Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Administrasi Pendidikan


(Volume 4 Tahun 2013)

DETERMINASI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN


KERJA, DAN SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP KINERJA GURU DI
SEKOLAH DASAR NEGERI SE-GUGUS 3 KECAMATAN KUTA UTARA
KABUPATEN BADUNG
K.D.A. Mahendri1, Gde Anggan Suhandana 2, Ni Ketut Suarni 3

1, 2,
Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
3,
Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarja
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: {ary.mahendri, anggan.suhandana, ketut.suarni}@pasca.undiksha.ac.id


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinasi gaya kepemimpinan kepala
sekolah, disiplin kerja, dan supervisi akademik terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar
Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. Pendekatan penelitian
ini tergolong ex post facto. Populasi penelitian adalah guru SD Negeri se-gugus 3
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung yang 116 berjumlah guru. Sampel dalam
penelitian ini diambil dengan teknik cluster sampling sederhana, dengan ukuran
sampel sebanyak 92 guru. Pengumpulan data disaring dengan menyebarkan
kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan korelasi parsial dan
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat determinasi
gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan determinasi
sebesar 35,3%, (2) terdapat determinasi disiplin kerja terhadap kinerja guru dengan
determinasi sebesar 29,7%, (3) terdapat determinasi supervisi akademik terhadap
kinerja guru dengan determinasi sebesar 27,2%, dan (4) terdapat determinasi gaya
kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja, dan supervisi akademik terhadap kinerja
guru dengan determinasi sebesar 51,6%. Berdasarkan temuan tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat determinasi gaya kepemimpinan kepala sekolah, disiplin
kerja, dan supervisi akademik terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Se-
Gugus 3 Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung.

Kata kunci: gaya kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja, supervisi akademik,
dan kinerja guru
Abstract
The objective of this study was to find out the determination of principal leadership
style, work discipline, and academic supervision towards teacher performance in
public elementary school at Gugus 3, North Kuta district, Badung regency. This study
belongs to the ex post facto. The populations in this study were teachers of public
elementary school at Gugus 3, North Kuta district, Badung regency of 116 teachers.
The sample were taken by simple cluster sampling with sample were 92 teachers.
Data collected by questionnnaire. The method of analysis were partial correlation and
multiple linier regression. The result show: (1) there is a determination of principal
leadership style towards teacher performance with a determination of 35.3%, (2) there
is a determination of work discipline towards teacher performance with a
determination of 29.7%, (3) there is a determination of academic supervision towards
teacher performance with a determination of 27.2%, and (4) there is a determination of
principal leadership style, work discipline, and academic supervision towards teacher
performance with a determination of 51.6%. Therefore, can be concluded that there is
a determination of principal leadership style, work discipline, and academic
supervision towards teacher performance in public elementary school at Gugus 3,
North Kuta district, Badung regency.

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

Keywords: principal leadership style, work discipline, academic supervision, and


teacher performance
PENDAHULUAN dan penerimaan ini merupakan substansi
Sumber daya manusia merupakan dari pengakuan masyarakat terhadap
bagian dari suatu kemajuan ilmu, profesi guru. Implikasi dari pengakuan
pembangunan, dan teknologi. Oleh karena tersebut mensyaratkan guru harus
itu, dalam era sekarang ini dimana memiliki kualitas yang memadai. Tidak
teknologi dan peradaban sudah sangat hanya pada tataran normatif saja namun
maju. Dalam menghadapi beratnya guru juga diharapkan mampu
tekanan persaingan seharusnya Indonesia mengembangkan kompetensi yang
telah berusaha meningkatkan kualitas dimiliki, baik kompetensi personal,
sumber daya manusianya sejak tiga tahun professional, maupun kemasyarakatan
atau dua puluh tahun yang lalu karena dalam aktualisasi kebijakan pendidikan.
hanya sumber daya manusia yang handal Hal tersebut lantaran guru merupakan
yang dapat menjadi keunggulan kompetitif penentu keberhasilan pendidikan melalui
bagi Negara berkembang untuk kinerjanya pada tataran institusional dan
mendapatkan manfaat dari era globalisasi. eksperiensial, sehingga upaya
Sumber daya manusia yang kompeten meningkatkan mutu pendidikan harus
yang memiliki semangat dan kedisiplinan dimulai dari aspek guru dan tenaga
yang tinggi yang kemudian mampu dalam kependidikan lainnya yang menyangkut
menjalankan peran dan fungsinya baik kualitas keprofesionalannya maupun
untuk individual maupun tujuan kesejahteraan dalam satu manajemen
organisasional. pendidikan yang professional.
Pendidikan adalah usaha sadar Lingkungan sekolah merupakan
yang dengan sengaja dirancang untuk wadah yang tepat untuk meningkatkan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. kualitas sumber daya manusia, sehingga
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan harus
kualitas sumber daya manusia. Salah satu diutamakan dan dioptimalkan. Selain itu
usaha untuk meningkatkan kualitas pada era sekarang ini, waktu menjadi
sumber daya manusia ialah melalui proses komoditas yang berharga, selain itu, gaya
pembelajaran di sekolah. Dalam usaha kepemimpinan dari seorang atasan pun
meningkatkan kualitas sumber daya berpengaruh terhadap kinerja
pendidikan, guru merupakan komponen bawahannya, khususnya di lingkungan
sumber daya manusia yang harus dibina sekolah. Cara seorang kepala sekolah
dan dikembangkan terus-menerus. dalam memimpin guru-gurunya sangatlah
Pembentukan profesi guru dilaksanakan akan berpengaruh pada tingkah dan
melalui program pendidikan pra-jabatan kinerja guru-guru di sekolah tersebut.
maupun program dalam jabatan. Tidak Namun pada kenyataannya tidak semua
semua guru yang dididik di lembaga tenaga pengajar atau pegawai instansi
pendidikan terlatih dengan baik dan pemerintah memiliki kedisiplinan kerja
memiliki kualitas yang baik. Potensi yang baik bagi sekolah ataupun
sumber daya guru itu perlu terus instansinya. Dalam upaya peningkatan
bertumbuh dan berkembang agar dapat mutu dan kualitas pendidikan, kedisiplinan
melakukan fungsinya secara potensial. juga sangat penting dan menentukan
Selain itu pengaruh perubahan yang serba keberhasilan peningkatan kualitas
cepat mendorong guru-guru untuk terus- pendidikan tersebut. Pemerintah
menerus belajar menyesuaikan diri Indonesia juga menyadari bahwa masalah
dengan perkembangan ilmu pengetahuan kepegawaian adalah merupakan masalah
dan teknologi serta mobilitas masyarakat. yang luas dan banyak seginya. Motivasi
Masyarakat mempercayai, mengakui dan yang dapat memacu semangat kerja juga
menyerahkan kepada guru untuk mendidik merupakan salah satu faktor yang tidak
tunas-tunas muda dan membantu kalah penting dalam mempengaruhi
mengembangkan potensinya secara kemajuan dan keberhasilan sebuah
professional. Kepercayaan, keyakinan, organisasi. Selain motivasi, supervisi juga

