Anda di halaman 1dari 15

182

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Abortus Imminens

Nur Sholiha1, Ira Sukyati2

Akademi Keperawatan Pasar Rebo, Departemen Keperawatan Maternitas


Email; nursholiha31@gmail.com

Abstrak

Abortus imminens yaitu terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan
suatu kehamilan (Yeyeh, 2010). Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mendapatkan
pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu dengan abortus imminens.
Metode penulisan dengan deskriptif naratif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kasus dengan
memberikan asuhan keperawatan. Angka kejadian abortus spontan sekitar 11 juta dari 208 juta kehamilan
yang ada di dunia, hal tersebut hampir 90 % terjadi secara tidak aman, sehingga berkontribusi 11%-13%
terhadap kematian maternal (Kemenkes RI, 2015). Hasil dari riview didapatkan : klien mengeluh lemas,
klien mengeluh perdarahan seperti haid, klien mengatakan pusing, klien mengeluh nyeri dibagian perut
bawah, klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, klien mengatakan skala nyeri 6, nyeri
dirasakan menetap dan hilang timbul

Kata kunci : Abortus Imminens dan indikasi Abortus Imminens

Abstract

Imminent abortion is spotting bleeding that shows a threat to the survival of a pregnancy (Yeyeh, 2010).
The purpose of writing this journal is to get real experience in providing nursing care to mothers with
imminent abortion. The method of this journal is descriptive narrative with data collection techniques
through case studies by providing nursing care. The rate of spontaneous abortion is around 11 million
out of 208 million pregnancies in the world, that is almost 90% occur unsafem thus contributing 11%-
13% of maternal deaths (Ministry of Health, 2015). The results of this research is : patient who have
imminent abortion get a weakness, patient complained have a bleeding such as menstruation, patients
said dizzy, patient complained of pain in the lower abdomen, patients said pain like being stabbed, the
patient said the scale of pain 6, pain felt settled and lost.

Keywords : implantation abortion and indication of imminent abortion.


183

Pendahuluan pasien, pada bulan Februari 2019


sebanyak 10,52% dari 57 pasien. peran
Abortus adalah pengakhiran kehamilan,
perawat sangat dibutuhkan pada ibu
baik secara spontan maupun disengaja,
yang mengalami abortus yaitu pada
sebelum 20 minggu berdasarkan hari
aspek promotif peran perawat
pertama haid terakhir (Levano, 2015).
memberikan pendidikan kesehatan
Salah satu penyebab yang ditemukan
tentang bedrest (tirah baring) dengan
pada abortus yaitu aneuploidy (Kelainan
tujuan untuk meningkatkan aliran darah
kromosom), infeksi, kelainan endokrin,
ke uterus dan mengurangi perdarahan,
penggunaan obat, faktor lingkungan,
serta mengkonsumsi makanan gizi
abnormalitas imunologi, kelainan uterus
seimbang dengan tujuan membantu
dan serviks inkompeten. Angka
proses pertumbuhan dan perkembangan
kejadian abortus spontan sekitar 11 juta
janin dalam kandungan. Aspek
dari 208 juta kehamilan yang ada di
preventif peran perawat adalah dengan
dunia, hal tersebut hampir 90 % terjadi
mengobservasi terjadinya perdarahan
secara tidak aman, sehingga
dengan tujuan mencegah terjadinya
berkontribusi 11%-13% terhadap
syok hipovolemia dan tujuan
kematian maternal (Kemenkes RI,
membersihkan perineum yaitu
2015). Laporan dari Autralian
mencegah terjadinya infeksi pada sistem
Consontum For Indonesian Studiens,
reproduksi. Pada aspek kuratif peran
bahwa hasil penelitian yang dilakukan
perawat melakukan kolaborasi dengan
di 10 kota besar dan 6 kabupaten di
dokter dalam memberikan obat
Indonesia menunjukan terjadinya 43
uterotonik dengan tujuan menguatkan
kasus abortus per 100 kelahiran hidup
kehamilan serta penanganan akibat
(Diyah, 2017). Angka kematian karena
perdarahan, diberikan obat antibiotic
abortus mencapai 2500 setiap tahunnya
dengan tujuan mencegah pertumbuhan
(SDKI,2017). Berdasarkan hasil data
bakteri pada sistem reproduksi akibat
dari RSAU Dr.Esnawan Antariksa data
perdarahan dan tujuan dilakukan
abortus imminens dibulan November
tindakan pemeriksaan diagnostik USG
2018 sebanyak 10,34% dari 87 pasien,
yaitu untuk menentukan apakah janin
pada bulan desember 2018 sebanyak
masih hidup. Pada aspek rehabilitative
4,54% dari 66 pasien, pada bulan
dengan melakukan istirahat cukup dan
januari 2019 sebanyak 5,06% dari 79
batasi aktivitas fisik berlebihan dengan
184

