Anda di halaman 1dari 8

Available Online at https://journal.unsika.ac.id/index.

php/JLO

Jurnal Literasi Olahraga, 2 (2), April 2021, 96-103

Survei Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa Sekolah Luar Biasa
di Kabupaten Karawang

Iip Ripai Azhuri1*, Tedi Purbangkara2, Nana Suryana Nasution3


123
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Imu
Pendidikan, Universitas Universitas Singaperbangsa. Jalan H.S. Ronggowaluyo Telukjambe
Timur, Karawang, Jawa Barat 41361, Indonesia.
*Email: iipripai85309@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar Pendidikan jasmani pada siswa
Sekolah Luar Biasa di Kabupaten Karawang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif, dengan metode survey dan desain penelitian menggunakan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di Sekolah Luar Biasa Negeri dan Sekolah Luar Biasa B
Tunas Harapan Kabupaten Karawang yang berjumlah 20 siswa, sedangkan samplenya diambil sesuai
dengan jumlah populasi dengan teknik total sampling, diperoleh kelas VIII dari kedua Sekolah Luar Biasa
berjumlah 20 siswa sebagai kelas yang akan diberikan angket tentang motivasi belajar siswa. Data diolah
menggunakan Software Microsoft Excel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran Pendidikan jasmani menunjukan presentase motivasi belajar sebanyak 40%
dengan kriteria sedang. Jadi dapat disimpulkan tingkat motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Pendidikan jasmani dapat meningkat apabila guru mampu menyajikan materi dengan baik dan
menyenangkan, memberikan pengajaran melalui bentuk permainan sehingga siswa tidak merasa bosan pada
saat pembelajaran berlangsung.

Kata Kunci: Motivasi, Sekolah Luar Biasa, Pendikan jasmani.

Physical Education Learning Motivation Survey for Extraordinary School Students


All Karawang Regency
Abstract
This study aims to determine the level of motivation to learn physical education in Special School
students in Karawang Regency. The approach used in this research is quantitative, with survey method and
research design using cross sectional. The population in this study were all students of class VIII at the
State Extraordinary School and Special School B Tunas Harapan Karawang Regency, totaling 20 students,
while the sample was taken according to the total population with total sampling technique, obtained class
VIII from the two extraordinary schools totaling 20 students as a class that will be given a questionnaire
about student learning motivation. The data is processed using Microsoft Excel Software. The results of
this study indicate that the level of student motivation in physical education learning shows the percentage
of learning motivation as much as 40% with moderate criteria. So it can be concluded that the level of
student learning motivation in physical education learning can increase if the teacher is able to present the
material well and pleasantly, provides teaching through the form of games so that students do not feel bored
during learning.

Keywords : Motivation, extraordinary school, Phsycal Education.

96
Copyright © 2020, Jurnal Literasi Olahraga, ISSN 2745-53994 (online)
Jurnal Literasi Olahraga 2 (2), April 2021 – 96-103
Iip Ripai Azhuri, Tedi Purbangkara, Nana Suryana Nasution