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

dapat berpengaruh dalam kemajuan dan sekaligus melaksanakan peraturan-


perkembangan kinerja pegawai dan peraturan yang logis dan sistematis, dan
pengajar bagi instansi ataupun dapat diterima oleh semua pihak yang
sekolahnya. Dalam rangka mencapai hasil terkait dalam peningkatan efektifitas
yang optimal, seluruh komponen yang mengajar guru.
mendukung harus dapat diperhatikan. Untuk menerapkan kepemimpinan
Komponen tersebut adalah komponen (leadership) yang berkualitas dalam
mutu yang terdiri dari, guru, siswa, mengelola sekolah seringkali tidak
kurikulum, sarana prasarana, menejemen terwujud. Hal ini disebabkan oleh
pengelolaan, proses, pengeloaan dana, kurangnya kompetensi kepemimpinan
hubungan organisasi antar guru, supervisi, (leadership) kepala sekolah.
pelayanan pegawai, dan hubungan Permasalahan utama yang dihadapi oleh
dengan lingkungan sekolah. Tenaga guru sekolah adalah tidak kompetennya kepala
adalah salah satu tenaga kependidikan sekolah dalam memimpin sekolah.
yang mempunyai peran penting dalam Rendahnya pemberdayaan sumber daya
memajukan sumber daya manusia, guru manusia di lingkup sekolah pada dasarnya
secara langsung berhadapan dengan disebabkan oleh pola berpikir, mengatur,
peserta didik, untuk memberikan dan menganalisa pendidikan yang tidak
bimbingan dan pembelajaran yang akan sistematis. Banyak posisi-posisi di sekolah
menghasilkan tamatan yang berkualitas diberikan kepada orang-orang yang tidak
yang kemudian akan meneruskan memiliki keahlian yang cukup. Persepsi
pembanguanan di segala bidang demi yang baik atas gaya kepemipinan kepala
kemajuan dan perkembangan suatu sekolah dari guru dan karyawan dapat
daerah atau negara. meningkatkan dukungan mereka akan
Gaya kepemimpinan, mengandung upaya-upaya dan inovasi-inovasi yang
pengertian sebagai suatu perwujudan dilakukan kepala sekolah. Untuk
tingkah laku dari seorang pemimpin, yang meningkatkan kualitas pendidikan
menyangkut kemampuannya dalam diperlukan pola kepemimpinan kepala
memimpin. Perwujudan tersebut biasanya sekolah yang dapat memberdayakan
membentuk suatu pola atau bentuk semua warga sekolah. Model
tertentu. Baik buruknya proses pendidikan kepemimpinan yang diterapkan oleh
di suatu sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah memiliki pengaruh yang
gaya kepemimpinan kepala sekolah, kuat terhadap keefektifan pelaksanaan
sebab kepala sekolah adalah orang yang dan penyelenggaraan sekolah dan
paling bertanggung jawab atas segala mempengaruhi kinerja warga sekolah lain
sesuatunya yang sudah, sedang dan yang yang dipimpinnya. Dengan kata lain dapat
akan terjadi di sekolah tersebut. Untuk itu dikatakan bahwa model kepemimpinan
bagaimana pola dan metode yang kepala sekolah menjadi faktor penting
diterapkan kepala sekolah melalui gaya dalam penyelenggaraan segala kegiatan
kepemimpinannya akan mempengaruhi sekolah.
para guru dalam mengajar dan murid Bahasan mengenai pemimpin dan
untuk belajar. Efektivitas mengajar guru kepemimpinan pada umumnya
akan optimal, jika kepala sekolah dapat menjelaskan bagaimana untuk menjadi
mengatur dan membimbing guru-guru pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang
secara baik sehingga para guru dapat sesuai dengan kepemimpinan serta
melaksanakan tugas-tugasnya dengan syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh
penuh tanggung jawab, memperhatikan seorang pemimpin yang baik. Meskipun
kepentingan dan kesejahteraan demikian masih tetap sulit untuk
bawahannya sehingga tidak ada keluhan menerapkan seluruhnya, sehingga dalam
dalam menjalankan tugas dan kewajiban prakteknya hanya beberapa pemimpin
sehari-hari, harus menunjukkan saja yang dapat melaksanakan
kewibawaannya sehari-hari, sehingga kepemimpinannya dengan baik dan dapat
dapat diteladani dan dipatuhi oleh para membawa para pengikutnya kepada
guru maupun siswa. Menetapkan dan keadaan yang diinginkan. Kepemimpinan

