Anda di halaman 1dari 5

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Vol, 4. No,1. Tahun 2020


e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Implementasi Kepemimpinan Sekolah Terhadap Pendidikan Karakter


Di SD Islam Al-Azhar 34 Makassar

Nurul Fadhilah1, Rosleny Babo2, M Basri3


1
Pendidikan Dasar Program PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah Makassar
2,3
Universitas Muhammadiyah Makassar
Email: 1dhilarasyid@gmail.com
2
Rosleny.babo@gmail.com
3
basri.ppkhb@yahoo.com

Abstrak. Berlandaskan survey yang telah dilakukan oleh peneliti di SD Islam


Al-Azhar 34 Makassar yaitu masih adanya sebagian perilaku peserta didik yang tidak
mencerminkan karakter sebagai siswa di sekolah Islam seperti : berbicara kasar
terhadap gurunya, tidak menghormati orang yang lebih tua, school bulliying,
menyontek dan membohongi orangtua dan guru. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan dan kebijakan kepemimpinan di Sekolah dalam penerapan
pendidikan karakter di SD Islam Al-Azhar 34 Makassar, serta faktor pendukung dan
penghambat implementasi pendidikan karakter. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Jumlah informan sebanyak 8 orang. Teknik pengumpulan data dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah pemimpin sekolah
yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, komite sekolah dan guru telah
membuat program dan kegiatan sekolah berupa pembiasaan dan budaya sekolah yang
berkaitan dengan nilai religius, jujur, disiplin, dan tanggung jawab.

Kata kunci: Implementasi Kepemimpinan, kepemimpinan sekolah, Pendidikkan


Karakter.

Abstract. Based on a survey conducted by researchers at SD Al-Azbar 34 Makassar,


namely the persistence of some of the behavior of students who do not reflect the
character as a student in an Islamic school such as: speaking harshly to their teachers,
not respecting older people, school bullies cheating and lying to parents and teachers.
This study aims to determine the implementation and leadership policies in schools in
the application of character education in SD Al-Azhar 34 Makassar, as well as
supporting and inhibiting factors for the implementation of character education. This
research is a qualitative research. There were 8 informants. Data collection techniques
by observation, interview, and documentation. The results of the study are school
leaders consisting of school principals, deputy principals, school committees and
teachers who have made school programs and activities in the form of school habits
and culture related to religious values, honesty, discipline, and responsibility.

Keyword: Leadership Implementation, School Leadership, Character Building

PENDAHULUAN kurikulum setiap tahunnya harus dievaluasi


Kurikukulum merupakan hal yang sehingga dapat mewujudkan tujuan pendidikan
sangat penting dalam menunjang jalannya nasional dengan memperhatikan tahap
pendidikan di Indonesia, oleh karena itu perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya
28
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