tujuan pemulihan fisik akibat kehamilan sebelum usia 8 minggu.


perdarahan. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah : kelainan kromosom, terutama
Pengertian trimosoma dan monosoma x,
Abortus imminens yaitu terjadi lingkungan sekitar tempat implatasi
perdarahan bercak yang menunjukan kurang sempurna, pengaruh teratogen
ancaman terhadap kelangsungan suatu akibat radiasi, virus, obat-obatan
kehamilan (Yeyeh, 2010). Abortus tembakau dan alkohol, kelainan pada
imminens adalah perdarahan pervagina plasenta, misalnya endarteritis vili
yang terjadi pada awal kehamilan korialis karena hipertensi menahun,
diikuti nyeri perut seperti kram faktor maternal seperti pneumonia,
beberapa jam hingga beberapa hari typus, anemia berat, keracunan dan
(Leveno, 2015). Abortus imminens toksoplasmosis, kelainan traktus
adalah perdarahan bercak yang genetalia, seperti serviks inkompetensi,
menunjukan ancaman terhadap retroversi uteri, mioma uteri dan
kelangsungan suatu kehamilan, dalam kelainan bawaan uterus.
kondisi seperti ini kehamilan masih
Patofisiologi
mungkin berlanjut atau dipertahankan
(Padila, 2015). Berdasarkan uraian Proses abortus imminens biasanya
diatas dapat disimpulkan bahwa abortus berlangsung secara spontan maupun
imminens adalah bercak perdarahan sebagai komplikasi dari abortus
yang berlangsung pada awal kehamilan provokatus kriminalis ataupun
diikuti keluhan nyeri perut seperti kram medisinalis. Proses terjadinya berawal
beberapa jam hingga beberapa hari, dari perdrahan pada desidua basialis
dalam kondisi seperti ini kehamilan yang menyebabkan nekrosis jaringan
masih dapat dilanjutkan atau diatasnya. Pada abortus immienes
dipertahankan. nekrosis yang terjadi tidak cukup dalam
untuk menimbulkan pelepasan hasil
Etologi konsepsi dari dinding uterus. Namun
Menurut (Padila, 2015) pada umumnya jika tidak segera ditangani, nekrosis
abortus imminens disebabkan oleh dapat meluas hasil konseptus sehingga
kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, dapat berlanjut kepada abortus
biasanya menyebabkan abortus pada inkomplet atau komplet. Pada
185

