29
Vol, 4. No, 1. Tahun 2020
terhadap gurunya, tidak menghormati orang sekolah) dengan kriteria tertentu yang di
yang lebih tua, school bulliying, menyontek dan tetapkan peneliiti yang sesuai dengan fokus
membohongi orangtua dan guru. Dengan adanya masalah dalam penelitian ini. data sekunder
permasalahan tersebut maka diperlukan peran adalah penelitian ini berupa dokumen sekolah,
pemimpin sekolah antara lain kepala sekolah, kebijakan-kebijakan sekolah yang berkaitan
wakil kepala sekolah, komite sekolah dan guru dalam penerapan pendidikan karakter dan
terhadap pemahaman penerapan pendidikan lainnya yang terkait dengan penelitian ini.
karakter serta perannya dalam menguasai praktik Teknik pengumpulan data dengan cara:
manajemen sekolah yang berpihak pada praktik wawancara mendalam, observasi, dokumentasi
pendidikan karakter, sehingga dapat membantu dan triangulasi.
peserta didik dalam pembentukan karakternya.
Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan penelitian dengan mengusulkan Wawancara dilakukan pertama pada
“Implementasi Kepemimpinan Sekolah terhadap kepala sekolah terkait pelaksanaan pendidikan
Pendidikan Karakter di SD Islam Al-Azhar 34 karakter di sekolah, peran pemimpin dan strategi
Makassar” sebagai judul dalam penelitian ini. yang dilakukan dalam penanaman nilai karakter.
Wawancara selanjutnya dilakukan pada para
METODE PENELITIAN wakasek terkait dengan strategi dan program
Pendekatan yang dilakukan dalam yang digunakan dalam menumbuhkan nilai
penilitian ini adalah kualitaif penulis mengambil karakter peserta didik. Ketiga, guru terkait
penelitian kualitatif dengan alasan penelitian bagaimana pelaksanaan penerapan atau
dilakukan pada objek yang alamiah. Menurut penanaman pendidikan karakter dalam
Lincoln dan Guba dalam (Moleong, 2017) objek pembelajaran, keempat komite sekolah (jamiyah)
yang alamiah adalah penelitian yang diharapkan terkait peran dalam pelaksanaan pendidikan
adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan karakter di sekolah dan terakhir wawancara
yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan. kepada peserta didik untuk mengetahui
Objek alamiah yang dapat diartikan bahwa bagaimana strategi guru dalam menumbuhkan
berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh nilai karakternya. Dokumentasi, menjadi data
peneliti dan kehadiran peneliti tidak yang mendukung peneliti pada saat penilitian
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. yang menghimpun data-data kondisi fisik
Menurut Arikunto (2013:3) pendekatan sekolah, letak sekolah, sarana prasarana,
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan keadaan kepala sekolah, keadaan wakasek,
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal keadaan komite sekolah, keadaan guru, keadaan
lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya peserta didik, RPP guru, dan hasil tentang nilai
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian atau karakter peserta didik. Setelah didapat hasil
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat observasi, wawancara dan dokumentasi.
diamati. Penelitian ini menggunakan berbagai Hasil wawancara yang dilakukan dengan
sumber bukti (yang bisa jadi kualitatif, bapak Jamalullaili, S.Pd.I selaku kepala sekolah
kuantitatif atau kedua-duanya) terhadap satu yang menyatakan bahwa: “Menurut saya sebagai
entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang dan kepala sekolah, mengenai perlu atau tidaknya
waktu, pada umumnya studi kasus dihubungkan pendidikan karakter di sekolah yaitu sekolah
dengan sebuah lokasi “kasusnya” (Christine sangat memerlukan program pendidikan karakter
Daymon, 2008). karena pendidikan karakter merupakan cikal
Penelitian dilaksanakan di SD Islam bakal dalam menumbuhkan akhlak kepribadian
Al-Azhar 34 Makassar berlokasi di Kecamatan yang baik bagi peserta didik. Upaya saya sebagai
Rappocini Kota Makassar. Penelitian dilakukan kepala sekolah dalam melaksanakan program
pada bulan Desember 2017 sampai dengan pendidikan karakter yaitu dengan memberikan
Januari 2018 di Kecamatan Rappocini. tugas masing-masing kepada pemimpin sekolah
Data yang diperoleh atau dikumpulkan lainnya dalam membuat program yang dapat
langsung di lapangan oleh peneliti. Sumber data mendukung dan mengembangkan pendidikan
primer pada penlitian ini adalah wawancara dan karakter peserta didik dengan melakukan
observasi pada semua komponen sekolah yang berbagai kesiapan seperti mendukung berbagai
ada kaitannya dengan pelaksanaan, perencanaan program atau kegiatan yang direncanakan oleh
dan evaluasi pendidikan karakter. Data primer pemimpin sekolah. Tata tertib dan visi misi juga
diperoleh dari informan kunci (pemimpin dibuat dengan keterlibatan berbagai pemimpin
30
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
sekolah seperti wakasek,guru, komite dan melanggar dan didapati guru maka saya akan
seluruh warga sekolah yang berwewenang, ditegur dan menapatkan sanksi, sanksi yang
penerapan tata tertib dan visi misi sekolah yang paling sering saya dapatkan itu biasanya disuruh
berlandaskan pendidikan karakter dilaksanakan istighfar sebanyak 100 kali atau jika kami
dengan cara pembiasaan dan pemberian sanksi terlambat datang ke sekolah maka kami disuruh
bagi yang melanggar. berikrar di lapangan dan kalau pelanggaran kami
Hal serupa juga diungkapkan oleh para banyak dan parah maka kami akan disuruh ke
pemimpin sekolah seperti wakasek, guru dan BK dan dibimbing disana. Kalau soal visi misi
komite di SDI Al-Azhar 34 Makassar kepada saya tidak tahu isinya semua apa tapi saya biasa
peneliti, yaitu sebagai “Para wakasek, guru dan membacanya ketika naik di lantai dua karena
komite juga terlibat dalam pembuatan tata tertib disana dipasang papan yang berisi tulisan visi
dan visi misi sekolah karena untuk membuat tata misi sekolah yang saya ingat itu salah satu visi
tertib dan visi misi harus sesuai dengan kondisi misinya berbunyi Mengembangkan kebiasan
yang terjadi di sekolah dan karakter apa yang hidup yang islami, sehat, bersih, dan peduli
akan dibangun di sekolah tersebut. Dengan sosial. menurut saya, saya sudah melaksanakan
terlibatnya semua pemimpin sekolah maka sebagian visi misi sekolah salah satunya itu
mereka bersama-sama memiliki peran penting mengembangkan kebiasaan hidup islami
dalam menerapkan dengan cara pembiasaan, Alhamdulillah saya sudah mulai terbiasa sholat
karena membangun suatu karakter itu harus walaupun ada bolong-bolongnya”.
