Anda di halaman 1dari 5

TUGAS LAPORAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(MASYARAKAT)

DISUSUN OLEH:

NAMA : NURFADILLAH

NIM : BT2101017

KELAS.: 1A

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


A. Masyarakat Beradab dan Sejahtera
 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam wilayah tertentu,
bergaul dalam jangka waktu lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap
anggotanya sebagai suatu kesatuan.
 Pengertian Beradab
Beradab berarti kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti. Sejahtera
berarti aman sentosa dan makmur, selamat dari gangguan dan kesukaran.
 Masyarakat beradab dan sejahtera mempunyai maksud bahwa masyarakat yang
dikehendaki adalah masyarakat yang kumpulan manusianya terdiri dari orang-orang yang
halus, sopan, dan baik budipekertinya agar masyarakat tersebut selamat dan bebas dari
gangguan maupun kesukaran.
Masyarakat beradab dan sejahtera dapat di konseptualisasikan sebagai civil
society atau masyarakat madani. Masyarakat madani merujuk pada semangat yang sama
sebagai sebuah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan
kesadaranketuhanan yang tinggi yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial.
Adapun ayat-ayat yang menyinggung masyarakat sebagai berikut:
 
 
 

  
 

 
 
 


 
 



 
 
 

 

 
  
  


 



 
  
  
 
 

 





  
 

 
 
 


 


 
 
 



Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan


suaramumelebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang
keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya
tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari”. (Q.S. Al-Hujurat: 2).
Dari ayat ini sangat berkaitan sekali mengenai adab kepada Allah dan Rasul-Nya
denganmemuliakannya, menghormatinya. Maka Allah memerintahkan kepada
orangorangmukmin untuk mengamalkan konskwensi dari iman, iman kepada Allah dan
RasulNyadengan mengamalkan seluruh perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh
laranganNya.

B. Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab Dan Sejahtera


 Landasan
Masyarakat, sebagaimana masyarakat madani binaan Rasulullah,
didasarkan pada Al-Qur’an dan Assunnah beliau sendiri. Petunjuk Al-Qur’an
yang langsung berkenaan dengan masyarakat beradab dan sejahtera didasarkan
pada hal-hal sebagai berikut:
a. Tauhid
Rumusan tauhid terdapat dalam surat al-Ikhlas sebagai berikut:
  
 
 
 

 

 
 


   
 
 


 


   
 
 
 
 
   
 
 
 

 
 

Katakanlah, “Dia lah Alah Yang Maha Esa”. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
dianakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (Q.S. al-
Ikhlas/ll2:l-4) 
Dalam ayat kedua dari surat tersebut menyatakan bahwa segala sesuatu
bergantung kepada Allah swt., termasuk segala urusan yang berkenaan dengan
masyarakat. Kepada Allah mereka, masyarakat, kumpulan dari orang perorang,
yang memiliki sistem budaya dan pandangan hidup, menyembah dan mohon
pertolongan.
b. Perdamaian
Suatu masyarakat, negara, bahkan masyarakat yang paling mikro
sekalipun, yaitu keluarga batih (nuclear family: suami, istri, dan anak) tidak akan
bisa bertahan kebaradaannya kalau tidak ada perdamaian diantara warganya.
c. Saling tolong menolong
Tolong menolong merupakan kelanjutan dan isi berbuat baik terhadap
orang lain. Secara naluri, orang yang pernah ditolong oleh orang lain di saat ia
tertimpa kesulitan, diam-diam ia berjanji “suatu saat akan membalas budi baik
yang sedang diterima”. Di saat itu ia merasa berhutang budi. Di saat ini pula
sering terlontar kata “semoga Allah membalas budi baik Bapak . . . dan sering
pula diiringi doa “Jazakumu-llahu khairal jaza’, jazakumu-llah khairan
kasira”(semoga Allah membalas kebaikan yang jauh lebih baik dan semoga Allah
membalas dengan kebaikan yang lebih banyak).
d. Bermusyawarah
Dalam bermusyawarah sering muncul kepentingan yang berbeda dari
masing-masing sub kelompok atau warga. Supaya tidak ada pihak yang dirugikan
atau tertindas, musyawarah untuk mencapai kata sepakat, motto yang harus sama-
sama dijunjung tinggi adalah “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, nikmat
sama-sama dirasakan”, “duduk sama rendah berdiri sama tinggi”. Allah
berfirman:

