Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS

TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


MAHASISWA MATA KULIAH BAHASA INGGRIS PRODI DIII
KEPERAWATAN AKADEMI KESEHATAN “RUSTIDA”

Sylene Meilita1, Yeni Andriani1


1. Prodi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Rustida
Korespondensi:
Sylene Meilita., d/a Prodi D III Kebidanan Akademi kesehatan Rustida
Jln. RS. Bhakti Husada Krikilan - Glenmore – Banyuwangi

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai tes
harian Bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Bahasa Inggris pada pokok bahasan Noun, Pronoun, Verb, Adverb, Adjective,
Preposition, Interjection, Determiner, Preposition and Conjunction in the
sentences dengan menggunakan metode pembelajaran Number Heads Together
(NHT). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Januari
2015, bertempat di Prodi D.III Keperawatan Kelas IA Akademi Kesehatan
Rustida.
Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 3 siklus,
setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif terhadap data berupa nilai hasil tes dan observasi non tes mahasiswa
selama mengikuti perkuliahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
metode NHT, suasana pembelajaran lebih kondusif dan hasil belajar mahasiswa
menglami peningkatan. Terlihat dari rata-rata nilai tes harian mahasiswa sebelum
penerapan metode NHT sebesar 56. Kemudian, setelah pelaksanaan model
pembelajaran NHT siklus I, rata-rata nilai tes sebesar 59, pada siklus II nilai tes
meningkat sebesar 2 poin menjadi 61, dan pada siklus ke III rata-rata nilai sebesar
66. Disimpulkan bahwa metode pembelajaran model NHT dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Inggris.

Kata kunci : hasil belajar, English sentence stucture, metode NHT

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya sadar ini menjadi perhatian pemerintah


dan terencana guna mewujudkan maupun pendidik guna
suasana belajar dan proses meningkatkan mutu Sumber Daya
pembelajaran agar peserta didik Manusia Indonesia menjadi lebih
secara aktif dapat mengembangkan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut
potensi dirinya (UU RI No 20 Tahun kegiatan pembelajaran yang dila-
2003). Mengingat pentingnya peran kukan di dalam kelas sangat
pen-didikan, maka seyogyanya aspek menentukan keberhasilan pem-

124
belajaran. Pembelajaran pada lebih baik daripada teman lainnya.
hakekatnya adalah suatu proses Hal ini menyebabkan mahasiswa
komunikasi dan interaksi yang yang memiliki kemampuan akademis
bersifat timbal balik antara pendidik lebih rendah merasa rendah diri dan
dan peserta didik untuk mencapai semakin takut untuk berpartisipasi
tujuan pendidikan yang telah berbahasa Inggris selama proses
dirancang. diskusi selama perkuliahan. Faktor
Salah satu indikator keberhasilan lain yang mungkin menjadi penyebab
pembelajaran adalah ketercapaian adalah cara penyampaian materi
peserta didik dalam mengikuti proses yang kurang dapat membangkitkan
pembelajaran. Dengan demikian, minat belajar mahasiswa sehingga
pendidik bertanggung jawab dalam berakibat terhambatnya keaktifan
ketercapaian keberhasilan pem- dan partisipasi mahasiswa di kelas
belajaran di kelas. Tugas pendidik dan pencapain hasil belajar yang
adalah membangkitkan semangat tidak merata. Kendala tersebut
belajar maupun partisipasi peserta menyebabkan perolehan rata rata
didik dengan menciptakan suasana nilai tes harian Bahasa Inggris
belajar yang menarik, aktif dan mahasiswa masih di bawah 60.
terjalin komunikasi dua arah yang Selama ini dalam penyampaian
berimbang antara pendidik dan materi peneliti sekaligus sebagai
peserta didik. Peran pendidik bukan dosen pengampu mata kuliah Bahasa
untuk memindahkan pengetahuan, Inggris, menggunakan metode
tetapi sebagai fasilitator yang dapat konvensional dimana dosen men-
memfasilitasi peserta didik untuk dominasi atau lebih aktif dalam
menyampaikan pendapat sekaligus kegiatan pembelajaan dibandingkan
mengembangkan pengetahuannya. mahasiswa, dengan cara menjelaskan
Namun kenyataannya, khusus- materi pembelajaran secara menye-
nya dalam pembelajaran Bahasa luruh dengan harapan mahasiswa
Inggris di tingkat Akademi lebih mudah untuk memahami
khususnya di bidang Kesehatan, materi. Alasan lain yang mendasari
peneliti sekaligus sebagai dosen dosen menerapkan metode lama/
mengalami kendala dalam mem- konvensional dalam pembelajaran,
fasilitasi mahasiswa selama proses yaitu dikarenakan mayoritas
pembelajaran berlang-sung meskipun mahasiswa mengatakan bahwa
dosen telah menjelaskan materi Bahasa Inggris sulit dipelajari dan
secara menyeluruh. Kendala yang diterapkan/dipraktekkan. Sebagai-
muncul diantaranya; masih banyak mana kita ketahui bahwa Bahasa
mahasiswa yang pasif, tidak bisa Inggris adalah bahasa baru yang
menjawab pertanyaan yang diajukan dipelajari sebagai Bahasa Asing di
dosen karena kurang memahami Indonesia setelah bahasa pertama
materi yang sedang dibahas atau yaitu bahasa Ibu atau Bahasa Daerah
kadang merasa takut jika salah dan Bahasa Kedua yang umumnya
berbicara menggunakan Bahasa adalah Bahasa Indonesia. Melihat
Inggris, sehingga seringkali pembe- fenomena tersebut, maka peneliti
lajaran didominasi oleh mahasiswa merasa perlu menerapkan suatu
yang memiliki kemampuan akademis model pembelajaran yang dapat