PENDAHULUAN karena dapat diatasi sendiri oleh yang


bersangkutan dan ada juga yang problem
Pendidikan jasmani dapat pula mengasah
belajarnya cukup berat sehingga perlu
sekaligus membentuk kepribadian yang baik bagi
mendapatkan perhatian dan bantuan dari orang
siswa di sekolah. Menurut (Bogy, et al 2020)
lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak
pendidikan jasmani adalah suatu media dalam
berkebutuhan khusus (children with special needs),
mendorong perkembangan motorik, kemampuan
memang tidak selalu mengalami problem dalam
fisik pengetahuan dan penalaran, penghayatan
belajar. Namun, ketika mereka diinteraksikan
nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, dan
bersama-sama dengan anak-anak sebaya lainnya
sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang
dalam sistem pendidikan regular, ada hal-hal
bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan
tertentu yang harus mendapatkan perhatian khusus
perkembangan secara seimbang. sedangkan
dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil
menurut (Kasanudin, et al, 2020: 2) (Abdul Azis,
belajar yang optimal (Dermawan, 2013: 886).
et al, 2020: 68) pendidikan jasmani yang diajarkan
Menurut (Hakim, 2017: 18) sebagai
disekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu
manusia Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
memberikan kesempatan kepada perserta didik dan
memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang di
bagian intergral dari pendidikan secara
tengah-tengah keluarga, masyarakat, dan bangsa.
keseluruhan. Belajar ialah sebuah kegiatan yang
Mereka memiki hak untuk sekolah sama seperti
berlangsung sepanjang haya yang dapat lakukan
orang lain yang tidak memiliki kelainan. Sekolah
dirumah, disekolah, di unit-unit pekerjaan dan di
Luar Biasa dan Sekolah umum tidak ada satu
masyarakat (Gumilar Mulya, 2020: 84).
alasan melarang ABK untuk masuk di sekolah
Untuk membuat proses pembelajaran
tersebut. Bersama guru pembimbing khusus yang
pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dapat
telah memiliki pengetahuan dan keterampilan
berjalan efektif, maka tugas ajar tersebut
inklusi (Keterampilan khusus untuk menangani
hendaknya harus diberikan sesuai dengan tingkat
anak berkebutuhan khusus), sekolah dapat
perkembangan siswa yang sedang belajar. Secara
merancang pelayanan bagi anak tersebut yang
fisik, bermain memberikan peluang bagi anak
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak.
untuk mengembangkan kemampuan motoriknya.
Anak-anak yang mengalami hambatan atau
Bentuk-bentuk permainan harus dikemas secara
keterbelakangan fungsi kecerdasan atau
menarik dan menyenangkan, serta membuat
intelektual, serta keterlambatan dalam fungsi fisik
peserta didik merasa termotivasi untuk
tersebut membutuhkan pelayanan pendidikan
melakukannya (Hambali, 2016: 60).
khusus agar bisa mengembangkan kemampuan
Perkembangan fisik mempunyai pengaruh
yang dimiliki secara optimal (Maftuhatin, 2014:
langsung terhadap anak karena dapat menentukan
203).
hal-hal yang dapat dilakukan oleh anak dan secara
Oleh karena itu ada saatnya para siswa
tidak langsung baik terhadap sendiri atau terhadap
berkebutan khusus/cacat dan normal tidak dapat
orang lain. Perkembangan fisik normal
melakukan jenis olahraga yang sama. Bagi siswa
memungkinkan anak menyesuaikan diri pada
cacat, anak tetap harus mengikuti pelajaran penjas
situasi yang ada dengan tuntutan sosial untuk
dengan berbgai modifikasi dan disesuaikan
usianya, sedangkan perkembangan fisik yang
dengan tingkat kecacatan dan kondisi fisiknya.
menyimpang akan dapat menghambat penyesuaian
Anak-anak cacat di tempatkan pada kondisi yang
diri anak tersebut. Siswa yang cacat/berkebutan
khusus untuk dunia pendidikannya, yaitu di
khusus memiliki kemampuan gerak yang terbatas
sekolah luar biasa. Sekolah atau lembaga
dalam mengikuti pendidikan jasamani.
pendidikan tersebut sangat peduli terhadap
Anak dengan berkebutuhan khusus (ABK)
pentingnya pendidikan bagi anak-anak cacat.
merupakan istilah lain untuk menggantikan Anak
Secara umum materi pembelajaran
Luar Biasa (ALB) yang menandakan adanya
pendidikan jasmani bagi siswa cacat/berkebutan
kelainan khusus. Pada dasarnya setiap anak
khusus yang terdapat dalam kurikulum sama
berpotensi mengalami problema dalam belajar,
dengan materi pembelajaran siswa normal. Namun
hanya saja problema tersebut ada yang ringan dan
yang membedakannya adalah strategi dan model
tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lain
pembelajarannya yang berbeda dan disesuaikan

97
Copyright © 2020, Jurnal Literasi Olahraga, ISSN 2745-53994 (online)
Jurnal Literasi Olahraga 2 (2), April 2021 – 96-103
Iip Ripai Azhuri, Tedi Purbangkara, Nana Suryana Nasution