kehamilan antara 8 minggu sampai 14 pada klien abortus imminens yaitu


minggu villi koriales menembus desidua istirahat tirah baring, menganjurkan ibu
lebih dalam sehingga umumnya hamil untuk tidak berhubungan seks
plasenta tidak dilepaskan sempurna dahulu selama 2 minggu, bersihkan
yang dapat menyebabkan banyak vulva minimal 2 kali sehari dengan
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari cairan antiseptic untuk mencegah
14 minggu umumnya yang mula-mula infeksi, pemberian terapi preabor, asam
dikeluarkan setelah ketuban pecah mefenamat dan asam folat, advis dokter
adalah janin, disusul kemudian oleh yaitu dengan pemberian progestron.
plasenta yang telah lengkap terbentuk.
Komplikasi
Perdarahan tidak banyak jika plasenta
segera terlepas dengan lengkap (Darma, Abortus imminens menurut Yeyeh
2015). (2010) dan Darma (2015) dapat
berakhir pada abortus inkomplet yang
Manifestasi Klinis
memiliki komplikasi dapat mengancam
Menurut (Padila, 2015) keluhan umum keselamatan ibu karena perdarahan,
pasien abortus imminens yaitu terlambat perforasi, infeksi dan syok.
haid atau aminore kurang dari 20
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
minggu, pada pemeriksaan fisik
Abortus Imminens
keadaan umum tampak lemah atau
kesadaran menurun. tekanan darah Menurut Kusuma (2009) Proses
menurun, denyut nadi normal atau cepat keperawatan pada pasien dengan
dan kecil. suhu tubuh normal atau abortus imminens sebagai berikut :
meningkat, pendarahan pervagina,
Pengkajian
mungkin disertai keluarnya jaringan
hasil konsepsi, rasa mulas atau kram Pada anamnesis yang dikaji adalah
perut didaerah atas simpisis sering keluhan utama, riwayat penyakit
disertai nyeri pinggang akibat kontraksi sekarang dan riwayat terdahulu Riwayat
uterus. kesehatan klien, yang terdiri atas :
Riwayat penyakit sekarang, Riwayat
Penatalaksanaan Medik
pembedahan, Riwayat penyakit yang
Menurut Padila (2015) tindakan pernah dialami, Riwayat penyakit
keperawatan mandiri dan kolaborasi keluarga, Riwayat kehamilan, Riwayat
186

seksual, Riwayat pemakaian obat, Pola 110-120 MmHg, diastole 80-85


aktivitas sehari-hari : kaji mengenai MmHg, Nadi 60-80 x/menit,
nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi Pernapasan 12-20 x/menit, Suhu
(BAB dan BAK), istirahat tidur, 36,5˚c-37,5˚c.
hygiene, ketergantungan baik sebelum 2) Akral hangat, tidak keluar
dan saat sakit, Pemeriksaan Fisik keringet dingin
3) Mukosa bibir lembab
Diagnosa Keperawatan
4) Tugor kulit elastis
Menurut Lowdermilk (2013) dan SDKI 5) Perdarahan kurang dari
(2016) diagnosa keperawatan yang 100cc.
mungkin muncul adalah sebagai berikut
Perencanaan keperawatan :
:
a. Mandiri :
a) Hipovolemia berhubungan dengan
1) Kaji perdarahan pervagina :
perdarahan yang berlebihan akibat
warna, jumlah pembalut yang
keguguran, kehilangan cairan aktif
digunakan, derajat aliran dan
b) Nyeri akut berhubungan dengan
banyaknya
kontraksi uterus
2) Kaji adanya gumpalan darah
c) Intoleransi aktivitas berhubungan
3) Kaji adanya tanda-tanda gelisah,
dengan tirah baring, kelemahan
taki kardia, hipertensi dan
Perencanaan Keperawatan kepucatan
4) Observasi tanda-tanda vital
Menurut Wilkinson (2011) perencanaan
5) Kaji input dan output pasien
keperawatan yaitu :
b. Kolaborasi :
a. Hipovolemia berhubungan dengan 1) Kolaborasi dengan dokter dalam
perdarahan yang berlebihan akibat monitor nilai HB dan Hematokrit
keguguran, kehilangan cairan aktif klien
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 2) Kolaborasi dengan dokter dalam
keperawatan 3x24 jam diharapkan pemberian cairan intravena
hipovolemia tidak terjadi
Kriteria hasil : b. Nyeri akut berhubungan dengan
1) Tanda-tanda vital dalam batas kontraksi uterus
normal : Tekanan darah siastole
187