125
membangun peran aktif mahasiswa dengan judul “Penggunaan Model
selama proses belajar mengajar. Pembelajaran Number Heads
Aktivitas belajar menurut Sudjana Together (NHT) Dalam Mening-
(2005) merupakan suatu proses yang katkan Hasil Belajar Mahasiswa
terdiri dari beberapa unsur yaitu: Mata Kuliah Bahasa Inggris di Prodi
tujuan belajar, mahasiswa yang DIII Keperawatan Akademi
termotivasi, tingkat kesulitan belajar, Kesehatan “Rustida”.
stimulus dari lingkungan, mahasiswa
yang memahami situasi serta pola METODE PENELITIAN
respon mahasiswa. Model pembe-
lajaran kooperatif dipilih oleh Penelitian ini dilaksanakan di
peneliti karena dapat memenuhi Akademi Keperawatan Rustida
sebagian besar kriteria aktivitas Krikilan Banyuwangi. Waktu
belajar sekaligus dapat memfasilitasi penelitian dilaksanakan pada bulan
mahasiswa untuk mengemukakan Desember 2014 sampai dengan
pendapat, bertukar pendapat dan Januari 2015. Siklus pertama
bekerja sama dengan teman dilaksanakan pada pada tanggal 18
kelompoknya. Pembelajaran ko- Desember 2014, kemudian dilakukan
operatif adalah sistem pengajaran pelaksanaan penelitian siklus ke dua
yang memberikan kesempatan pada tanggal 31 Desember 2014 dan
kepada mahasiswa untuk beker- siklus terakhir, yaitu siklus ke tiga
jasama dengan mahasiswa lain dalam pada 8 Januari 2015.
tugas-tugas yang terstruktur (Lie, Penelitian ini menggunakan
2002). jenis Penelitian Tindakan Kelas
Pembelajaran Kooperatif (PTK) atau Classroom Action
memiliki beberapa jenis, dan jenis Research yang memiliki ciri adanya
yang diterapkan dalam penelitian ini tindakan berulang (Kasbollah, K.,
adalah Pembelajaran Kooperatif 1998) menyatakan bahwa Penelitian
Jenis Numbered Heads Together Tindakan Kelas memuat unsur
(NHT) atau Kepala Bernomor. perencanaan tindakan, pelaksanaan,
Pembelajaran Kooperatif jenis ini, observasi dan refleksi. Rancangan
mahasiswa memiliki peran sangat siklus penelitian ini, pertama yaitu
dominan selama proses perkulihan perencanaan, yang bertujuan untuk
karena menekankan proses perbaikan pembelajaran, yang tidak
kerjasama dalam kelompoknya, hanya berisi tentang tujuan dan
saling membagikan ide dan ciri yang kompetensi belajar yang ingin
paling mendasar yaitu adanya sistem dicapai, tetapi perencanaan disusun
penomoran sehingga merangsang sebagai pedoman utama jalannya
mahasiswa untuk bertanggung jawab proses pembelajaran. Kedua,
atas nomor yang dimiliki, memahami pelaksanaan adalah penerapan
dan mempelajari materi yang ada tindakan yang dilakukan peneliti
agar bisa menjawab jika diberi berdasar perencanaaan yang telah
pertanyaan oleh dosen. disusun. Ketiga adalah observasi,
Berdasarkan uraian di atas, maka merupakan kegiatan mengumpulkan
peneliti tertarik untuk menerapkan informasi tentang jalannya proses
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pembelajaran yang telah dilakukan.