dengan pembiasaan yang dikerjakan secara Berdasarkan wawancara yang telah
berulang-ulang sehingga menciptakan karakter dilaksanakan maka dapat diketahui bahwa
yang sesuai dengan harapan. banyaknya program yang diterapkan sekolah
Pengimplementasian kepemimpinan dalam mengembangkan pendidikan karakter
sekolah terhadap pendidikan karakter peserta antara lain: a) Guru menjemput peserta didik di
didik di SD islam al-azhar 34 makassar, pagi hari di depan gerbang sekolah; b) Setiap
dikuatkan dengan hasil observasi yang dilakukan guru memiliki tugas piket untuk mengawasi
oleh peneliti. Adapun hasil observasi peneliti setiap kegiatan siswa pada saat baru datagng ke
adalah sebagi berikut : Pada tanggal 4 April sekolah, istirahat dan pada saat jam kepulangan;
2019, peneliti mengamati bahwa guru-guru di c) Sebelum belajar siswa wajib tadarrus dan
SD islam al-azhar 34 makassar hadir lebih awal menghafal surah-surah pendek, berikrar, doa
untuk menjemput para peserta didik. Guru-guru pagi dan melaksanakan sholat dhuha; d) Peserta
hadir sebelum pukul 06.45. Para peserta didik didik difasilitasi dengan masjid yang besar dan
hadir sebelum pukul 07.00. karena pukul 07.15 – wajib melaksanakan sholat dzuhur secara
07.30 peserta didik diharuskan untuk masuk berjamaah bagi kelas tinggi (4,5,6); e) Peserta
ruang kelas membaca dan menghafalkan didik diberikan ekskul pengembangan diri dalam
surah-surah pendek. Setelah itu, peneliti melihat bidang keagamaan seperti mengaji dan tahfiz; f)
dan mengamati pada pukul 07.30-08.00 Ekskul kepramukaan yang dilasanakan oleh
melaksanakan ikrar dan doa pagi bersama yang kelas tinggi; g) Dilaksanakanya malam bina ilmu
dilanjutkan dengan shalat duha’ secara dan takwa (mabit); h) Siswa diberikan hafalan
berjamaah. surah-surah pendek dan wajib menghafal juz 30 ;
Senada dengan apa yang dipaparkan i) Adanya buku akhlakul karimah yang diberikan
oleh para pemimpin sekolah, diperkuat oleh kepada siswa sebagai sarana untuk mengontrol
peserta didik yang bernama Annisa Nurfadilla sholat dan perilaku apa yang dilakukan di rumah
Adelia, ia menuturkan bahwa: “Tata tertib yang dan wajib untuk diisi oleh orangtu orangtua dan
ada di sekolah itu banyak, dan kami harus dicek oleh guru.
mengikuti semua tata tertib yang di sekolah. Kesembilan program tersebut masih
Tata tertib yang saya ingat itu ada menjaga skala banyak lagi program dan aturan yang diterapkan
suara, datang tidak boleh terlambat, izin ke guru yang dapat mendukung terlaksananya
jika ingin meninggalkan kelas, berjalan dengan pendidikan karakter di sekolah tersebut. Dalam
tertib di selasar, naik dan turun tangga di sebelah mewujudkan program tersebut, tentulah
kiri dan masih banyak lagi. Tata tertib yang pemimpin sekolah memiliki perencanaan
paling sering saya langgar itu skala suara, saya dalam mengaplikasikannya. Perencanaan yang
belum bisa menjaga skala suara karena saya digagas oleh kepala sekolah dan seluruh
masih sering teriak-teriak ketika berbicara sama pemimpin sekolah sehinnga strategi yang
teman dan juga berlari ketika jalan. Ketika saya
31
Vol, 4. No, 1. Tahun 2020