Npm : 21901071104
Kelas : PBSI-2C
1.Agama Islam punya ajaran 3,azaz Islam 3 juga, Jelaskan ke enam hal tersebut ?
a. Ajaran islam
Al-Qur’an
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya“. (QS. Yusuf: 2)
Hadits (Sunnah)
Merupakan sumber ajaran Islam yang kedua. Sunnah merupakan kebiasaan yang
dilakukan oleh Rasulullah baik dari segi perkataan, perbuatan maupun ketetapan atau
persetujuan Rasulullah terhadap apa yang dilakukan oleh para sahabatnya. Menurut ulama
Salaf, As-Sunnah ialah petunjuk yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, baik
tentang ilmu, i’tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatannya.
As-Sunnah berfungsi untuk memperjelas, menafsirkan isi atau kandungan dari ayat-
ayat Al-Qur’an dan memperkuat pernyataan ayat-ayat Al-Qur’an serta mengembangkan
segala sesuatu yang samar-samar atau bahkan tidak ada ketentuannya di dalam Al-Qur’an.
Macam-macam Ijtihad
b. Asas Islam
a. Asas keadilan
Dalam Al-Qur’an, kata ini disebut 1000 kali. Keadilan pada umumnya berkonotasi
dalam penetapan hukum atau kebijakan pemerintah. Konsep keadilan meliputi berbagai
hubungan, misalanya : hubungan individu dengan dirinya sendiri, hubungan antara individu
dan yang berpekara serta hubungan-hubungan dengan berbagai pihak yang terkait. Keadilan
dalam Hukum Islam berarti keseimbangan antara kewajiban dan harus dipenuhi oleh manusia
dengan kemammpuan manusia untuk menuanaikan kewajiban itu.
Etika keadilan : berlaku adil dalam menjatuhi hukuman, menjauhi suap dan hadiah,
keburukan tyergesa-gesa dalam menjatuhi hukuman, keputusan hukum bersandar pada apa
yang nampak, kewajiban menggunakan hukum agama.
“…. Dan kami tidak akan menyiksa sebelum kami mengutus seorang rasul.”
c. Asas Kemanfatan
Asas kemanfaatan adalah asas yang mengiringi keadilan dan kepastian hukum
tersebut diatas. Dalam melaksanakan asas keadilan dan kepastiann hukum hendaknya
memperhatikan manfaat bagi terpidana atau masyarakat umum.
a. Asas Legalitas
Asas legalitas maksudnya tidak ada hukum bagi tindakan manusia sebelum ada aturan.
Hukum Pidana Islam tidak menganut sistem berlaku surut sebelum adanya nas yang
melarang perbuatan maka tindakan seorang tidak bisa dianggap suatu jarimah, sehingga ia
tidak dapat dijatuhi hukuman.
c. Bersifat Pribadi
Dalam syariah Islam hukuman dapat dijatuhkan hanya kepada orang yang melakukan
perbuatan jinayah dan orang lain ataupun kerabatnya tidak dapat menggantikan hukuman
pelaku jinayah.
Hukuman harus berlaku umum maksudnya setiap orang itu sama dihadapan hukum
(equal before the law) walaupun budak, tuan, kaya, miskin, pria, wanita, tua, muda, suku
berbeda.
Keraguan di sini berarti segala yang kelihatan seperti sesuatu yang terbukti, padahal
dalam kenyataannya tidak terbukti. Atau segala hal yang menurut hukum yang mungkin
secara konkrit muncul, padahal tidak ada ketentuan untuk itu dan tidak ada dalam kenyataan
itu sendiri.
b. Asas Pemerataan
f. Asas Musyarokah
a. Asas Ijbari
b. Asas Individual
c. Asas Bilateral
a. Agama Islam
b. Agama Kristen
c. Agama Katolik
d. Agama Hindu
a. Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah dan populer di
pulau Bali.
b. Kitab Suci Agama Hindu adalah Weda.
c. Agama ini disebarkan oeh Santana Dharma.
d. Awal mula Agama ini muncul sejak jama Prasejarah.
e. Tempat ibadah Agama Hindu adalah Pura.
f. Hari-hari besar agama Hindu yaitu Nyepi, Saraswati, Pagerwesi, Galungan, dan
Kuningan.
e. Agama Buddha
a. Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah Indonesia.
b. Kitab Suci Agama Buddha adalah Tripitaka.
c. Awal mula agama ini disebarkan oleh Sidharta Gautama.
d. Agama Buddha muncul sekitar 2500 tahun yang lalu.
e. Tempat Ibadah Agma Buddha adalah Vihara.
f. Hari-hari besar keagamaan umat Buddha yaitu Waisak dan Katina.