126
Melalui kegiatan observasi ini, Subjek penelitian adalah mahasiswa
observer mencatat dan mengum- Program Studi D III Keperawatan
pulkan informasi kelemahan yang “Rustida” tingkat I semester 1 kelas
dilakukan peneliti maupun sikap dan A sejumlah 40 mahasiswa dan
nilai tes yang terkumpul selama dikelompokkan menjadi 8 kelompok,
pembelajaran berlangsung sebagai dimana masing-masing kelompok
bahan refleksi pada pelaksanaan terdiri dari 5 anggota. Instrumen
siklus berikutnya. Langkah terakhir yang di-gunakan untuk pengumpulan
yaitu refleksi, merupakan kegiatan data penelitian meliputi: tes,
yang bertujuan untuk menganalisis dokumentasi serta observasi. Kriteria
kelebihan dan adanya kekurangan keberhasilan pelaksanaan penelitian
yang perlu diperbaiki untuk dijadikan ini, yaitu jika perolehan rata rata nilai
dasar perbaikan di siklus berikutnya. tes harian Bahasa Inggris mahasiswa
lebih dari atau sama dengan 65.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil langsung sebelum dilaksanakan


Hasil dan pembahasan penelitian ini pengajaran model Kepala
dijabarkan sebagai berikut: Bernomor. Tes ini dilaksanakan
1. Hasil Pra Tindakan pada tanggal 11 Desember 2014.
Sebelum melaksanakan tindakan Dosen mengajar menggunakan
dalam penelitian, peneliti metode konvensional, sebagai
melakukan tes untuk mengetahui kegiatan pra tindakan atau
nilai yang dicapai dan sebelum dilaksanakan metode
menggunakan check list lembar pembelajaran model Kepala
observasi non-tes guna Bernomor. Hasil pembelajaran
mengevaluasi situasi kelas selengkapnya seperti di bawah
selama pembelajaran ber- ini:
Tabel 1 Nilai Tes Pra Tindakan
No Kategori Rentang Nilai Jumlah Bobot %
Mahasiswa Nilai
1 Sangat 91-100 100 2 200 5
Memuaskan
2 Memuaskan 81-90 - - - -
3 Baik 71-80 80 10 800 25
4 Cukup 61-70 - - - -
5 Kurang 51-60 60 5 300 12,5
6 Sangat 0-50 40 20 800 50
Kurang 20 3 60 7,5
Jumlah 40 2160 100
Rata rata = 2160/40 = 54 (kategori kurang

