A
C
B
Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 2,5
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 41 mm.
B : Pada kadar ampisilin 0,01
µg/mL dengan metode perforasi
tidak terdapat zona bening.
C : Pada kadar ampisilin
0,1µg/mL dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 22 mm.
A B
Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 0,5
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 29 mm.
B : Pada kadar ampisilin 5 µg/mL
dengan metode perforasi terdapat
zona bening dengan diameter 41
mm.
A B
C
Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 1 µg/mL
dengan metode perforasi terdapat
zona bening dengan diameter 41
mm.
B : Pada kontrol (aquades tanpa
larutan antibiotika) dengan
metode perforasi tidak terdapat
zona bening.
C : Pada kadar ampisilin 0,25
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 25 mm.
E.coli
A C
B
Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 0,01
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 16,65
mm.
B : Pada kadar ampisilin 2,5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 27,6 mm.
C : Pada kadar ampisilin 0,1
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 18,85
mm.
C
B
A
Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 0,5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 20,95
mm.
B : Pada kadar ampisilin 1
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 27,15
mm.
C : Pada kadar ampisilin 0,25
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 20,55
mm.
Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 26,25
mm.
Nilai KHM Ampisilin terhadap S.aureus : 0,1 µg/mL
Nilai KHM Ampisilin terhadap E.coli : 0,01 µg/cakram kertas
Tabel 1.2 Pengamatan Diameter Hambat Ampisilin terhadap S.aureus dan E.coli (II)
Kadar Ampisilin (µg/cakram kertas) Diameter Hambatan ± SD (mm) Gambar
S.aureus (Metode Perforasi)
untuk metode difusi agar dengan cakram
kertas dan Kadar Ampisislin (µg/mL)
untuk metode difusi agar perforator.
5 40,6 S.aureus
2,5 37,1
1 36,4
0,5 33,3
0,25 -
0,1 -
0,01 -
Kontrol (aquades steril tanpa antibiotika) -
C
B
Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 0,01 µg/mL
dengan metode perforasi tidak terdapat
zona bening.
B : Pada kadar ampisilin 5 µg/mL dengan
metode perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 40,6 mm.
C : Pada kadar ampisilin 0,25 µg/mL
dengan metode perforasi tidak terdapat
zona bening.
Keterangan :
A : Pada kontrol (aquades steril tanpa
larutan antibiotika) dengan metode
perforasi tidak terdapat zona bening.
B : Pada kadar ampisilin 1 µg/mL dengan
metode perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 36,4 mm.
A
Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 2,5 µg/mL
dengan metode perforasi terdapat zona
bening dengan diameter 37,1 mm.
B : Pada kadar ampisilin 0,5 µg/mL
dengan metode perforasi terdapat zona
bening dengan diameter 33,3 mm.
C : Pada kadar ampisilin 0,1 µg/mL
dengan metode perforasi tidak terdapat
zona bening.
A B C
Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 2,5
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 30,33 mm.
B : Pada kadar tetrasiklin 0,1
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 25,3 mm.
C : Pada kadar tetrasiklin
0,01µg/mL dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 23 mm.
A B
Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 5
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 32,67 mm.
B : Pada kontrol (aquades steril
tanpa larutan antibiotika) dengan
metode perforasi tidak terdapat
zona bening.
C
A
B
Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 0,25
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 28,3 mm.
B : Pada kadar ampisilin 1 µg/mL
dengan metode perforasi terdapat
zona bening dengan diameter
28,33 mm.
C : Pada kadar ampisilin 0,5
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 28,67 mm.
E.coli
A B C
Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 0,25
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 35,4 mm.
B : Pada kadar tetrasiklin 0,01
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 27,2 mm.
C : Pada kadar tetrasiklin 2,5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 44,4 mm.
A B
Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 1
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 47,1 mm.
B : Pada kontrol (aquades tanpa
larutan antibiotika) dengan
metode cakram kertas tidak
terdapat zona bening di sekitar
cakram kertas.
A B C
Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 0,5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 28,7 mm.
B : Pada kadar tetrasiklin 0,1
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 13,1 mm.
C : Pada kadar tetrasiklin 5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 42,3 mm.
Tabel 1.4 Pengamatan Diameter Hambat Kloramfenikol terhadap S.aureus dan E.coli
Kadar Kloramfenikol (µg/cakram kertas) Diameter Hambatan ± SD (mm) Gambar
S.aureus E.coli
untuk metode difusi agar dengan cakram
(Metode Perforasi) (Metode Cakram Kertas)
kertas dan Kadar Kloramfenikol (µg/mL)
untuk metode difusi agar perforator.
5 12,33 11,6 S.aureus
2,5 10,14 11
1 - 10,85 A
0,5 - -
0,25 - 6,9
0,1 - 5,95
0,01 - 3,2
Kontrol (aquades steril tanpa antibiotika) - - B
Keterangan :
A : Pada kontrol (aquades steril
tanpa antibiotika) dengan metode
perforasi tidak terdapat zona
bening.
B : Pada kadar kloramfenikol 5
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 12,33 mm.
Keterangan :
A : Pada kadar kloramfenikol 2,5
µg/mL dengan metode perforasi
terdapat zona bening dengan
diameter 10,14 mm.
B : Pada kadar kloramfenikol 0,1
µg/mL dengan metode perforasi
tidak terdapat zona bening.