6. Agama Kong Hu Cu
Dan diturunkan lewat malaikat Jibril as, kepada para nabi. Lalu para nabi
mengajarkan isi wahyu itu kepada umatnya. Jadilah kumpulan wahyu itu sebagai kitab suci.
Itu adalah prosesturunnya Al-Quran. Atau bisa jadi Allah SWT menurunkan kitab itu
sekaligus dalam satu penurunan, seperti yang terjadi para kitab-kitab suci yang turun kepada
Bani Israil. Dari sisi isi materi, umumnya kitab suci agama samawi berisi aturan dan hukum.
Kitab-kitab itu bicara tentang hukum halal dan haram. Selain itu Konsep tentang Tuhannya
adalah tauhid Agama samawi/wahyu selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam,
yahudi atau pun nasrani. Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga, ataupun banyak.
Agama wahyu mempunyai cirri-cri antara lain :
1. Berasal dari wahyu Allah ,jadi bukan ciptaan manusia atau siapapun selainAllah.
1. Yahudi
Yahudi ialah sebuah istilah yang dapat merujuk tidak hanya kepada sebuah agama melainkan juga
kepada suku bangsa. Agama Yahudi ialah kombinasi antara agama dan suku bangsa. Kepercayaan
semata-mata dalam agama Yahudi tidak menjadikan seseorang menjadi Yahudi. Di samping itu,
dengan tidak memegang kepada prinsip-prinsip agama Yahudi tidak menjadikan seorang Yahudi
kehilangan status Yahudinya. Tetapi, definisi Yahudi undang-undang kerajaan Israel tidak termasuk
Yahudi yang memeluk agama yang lain.
2. Kristen
Agama Kristen (atau juga Kekeristenan) adalah sebuah kepercayaan yang bedasar pada
ajaran Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama ini percaya bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari
dosa. Mereka beribadah di gereja dan kitab suci mereka adalah Alkitab.
Kekristenan adalah monotheisme, yang percaya akan tiga pribadi Tuhan atau Tritunggal.
Orang yang memeluk agama Kristen percaya bahwa Yesus Kristus atau Isa Almasih adalah
juru selamatnya, dan memegang teguh setiap ajaran yang disampaikan Yesus Kristus.
Penganut agama Kristen juga percaya pada janji Yesus Kristus yang akan datang pada kedua
kalinya sebaga Raja dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka
menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.
3. Islam
Islam dalam bahasa Arab, Al-Islam: "berserah diri kepada Tuhan" adalah agama yang
mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Agama Islam termasuk agama samawi (agama
yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan
agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia,
menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia. Pengikut ajaran Islam dikenal
dengan sebutan Muslim. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada
manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh
Allah.
Rasul bersabda,
“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .”
Tidak akan disebut seseorang itu beriman jika ia tidak beriman kepada qada dan qadar. Inilah
salah satu bukti keimanan kepada Allah SWT.
“Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman
kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan
mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-
Islam, 8/258).
2. Melatih kesabaran
Dengan beriman pada qada dan qadar, maka seseorang akan dilatih kesabarannya. Ia akan
jadi lebih mawas diri dalam menghadapi setiap ujian maupun musibah yang menimpanya.