127
Tabel 2 Hasil Observasi Non Tes Pra Tindakan
No Aspek Penilaian ∑ Mahasiswa %
1 Berbahasa Inggris selama proses diskusi 8 20
2 Aktif bertanya, berkomentar dan 15 37,5
menanggapi
3 Tepat menjawab seluruh pertanyaan 3 7,5
4 Tidak melihat catatan selama menjawab 10 25
pertanyaan
Dari tabel di atas dapat tes, dapat disimpulkan sekitar 8
disimpulkan bahwa hanya 2 orang diantara keseluruhan
orang mahasiswa yang dapat mahasiswa telah Berbahasa
menjawab dengan benar seluruh Inggris selama proses diskusi,
pertanyaan. Sebanyak 10 mereka beerani menjawab
mahasiswa mendapatkan nilai pertanyaan dan mengungkapkan
80. 5 mahasiswa mendapatkan pendapat dalam Bahasa Inggris.
nilai 60, kemudian sebanyak 20 15 mahasiswa antusias dan
mahasiswa mampu menjawab mendengarkan penjelasan dosen
dengan tepat dua pertanyaan dengan seksama. Adapun 10
sehingga mendapatkan nilai 40. mahasiswa di kelas 1A ini dapat
Sisanya, 3 mahasiswa mendapat menjawab pertanyaan tanpa
nilai 20. Keseluruhan bobot nilai melihat catatan. Berdasarkan
yang diperoleh mahasiswa evaluasi dari hal – hal tersebut di
kemudian dikalkulasi dibagi atas, maka dosen sekaligus
dengan jumlah mahasiswa, peneliti mencoba menerapkan
diperoleh rata – rata nilai mereka metode pembelajaran Kepala
sejumlah 56, sehingga dikate- Bernomor yang bertujuan
gorikan kurang. Meskipun posisi memperbaiki proses pem-
duduk mahasiswa telah dibentuk belajaran dan meningkatkan
melingkar huruf U, tetapi prestasi mahasiswa.
sebagian besar dari mereka 2. Hasil Tindakan Siklus I
mereka terlihat mengabaikan Sebelum pelaksanaan pada
penjelasan dosen selama setiap siklusnya, peneliti
penyampaian materi. Akibatnya, menyusun perencanaan berupa
ketika dosen memberikan persiapan materi pembelajaran,
pertanyaan terdapat sejumlah membuat RPP dan membentuk
mahasiswa tidak bisa menjawab kelompok. Setelah pelaksanaan
pertanyaan dengan tepat dan siklus pertama didapatkan hasil;
benar. Dari hasil observasi non

128
Tabel 3 Nilai tes siklus I
Jumlah Bobot
No Kategori Rentang Nilai Prosentase
Mahasiswa Nilai
1 Sangat 91-100 100 3 300 7,5
Memuaskan
2 Memuaskan 81-90 - - - -
3 Baik 71-80 80 9 720 22,5
4 Cukup 61-70 -
5 Kurang 51-60 60 12 720 30
6 Sangat 0-50 40 15 600 37,5
Kurang 20 1 20 2,5
Jumlah 40 2360 100
Rata rata 2360/40 = 59 (kategori kurang/ belum memenuhi target)
Tabel 4 Hasil observasi non tes siklus I
No Aspek Penilaian ∑ Prosentase
Mahasiswa
1 Berbahasa Inggris selama proses diskusi 14 35
2 Aktif bertanya, berkomentar dan 25 62,5
menanggapi
3 Tepat menjawab seluruh pertanyaan 3 7,5
4 Tidak melihat catatan selama menjawab 35 87,5
pertanyaan
Dari tabel di atas dapat akan mencoba memberikan
disimpulkan bahwa terdapat 3 motivasi agar mereka mem-
mahasiswa yang mendapat nilai bangun kerjasama yang lebih
100, yang berarti mereka dapat baik dengan teman kelompok,
menjawab dengan tepat 5 yang memiliki kemampuan
pertanyaan yang diajukan kurang atau mengalami kesu-
peneliti. 9 mahasiswa men- litan dalam me-ngerjakan dipacu
dapatkan nilai 80, 12 mahasiswa untuk bertanya dan berdiskusi
mampu menjawab dengan tepat dengan teman kelompok yang
tiga dari lima pertanyaan yang berkemampuan lebih. Sebalik-
diajukan dan mendapat nilai 60. nya anggota kelompok yang
Tetapi, masih terdapat 15 mampu mengerjakan tugas, disa-
mahasiswa yang mendapat nilai rankan untuk membantu teman
40, bahkan 1 mahasiswa hanya yang mengalami kesulitan.
dapat menjawab satu pertanyaan Pada observasi non tes, seba-
saja. Rata – rata nilai yang gian besar mahasiswa sudah
terkumpul sebesar 59 dan dika- tidak melihat catatan selama sesi
tegorikan kurang. Hal ini tanya jawab berlangsung, tetapi
mungkin dikarenakan mereka hanya 3 orang saja yang mampu
belum terbiasa dengan metode menjawab dengan benar semua
ini, atau belum bisa berbaur dan pertanyaan yang diajukan.
bekerjasama dengan teman satu Hanya 25 mahasiswa dari kese-
kelompoknya. Untuk pembe- luruhan kelompok yang aktif
lajaran di siklus ke dua peneliti bertanya, berkomentar, dan