dengan lingkungan. guru, dan orangtua dalam menanamkan perilaku


Pengembangan kurikulum tersebut karakter, hal tersebut dikarenakan merekalah
disebabkan dengan melihat tahap perkembangan yang bersentuhan langsung dengan peserta didik
peserta didik dan kesesuaiannya dengan di sekolah.
lingkungan yang dibutuhkan pada saat sekarang. Sejalan dengan penelitian di atas,
kurikulum 2013 atau yang lebih sering disebut adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan
dengan K.13 ini lebih menekankan kepada oleh (Murniati et.al, 2016) dengan judul
karakter siswa dan diharapkan dapat membantu “Strategi Kepala Sekolah dalam Implementasi
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah untuk Pendidikan Karakter Pada Sekolah Menengah
menciptakan anak didik yang berkarakter. Atas Negeri 1 Julok”. Pada penelitiannya ini
Banyaknya perilaku menyimpang di bertujuan untuk mengetahui upaya apa saja yang
masyarakat yang disebabkan oleh peserta didik dilakukan oleh kepala sekolah dalam
seperti tawuran, begal, tidak menghormati orang implementasi pendidikan karakter pada SMA
yang lebih tua. Ini merupakan tamparan keras Negeri 1 Julok. Penelitian ini menggunakan
bagi dunia pendidikan, belum lagi kejadian yang pendekatan kualitatif dengan metode deskriktif
terjadi di salah satu pondok pesantren mengenai dengan hasil penelitian menunjukkan kepala
temannya yang sama-sama masih di bawah umur sekolah telah menyususun program dalam
(Patroli Indosiar, Rabu 11/4/2018). mengimplementasi pendidikan karakter dengan
Kebanyakan orangtua sekarang lebih cara mewajibkan setiap guru bidang studi untuk
memilih menyekolahkan anaknya di sekolah membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan
yang lebih banyak belajar tentang ilmu agama kurikulum yang terbaru, menyesuaikan
seperti di Pesantren, Madrasah, dan Sekolah perkembangan buku pengangan guru bidang
Islam Terpadu (SIT) dibandingkan di sekolah studi.
umum, hal tersebut belum tentu menjamin Pemimpin sekolah yang memiliki peran
seorang anak dapat berperilaku baik sehingga itu besar adalah kepala sekolah karena dialah yang
dapat menjadi salah satu dasar yang perlu di dapat mengayomi semua stakeholder maka dari
pikirkan kembali oleh orangtua sebelum itu, menurut Okoji dalam Kadir (2019) untuk
memasukkan anaknya ke suatu sekolah baik itu menjadi pemimpin yang sukses, seorang kepala
sekolah umum atau boardingschool, seperti sekolah harus mengidentifikasi aspek-aspek
kejadian di atas didalam pesantren saja bisa yang berbeda dari perannya sebagai pemimpin,
terjadi hal yang sangat memprihatinkan. tantangan pertama mereka adalah mengarahkan
Banyaknya permasalahan yang dialami kembali kepemimpinan dari manajemen ke
oleh para pelajar menjadi tugas berat yang harus kepemimpinan, Sebagai pemimpin di sekolah,
segera dikerjakan oleh pemerintah, maka dari itu kepala sekolah merupakan individu yang
pemerintah berusaha memperbaiki proses dunia dituntut mampu melakukan transformasi
pendidikan dengan cara mengintegrasikan kemampuannya melalui bimbingan, tuntunan
nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran dan pemberdayaan kepada seluruh warga
menggunakan K.13 melalui pembiasaan. sekolah (Purwanti, et.al, 2014: 391)
Banyaknya usaha yang dilakukan oleh Adanya strategi yang dilakukan oleh
pemerintah dalam menciptakan pendidikan yang Kepemimpinan di sekolah diharapkan dapat
baik itu masih dipengaruhi kuat oleh membantu terlaksananya pembentukan karakter
pelaksananya di lapangan. bagi peserta didik karena pendidikan karakter
Jasruddin (30 April 2018) menjelaskan yang diterapkan tidak diajarkan dalam mata
dalam seminar pendidikan bahwa karakter itu pelajaran khusus tetapi diajarkan dengan cara
tidak untuk diajarkan, akan tetapi di contohkan praktek yang dilaksanakan melalui keseharian
sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah siswa tersebut di sekolah, Membicarakan
SAW dalam menanamkan dan menumbuhkan peranan kepemimpinan sekolah telah ada
karakter terhadap para sahabat yakni dengan berbagai teori atau pendekatan seperti: teori sifat,
mencontohkan kebaikan-kebaikan. Penelitian teori perilaku, dan kontingensi.
terdahulu yang dilakukan oleh Ahmad Berlandaskan pra survey yang telah
Suriansyah dan Aslamiah (2015) pada hasil dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 Agustus
penelitian ini menunjukkan bahwa yang 2018 di SD Islam Al-Azhar 34 Makassar yaitu
berperan penting dalam pembentukan karakter masih adanya sebagian perilaku peserta didik
seorang peserta didik adalah strategi yang yang tidak mencerminkan karakter sebagai siswa
dilakukan oleh kepemimpinan kepala sekolah, di sekolah Islam seperti : berbicara kasar