3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

dapat dikategorikan sebagai ilmu sosial tingkah laku serta perbuatannya sesuai
terapan (applied social sciences). Hal ini dengan peraturan suatu instansi baik
didasarkan kepada pemikiran bahwa secara tertulis maupun tidak tertulis.
kepemimpinan dengan prinsip-prinsipnya Dari beberapa pengertian yang
mempunyai manfaat langsung dan tidak diunggkapkan di atas tampak bahwa
langsung terhadap upaya mewujudkan disiplin pada dasarnya merupakan
kesejahteraan umat manusia. tindakan manajemen untuk mendorong
Menurut pandangan penulis selama agar para anggota organisasi dapat
bekerja di salah satu SD Negeri Se-Gugus memenuhi berbagai ketentuan dan
3 Kecamatan Kuta Utara Kabupaten peraturan dan norma yang berlaku dalam
Badung, kinerja guru masih kurang suatu organisasi, yang didalamnya
maksimal dikarenakan gaya mencakup: (1) adanya tata tertib dan
kepemimpinan yang tidak sesuai ketentuan-ketentuan, (2) adanya
diterapkan kepada bawahan sehingga kepatuhan para pengikut, dan (3) adanya
sering terjadi ketidak taatan terhadap sanksi bagi para pelanggar. Menurut
tugas yang diberikan. Selain itu, disiplin Nitisemito (1986:199) menyatakan
kerja juga menjadi permasalahan yang masalah kedisiplinan kerja merupakan
harus segera dibenahi, karena masih ada yang perlu diperhatikan, sebab dengan
beberapa dari guru-guru yang bertugas di adanya kedisiplinan dapat dipengaruhi
SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Kuta efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
Utara Kabupaten Badung yang memiliki organisasi. Menurut Mondy dan Noe
disiplin kerja yang kurang. (1990) disiplin adalah status pengendalian
Jiwa kedisiplinan harus dimiliki oleh diri seseorang, sebagai tanda ketertiban
setiap guru maupun karyawan, terutama dan kerapian dalam melakukan kerjasama
dalam melaksanakan berbagai pekerjaan dari sekelompok unit kerja di dalam suatu
di lingkungan tempatnya mengajar atau organisasi.
mengabdi. Keberhasilan guru di dalam Berdasarkan pengamatan penulis di
melaksanakan tugasnya akan sangat tempat bekerja, ada beberapa guru di SD
ditentukan oleh tingkat kedisiplinan guru. Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Kuta Utara
Disiplin guru yang baik mencerminkan Kabupaten Badung terindikasi sering
rasa tanggung jawabnya terhadap tugas- terlambat datang ke sekolah, bahkan
tugas yang dijalankannya dengan sangat sesampainya di sekolah guru tersebut
baik. Hal ini akan mendorong gairah kerja, tidak langsung masuk ke kelas, namun
semangat kerja, dan terwujudnya kinerja hingga 15 menit terlambat masuk ke
guru dengan baik. kelas. Selain itu, sering juga terdapat guru
Disiplin merupakan kata yang sering yang tidak melaksanakan atau tidak
disebut dengan peraturan-peraturan yang mengajar dengan alasan yang kurang
secara eksplisit perlu juga mencakup jelas atau tanpa alasan sama sekali.
sanksi-sanksi yang akan diterima jika Selain itu, dalam pelaksanaan supervisi
terjadi pelanggaran terhadap ketentuan- pun masih kurang dilakukan dan tidak
ketentuan tersebut. Menurut Prijodarminto secara teratur dilaksanakan, sehingga
(1992) bahwa disiplin adalah suatu kondisi tidak jarang masih saja ada guru yang
yang tercipta dan terbentuk melalui proses tidak memiliki administrasi dalam
dari serangkaian perilaku yang mengajar. Mengenai disiplin dan supervisi
menunjukan nilai-nilai ketaatan, data awal empiris mengidentifikasi pada
kepatuhan, kesetiaan, ketentraman, permasalahan tentang disiplin guru yang
keteraturan dan ketertiban. Selain itu kurang memadai dan pelaksanaan
disiplin kerja juga adalah kesadaran dan supervisi yang kurang teratur sehingga
kesediaan seseorang dalam menaati didorong untuk diteliti.
semua peraturan instansi dan norma- Istilah supervisi baru muncul kurang
norma sosial yang berlaku, seperti sikap lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Arikunto,
seseorang yang secara suka rela menaati 2004). Kegiatan serupa yang dahulu
semua peraturan, sadar akan tugas, banyak dilakukan adalah Inspeksi,
bertanggung jawab atas tugasnya, dan pemeriksaan, pengawasan atau penilikan.