dengan jenis dan tingkat kecacatannya. Artinya percaya diri pada siswa. Untuk mendukung proses
jenis aktivitas olahraga yang terdapat dalam pembelajaran penjas di sekolah agar dapat
kurikulum dapat diberikan dengan berbagai berlangsung, sekolah menyediakan alat, fasilitas
penyesuaian. dan lapangan olahraga walaupun secara
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan keseluruhan bisa dikatakan lengkap.
jasmani di sekolah pada anak berkebutuhan khusus Sesuai dengan hasil observasi yang
harus disesuaikan dengan kemampuan masing- dilakukan oleh peneliti pada Sekolah Luar Biasa
masing anak dan pelaksanaan pembelajaran (SLB) Negeri, yang berada di Kelurahan
pendidikan jasmani yang diberikan harus Cengkong, Kecamatan Purwasari, dan Sekolah
sistematik, sesuai dengan karakteristik anak dan Luar Biasa (SLB) B Tunas Harapan yang berada di
dikelola melalui pengembangan jasmani secara Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang
efektif dan efisien menuju pembentukan manusia Barat, kedua sekolah tersebut berada di Kabupaten
seutuhnya (Hera, et al, 2017: 149). Karawang. Proses pembelajaran pendidikan
Pendidikan dilaksanakan oleh Sekolah jasmani di dua sekolah luar biasa tersebut
Luar Biasa (SLB), tingkat SD pada Sekolah Dasar dilakukan oleh guru kepada siswa sebenarnya
Luar Biasa (SDLB), tingkat SMP pada Sekolah setara dengan sekolah-sekolah yang pada umumya,
Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB) namun yang berbeda adalah metode
dan pada Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB) pembelajarannya yaitu strategi cara guru
untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). menyampaikan materi-materi yang akan diajarkan
Akan tetapi tidak semua kekhususan peserta didik pada siswanya yang sesuai dengan tingkat
dapat ditampung di SLB. Sebagian besar SLB kecacatannya.
hanya menangani anak dengan kekhususan A Semua instruksi disampaikan dengan
(tunanetra), kekhususan B (tunarungu), bahasa isyarat bagi tuna rungu tuna wicara. Proses
kekhususan C (tunagrahita) dan kekhususan D pembelajaran pendidikan jasmani di dua sekolah
(tunadaksa). Sedangkan anak dengan kekhususan ini guru memberikan model pembelajaran dengan
E (tunalaras) dan kekhususan G (tunaganda) belum modifikasi yang berbentuk permainan sehingga
bisa diberikan layanan pendidikan yang memadai siswa tidak mengalami kejenuhan dalam mengikuti
oleh SLB. Akibat dari keterbatasan pemerintah, pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Mata
sebagian orang tua menyalurkan pendidikan anak- pelajaran yang diajarkan antara lain permainan
anak mereka ke sekolah-sekolah umum (biasa) bola besar (bola voli, bola basket, sepak bola),
yang bersedia menerima dengan berbagai permainan bola kecil (tennis meja dan
persyaratan (Maria, 2020). bulutangkis), atletik (lari, lompat jauh, loncat
Anak berkebutuhan khusus harus dapat tinggi, lempar cakram, dan tolak peluru).
mandiri, beradaptasi, dan bersaing dengan anak Pendidikan jasmani adaptif merupakan
pada umumnya, disisi lain anak berkebutuhan suatu sistem penyampaian layananyang bersifat
khusus tidak secara otomatis dapat melakukan menyeluruh dan dirancang untuk mengetahui,
aktivitas gerak. Hal ini akan berdampak pada menemukan dan memecahkan masalah dalam
pengembangan dan peningkatan kemampuan fisik ranah psikomotor. Dapat disimpulkan bahwa
dan keterampilan gerak. Pendidikan jasmani di penjas adaptif bertujuan untuk merangsang gerak
Sekolah Luar Biasa di Kabupaten Karawang ini seorang anak sesuai dengan kondisi fisik yang
sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dimiliki seorang anak tersebut terutama melalui
dasar bagi siswa tuna rungu wicara yang pengalaman gerak secara menyeluruh. Pendidikan
disesuaikan dengan kondisi anak yang jasmani khusus merupakan satu bagian khusus
berkebutuhan khusus. Dalam pembelajaran tetap dalam pendidikan jasmani yang dikembangkan
dilaksanakan tahap pemanasan, tahap inti yaitu untuk menyediakan program bagi individu dengan
penyampaian materi dan tahap pendinginan. Untuk kebutuhan khusus (Solihin, 2016: 10).
bentuk permainan dalam pembelajaran masuk pada Hambatan yang di jumpai dalam proses
tahap inti. Pembelajaran pendidikan jasmani yang pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah luar
sering di berikan yaitu olahraga permainan yang biasa tersebut adalah komunikasi antara guru dan
bertujuan untuk melatih sikap sportif, jujur, siswa, yaitu kadang siswa kurang memahami
disiplin, bertanggungjawab, kerjasama dan gerakan apa yang sebenarnya guru inginkan.