29
Vol, 4. No, 1. Tahun 2020

terhadap gurunya, tidak menghormati orang sekolah) dengan kriteria tertentu yang di
yang lebih tua, school bulliying, menyontek dan tetapkan peneliiti yang sesuai dengan fokus
membohongi orangtua dan guru. Dengan adanya masalah dalam penelitian ini. data sekunder
permasalahan tersebut maka diperlukan peran adalah penelitian ini berupa dokumen sekolah,
pemimpin sekolah antara lain kepala sekolah, kebijakan-kebijakan sekolah yang berkaitan
wakil kepala sekolah, komite sekolah dan guru dalam penerapan pendidikan karakter dan
terhadap pemahaman penerapan pendidikan lainnya yang terkait dengan penelitian ini.
karakter serta perannya dalam menguasai praktik Teknik pengumpulan data dengan cara:
manajemen sekolah yang berpihak pada praktik wawancara mendalam, observasi, dokumentasi
pendidikan karakter, sehingga dapat membantu dan triangulasi.
peserta didik dalam pembentukan karakternya.
Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan penelitian dengan mengusulkan Wawancara dilakukan pertama pada
“Implementasi Kepemimpinan Sekolah terhadap kepala sekolah terkait pelaksanaan pendidikan
Pendidikan Karakter di SD Islam Al-Azhar 34 karakter di sekolah, peran pemimpin dan strategi
Makassar” sebagai judul dalam penelitian ini. yang dilakukan dalam penanaman nilai karakter.
Wawancara selanjutnya dilakukan pada para
METODE PENELITIAN wakasek terkait dengan strategi dan program
Pendekatan yang dilakukan dalam yang digunakan dalam menumbuhkan nilai
penilitian ini adalah kualitaif penulis mengambil karakter peserta didik. Ketiga, guru terkait
penelitian kualitatif dengan alasan penelitian bagaimana pelaksanaan penerapan atau
dilakukan pada objek yang alamiah. Menurut penanaman pendidikan karakter dalam
Lincoln dan Guba dalam (Moleong, 2017) objek pembelajaran, keempat komite sekolah (jamiyah)
yang alamiah adalah penelitian yang diharapkan terkait peran dalam pelaksanaan pendidikan
adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan karakter di sekolah dan terakhir wawancara
yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan. kepada peserta didik untuk mengetahui
Objek alamiah yang dapat diartikan bahwa bagaimana strategi guru dalam menumbuhkan
berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh nilai karakternya. Dokumentasi, menjadi data
peneliti dan kehadiran peneliti tidak yang mendukung peneliti pada saat penilitian
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. yang menghimpun data-data kondisi fisik
Menurut Arikunto (2013:3) pendekatan sekolah, letak sekolah, sarana prasarana,
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan keadaan kepala sekolah, keadaan wakasek,
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal keadaan komite sekolah, keadaan guru, keadaan
lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya peserta didik, RPP guru, dan hasil tentang nilai
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian atau karakter peserta didik. Setelah didapat hasil
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat observasi, wawancara dan dokumentasi.
diamati. Penelitian ini menggunakan berbagai Hasil wawancara yang dilakukan dengan
sumber bukti (yang bisa jadi kualitatif, bapak Jamalullaili, S.Pd.I selaku kepala sekolah
kuantitatif atau kedua-duanya) terhadap satu yang menyatakan bahwa: “Menurut saya sebagai
entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang dan kepala sekolah, mengenai perlu atau tidaknya
waktu, pada umumnya studi kasus dihubungkan pendidikan karakter di sekolah yaitu sekolah
dengan sebuah lokasi “kasusnya” (Christine sangat memerlukan program pendidikan karakter
Daymon, 2008). karena pendidikan karakter merupakan cikal
Penelitian dilaksanakan di SD Islam bakal dalam menumbuhkan akhlak kepribadian
Al-Azhar 34 Makassar berlokasi di Kecamatan yang baik bagi peserta didik. Upaya saya sebagai
Rappocini Kota Makassar. Penelitian dilakukan kepala sekolah dalam melaksanakan program
pada bulan Desember 2017 sampai dengan pendidikan karakter yaitu dengan memberikan
Januari 2018 di Kecamatan Rappocini. tugas masing-masing kepada pemimpin sekolah
Data yang diperoleh atau dikumpulkan lainnya dalam membuat program yang dapat
langsung di lapangan oleh peneliti. Sumber data mendukung dan mengembangkan pendidikan
primer pada penlitian ini adalah wawancara dan karakter peserta didik dengan melakukan
observasi pada semua komponen sekolah yang berbagai kesiapan seperti mendukung berbagai
ada kaitannya dengan pelaksanaan, perencanaan program atau kegiatan yang direncanakan oleh
dan evaluasi pendidikan karakter. Data primer pemimpin sekolah. Tata tertib dan visi misi juga
diperoleh dari informan kunci (pemimpin dibuat dengan keterlibatan berbagai pemimpin

