
revisi prototype, (6) uji penggunaan Uji proporsi untuk mengetahui
produk, dan (7) uji penggunaan. pencapaian minimal 80% siswa
Penelitian pengembangan ini mendapat nilai tes prestasi belajar
dilaksanakan di SD Negeri Beji 03 minimal 75. Uji beda rata-rata untuk

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari


ISSN 2540-9093
133
membandingkan prestasi belajar siswa dilakukan sebagai uji prasyarat. Untuk
yang diajarkan dengan perangkat yang mengetahui peningkatan prestasi
dikembangkan dengan siswa yang belajar siswa kelas eksperimen dengan
diajarkan dengan siswa yang diajar berdasarkan nilai before-after, dihitung
tanpa perangkat yang dikembangkan. dengan menggunakan rumus
Uji normalitas dan homogenitas ternormalisasi gain (g).

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan rekapitulasi hasil pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar


validasi perangkat pembelajaran komik IPA untuk siswa kelas IV
diperoleh rata-rata silabus 4,1, hasil Sekolah Dasar. Uji validitas butir soal
validasi perangkat pembelajaran RPP dilakukan dengan menggunakan rumus
oleh validator diperoleh rata-rata 3,2 korelasi product moment. Berdasarkan
dan nilai rata-rata hasil validasi untuk hasil analisis dari 30 soal terdapat 25
tes prestasi belajar materi bagian- soal valid dan 5 soal tidak valid. Soal-
bagian tumbuhan adalah 3,2 termasuk soal yang valid tersebut digunakan
katagori valid, nilai rata-rata hasil sebagai soal uji coba lapangan untuk
validasi untuk bahan ajar komik yang melihat prestasi belajar siswa yang
divalidasi oleh validator ahli komik diajarkan dengan perangkat
adalah sebesar 2,8 termasuk katagori pembelajaran yang dikembangkan.
valid, dan nilai rata-rata hasil validasi Koefisien reliabilitas suatu tes bentuk
untuk instrumen nilai karkater adalah pilihan ganda dapat ditaksir dengan
sebesar 3,2. menggunakan rumus Alpha.
Revisi dilakukan berdasarkan Berdasarkan hasil uji reliabilitas
saran para ahli. Selama proses validasi 30 butir soal diperoleh hasil r11 =
tidak banyak komentar dan saran dari 0,831, maka ditafsirkan bahwa butir
validator. Berdasarkan hasil revisi soal materi pesawat bagian-bagian
tersebut kemudian dapat disusun tumbuhan adalah reliabel yang
prototipe perangkat dan instrumen mempunyai derajat reliabilitas tinggi.
pembelajaran yaitu, silabus, rencana Besarnya indeks kesukaran antara 0,00