4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

Dalam konteks sekolah sebagai sebuah kinerja mengarah pada suatu usaha yang
organisasi pendidikan, supervisi dilakukan dalam rangka mencapai prestasi
merupakan bagian dari proses yang lebih baik. Tujuan penilaian terhadap
administrasi dan manajemen. Kegiaan kinerja adalah lebih menjamin objektivitas
supervisi melengkapi fungsi-fungsi dalam pembinaan calon pegawai dan
administrasi yang ada di sekolah sebagai pegawai berdasarkan sistem karier dan
fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap sistem prestasi kerja.
semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Terkait dengan hal di atas,
Dengan supervisi, akan memberikan berdasarkan analisis serta data empiris
inspirasi untuk bersama-sama dalam bidang pendidikan di Sekolah
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan Dasar Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta
dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih Utara, Kabupaten Badung diketahui
cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang bahwa sumber daya manusia dalam
lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. bidang pendidikan khususnya pada guru
Supervisi mempunyai peran terindikasi masih sangat rendah dalam
mengoptimalkan tanggung jawab dari prestasi kinerjanya terutama dalam
semua program. Supervisi bersangkut pelaksanaan proses pembelajaran, gaya
paut dengan semua upaya penelitian yang kepemimpinan kepala sekolahnya, disiplin
tertuju pada semua aspek yang kerja serta supervisi nampak kurang
merupakan factor penentu keberhasilan. mampu mempengaruhi kinerja, bahkan
Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek akan berdampak pada menurunnya
tersebut secara rinci dan akurat, dapat kinerja guru.
diketahui dengan tepat pula apa yang Berdasarkan latar belakang masalah
diperlukan untuk meningkatkan kualitas di atas, tujuan penelitian ini adalah: (1)
organisasi yang bersangkutan. untuk mengetahui determinasi gaya
Gaya kepemimpinan, disiplin kerja kepemimpinan kepala sekolah terhadap
dan supervisi, ketiga hal tersebut sangat kinerja guru di Sekolah Sekolah Dasar
berkaitan dan berpengaruh besar Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara,
terhadap kinerja. Kinerja artinya sama Kabupaten Badung, (2) untuk mengetahui
dengan prestasi kerja atau dalam Bahasa determinasi disiplin kerja guru terhadap
Inggrisnya sering disebut dengan kinerja guru di Sekolah Sekolah Dasar
performance. Kinerja selalu diartikan Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara,
sebagai keberhasilan suatu organisasi dan Kabupaten Badung, (3) untuk mengetahui
orang-orang yang ada dalam organisasi determinasi supervisi akademik terhadap
tersebut. Timpe (1988) mengemukakan kinerja guru di Sekolah Sekolah Dasar
bahwa standar kinerja dapat dibuat untuk Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara,
setiap individu dengan berpedoman pada Kabupaten Badung, dan (4) untuk
uraian jabatan. Sejalan dengan pendapat mengetahui determinasi secara bersama-
Timpe di atas, Simamora (2004) sama antara gaya kepemimpinan kepala
menyatakan bahwa faktor kritis yang sekolah, disiplin kerja dan supervisi
berhubungan dengan keberhasilan jangka akademik terhadap kinerja guru di Sekolah
panjang organisasi adalah kemampuan Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3
untuk mengukur seberapa baik pegawai- Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten
pegawainya berkarya dan menggunakan Badung.
informasi untuk memastikan bahwa
pelaksanaan memenuhi standard dan
meningkat sepanjang waktu. Pada
hakikatnya kinerja memilki pengertian METODE
yang sama. Perbedaannya hanya terletak Rancangan penelitian yang
dari redaksional penyampainnya saja. digunakan dalam penelitian ini adalah
Banyak batasan yang diberikan para ahli rancangan penelitian kuantitatif dengan
mengenai istilah dan semua memiliki pendekatan pada subjek penelitian yang
kinerja pandangan yang agak berbeda, tergolong penelitian “ex post facto”.
tetapi secara prinsip mereka setuju bahwa Populasi subjek dalam penelitian ini