Allah berfirman,
ََو َع َسى أَ ْن تَ ْك َرهُوا َش ْيئًا َوهُ َو خَ ْي ٌر لَ ُك ْم َو َع َسى أَ ْن تُ ِحبُّوا َش ْيئًا َوهُ َو َش ٌّر لَ ُك ْم َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َوأَ ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
3. Terhindar dari sifat sombong
Seseorang yang percaya pada qada dan qadar akan terhindar dari sifat sombong. Ia akan
menyadari segala kesuksesan atau segala nikmat yang ia dapatkan adalah karena Allah
Ta’ala. Tidak akan pernah ia menikmati kenikmatan dunia tanpa izin dari Allah SWT. Allah
berfirman,
ا€€وْ ا َعلَى َم€ لِ َك ْياَل تَأْ َس ي ٌر€ك َعلَى هَّللا ِ يَ ِس
َ ِب ِم ْن قَب ِْل أَ ْن نَ ْب َرأَهَا إِ َّن َذل
ٍ ض َواَل فِي أَ ْنفُ ِس ُك ْم إِاَّل فِي ِكتَا
ِ ْصيبَ ٍة فِي اأْل َر
ِ اب ِم ْن ُم
َ صَ ََما أ
ٍ فَاتَ ُك ْم َواَل تَ ْف َرحُوا بِ َما آتَا ُك ْم َوهَّللا ُ اَل ي ُِحبُّ ُك َّل ُم ْختَا ٍل فَ ُخ
ور
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian
itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (Al-Hadid, 57: 22-23)
ََو َما تَ َشاءُونَ إِاَّل أَ ْن يَ َشا َء هَّللا ُ َربُّ ْال َعالَ ِمين
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki
Allah, Tuhan semesta alam.” (81: 29)
Beriman kepada qada dan qadar bukan berarti hanya mengandalkan dan bersandar
pada segala ketetapan yang telah dibuat oleh Allah SWT. Hal ini karena ia mengetahui bahwa
Allah juga memberikan keringanan dan jalan bagi mereka yang selalu berusaha, bukan yang
menyerah dengan keadaan.
ال « َماَ َض فَق َ ْت بِ ِه األَر ُ ع َْن َعلِ ٍّى – رضى هللا عنه – قَا َل َكانَ النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – فِى َجنَازَ ٍة فَأ َ َخ َذ َش ْيئًا فَ َج َع َل يَ ْن ُك
َ €َ َل ق€ع ْال َع َم
« ال€ ُ َد€َا َون€€َُول هَّللا ِ أَفَالَ نَتَّ ِك ُل َعلَى ِكتَابِن َ قَالُوا يَا َرس. » ار َو َم ْق َع ُدهُ ِمنَ ْال َجنَّ ِة َ ِِم ْن ُك ْم ِم ْن أَ َح ٍد إِالَّ َوقَ ْد ُكت
ِ َّب َم ْق َع ُدهُ ِمنَ الن
ِ َوأَ َّما َم ْن َكانَ ِم ْن أَ ْه، أَ َّما َم ْن َكانَ ِم ْن أَ ْه ِل ال َّس َعا َد ِة فَيُيَ َّس ُر لِ َع َم ِل أَ ْه ِل ال َّس َعا َد ِة، ُق لَه
َّ ل€
ُر€قَا ِء فَيُيَ َّس€الش َ ِا ْع َملُوا فَ ُك ٌّل ُميَ َّس ٌر لِ َما ُخل
َق بِ ْال ُح ْسنَى ) اآليَة َ ثُ َّم قَ َرأَ ( فَأ َ َّما َم ْن أَ ْعطَى َواتَّقَى * َو. » لِ َع َم ِل أَ ْه ِل ال َّشقَا َو ِة.
َ ص َّد
ق بِ ْال ُح ْسنَى فَ َسنُيَ ِّس ُرهُ لِ ْليُس َْرى َ فَأ َ َّما َم ْن أَ ْعطَى َواتَّقَى َو
َ ص َّد
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa”. “Dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)”. “Maka Kami kelak akan menyiapkan
baginya jalan yang mudah”. QS. Al Lail: 5-7. (HR. Bukhari)
Mereka yang beriman pada qada dan qadar adalah orang-orang yang selalu bersyukur atas
apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Rasul bersabda,
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah
baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang
mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa
hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar,
karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR Muslim)