30
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

sekolah seperti wakasek,guru, komite dan melanggar dan didapati guru maka saya akan
seluruh warga sekolah yang berwewenang, ditegur dan menapatkan sanksi, sanksi yang
penerapan tata tertib dan visi misi sekolah yang paling sering saya dapatkan itu biasanya disuruh
berlandaskan pendidikan karakter dilaksanakan istighfar sebanyak 100 kali atau jika kami
dengan cara pembiasaan dan pemberian sanksi terlambat datang ke sekolah maka kami disuruh
bagi yang melanggar. berikrar di lapangan dan kalau pelanggaran kami
Hal serupa juga diungkapkan oleh para banyak dan parah maka kami akan disuruh ke
pemimpin sekolah seperti wakasek, guru dan BK dan dibimbing disana. Kalau soal visi misi
komite di SDI Al-Azhar 34 Makassar kepada saya tidak tahu isinya semua apa tapi saya biasa
peneliti, yaitu sebagai “Para wakasek, guru dan membacanya ketika naik di lantai dua karena
komite juga terlibat dalam pembuatan tata tertib disana dipasang papan yang berisi tulisan visi
dan visi misi sekolah karena untuk membuat tata misi sekolah yang saya ingat itu salah satu visi
tertib dan visi misi harus sesuai dengan kondisi misinya berbunyi Mengembangkan kebiasan
yang terjadi di sekolah dan karakter apa yang hidup yang islami, sehat, bersih, dan peduli
akan dibangun di sekolah tersebut. Dengan sosial. menurut saya, saya sudah melaksanakan
terlibatnya semua pemimpin sekolah maka sebagian visi misi sekolah salah satunya itu
mereka bersama-sama memiliki peran penting mengembangkan kebiasaan hidup islami
dalam menerapkan dengan cara pembiasaan, Alhamdulillah saya sudah mulai terbiasa sholat
karena membangun suatu karakter itu harus walaupun ada bolong-bolongnya”.
dengan pembiasaan yang dikerjakan secara Berdasarkan wawancara yang telah
berulang-ulang sehingga menciptakan karakter dilaksanakan maka dapat diketahui bahwa
yang sesuai dengan harapan. banyaknya program yang diterapkan sekolah
Pengimplementasian kepemimpinan dalam mengembangkan pendidikan karakter
sekolah terhadap pendidikan karakter peserta antara lain: a) Guru menjemput peserta didik di
didik di SD islam al-azhar 34 makassar, pagi hari di depan gerbang sekolah; b) Setiap
dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan guru memiliki tugas piket untuk mengawasi
oleh peneliti. Adapun hasil observasi peneliti setiap kegiatan siswa pada saat baru datagng ke
adalah sebagi berikut : Pada tanggal 4 April sekolah, istirahat dan pada saat jam kepulangan;
2019, peneliti mengamati bahwa guru-guru di c) Sebelum belajar siswa wajib tadarrus dan
SD islam al-azhar 34 makassar hadir lebih awal menghafal surah-surah pendek, berikrar, doa
untuk menjemput para peserta didik. Guru-guru pagi dan melaksanakan sholat dhuha; d) Peserta
hadir sebelum pukul 06.45. Para peserta didik didik difasilitasi dengan masjid yang besar dan
hadir sebelum pukul 07.00. karena pukul 07.15 – wajib melaksanakan sholat dzuhur secara
07.30 peserta didik diharuskan untuk masuk berjamaah bagi kelas tinggi (4,5,6); e) Peserta
ruang kelas membaca dan menghafalkan didik diberikan ekskul pengembangan diri dalam
surah-surah pendek. Setelah itu, peneliti melihat bidang keagamaan seperti mengaji dan tahfiz; f)
dan mengamati pada pukul 07.30-08.00 Ekskul kepramukaan yang dilasanakan oleh
melaksanakan ikrar dan doa pagi bersama yang kelas tinggi; g) Dilaksanakanya malam bina ilmu
dilanjutkan dengan shalat duha’ secara dan takwa (mabit); h) Siswa diberikan hafalan
berjamaah. surah-surah pendek dan wajib menghafal juz 30 ;
Senada dengan apa yang dipaparkan i) Adanya buku akhlakul karimah yang diberikan
oleh para pemimpin sekolah, diperkuat oleh kepada siswa sebagai sarana untuk mengontrol
peserta didik yang bernama Annisa Nurfadilla sholat dan perilaku apa yang dilakukan di rumah
Adelia, ia menuturkan bahwa: “Tata tertib yang dan wajib untuk diisi oleh orangtu orangtua dan
ada di sekolah itu banyak, dan kami harus dicek oleh guru.
mengikuti semua tata tertib yang di sekolah. Kesembilan program tersebut masih
Tata tertib yang saya ingat itu ada menjaga skala banyak lagi program dan aturan yang diterapkan
suara, datang tidak boleh terlambat, izin ke guru yang dapat mendukung terlaksananya
jika ingin meninggalkan kelas, berjalan dengan pendidikan karakter di sekolah tersebut. Dalam
tertib di selasar, naik dan turun tangga di sebelah mewujudkan program tersebut, tentulah
kiri dan masih banyak lagi. Tata tertib yang pemimpin sekolah memiliki perencanaan
paling sering saya langgar itu skala suara, saya dalam mengaplikasikannya. Perencanaan yang
belum bisa menjaga skala suara karena saya digagas oleh kepala sekolah dan seluruh
masih sering teriak-teriak ketika berbicara sama pemimpin sekolah sehinnga strategi yang
teman dan juga berlari ketika jalan. Ketika saya