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari


ISSN 2540-9093
134
sampai dengan 1,00. Berdasarkan hasil dengan nilai ttabel = 1,725 jadi H1
perhitungan tingkat kesukaran dari 30 diterima sehingga prestasi belajar
soal TPB materi bagian-bagian sudah memenuhi KKM. Artinya
tumbuhan diperoleh 7 soal termasuk prestasi belajar IPA siswa kelas
kriteria sedang dan 23 soal termasuk eksperimen lebih tinggi dari rata-rata
kriteria mudah. yang ditetapkan yakni sebesar 75. Uji
Untuk mengetahui tanggapan proporsi dengan nilai 𝑧ℎ𝑖𝑡 = 1,64 lebih
siswa terhadap perangkat pembelajaran besar jika dibandingkan dengan 𝐳𝟎,𝟎𝟓=
yang dikembangkan dan untuk 0,17 maka H1 diterima sehingga nilai
mengetahui taggapan siswa selama kelas eksperimen sudah mencapai
proses pembelajaran dengan ketuntasan 75 %.
menggunakan komik IPA, maka siswa Hasil analisis uji bandingkan
diminta untuk mengisi angket. dengan nilai t tabel pada α = 0,05 dan
Persentase skor rata-rata respon siswa dk = 𝐧𝟏 + 𝐧𝟐 − 𝟐 = 21 + 20 – 2 = 39,
adalah 84,6% dan termasuk pada yaitu t0,05;82 = 2,00 diperoleh thitung =
kategori baik, artinya dapat dikatakan 8,47> ttabel = 2,00. Karena thitung =
bahwa respon siswa adalah positif. 8,47> ttabel =2,00, berdasarkan kriteria
Skor rata-rata respon 2 orang guru pada penerimaan dan penolakan hipotesis
uji coba skala kecil adalah 3,5 dan maka H0 ditolak. Artinya artinya
termasuk pada kategori baik, artinya prestasi belajar IPA siswa kelas
dapat dikatakan bahwa respon guru eksperimen lebih baik dari prestasi
terhadap perangkat yang belajar IPA kelas kontrol. Hal tersebut
dikembangkan adalah positif. didukung dengan perolehan rata-rata
Hasil uji normalitas kelas prestasi belajar IPA siswa kelas
eksperimen dengan nilai sig 0,014 dan eksperimen yaitu 81,52 yang lebih
kelas kontrol adalah 0,011berdistribusi besar dari rata-rata prestasi belajar IPA
normal. Berdasarkan uji homogenitas siswa kelas kontrol yakni 57,52.
kedua kelas berasal dari kelas yang Peningkatan prestasi belajar IPA
homogen dengan nilai sig = 0,084. Uji siswa dalam penelitian ini dianalisis
ketuntasan rata-rata dengan nilai thitung berdasarkan rata-rata nilai Gain yang
= 4,68 lebih besar jika dibandingkan dinormalisasi. Untuk melakukan uji
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari
ISSN 2540-9093
135
Normalitas Gain, data yang digunakan pada kategori sedang dan hasil analisis
adalah data pretes (tes awal) dan uji peningkatankelas kontrol diperoleh
posttes (tes akhir) dengan nilai rata-rata yaitu 0,404, artinya
menggunakan rumus Gain peningkatan prestasi belajar IPA siswa
ternormalisasi (g). Hasil analisis uji kelas kontrol berada pada kategori
peningkatan kelas eksperimen rendah. Berdasarkan kriteria
diperoleh nilai rata-rata yaitu 0,565, peningkatan Gain, tes prestasi belajar
artinya peningkatan prestasi belajar IPA siswa dikatakan meningkat, jika
IPA siswa kelas eksperimen berada kriterian nilai Gain berada pada
pada kategori sedang dan hasil analisis kategori minimal sedang.
uji peningkatan kelas kontrol diperoleh Berdasarkan hasil analisis
nilai rata-rata yaitu 0,404, artinya ketuntasan belajar, perbandingan
peningkatan prestasi belajar IPA siswa prestasi belajar IPA siswa kelas
kelas kontrol berada pada kategori eksperimen dan kontrol, dan
rendah. Berdasarkan kriteria peningkatan prestasi belajar siswa
peningkatan Gain, tes prestasi belajar menunjukkan bahwa bahan ajar komik
IPA siswa dikatakan meningkat, jika IPA yang dikembangkan dalam
kriterian nilai Gain berada pada penelitian ini memberikan pengaruh
kategori minimal sedang. terhadap prestasi belajar siswa di kelas
Pada penelitian ini juga terjadi eksperimen. Hal ini sesuai dengan hasil
peningkatan prestasi belajar IPAyang penelitian Song (2008) yang
dianalisis menggunakan Gain menyatakan bahwa komik dapat
ternormalkan. Untuk melakukan uji ini, digunakan sebagai bahan pembelajaran
data yang digunakan adalah data pretes yang kuat untuk menginterpretasikan
(tes awal) dan posttes (tes akhir) pengetahuan dan penerapan sains.
dengan menggunakan rumus Gain Prestasi belajar dapat meningkat karena
ternormalisasi (g). Hasil analisis uji penggunaan bahan ajar komik melatih
peningkatan kelas eksperimen siswa untuk tidak hanya menerima
diperoleh nilai rata-rata yaitu 0,565, sebuah materi tetapi mampu
artinya peningkatan prestasi belajar menemukan sendiri konsep-konsep
IPA siswa kelas eksperimen berada IPA melalui membaca dan mengikuti
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari
ISSN 2540-9093
136