                                    

Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila


membulatkan tekad (keputusan) maka bertakwalah kepada Allah. (Q.S. Ali
Imran/3: l59).
e. Adil
Adil merupakan kata kunci untuk menghapus segala bentuk kecemburuan
sosial. Aneka macam bentuk protes dan demo-demo kolosal umumnya menuntut
keadilan atau rasa keadilan karena merasa dirugikan oleh mitra kerja, juragan,
majikan, atau pemerintah. Jika para penguasa, majikan, juragan, dan pemegang
amanah lainnya berbuat adil insyaallah kesentosaan dan kesejahteraan akan
menjadi kenyataan bagi masyarakatnya karena rakyat merasa dilindungi dan
diayomi, dan penguasa dihormati dan disegani. Sifat utama adil dan keadilan amat
diserukan dalam Islam. Himbauan, perintah, janji ganjaran bagi yang berbuat adil,
ancaman siksa bagi yang berbuat tidak adil (curang, culas, dan lalim) disebut 28
kali (‘Abd al-Baqi, [t.th]:569-700),dan sinonimnya (al-qist) disebut 29 kali dalam
Alquran (‘Abd al-Baqi, [t.th.]:691-692). Ini menendakan adil harus menjadi ciri
utama bagi setiap muslim atau masyarakat muslim dalam semua urusan
f. Akhlak
Nabi Muhammad mengaku bahwa dirinya diutus di muka bumi ini untuk
menyempurnakan akhlak manusia supaya ber-akhlaqul karimah. Pengakuan itu
diwujudkan dengan tindakan konkrit beliau baik sebagai pribadi maupun dalam
membangun masyarakat Islam di masanya.
C. HAM dan Demokrasi
 HAM
Hak asasi diartikan sebagai hak dasar atau hak-hak pokok seperti hak hidup dan
hak mendapat perlindungan. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya, yang tak dapat dipisahkan daripada hakekatnya dan karena itu
bersifat suci. Hal ini tercermin penegasan Allah dalam kitab suci Al-qur’an;
“Sesungguhnya kami telah memuliakan agama Bani Adam (manusia) dan baik-baik dan
kami angkat mereka di daratan dan dilautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan kami lebihkan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”
(Q.S Al-Isra’/17;70).
Hal itu sesungguhnya manusialah yang diberikan kebebasan memilih anatar hal-
hal yang baik dan yang buruk, benar dan salah, bermanfaat dan mendatangkan mudarat
dan sebagainya. Kunci dari itu semua adalah manusia dikaruniai akal pikiran dan hati
nurani (qalb). Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi kekhalifaan itu setiap manusia
harus mengerti terlebih dahulu hak-hak dasar yang melekat pada dirinya seperti
kebebasan, persamaan, perlindungan dan sebagainya. Hak-hak tersebut bukan merupakan
pemberian seseorang, organisasi, atau Negara tapi adalah anugerah dari Allah yang
dibawanya sejak lahir kealam dunia. Hak-hak itulah kemudian yang disebut dengan Hak
Asasi Manusia (HAM).
 Demokrasi
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dalam kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih
dibawah sistem pemilihan bebas. Dalam sistem demokrasi, rakyatlah yang dianggap
berdaulat, rakyat yang membuat hukum dan orang yang dipilih rakyat harus
melaksanakan apa yang telah ditetapkan rakyat tersebut.
Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang berusaha menerapkan prinsip-
prinsip Islam ke dalam kebijakan publik dalam kerangka demokrasi. Teori politik Islam
menyebutkan tiga ciri dasar demokrasi Islam: pemimpin harus dipilih oleh rakyat, tunduk
pada syariah, dan berkomitmen untuk mempraktekkan "syura", sebuah bentuk konsultasi
khusus yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat ditemukan dalam
berbagai hadits dengan komunitas mereka.

Anda mungkin juga menyukai