129
menaggapi dalam sesi diskusi untuk siklus ke dua berdasar
kelompok, mahasiswa lainnya temuan temuan di atas:
terlihat diam, umumnya mereka a. Memberikan motivasi kepada
adalah mahasiswa yang memi- mahasiswa yang merasa
liki kemampuan akademis mengalami kesulitan dalam
kurang, mungkin mereka merasa menjawab pertanyaan untuk
rendah diri ketika berbaur bertanya dan berdiskusi
dengan teman lain. 35% atau 14 dengan teman kelompoknya
dari keseluruhan mahasiswa yang mampu menjawab
kelas 1A Prodi D III pertanyaan tersebut tanpa
Keperawatan telah Berbahasa perlu merasa malu, sebalik-
Inggris selama proses diskusi nya teman yang merasa bisa
dalam menjawab maupun ber- menjawab hendaknya mem-
interaksi dengan peneliti. berikan masukan kepada
Temuan temuan dari refleksi seluruh anggota kelompok.
siklus I meliputi: b. Peneliti mamacu mahasiswa
a. Masih banyak mahasiswa agar mereka mencoba
yang belum terbiasa dengan berbahasa Inggris selama
metode pembelajaran jenis ini proses pembelajaran ber-
sehingga terlihat canggung langsung, tanpa perlu merasa
untuk bekerja sama dengan takut jika melakukan
teman satu kelompoknya kesalahan, atau malu jika
terutama mereka yang ditertawakan oleh mahasiswa
memiliki kemampuan aka- lain, karena kemampuan
demis kurang. berbahasa perlu pembiasaan.
b. Terdapat beberapa mahasiswa c. Mahasiswa ditekankan untuk
yang malu ataupun takut aktif dalam diskusi kelompok
berkomunikasi dalam bahasa karena ketika mereka men-
Inggris selama pembelajaran jawab mereka tidak diijinkan
berlangsung. melihat catatan ataupun
c. Sebagian kecil mahasiswa bertanya kepada teman,
masih melihat catatan selama mereka bertanggung jawab
menjawab pertanyaan pene- atas diri mereka sendiri dan
liti. berusaha agar mampu
Adapun langkah perbaikan mendapatkan nilai sebaik
yang akan ditempuh peneliti mungkin

130
3. Hasil Tindakan Siklus II
Tabel 5 Nilai tes siklus II
No Kategori Rentang Nilai ∑ Bobot %
Mahasiswa Nilai
1 Sangat 91-100 100 3 300 7,5
Memuaskan
2 Memuaskan 81-90 - - - -
3 Baik 71-80 80 10 800 25
4 Cukup 61-70 -
5 Kurang 51-60 60 15 900 37,5
6 Sangat Kurang 0-50 40-20 12 440 30
Jumlah 40 2440 100
Rata rata 2440/40 = 61 (kategori cukup)
Tabel 6 Hasil observasi non tes siklus II
No Aspek Penilaian ∑ Mahasiswa Prosentase
1 Berbahasa Inggris selama proses diskusi 24 60
2 Aktif bertanya, berkomentar dan 32 80
menaggapi
3 Tepat menjawab seluruh pertanyaan 3 7,5
4 Tidak melihat catatan selama menjawab 40 100
pertanyaan
Peneliti merefleksi pe- Berbahasa Inggris selama proses
laksanaan siklus ke dua dengan diskusi, semakin sedikit dari
cara melakukan pengkajian mereka yang pasif selama sesi
terhadap hasil tes dan non tes diskusi terlihat adanya 32
yang telah terkumpul. Hasil tes mahasiswa aktif dalam bertanya,
diketahui bahwa 3 mahasiswa berkomentar dan menggapi
atau 7,5% diantara keseluruhan selama sesi diskusi kelompok.
mahasiswa mampu menjawab Mereka mulai terbiasa ber-
seluruh pertanyaan dan men- interaksi dengan metode pem-
dapat nilai 100, 10 mahasiswa belajaran ini, dan dengan teman
mampu menjawab empat per- kelompoknya. Seluruh maha-
tanyaan dan mendapat nilai 80. siswa telah mematuhi peraturan
37,5% mahasiswa atau sebanyak untuk tidak melihat catatan
15 mahasiswa mendapat nilai selama sesi tanya jawab.
60. Yang mampu menjawab dua Jika dibandingkan dengan
pertanyaan sebanyak 10 maha- siklus pertama, baik dari
siswa, dan sisanya 2 mahasiswa keaktifan mahasiswa selama
mendapatkan nilai 20. Rata rata mengikuti pembelajaran maupun
perolehan nilai Bahasa Inggris di rata rata perolehan nilai telah
siklus ini sebesar 61. mengalami peningkatan. Tetapi
Sedangkan hasil observasi kriteria keberhasilan penelitian
non tes, dapat diamati bahwa ini belum tercapai, sehingga
lebih dari setengah keseluruhan siklus berikutnya masih
jumlah mahasiswa telah mampu dibutuhkan guna perbaikan.