alur cerita yang terdapat dalam komik. Peningkatan nilai karkater siswa
Purwanto (2013) Komik merupakan terjadi disetiap pertemuan, pada
suatu jembatan untuk menumbuhkan pertemuan pertama katagori
minat baca, menunjukan bahwa perkembangan bilai karakter siswa
membaca adalah kegiatan yang amat didominasi oleh katagori mulai terlihat
menyenangkan. Komik bukan hanya (MT) dan pada pertemuan pertama
sekedar media hiburan tetapi komik katagori membudaya belum terlihat
bisa menjadi media untuk mendidik pada siswa, katagori membudaya mulai
dan mengajar ilmu pengetahuan dan terlihat pada nilai karakter religius
moral kepada siswa. membaca juz amma. Pada pertemuan
Hal senada juga dikemukakan kedua terjadi penurunan nilai karakter
oleh Rota & Izquierdo (2003) bahwa siswa, hal ini dapat dilihat dalam
penggunaan komik dalam pertemuan kedua dari 5 nilai karakter
pembelajaran dapat memperkuat tidak ada siswa yang termasuk katagori
konstruksi pemahaman konsep materi membudaya (MB). Katagori
yang dipelajari oleh siswa. Berkaitan membudaya pada pertemuan ketiga
dengan hal tersebut Sudjana (2005) sampai pertemuan ke 5 sudah mulai
menyatakan bahwa mengapa media terlihat pada setiap nilai karakter. Hal
pengajaran komik dapat mempertinggi ini sesuai penelitian Benson (2010),
proses dan hasil pengajaran karena menunjukkan bahwa pentingnya
berkenaan dengan taraf berpikir siswa. pendidikan karakter dalam kurikulum
Taraf berpikir manusia mengikuti tahap pendidikan.
perkembangan dimulai dari berpikir Karakter kurikulum pendidikan
kongkrit menuju ke berpikir abstrak, dan program klasifikasi nilai sangat
dimulai dari berpikir sederhana menuju penting dalam pengembangan otonomi
ke berpikir kompleks. Penggunaan dan pilihan pada anak. Dengan
media pembelajaran erat kaitannya program klarifikasi nilai dalam
dengan tahapan berpikir tersebut sebab pengembangan otonomi pada anak
melalui media pengajaran hal-hal yang diharapkan masing-masing individu
abstrak dapat dikonkretkan, dan hal-hal mempunyai karakter yang baik sesuai
yang komplek dapat disederhanakan. yang diharapkan dalam kurikulum
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari
ISSN 2540-9093
137
pendidikn. Senada dengan hal tersebut berbentuk komik. Hal senada juga
Rees (2010), menyatakan guru dalam dikemukakan oleh Santana & Arroio
program pendidikan karakter (2012) bahwa komik membantu kita
cenderung untuk mengembangkan untuk mengajarkan norma-norma
harapan yang lebih tinggi untuk dalam lingkungan masyarakat melalui
perilaku siswa setelah pelaksanaan akal sehat berdasarkan visualisasi dan
program pendidikan karakter perilaku bahasa.
siswa. Ketuntasan prestasi siswa yang
Penanaman nilai-nilai karakter mencapai KKM, prestasi siswa di kelas
melalui pendidikan di sekolah memiliki eksperimen lebih baik dibandingkan
peran yang sangat strategis. Untuk siswa di kelas kontrol, peningkatan
menanamkan nilai-nilai karakter prestasi belajar dan aktivitas yang
tersebut guru harus memiliki cara-cara berkaitan dengan nilai karakter
dalam bertindak, diantaranya guru (Budai), dan 80% atau lebih siswa
harus mampu sebagai pengasuh, memberikan respon yang positif ini
teladan maupun pembimbing, serta menunjukkan bahwa indikator
guru harus mampu menggali isi materi keberhasilan pengembangan komik
pembelajaran yang sangat kaya dengan IPA untuk siswa kelas IV SD pada
nilai-nilai islam (Koesoemo, 2010) materi bagian tumbuh-tumbuhan telah
Memperhatikan penjelasan hal- tercapai. Hal tersebut juga sejalan
hal yang harus dilakukan oleh guru dengan hasil penelitian Nugraha,
tersebut, dapat diterima bahwa dengan Yulianti, & Khanafiyah (2013) yang
memberikan bahan ajar komik yang mengembangkan bahan ajar komik
berisi muatan materi dan penanaman sains inkuiri materi Benda untuk
nilai BudaI memberikan pengaruh meningkatkan karakter siswa kelas IV
terhadap penanaman nilai karakter pada SD yang menunjukkan terdapat
siswa. Mengingat untuk memberikan peningkatan hasil belajar kognitf dan
bimbingan guru tidak hanya dengan karakter siswa. Lesmono (2012) yang
cara bertemu secara fisik dengan siswa, mengembangkan bahan ajar Fisika
akan tetapi dengan instrumen tertentu berupa komik pada Materi Cahaya di
salah satunya adalah bahan ajar SMP Negeri 7 Jember menunjukkan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari
ISSN 2540-9093
138
hasil yang sejalan, yaitu pemahaman kesulitan untuk menggunakan bahan
konsep siswa secara klasikalmencapai ajar fisika berupa komik saat
92,08% dan siswa tidak mengalami pembelajaran di kelas.