98
Copyright © 2020, Jurnal Literasi Olahraga, ISSN 2745-53994 (online)
Jurnal Literasi Olahraga 2 (2), April 2021 – 96-103
Iip Ripai Azhuri, Tedi Purbangkara, Nana Suryana Nasution

Pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu,
jasmani di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri dan kekuatan pendorong inilah yang kita sebut
Sekolah Luar Biasa (SLB) B Tunas Harapan yang motivasi (Andi, 2019: 13).
guru lebih sering membuat metode pengajaran Motivasi ini mutlak di miliki seorang
sendiri sebelum jam pelajaran di mulai, hendaknya siswa demi keberhasilan belajar, motivasi ada dua
guru pendidikan jasmani tetap membuat macam yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi
perencanaan sebelum pembelajaran dimulai agar ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
proses pembelajaran penjas dapat terkonsep muncul dari dalam diri, sedangkan motivasi
dengan baik. Namun disisi lain, proses ekstrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam
pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan diri. Di dalam kegiatan belajar mengajar peran
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat
Dengan terjadwalnya pelaksanaan pembelajaran diperlukan. Dengan motivasi pelajar dapat
pendidikan jasmani di sekolah tersebut dapat mengembangkan aktivasi dan inisiatif dapat
meringankan tanggung jawab guru khusus mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran melakukan kegiatan belajar.
dan mengevaluasi siswa. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
Olahraga sangat erat kaitannya dengan tertarik untuk melakukan penelitian tentang:
aspek psikologi. Hal ini berdasarkan pemikiran “Survei Motivasi Belajar Penjas Pada Siswa SLB
bahwa kegiatan berolahraga merupakan suatu Sekabupaten Karawang”.
tingkah laku yang khas dan bertujuan. Olahraga
METODE
dapat bertujuan untuk mencapai suatu prestasi
karena sifatnya yang kompetitif, dapat juga Pendekatan yang digunakan oleh peneliti
bertujuan untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
dan stamina tubuh. Peran motivasi berpartisipasi Metode ini disebut sebagai metode positivistik
sangatlah penting untuk mengetahui sampai karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
dimana seseorang terlibat dalam rutinitas kegiatan Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena
olahraga (Santoso, 2015: 73). Mengingat tidak telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
semua siswa memiliki hobi dan minat dalam suatu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan
permainan yang sama, untuk mengatasi hal ini guru sistematis (Sugiyono, 2015).
harus mampu memberikan perhatiannya kepada Metode ini disebut metode kuantitatif
setiap siswa, membangun motivasi belajar, serta karena data penelitian berupa angka-angka dan
membimbing dengan proses pendidikan yang tepat analisis berupa statistik. Metode penelitian
agar siswa mampu mengikuti proses kegiatan kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi
pembelajaran dengan baik. Motivasi belajar atau sampel tertentu, teknik pengumlan sampel
menjadi salah satu hal yang penting yang harus pada umumnya dapat dilakukan secara random,
diperhatikan oleh guru. pengumpulan data menggunakan instrumen
Pada dasarnya motivasi berasal dari motif penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
yang merupakan pengertian yang melingkupi dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
penggerak. Alasan-alasan atau dorongan-dorongan ditetapkan. Pendekatan kuantitatif dipilih karena
dalam diri manusia yang menyebabkan manusia itu penelitian ini ditujukan untuk dapat sebuah
berbuat sesuatu. Motif itu memberi tujuan dan arah menguji teori melalui pengukuran variabel
kepada tingkah laku kita, juga berbagai kegiatan penelitian dengan angka dan melakukan analisis
yang biasa kita lakukan sehari-hari mempunyai data dengan prosedur statistik. Objek penelitian ini
motif tersendiri (Januari, et al 2020: 83). Motivasi tingkat motivasi belajar siswa dalam mata
sebagai suatu keadaan dalam pribadi orang yang pelajaran penjas (Sugiyono, 2015).
mendorong individu untuk melakukan aktivitas- Pendekatan ini disebut sebagai pendekatan
aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. ilmiah (scientific) karena pendekatan ini telah
Jadi, motivasi bukanlah hal yang diminati, tetapi memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit,
adalah hal yang dapat di simpulkan adanya karena empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis.
sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas pendekatan ini juga disebut metode discovery
yang dilakukan seseorang itu didorong oleh karena dengan metode ini dapat ditemukan dan