5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

adalah guru SD Negeri se-gugus 3,


Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten HASIL DAN PEMBAHASAN
Badung yang terdiri dari SD No.1 Ada empat hipotesis yang diuji
Kerobokan, SD No.2 Kerobokan, SD No.3 dalam penelitian ini yaitu: (1) terdapat
Kerobokan, SD No. 4 Kerobokan, SD No. determinasi yang positif dan signifikan
1 Kerobokan Kaja, SD No. 2 Kerobokan gaya kepemimpinan kepala sekolah
Kaja, SD No. 3 Kerobokan Kaja yang terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar
kesemuanya berjumlah 116 orang guru. Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara
Untuk menentukan jumlah anggota Kabupaten Badung, (2) terdapat
sampel, diambil dari tabel Robert V. determinasi yang positif dan signifikan
Krejcie dan Daryle W. Morgan (1970). disiplin kerja terhadap kinerja guru di
Berdasarkan tabel tersebut maka jumlah Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3
populasi 116 orang diperoleh sampel 92 Kecamatan Kuta Utara Kabupaten
orang. Dengan demikian sampel dalam Badung, (3) terdapat determinasi yang
penelitian ini adalah 92 guru di SD Negeri positif dan signifikan supervisi akademik
Se-Gugus 3 Kecamatan Kuta Utara. terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar
Metode pengumpulan data yang Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara
digunakan dalam penelitian ini adalah Kabupaten Badung, dan (4) terdapat
metode angket. Metode angket digunakan determinasi yang positif dan signifikan
untuk memperoleh data tentang variabel- secara bersama-sama gaya
variabel yang diteliti baik variabel bebas kepemimpinan kepala sekolah, disiplin
maupun variabel terikat dengan jalan kerja, dan supervisi akademik terhadap
memberi serangkaian pernyataan melalui kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri se-
angket (kuesioner) kepada responden gugus 3 Kecamatan Kuta Utara
dalam data berbentuk data interval. Teknik Kabupaten Badung. Rangkuman hasil
analisis data yang digunakan dalam analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 1
penelitian ini adalah korelasi parsial dan berikut.
uji regresi linier berganda.

Tabel 1. Hasil Analisis Persamaan Regresi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel Persamaan rxy rparsial Ry R2y Determinasi Freg Signifikan


Regresi (%)
X1 - Y Y = 0,723X1 + 0,594 0,437 - - 35,3% - Signifikan
39,872
X2 – Y Y = 0,558X2 + 0,545 0,396 - - 29,7% - Signifikan
63,066
X3 – Y Y = 0,710X3 + 0,522 0,226 - - 27,2% - Signifikan
42,8851
X1, X2, Y = 0,476X1 + - - 0,718 0,516 51,6% 31,236 Signifikan
X3 - Y 0,343X2 + 0,264X3
– 7,033

Hipotesis nol yang diajukan hipotesis ini, dilakukan dengan


berbunyi tidak terdapat determinasi gaya menggunakan teknik korelasi parsial
kepemimpinan kepala sekolah terhadap dengan bantuan program SPSS for
kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri se- windows versi 16.00. Hasil analisis dapat
gugus 3 Kecamatan Kuta Utara dilihat pada Tabel 2 berikut.
Kabupaten Badung. Untuk menguji

Tabel 2. Ringkasan Perhitungan Uji Signifikansi Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala


Sekolah terhadap Kinerja Guru

6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

Hubungan Variabel rhitung rparsial r2 Koefisien Determinasi Keterangan


X1 dengan Y 0,594 0,437 0,353 35,3% Signifikan

Berdasarkan hasil analisis korelasi Badung. Besaran determinasi gaya


parsial didapat nilai korelasi (r1y-23) kepemimpinan kepala sekolah terhadap
sebesar 0,437 dan signifikansi sebesar kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri se-
0,000. Dengan menggunakan taraf gugus 3 Kecamatan Kuta Utara
signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05), maka Kabupaten Badung sebesar 35,3%.
hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat Hipotesis nol yang diajukan
determinasi gaya kepemimpinan kepala berbunyi tidak terdapat determinasi disiplin
sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah kerja terhadap kinerja guru di Sekolah
Dasar Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Dasar Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta
Utara Kabupaten Badung, ditolak. Dengan Utara Kabupaten Badung. Untuk menguji
demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis ini, dilakukan dengan
terdapat determinasi gaya kepemimpinan menggunakan teknik korelasi parsial
kepala sekolah terhadap kinerja guru di dengan bantuan program SPSS for
Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3 windows versi 16.00. Hasil analisis dapat
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Ringkasan Perhitungan Uji Signifikansi Variabel Disiplin kerja terhadap Kinerja
Guru