31
Vol, 4. No, 1. Tahun 2020

direncanakan menjadi pembiasaan oleh peserta Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan


didik hingga melekat menjadi karakter. Pembelajaran, 3(2)
Pembiasaan menyambut peserta didik di Komariah, Nur & Rohana. 2016. Peran Wakil
pagi hari memberikan banyak manfaat dan Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
sejalan dengan program pemerintah dalam Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa Di
memberikan penguatan pendidikan karakter. Sekolah Menengah Atas (Sma)
Selain disiplin,hal yang diperoleh adalah Muhammadiyah Tembilahan.
berkesempatan mengenal orangtua peserta didik. (ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/al-afk
ar/article/download/105/101) diakses
SIMPULAN DAN SARAN tanggal 20 Mei 2018.
Implementasi kepemimpinan di sekolah Ramdani, Muhammad Ali. 2014. Lingkungan
sangat berpengaruh dalam penerapan pendidikan pendidikan dalam implementasi
karakter, oleh karena itu stakeholder yang pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan
berada di sekolah harus mempunyai jiwa Universitas Garut, Fakultas Pendidikan
kepemimpinan yang dapat memberikan sebuah Islam dan Keguruan Universitas Garut
perubahan sesuai dengan harapan yang ingin ISSN: 1907-932X
dibentuk. Adanya peran pemimpin sekolah dapat Moleong, Lexy. 2017. Metodologi Penelitian
memberikan perubahan dengan memberikan Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
program-program maupun peraturan di sekolah Remaja Rosdakarya.
yang dapat membentuk karakter peserta didik. Mulyadi. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Pendidikan karakter dapat dilaksanakan dengan Dalam Mengembangkan Budaya Mutu.
adanya pembiasaan yang dikerjakan secara Cetakan pertama. Malang: UIN Maliki
berulang-ulang di sekolah, di rumah maupun di Press.
lingkungan peserta didik dengan adanya kerja Murniati, A.R. 2016. Strategi Kepala Sekolah
sama antar stakeholder dan orangtua peserta Dalam Implementasi Pendidikan
didik. Karakter Pada Sekolah Menengah Atas
Adapun saran dari peneliti yaitu harus Negeri 1 Julok. Jurnal Administrasi
adanya kerjasama dengan setiap unsur sekolah Pendidikan: 4 (1).
dengan orangtua siswa yang ada agar program Purwanti, K., Murniati, A.R. dan Yusrizal. 2014.
pembinaan karakter siswa dapat terealisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
dengan nyata dan lancar. Selanjutnya untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Pada
pemimpin sekolah agar memperhatikan SMP Negeri 2 Simeulue Timur. Jurnal
kebijakan yang diputuskan agar tidak ada Ilmiah Didaktika, 14 (2): 390-400.
program yang yang ketinggalan dalam Suriansyah, Ahmad dan Aslamiah. 2015. Strategi
implementasinya. Kepemimpinan kepala sekolah, guru,
orangtua, dan masyarakat dalam
DAFTAR RUJUKAN Membentuk Karakter Siswa. Jurnal
Arikunto. 2013. Prosedur Peneliian : Suatu Cakrawala Pendidikan. 34 (2).
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Sommeng, A. 2018. Peningkatan Kemampuan
Cipta Guru Dalam Pengembangan Silabus Dan
Arifin, Imron. 2016. Kepemimpinan Rpp Melalui Pola Pembinaan
pembelajaran kepala sekolah dalam Profesional Dengan Pendekatan
menerapkan pendidikan karakter pada Kooperatif. JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah
era masyarakat ekonomi asean. Jurnal Ilmu Kependidikan, 3 (3): 263-273
Pendidikan Universitas Negeri Malang, DOI: http://doi.org/10.26858/jkp.v3i3.
Fakultas Pendidikan dan Keguruan 10230
Jasruddin. 2018. Revolusi Pendidikan Era
Milenial 4.0. Makalah Disajikan dalam
Seminar Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Makassar. Makassar. 30
April.
Kadir & Mulyadi. 2019. Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Sarana
Prasarana, dan Motivasi Kerja Guru
Terhadap Kinerja Guru SMA. Jurnal
32

Anda mungkin juga menyukai