99
Copyright © 2020, Jurnal Literasi Olahraga, ISSN 2745-53994 (online)
Jurnal Literasi Olahraga 2 (2), April 2021 – 96-103
Iip Ripai Azhuri, Tedi Purbangkara, Nana Suryana Nasution

dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini Dalam sebuah penelitian kita mengetahui
disebut metode kuantitatif karena data penelitian bahwa ada yang disebut dengan populasi.. Populasi
berupa angka-angka dan analisis menggunakan adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas:
statistik (Sugiyono, 2015). obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
Pada penelitian ini tentang motivasi belajar karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
penjas pada siswa SLB sekabupaten Karawang, untuk dipelajari dan kemudian ditarik
peneliti menggunakan metode survey, metode kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Adapun yang
survey di gunakan untuk mendapatkan data dari menjadi populasi dalam penelitian tentang
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Penjas
dalam pelaksanaanya peneliti melakukan di SLB sekabupaten Karawang adalah seluruh
perlakuan dalam pengumpulan data dengan siswa kelas VIII Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri
kuesioner (Angket) perlakuan tidak seperti dalam dan Sekolah Luar Biasa (SLB) B Tunas Harapan.
ekperimen (Sugiyono, 2015). “Metode survey Jumlah kelas VIII dari dua sekolah tersebut
adalah penyelidikan yang diadakan untuk sebanyak 20 siswa.
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang Dalam sebuah penelitian selalu ada
ada dan mencari keterangan-keterangan secara instrumen yang digunakan untuk mendapatkan
faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau data yang dibutuhkan. Instrumen penelitian
politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah”. merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
Desain penelitian ini merupakan penelitian nilai variable yang diteliti (Sugiyono, 2015).
survei dengan menggunakan metode pendekatan Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih
cross sectional yaitu penelusuran dilakukan sesaat, dan digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
artinya subjek diamati hanya satu kali dan tidak ada data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
perlakuan terhadap responden. cross sectional ialah dipermudah olehnya. Instrumen dalam penelitian
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika ini menggunakan angket/kuesioner.
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
dengan cara pendekatan, observasi atau data yang dilakukan dengan cara memberi
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
time approach). Artinya, tiap subjek penelitian kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran 2015). Metode ini diyakini mampu mendapatkan
dilakukan terhadap status karakter atau variabel data yang lebih akurat dan objektif terhadap
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti permasalahan diteliti yang didapat langsung dari
bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu responden. Skor yang digunakan dalam penelitian
yang sama. Desain ini dapat mengetahui dengan ini adalah berdasarkan Skala Likert. Skala Likert
jelas mana yang jadi pemajan dan outcome, serta mempunyai lima jawaban yaitu: sangat
jelas kaitannya hubungan sebab akibatnya. setuju/selalu, setuju/sering, ragu-ragu/kadang-
Penelitian cross sectional ini, peneliti hanya kadang, tidak setuju/jarang dan sangat tidak
mengobservasi fenomena pada satu titik waktu setuju/tidak pernah.
tertentu. Penelitian yang bersifat eksploratif, Skala Likert itu “aslinya” untuk mengukur
deskriptif, ataupun eksplanatif, penelitian cross- kesetujuan dan ketidak setujuan seseorang
sectional mampu menjelaskan hubungan satu terhadap sesuatu objek, yang jenjangnya tersusun.
variabel dengan variabel lain pada populasi yang Pernyataan berupa kuesioner disusun
diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau menggunakan skala likert dimana setiap
rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara pernyataan yang akan diberikan skor yaitu: (1)
kelompok sampling pada satu titik waktu tertentu. Sangat Setuju = 5, (2) Setuju = 4, (3) Kurang Setuju
Namun penelitian cross-sectional tidak memiliki = 3, Tidak Setuju = 2, dan (5) Sangat Tidak Setuju
kemampuan untuk menjelaskan dinamika = 1. Sedangkan, pernyataan negatif diberikan skor
perubahan kondisi atau hubungan dari populasi sebaliknya.
yang diamatinya dalam periode waktu yang Dalam menganalisa data dikarenakan data
berbeda, serta variabel dinamis yang dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
mempengaruhinya. teknik analisis yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik anlasisis deskriptif.