Hubungan Variabel rhitung rparsial r2 Koefisien Determinasi Keterangan


X2 dengan Y 0,545 0,396 0,297 29,7% Signifikan

Berdasarkan hasil analisis korelasi Badung. Besaran determinasi disiplin kerja


parsial didapat nilai korelasi (r2y-13) terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar
sebesar 0,396 dan signifikansi sebesar Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara
0,000. Dengan menggunakan taraf Kabupaten Badung sebesar 29,7%.
signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05), maka Hipotesis nol yang diajukan
hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat berbunyi tidak terdapat determinasi
determinasi disiplin kerja terhadap kinerja supervisi akademik terhadap kinerja guru
guru di Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3 di Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Kecamatan Kuta Utara Kabupaten
Badung, ditolak. Dengan demikian, dapat Badung. Untuk menguji hipotesis ini,
ditarik kesimpulan bahwa terdapat dilakukan dengan menggunakan teknik
determinasi disiplin kerja terhadap kinerja korelasi parsial dengan bantuan program
guru di Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3 SPSS for windows versi 16.00. Hasil
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten analisis dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Ringkasan Perhitungan Uji Signifikansi Variabel Supervisi Akademik terhadap


Kinerja Guru

Hubungan Variabel rhitung rparsial r2 Koefisien Determinasi Keterangan


X3 dengan Y 0,522 0,226 0,272 27,2% Signifikan

Berdasarkan hasil analisis korelasi kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri se-
parsial didapat nilai korelasi (r3y-12) gugus 3 Kecamatan Kuta Utara
sebesar 0,226 dan signifikansi sebesar Kabupaten Badung, ditolak. Dengan
0,033. Dengan menggunakan taraf demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
signifikansi 0,05 (0,033 < 0,05), maka terdapat determinasi supervisi akademik
hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar
determinasi supervisi akademik terhadap Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara

7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

Kabupaten Badung. Besaran determinasi kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri se-
supervisi akademik terhadap kinerja guru gugus 3 Kecamatan Kuta Utara
di Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3 Kabupaten Badung. Untuk menguji
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung hipotesis ini, dilakukan dengan
sebesar 27,2%. menggunakan teknik korelasi ganda dan
Hipotesis nol yang diajukan regresi ganda dengan bantuan program
berbunyi tidak terdapat determinasi gaya SPSS for windows versi 16.00. Hasil
kepemimpinan kepala sekolah, disiplin analisis dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
kerja, dan supervisi akademik terhadap

Tabel 5. Ringkasan Perhitungan Uji Signifikansi Variabel Gaya Kepemimpinan Kepala


Sekolah, Disiplin Kerja, dan Supervisi Akademik terhadap Kinerja Guru di Sekolah
Dasar Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung

Sumber JK dk RJK Fhitung Ftabel Keterangan


Variasi
Regresi 3293,862 3 1097,954 31,236 0,000 Signifikan
Sisa 3093,214 88 35,150
Total 6387,076 91

Berdasarkan hasil analisis korelasi (2010) juga mendukung temuan penelitian


ganda didapat nilai (R) sebesar 0,718, ini yang menyatakan bahwa terdapat
Fhitung sebesar 31,236, dan signifikansi kontribusi yang positif dan signifikan
sebesar 0,000. Dengan menggunakan antara supervisi akademik terhadap
taraf signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05), maka kinerja guru.
hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat Temuan penelitian ini menunjukkan
determinasi gaya kepemimpinan kepala bahwa keberhasilan suatu organisasi atau
sekolah, disiplin kerja, dan supervisi institusi pendidikan sangat tergantung
akademik terhadap kinerja guru di Sekolah pada kemampuan kepala sekolah dalam
Dasar Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta mengantisipasi perubahan lingkungan
Utara Kabupaten Badung, ditolak. Dengan internal dan eksternal yang tampak pada
demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinannya. Semakin baik
terdapat determinasi gaya kepemimpinan gaya kepemimpinan kepala sekolah
kepala sekolah, disiplin kerja, dan semakin baik pula kinerjanya atau
supervisi akademik terhadap kinerja guru sebaliknya. Ini berarti bahwa untuk dapat
di Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3 meningkatkan kinerja guru, maka gaya
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten kepemimpinan kepala sekolah perlu
Badung. Besaran determinasi gaya disesuaikan dengan kondisi/tingkat
kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kematangan bawahan yang dipimpinnya
kerja, dan supervisi akademik terhadap sehingga para guru dapat melaksanakan
kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri se- tugasnya dengan baik. Dengan demikian
gugus 3 Kecamatan Kuta Utara dapat dikatakan bahwa gaya
Kabupaten Badung sebesar 51,6%. kepemimpinan kepala sekolah merupakan
Temuan penelitian ini sejalan faktor penting dalam upaya peningkatan
dengan pendapat Ariantini (2006) yang kinerja guru.
menunjukkan bahwa terdapat korelasi Oleh karena itu, kepala sekolah
gaya kepemimpinan kepala sekolah perlu menyesuaikan gaya
dengan kinerja guru. Selain itu, penelitian kepemimpinannya untuk meningkatkan
lainnya yang mendukung temuan ini kinerja guru. Gaya kepemimpinan adalah
adalah penelitian Kartana (2009) pola menyeluruh dari tindakan seorang
menyatakan bahwa terdapat kontribusi pemimpin, baik yang tampak maupun
gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tidak tampak oleh bawahannya.
dengan kinerja guru. Selain itu, Sumertha Gaya kepemimpinan menggambarkan