D. Simpulan

Perangkat pembelajaran yang maksimum 3 dengan kategori valid,


dikembangkan yaitu bahan ajar komik serta (5) angket karakter yang
IPA untuk siswa kelas IV Sekolah dikembangkan valid menurut para ahli
Dasar. Validnya perangkat dengan nilai rata-rata 3,2 dari nilai
pembelajaran yang telah dikembangkan maksimum 4 dengan kategori valid.
didukung oleh data hasil penelitian Implementasi bahan ajar komik
sebagai berikut: (1) Silabus yang IPA adalah praktis, karena memenuhi
merupakan salah satu perangkat kriteria: (1) skor angket kemampuan
pembelajaran yang dikembangkan guru mengelola pembelajaran dengan
adalah valid menurut para ahli dan menggunakan perangkat yang
praktisi dengan nilai rata-rata 4,1 dari dikembangkan adalah 2,5 pada
nilai maksimum 4 dengan kategori pertemuan pertama dan 3,0 pada
sanagt valid, (2) Rencana pelaksanaan pertemuan kedua sehingga memenuhi
pembelajaran (RPP) yang kriteria respon guru positif dan (2) skor
dikembangkan dan divalidasi setiap respon siswa adalah 3,78 yang
pertemuan valid menurut para ahli membuktikan bahwa respon siswa
dengan nilai rata-rata 3,2 dari nilai adalah positif. Pembelajaran dengan
maksimum 4 dengan kategori valid (3) menerapkan bahan ajar komik IPA
TPB materi bagian-bagian tumbuhan kelas IV sekolah Dasar adalah efektif,
yang dikembangkan valid menurut para karena memenuhi kriteria: (1)
ahli dengan nilai rata-rata 3,2 dari nilai diperolehnya skor prestasi belajar siswa
maksimum 4 dengan kategori valid, (4) yang melampaui nilai KKM 75 dan
bahan ajar komik IPA yang lebih dari 80% dari seluruh siswa di
dikembangkan valid menurut para ahli kelas eksperimen mencapai nilai KKM,
dengan nilai rata-rata 2,8 dari nilai (2) terdapat perbedaan yang signifikan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari
ISSN 2540-9093
139
antara kelas yang diajarkan dengan lebih besar dari rata-rata prestasi
komik IPA dan kelas yang diajarkan belajar IPA siswa kelas kontrol yakni
dengan model konvensional, artinya 57,52. (3) Hasil analisis uji
hasil TPB bagian-bagian tumbuhan peningkatan kelas eksperimen
pada kelas eksperimen lebih baik diperoleh nilai rata-rata yaitu 0,565,
daripada kelas kontrol. Perbedaan ini artinya peningkatan prestasi belajar
dapat dilihat dari thitung = 8,47 > ttabel = IPA siswa kelas eksperimen berada
2,00 artinya prestasi belajar IPA siswa pada kategori sedang dan hasil analisis
kelas eksperimen lebih baik dari uji peningkatan kelas kontrol diperoleh
prestasi belajar IPA kelas kontrol. Hal nilai rata-rata yaitu 0,404, artinya
tersebut didukung dengan perolehan peningkatan prestasi belajar IPA siswa
rata-rata prestasi belajar IPA siswa kelas kontrol berada pada kategori
kelas eksperimen yaitu 81,52 yang rendah.

Daftar Pustaka

Agustini, M,. Dibia, Kt. & Suartama, Benson and T.S Engeman. 2010.
Kd. (2014). Pengaruh Model Practical Possibilities in
Pembelajaran TGT Berbantuan American Moral Education A
Media Flip Chart Terhadap Hasil Comparison of Values
Belajar IPA Siswa Kelas V SD. Clrarification and the character
MIMBAR PGSD, 2 (1), 1-11. Education Curriculum.
Ahsin, Muhammad Nur. 2016. International Journal. 4 (1), 53-
Peningkatan Keterampilan 59.
Menulis Karangan Narasi C. Roger Ress. 2010. Departement of
Dengan Menggunakan Media Health Studies. Physical
Audiovisual Dan Metode education and Human
Quantum Learning. Jurnal Performance Science, Adhelpy
Refleksi Edukatika, 6 (2), 159. University, Garden City. New
Arikunto, Suharsimi. Prosedur York. International Journal. Vol
Penelitian Suatu Pendekatan 10.
praktik. Jakarta: Rineka Cipata Hariyanto. 2011. Sains Untuk Sekolah
Arroio, A. 2011. Comics As A Dasar Kelas IV. Jakarta:
Narrative In Natural Science Erlangga.
Education. Western Khurtul, Kamil. 2012. An Inquiri into
AnatoliaJournal of Educational Connectives and Their Use In
Sciences. 6 (14), 93-98. Written Discourse. The Journal