100
Copyright © 2020, Jurnal Literasi Olahraga, ISSN 2745-53994 (online)
Jurnal Literasi Olahraga 2 (2), April 2021 – 96-103
Iip Ripai Azhuri, Tedi Purbangkara, Nana Suryana Nasution

Pada perhitungan ini juga menggunakan bantuan 4 63 x< 75 3 15% Kurang


program komputer Ms.Excel (untuk menhitung 5 x< 63 2 10% Kurang
validitas dan reliabitas angket). Adapun rumus Sekali
yang digunakan untuk menghitung persentase Jumlah 20 100%
responden yang termasuk dalam kategori tertentu
yang ditentukan dari kelas interval data penelitian
disetiap aspek, sebagai berikut: Tingkat Motivasi Belajar Siswa
𝐟
𝐏 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎% Dalam Pembelajaran Penjas
𝐧
Keterangan : 40%
p = persentase 30%
F = Frekuensi yang dicari 15%
n = Jumlah Total Frekuensi 10%
5%

Mengelompokkan berdasar kategori, skor Baik Baik Sedang Kurang Kurang


maksimum dan minimum harus ditentukan terlebih Sekali Sekali
dahulu. Kemudian menentukan nilai rata-rata
(mean) dan standar deviasi skor yang diperoleh. Gambar 1. Diagram Tingkat Motivasi Siswa
Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dalam Pembelajaran Penjas
frekuensi dan kemudian dilakukan pengkategorian
serta menyajikan dalam bentuk histogram.
Pengkategorian disusun dalam 5 kategori yaitu Berdasarkan tabel dan grafik di atas
mengunakan teknik kategori sangat baik, baik, dapat diketahui bahwa tingkat motivasi siswa
cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang. pada pembelajaran penjas berada pada
HASIL DAN PEMBAHASAN kategori sangat baik dengan persentase 5%
atau 1 siswa, kategori baik dengan persentase
Hasil dari penelitian ini berupa data 30% atau 6 siswa, kategori cukup baik dengan
yang dideskripsikan untuk mengetahui peresentase 40% atau 8 siswa, kategori kurang
gambaran tingkat motivasi belajar siswa dalam baik dengan persentase 15% atau 3 siswa dan
pembelajaran penjas di Sekolah Luar Biasa kategori sangat kurang dengan persentase 10%
(SLB) Negeri dan Sekolah Luar Biasa (SLB) atau 2 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa
B Tunas Harapan Kabupaten Karawang . Dari siswa dengan presentase terbanyak pada angka
jumlah subyek berjumlah 20 siswa. Setelah 40% dengan kriteria sedang dan berjumlah 8
dilakukan analisis diperoleh hasil sebagai siswa.
berikut; skor tertinggi 100, skor terendah 60,
rerata/mean (M) 80,8 , dan standar deviasi
(SD) 12,09. Berikut disajikan tabel serta KESIMPULAN
diagram distribusi frekuensi hasil Setelah melalui kuesioner berupa
pengkategorian dari hasil analisis. penyebaran angket Motivasi Belajar memiliki
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar prosentase sebesar 40%. Ini menandakan
Siswa bahwa minat atau motivasi siswa dalam
No. Interval f (%) Kategori mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan
1 x > 99 1 5% Baik jasmani kesehatan dan rekreasi pada kriteria
Sekali sedang. Dengan demikian terdapat motivasi
2 87 <x 99 6 30% Baik belajar siswa yang sedang terhadap materi
< pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan
3 75 <x 87 8 40% Sedang dan rekreasi di kelas VIII Sekolah Luar Biasa
<

101
Copyright © 2020, Jurnal Literasi Olahraga, ISSN 2745-53994 (online)
Jurnal Literasi Olahraga 2 (2), April 2021 – 96-103
Iip Ripai Azhuri, Tedi Purbangkara, Nana Suryana Nasution