8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

kombinasi yang konsisten dari falsafah, tersebut adalah meliputi jumlah dan
ketrampilan, sifat, dan sikap yang kualitas alat yang menunjang pelaksanaan
mendasari perilaku seseorang. Gaya tugas guru dan hubungan kerja yang
kepemimpinan menunjukkan secara meliputi interaksi antara sesama guru
langsung maupun tidak langsung, tentang dalam melaksanakan tugasnya,
keyakinan seorang pemimpin terhadap kelancaran komunikasi antara karyawan
kemampuan bawahannya. Artinya, gaya dan teman sejawatnya. Disiplin yang
kepemimpinan adalah perilaku dan efektif seogyanya tercermin dari perilaku
strategi, sebagai hasil kombinasi dari karena hakekat dan pendisiplinan adalah
falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang meningkatkan kinerja. Oleh karena itu,
sering diterapkan seorang pemimpin diperlukan sistem pendisiplinan kerja pada
ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja guru.
bawahannya. Kedisiplinan yang baik ditunjukan
Berdasarkan hasil temuan guru dalam melaksanakan tugas dan
penelitian ini dan didukung oleh hasil kewajibannya akan memperlancar
temuan lain, maka jelaslah bahwa gaya pekerjaan guru dan memberikan
kepemimpinan kepala sekolah akan dapat perubahan dalam kinerja guru ke arah
mempengaruhi kinerja guru. Karena itu, yang lebih baik dan dapat dipertanggung
untuk dapat meningkatkan kinerja guru, jawabkan. Kondisi ini bukan saja
gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh pada pribadi guru itu sendiri
hendaknya tidak hanya berperilaku dan tugasnya tetapi akan berimbas pada
dengan menitikberatkan pada pemberian komponen lain sebagai suatu cerminan
tugas saja, tetapi hendaknya disertai dan acuan dalam menjalankan tugas
dengan hubungan kemanusiaan yang dengan baik dan menghasilkan hasil yang
harmonis. Kepala sekolah semestinya memuaskan.
memiliki gaya kepemimpinan yang Upaya peningkatan kinerja guru
menyenangkan guru, menunjukkan memerlukan pembinaan yang
persahabatan, mau mendengarkan berkesinambungan melalui supervisi atau
pendapat para guru, mengupayakan pengawasan. Supervisi akademik
kesejahteraan para guru, senang merupakan kegiatan pembinaan dengan
bermusyawarah dengan guru, menerima memberi bantuan teknis kepada guru
ide-ide guru, memperlakukan guru setara dalam melaksanakan proses
dengan dirinya, ramah kepada guru, dan pembelajaran, yang bertujuan untuk
sebagainya. meningkatkan kemampuan profesional
Temuan penelitian ini sejalan guru dan meningkatkan kualitas
dengan penelitian Supija (2008) yang pembelajaran. Dan hasil penelitian ini juga
menyatakan bahwa disiplin kerja guru sesuai dengan apa yang dikatakan
memegang peranan penting dalam Sergiovanni (1987) bahwa supervisi
menentukan kinerja guru. disiplin akademik diselenggarakan dengan
mencakup segala aktivitas yang meliputi maksud membantu guru mengembangkan
situasi dan kondisi psikologi seseorang kemampuannya profesionalnnya,
untuk berbuat, dan hal ini akan memonitor kegiatan belajar mengajar di
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, 1) sekolah, mendorong guru menerapkan
faktor internal; misalnya kepribadian, kemampuannya dalam melaksanakan
dedikasi, loyalitas, nilai yang dianut, tugas-tugas mengajarnya, mendorong
kemampuan maupun bakat, dan 2) faktor guru mengembangkan kemampuannya
eksterna, misalnya; iklim kerja, pola sendiri, serta mendorong guru agar ia
kepemimpinan, sistem reward, dan memiliki perhatian yang sungguh-sungguh
punishment baik material maupun (commitment) terhadap tugas dan
spiritual. Kedisiplinan kerja yang tanggung jawabnya. Dengan memberikan
difokuskan dalam penelitian ini adalah supervisi akademik yang baik tidak saja
yang berkaitan dengan indikator yang akan meningkatkan pengetahuan dan
mempunyai hubungan yang sangat erat keterampilan guru dalam kegiatan belajar
dengan kinerja guru. Beberapa indikator mengajar, namun juga mendorong tumbuh