131
Secara umum peneliti merefleksi b. Meminta mahasiswa lain
jalannya pembelajaran di siklus untuk tidak mentertawakan
ke dua ini, berdasarkan jika terdapat temna yang
informasi dari observer: salah dalam pelafalan. Karena
a. Sebanyak kurang lebih 16 kebanyakan mahasiswa
mahasiswa yang tidak merasa malu berbahasa
Berbahasa Inggris selama Inggris karena takut salah
proses diskusi dan masih dalam pengucapan dan
menggunakan Bahasa ditertawakan mahasiswa lain.
Indonesia dalam sesi tanya c. Peneliti akan berusaha
jawab. mengarahkan mereka agar
b. Terdapat 3 mahasiswa saja lebih berhati hati dalam
yang dapat menjawab dengan menjawab pertanyaan dan
benar seluruh pertanyaan aktif berdiskusi dengan teman
yang diajukan secara acak kelompoknya karena di siklus
oleh peneliti. pertama dan ke dua ini hanya
Langkah perbaikan yang 3 mahasiswa saja secara
direncanakan peneliti untuk berturut turut mampu
siklus ke III meliputi: menjawab dengan benar
a. Peneliti lebih mengapresiasi seluruh pertanyaan yang
jawaban yang dikemukakan diajukan peneliti.
mahasiswa terlepas jawaban
itu salah ataupun benar.
4. Hasil Tindakan Siklus III
Tabel 7 Nilai tes siklus III
No Kategori Rentang Nilai ∑ Bobot %
Mahasiswa Nilai
1 Sangat 91-100 100 4 400 10
Memuaskan
2 Memuaskan 81-90 - - - -
3 Baik 71-80 80 10 800 25
4 Cukup 61-70 - - - -
5 Kurang 51-60 60 20 1200 50
6 Sangat 0-50 40 6 240 15
Kurang
Jumlah 40 2640 100
Rata rata 2640/40 = 66 (kategori baik)
Tabel 8 Hasil observasi non tes siklus III
No Aspek Penilaian ∑ Mahasiswa %
1 Berbahasa Inggris selama proses diskusi 30 75
2 Aktif bertanya, berkomentar, dan 37 92,5
menaggapi
3 Tepat menjawab seluruh pertanyaan 4 10
4 Tidak melihat catatan selama menjawab 40 100
pertanyaan

132
Di akhir siklus ketiga ini, selama sesi tanya jawab, mereka
peneliti mengobservasi infor- membaca soal yang diajukan
masi yang terkumpul melalui peneliti melalui layar LCD dan
observer dengan mengkaji menjawabnya secara lisan.
perolehan nilai tes, yaitu terlihat Karena tujuan penelitian telah
seperti pada tabel nilai tes siklus tercapai, yaitu perolehan rata
III di atas, sebanyak 4 rata nilai tes Bahasa Inggris
mahasiswa mendapatkan nilai mahasiswa sebesar 66, maka
100, 10 mahasiswa atau 25% penelitian ini diakhiri pada
diantara keseluruhan mahasiswa siklus ke tiga pembelajaran
mendapkan nilai 80. Kemudian menggunakan metode Kepala
sisanya, 20 mahasiswa atau 50% Bernomor.
mendapat nilai 60 dan
mahasiswa yang mampu men- KESIMPULAN
jawab dengan tepat dua
pertanyaan saja sebanyak 6 Berdasar hasil penelitian penera-
mahasiswa. Sedangkan dari hasil pan metode pembelajaran model
observasi non tes, seluruh Numbered Heads Together (NHT),
mahasiswa dapat menjawab maka dapat disimpulkan sebagai
pertanyaan tanpa melihat berikut:
catatan, sebanyak 30 mahasiswa 1. Penerapan model pembelajaran
telah mampu Berbahasa Inggris kooperatif jenis kepala bernomor
selama proses diskusi selama dalam pembelajaran Bahasa
sesi tanya jawab, dan didapati Inggris berjalan lancar, mahasis-
sebanyak 37 mahasiswa telah wa menggunakan waktu selama
aktif bertanya, berkomentar dan pembelajaran untuk berdiskusi,
menaggapi pendapat teman bekerja sama dan mengemukakan
kelompoknya dalam sesi diskusi pendapat.
kelompok. Sejumlah 3 orang 2. Pembelajaran dengan menggu-
terlihat kurang aktif selama sesi nakan model Numbered Heads
diskusi berlangsung. Together (NHT) atau kepala
Secara umum, peneliti mela- bernomor dapat meningkatkan
kukan refleksi pelaksanaan aktivitas dan hasil belajar
siklus ini, bahwa sebagian besar mahasiswa. Hal ini terlihat dari
mahasiswa telah mampu adanya hasil evaluasi non tes
Berbahasa Inggris selama proses pada setiap siklusnya, terdapat 14
diskusi selama sesi tanya jawab, mahasiswa yang berbahasa
hampir seluruh mahasiswa Inggris selama proses diskusi dan
berpartisipasi aktif dalam diskusi tanya jawab pada siklus I,
kelompok, meskipun tidak meningkat menjadi 24 mahasis-
dipungkiri masih terdapat wa pada siklus II, dan pada siklus
sejumlah kecil mahasiswa yang III jumlah mahasiswa yang
terlihat diam dan kurang mampu berbahasa Inggris
berinteraksi dengan teman meningkat menjadi 30 maha-
kelompoknya. Keseluruhan siswa.
mahasiswa tidak melihat catatan