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari


ISSN 2540-9093
140
of Language and Linguistic Rota, G. &Izquierdo, J. 2013. Comics
Studies. Vol 8. As a Tool For Teaching
Koesoemo, A.D. 2007. Pendidikan Biotechnology In Primary
Karakter Strategi Mendidik Anak Schools. Electronic Journal of
di Zaman Global. Jakarta: Biotechnology. 6(2), 85-89.
Gramedia. Santana, E.R. & Arroio, A. 2011.
Lee, IJ. The proper Directions and Comics: A Tool For Teachers
Pratical Ways for Character And Students In Teaching and
Education in the Korean Learning Science. Natural
Elementary School. Asia Pacific Science Education. 2 (31), 49-59.
Education Review 2001, 2 (2), Song, Y Heo, M & Krumenaker, L.
72-84. 2008. Cartoon-An Alternative
Lesmono, A. D., Wahyuni, S., Alfiana, Learning Assesment. Science
R.D.N. (2012). Pengembangan Scope. 31(5), 16-21.
Bahan Ajar Fisika Berupa Komik Sudjana, N. 2005. Dasar–Dasar Proses
Pada Materi Cahaya di SMP. Belajar Mengajar. Bandung:
Jurnal Fisika. 1 (1), 100-105. Sinar Baru.
Masdiono, T. 1998. Empat Belas Jurus Sudjana, N., & Rivai, A. 2010. Media
Membuat Komik. Jakarta: Pengajaaran “Penggunaan dan
Creative Media Jakarta. Pembuatannya”. Bandung: Sinar
Nugraha, E.A., Yulianti, D., Baru Algesindo.
Khanafiyah, S., (2013). Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil
Pembuatan Bahan Ajar Komik Proses Belajar Mengajar.
Sains Inkuiri Materi Benda Bandung: Rosdakarya.
Untuk Mengembangkan Karakter Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Siswa Kelas IV SD. Unnes Pendidikan Kuantitatif,
Physic Education Jurnal. Kualitatif, dan R& D. Bandung:
Volume 2. Alfabeta.
Purwanto, D., & Yuliani. 2013. Sukestiyarno. 2010. Olah Data
Pengembangan Media Komik Penelitian Berbantuan SPSS.
IPA Terpadu Tema Pencemaran Semarang: Universitas Negeri
Air Sebagai Media Pembelajaran Semarang.
untuk Siswa SMP Kelas VII”. Sulistyorini, S dan Supartono. 2007.
Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Model IPA di Sekolah Dasar dan
Volume 1 (1), 71-76. Penerapannya dalan KTSP.
Ramanathan, S. 2004. Comic Art as a Yogyakarta: Tiara Wacana.
Field Study: Profil Interview: Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan
John Lent, Editor. International Kognitif Jean Piaget.
Journal Of Comic Art, Asia Yogyakarta: Kanisius.
Pasific Media Educator. 15 (2), Tatalovic, M. 2009. Science Comics As
229-232. Tools For Science Education and
Rositawaty, S & Aris M. 2008. Senang Communication: A Brief,
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Exploratory Study. Journal of
Untuk Kelas V Sekolah Dasar. Science Communication. 8 (4), 1-
Solo: Tiga Serangkai Risaka 17.
Mandiri.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari
ISSN 2540-9093
141
Wahyudin, D. 2008. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wahyuningsih, A.N. 2011.
Pengembangan Media Komik
Bergambar Materi Sistem
Saraf Untuk Pembalajaran Yang
Menggunakan Strategi PQ4R.
Jurnal PenelitianPendidikan. 2
(1), 102-110.
Weber, et al. 2013. Introducing Comics
As an Alternative Scientific
Narrative In Chemistry Teaching.
Western Anatolia Journal of
Educational Sciences. 3 (1), 1-
49.
Winke, Paula. 2002. Selecting
Materials to Teach Spanish to
Spanish Speakers. Center for
aplied Linguistics, and Cathy
Stafford, Georgetown University.
International journal Volum 2
(3), 202-362.
Yunus, M. M., Salehi, H., & Embi,
M.A. 2012. Effects of Using
Digital Comics to Improve ESL
Writing. Research Journal of
Applied Sciences, Engineering,
and Technology. 4 (18), 3462-
3469.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017 Yunita Sari


ISSN 2540-9093
142

Anda mungkin juga menyukai