9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

kembangnya komitmen, kemauan atau kemauan guru sehingga guru dapat


motivasi guru. melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kepala sekolah hendaknya menciptakan
PENUTUP program-program pendidikan dan
Berdasarkan analisis dan pelatihan baik yang terkait dengan bahan
pembahasan dapat ditemukan hal-hal ajar, metode dan teknik pembelajaran,
sebagai berikut: (1) terdapat determinasi manejemen pembelajaran, atau pun
gaya kepemimpinan kepala sekolah pelatihan lainnya untuk meningkatkan
terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar supervisi akademik. Selain itu, hendaknya
Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara kepala sekolah sebaiknya perlu memiliki
Kabupaten Badung dengan determinasi sikap untuk disiplin dalam bekerja, agar
sebesar 35,3%, (2) terdapat determinasi dapat menjadi contoh dan teladan bagi
disiplin kerja terhadap kinerja guru di para guru, dan (3) kepada peneliti lainnya
Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3 disarankan agar hasil penelitian ini
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung ditindaklanjuti oleh peneliti-peneliti
dengan determinasi sebesar 29,7%, (3) berikutnya dengan menggunakan
terdapat determinasi supervisi akademik literatur dan referensi yang lebih
terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar lengkap, waktu dan kegiatan yang lebih
Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Utara lama dan menggunakan sampel yang
Kabupaten Badung dengan determinasi lebih luas serta kajian yang lebih
sebesar 27,2%, dan (4) terdapat mendalam agar dapat menghasilkan
determinasi gaya kepemimpinan kepala penelitian yang lebih baik.
sekolah, disiplin kerja, dan supervisi
akademik di Sekolah Dasar Negeri se-
gugus 3 Kecamatan Kuta Utara DAFTAR RUJUKAN
Kabupaten Badung terhadap kinerja guru
dengan determinasi sebesar 51,6%. Ariantini, Tirta. 2006. Korelasi Gaya
Berdasarkan temuan-temuan tersebut Kepemimpinan Kepala Sekolah,
dapat disimpulkan bahwa terdapat Motivasi Kerja Guru dan Supervisi
determinasi gaya kepemimpinan kepala Pengawas terhadap Kinerja Guru
sekolah, disiplin kerja, dan supervisi Sekolah Dasar di Kecamatan
akademik terhadap kinerja guru di Sekolah Denpasar Selatan.
Dasar Negeri se-gugus 3 Kecamatan Kuta Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar
Utara Kabupaten Badung. Supervisi. Jakarta: PT. Rineka
Berdasarkan kesimpulan yang Cipta.
diuraikan di atas, dapat disarankan Kartana, I Wayan. 2009. Kontribusi
beberapa hal berikut: (1) kepada guru- Supervisi Akademik, Pengelolaan
guru di Sekolah Dasar Negeri se-gugus 3 Konflik, Gaya Kepemimpinan
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Kepala Sekolah terhadap Kinerja
agar berusaha secara terus menerus Guru SMA Negeri (Studi Kasus
dan bersungguh-sungguh meningkatkan pada Guru SMA Negeri 1 Baturiti
kinerjanya dengan cara meningkatkan Tabanan). Tesis. Tidak diterbitkan.
kompetensi profesionalnya dengan cara Program Pascasarjana Universitas
belajar dari berbagai sumber untuk Pendidikan Ganesha.
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan Mondy, Wayne: Noe Robert M. 1990.
dan kompetensinya sebagai pendidik Disiplin Kerja. http://
profesional, (2) kepada kepala sekolah akhmadsudrajat.wordpress.com/20
sebagai pemimpin tertinggi di sekolah 08/11/05/konsep-disiplin-kerja/ (31
hendaknya menerapkan gaya Januari 2013: 20.00 Wita)
kepemimpinan yang fleksinel karena
tingkat kematangan antar guru tentu tidak Nitisemito, Alex S. 1986. Manajemen
sama. Dalam memberikan tugas kepada Sumber Daya Manusia. Jakarta:
guru, kepala sekolah hendaknya Sasmito Bross
memperhatikan kemampuan dan

10
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

Prijodarminto, Soegeng. 1992. Pengertian


Disiplin. http://
ekonomimanajemen.blogspot.com/
2009/01/disiplin-kerja.htm (31
Januari 2013: 22.56 Wita)
Krejcie, Robert V.: Daryle W. Morgan.
1970. Determining Sample Size for
Research Activities. Educational
and Physiological Measurement.
Sergiovani, T.J. 1987. Educational
Govermance and Administration.
Englewood Cliffs. New Jersey:
Prentice hall. Inc
Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi ke-
3.Yogyakarta: STIE YKPN
Sumertha, I Nyoman. 2010. Pengaruh
Kualitas Supervisi Akademik dan
Etos Kerja terhadap Kinerja Guru
Ditinjau Dari Status Sertifikasi Guru
SMA Negeri di Kabupaten
Tabanan. Tesis. Tidak diterbitkan.
Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha
Supija, I Ketut. 2008. Kontribusi Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Supervisi Kepala Sekolah dan
Jenis Kuasa Kepala Sekolah
Dengan Disiplin Guru SD Di
Kecamatan Mengwi. Tesis. Tidak
diterbitkan. Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha.
Timpe, Dale. 1988. Kinerja. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Elex Media Komputindo

11

Anda mungkin juga menyukai