133
3. Adanya peningkatan prestasi Lie, Anita. 1999. Pembelajaran
mahasiswa dapat dilihat dari Kooperatif. PT Grasindo: Jakarta.
perolehan rata rata nilai tes -------------- 2002. Cooperative
harian Bahasa Inggris pada Learning: Mempraktikkan Coo-
setiap siklusnya. Untuk siklus I peratif Learning di Ruang Ruang
sebasar 59, meningkat menjadi Kelas. PT Grasmedia: Jakarta.
61 pada siklus II dan pada siklus -------------- 2008. Mempraktikkan
III meningkat menjadi 66. Cooperatif Learning di Ruang
Ruang Kelas. PT Grasindo:
SARAN Jakarta.
Mudjiono dan Dimjati. 1991.
Saran yang dapat dikemukakan Strategi Belajar Mengajar. Dep-
oleh peneliti meliputi: dikbud: Jakarta.
1. Pendidik hendaknya bervariasi Nasution, S. 1982. Berbagai
dalam menerapkan metode pem- Pendekatan Dalam Proses Be-
belajaran untuk menghindari lajar. Bina Aksara: Jakarta.
kejenuhan. Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kon-
2. Penelitian ini diharapkan dapat tekstual. Universitas Negeri
mendorong para pembaca khu- Malang: Malang.
susnya pendidik untuk mela- Slavin, R. 2005. Cooperative
kukan penelitian sejenis pada Learning: Teori, Riset dan
mata kuliah lain Praktik.London:Allymand Bacon
3. Penelitian ini diharapkan dapat Sudjana, Nana. 1989. Penilaian
menjadi refleksi bagi para pen- Hasil Belajar Mengajar. Sinar
didik agar menemukan metode Baru Algesindo: Bandung.
pembelajaran yang tepat untuk Sudjana, Nana. 2005. Dasar Dasar
diterapkan selama proses pem- Proses Belajar Mengajar. Sinar
belajaran untuk meningkatkan Baru Algesindo: Bandung.
pemahaman dan hasil belajar Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
peserta didik. Learning Teori & Aplikasi
Paikem. Pustaka Pelajar: Yog-
DAFTAR PUSTAKA yakarta.
Thabrany, Hasbullah. 1994. Rahasia
Carr&Kemmis, 1986 . Classroom Sukses Belajar. Raja Grafindo
Action Research Cycles. Persana: Jakarta
(Online),
(http://oldweb.madison.k12.wi.us
/sod/car/carisandisnot.htm,
diakses 3 Desember 2014).
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2011.
Pembelajaran Kooperatif.
UNESA University Press:
Surabaya.
Kasbolah, Kasiani. 1998. Penelitian
Tindakan Kelas. Depdikbud:
Jakarta.

134

Anda mungkin juga menyukai