C : Pada kadar kloramfenikol 0,25
µg/mL dengan metode perforasi
tidak terdapat zona bening.
Keterangan :
A : Pada kadar kloramfenikol 0,5
µg/mL dengan metode perforasi
tidak terdapat zona bening.
B : Pada kadar kloramfenikol 0,01
µg/mL dengan metode perforasi
tidak terdapat zona bening.
C : Pada kadar kloramfenikol 1
µg/mL dengan metode perforasi
tidak terdapat zona bening.
E.coli
Keterangan : Sebelum
dimasukkan ke inkubator pada
cawan petri dengan konsentrasi
0,01; 0,1; 5 µg/cakram kertas
belum terdapat zona bening
disekitar cakram
C
A B
Keterangan :
A : Pada kadar kloramfenikol 0,1
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 59,5 mm.
B : Pada kadar kloramfenikol 0,01
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 32 mm.
C : Pada kadar kloramfenikol 5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 11,6 mm.
Keterangan : Sebelum
dimasukkan ke inkubator pada
cawan petri dengan konsentrasi 1
µg/cakram kertas dan kontrol
(aquades steril tanpa larutan
antibiotika) belum terdapat zona
bening disekitar cakram
B
A
Keterangan :
A : Pada kadar kloramfenikol 1
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 10,85
mm.
B : Pada kontrol (aquades steril
tanpa larutan antibiotika) dengan
metode cakram kertas tidak
terdapat zona bening disekitar
cakram kertas.
Keterangan : Sebelum
dimasukkan ke inkubator pada
cawan petri dengan konsentrasi
0,25; 0,5; 2,5 µg/cakram kertas
belum terdapat zona bening
disekitar cakram
A B
C
Keterangan :
A : Pada kadar kloramfenikol 0,5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas tidak terdapat zona
bening disekitar cakram kertas.
B : Pada kadar kloramfenikol 2,5
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 11 mm.
C : Pada kadar kloramfenikol 0,25
µg/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 69 mm.
Tabel 1.5 Pengamatan Pertumbuhan Bakteri S.aureus dan E.coli pada Media yang Mengandung Ampisilin
Konsentrasi Ampisilin (µg/ 0,5 mL) Pertumbuhan Bakteri (+/-) Gambar
E.coli
0,3 (Kelompok 5) +++ Konsentrasi 0,3
0,45 (Kelompok 1) ++
0,9 (Kelompok 2) ++
1,8 (Kelompok 3) ++
1,8 (Kelompok 6) +
3,6 (Kelompok 4) +
3,6 (Kelompok 7) -
Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 0,3 µg/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 0,45
A
Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 0,45 µg/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 0,9
Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 0,9 µg/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 1,8
A
Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 1,8 µg/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 1,8
Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 1,8 µg/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 3,6
Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 3,6 µg/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 3,6
Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 3,6 µg/mL dengan
bakteri E.coli tidak terdapat pertumbuhan bakteri.
DATA PERHITUNGAN
Tabel 1.1 Perhitungan Diameter Hambat Ampisilin terhadap S.aureus dan E.coli
Kadar Ampisilin Diameter Hambatan ± SD (mm)
(µg/cakram kertas) S.aureus (Metode Perforasi) E.coli (Metode Cakram Kertas)
5 5,4+3,4+ 5,2 25,3+27,2
=4,6−0,5=4,1 cm=41 mm =26,25 mm
3 2
2,5 5,2+ 4,7+3,3 28,9+26,3
=4,4−0,6=3,9 cm=39 mm =27,6 mm
3 2
1 4+ 4,1+ 4,5 27,5+26,8
=4,2−0,7=3,5 cm=35 mm =27,15 mm
3 2
0,5 4,2+4,2+2,1 20,1+ 21,8
=3,5−0,6=2,9 cm=29 mm =20,95 mm
3 2
0,25 3,7+3,3+2,5 22,8+18,3
=3,1−0,6=2,5 cm=25 mm =20,55 mm
3 2
0,1 3,5+3,1+2,6 18,7+15
=3−0,8=2,2 cm=22mm =18,85 mm
3 2
0,01 - 17,2+16,1
=16,65 mm
2
Kontrol (aquades - -
steril tanpa
antibiotika)
Tabel 1.3 Perhitungan Diameter Hambat Kloramfenikol terhadap S.aureus dan E.coli
Kadar Diameter Hambatan ± SD (mm)
S.aureus (Metode Perforasi) E.coli (Metode Cakram Kertas)
Kloramfenikol
(µg/cakram
kertas)
5 1,720+1,466+2,227 1,11+1,21
=1,8043−0,571=1,233 cm=12,33 mm =1,16 cm=11,6 mm
3 2
2,5 1,578+1,815+1,361 1,10+1,10
=1,5846−0,571=1,0146 cm=10,01 mm =1,1 cm=11 mm
3 2
1 - 1,4+0,77
=1,085 cm=10,85 mm
2
0,5 - -
0,25 - 0,71+0,67
=0,69 cm=6,9mm
2
0,1 - 0,68+0,51
=0,595 cm=5,95 mm
2
0,01 - 0,43+0,21
=0,32 cm=3,2 mm
2
Kontrol - -
(aquades steril
tanpa
antibiotika)
1
×10=0,01 µ g/cakram kertas
1000