(SLB) Negeri dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan
B Tunas Harapan. Jasmani. Jurnal Competitor, 12(2), 83–
Pembelajaran penjas yang dilakukan di 94.
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri dan Sekolah https://doi.org/https://doi.org/10.26858/c
Luar Biasa (SLB) B Tunas Harapan pada siswa jpko.v12i2.13781
kelas VIII dilakukan dengan baik dan begitu Hakim, A. R. (2017). Memuliakan Anak
menyenangkan sehingga menarik minat siswa, Berkebutuhan Khusus Melalui
selain itu juga didalam pembelajaran materi Pendidikan Jasmani Adaptif. JURNAL
dan praktik sangat mudah dipahami oleh siswa ILMIAH PENJAS, 3(1), 17–27.
yang mempunyai kebutuhan khusus. Setelah http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JIP/art
penulis melakukan penelitian tentang motivasi icle/view/539/568
belajar siswa dalam pembelajran penjas ada Hambali, S. (2016). Pembelajaran Passing
beberapa hal yang melatar belakangi motivasi Bawah Menggunakan Metode Bermain
belajar siswa. Pada Permainan Bola Voli Siswa SD
Kelas V. Jurnal Pendidikan Olah Raga,
DAFTAR PUSTAKA 5(1), 58–70.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31571
Abdul Azis, et al. (2020). Survei Penggunaan
/jpo.v5i1.314
Media Pembelajaran Ladder Drill Dalam
Hera Yuniartik, et al. (2017). Evaluasi
Pembelajaran Lari Jarak Pendek. Jurnal
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Competitor, 12(2), 67–73.
Olahraga dan Kesehatandi SLBC Se-
https://doi.org/https://doi.org/10.26858/c
Kota Yogyakarta. Journal of Physical
jpko.v12i2.13987
Education and Sports, 6(2), 148–156.
Andi Muhammad Fadlih, P. R. (2019). Minat
https://doi.org/https://doi.org/10.15294/j
dan MotivasiPeserta DidikPenyandang
pes.v6i2.17389
Disabilitas Ketunarunguanterhadap Mata
Januari Alfredo, et al. (2020). Motivasi
Pelajaran Pendidikan
Berprestasi Peserta Ekstrakulikuler
JasmaniKesehatandan Olahraga.
Futsal di Kecamatan Cikarang Selatan
Musamus Journal of Physical Education
Kabupaten Bekasi. Jurnal Literasi
and Sport(MJPES), 2(1), 10–18.
Olahraga, 1(2), 82–87.
https://doi.org/https://doi.org/10.35724/
https://doi.org/https://doi.org/10.35706/jl
mjpes.v2i01.2072
o.v1i2.3961
Bogy Restu Ilahi, et al. (2020). Implementasi
Kasanudin Kasan, et al. (2020). Small Side
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Games Terhadap Peningkatan Kebugaran
Numbered Heads Together Pada
Jasmani Peserta Ekstrakurikuler
Mahasiswa Pendidikan Jasmani
Sepakbola SMPN 2 Cilamaya Kulon.
Universitas Bengkulu. Jurnal Halaman
Jurnal Literasi Olahraga, 1(1), 1–7.
Olahraga Nusantara, 3(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.35706/jl
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31851
o.v1i1.3940
/hon.v3i2.4858
Maftuhatin, L. (2014). Evaluasi Pembelajaran
Dermawan, O. (2013). Strategi Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di
Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB.
Kelas Inklusif di SD Plus Darul ’ulum
Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(2), 886–897.
Jombang. Religi: Jurnal Studi Islam,
https://doi.org/https://doi.org/10.15575/p
5(2), 201–227.
sy.v6i2.2206
http://journal.unipdu.ac.id/index.php/reli
Gumilar Mulya, A. S. L. (2020). Pengaruh
gi/article/view/421
Kepercayaan Diri Motivasi Belajar

102
Copyright © 2020, Jurnal Literasi Olahraga, ISSN 2745-53994 (online)
Jurnal Literasi Olahraga 2 (2), April 2021 – 96-103
Iip Ripai Azhuri, Tedi Purbangkara, Nana Suryana Nasution

Maria Ulva, R. A. (2020). Proses /penjakora.v2i1.11344


Pembelajaran Matematika Pada Anak Solihin, A. O. (2016). Profil Tingkat Motivasi
Berkebutuhan Khusus (Autisme) di Siswa Tunarungu dalam Belajar
Sekolah Inklusif. Journal on Teacher Pendidikan Jasmani Adaptif. Jurnal
Education, 1(2), 9–19. Olahraga, 2(1), 9–16.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/j https://doi.org/https://doi.org/10.37742/j
ote.v1i2.512 o.v2i1.58
Santoso, D. A. (2015). Perbedaan Motivasi Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Berpartisipasi Dalam Olahraga Antara Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In
Suku Jawa, Madura, Dan Cina. Jurnal Metode Penelitian. Alfabeta.
PENJAKORA, 2(1), 73–82.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.23887

103
Copyright © 2020, Jurnal Literasi Olahraga, ISSN 2745-53994 (online)

Anda mungkin juga menyukai