Tujuan : setelah dilakukan tindakan 2) Berikan lingkungan yang nyaman


keperawatan 3x24 jam diharapkan pada pasien dalam ruangan
rasa nyeri berkurang 3) Observasi tanda-tanda vital
Kriteria hasil : 4) Lakukan tindakan yang membuat
1) Mampu mengontrol nyeri klien merasa nyaman seperti ganti
(penyebab nyeri, mampu posisi, teknik relaksasi
menggunakan teknik b. Kolaborasi :
nonfarmakologi untuk 1) Kolaborasi dengan dokter dalam
mengurangi nyeri, mencari pemberian obat analgetik sesuai
bantuan) indikasi
2) Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan c. Intoleransi aktivitas berhubungan
manajemen nyeri dengan tirah baring, kelemahan
3) Mampu mengenal nyeri (skala, Tujuan : setelah dilakukan tindakan
intensitas, frekuensi dan tanda keperawatan 3x24 jam diharapkan
nyeri) klien dapat melakukan aktifitas
4) Menyatakan rasa nyaman setelah sesuai dengan toleransinya
nyeri berkurang
5) Tanda-tanda vital dalam batas Kriteria hasil :
normal : Tekanan darah siastole 1) Berpartisipasi dalam aktivitas
110-120 MmHg, diastole 80-85 fisik tanpa disertai peningkatan
MmHg, Nadi 60-80 x/menit, tekanan darah, pernapasan dan
Pernapasan 12-20 x/menit, Suhu nadi
36,5˚c-37,5˚c. 2) Mampu melakukan aktivitas
sehari-hari (ADLs) secara mandiri
Perencanaan keperawatan :
3) Tanda-tanda vital dalam batas
a. Mandiri : normal : Tekanan darah siastole
1) Kaji rasa sakit dan karakteristik, 110-120 MmHg, diastole 80-85
termasuk kualitas waktu lokasi MmHg, Nadi 60-80 x/menit,
dan intensitas nyeri dengan Pernapasan 12-20 x/menit, Suhu
menggunakan rentang intensitas 36,5˚c-37,5˚c.
pada skala 0-10
188

Perencanaan keperawatan : dengan tujuan yang telah ditetapkan,


dilakukan berkesinambungan dengan
a. Mandiri :
melibatkan klien dan tenaga kesehatan
1) Anjurkan pasien agar bedrest
lainnya. Evaluasi dalam keperawatan
2) Observasi tekanan darah, nadi dan
merupakan kegiatan dalam menilai
pernapasan
tindakan keperawatan yang telah
3) Beri informasi untuk tidak
ditentukan, untuk mengetahui
melakukan hubungan seksual
pemenuhan kebutuhan klien secara
selama pasien masih merasa nyeri
optimal dan mengukur hasil dari proses
dan belum siap
keperawatan (Suarni, 2017).
4) Anjurkan klien untuk tidak
melakukan aktifitas fisik atau Tinjauan Kasus
mengangkat beban yang cukup
Pengkajian Keperawatan
berat
5) Anjurkan klien untuk tetap rileks Identitas Klien
dalam menghadapi abortus
Klien bernama Ny. I usia 26 tahun,
6) Bantu klien dalam aktivits
agama Islam dan suku bangsa jawa.
perawatan diri : perineal hygiene.
Status perkawinann klien sudah
menikah, lama perkawinan 9 bulan.
Implementasi Keperawatan Pendidikan klien Sekolah Menengah
Atas (SMA), pekerjaan klien karyawan
Implementasi keperawatan adalah
BUMN. Nama suami klien Tn.S usia 27
serangkaian kegiatan yang dilakukan
tahun, agama islam dan suku bangsa
oleh perawat untuk membantu klien dari
jawa. Pendidikan suami Sekolah
masalah status kesehatan yang diharapi
Menengah Atas (SMA), dengan
ke status kesehatan yang lebih baik
pekerjaan TNI/AU, klien beralamat di
yang menggambarkan kriteria hasil
Jalan Surya No.523 Komplek Angkasa
yang diharapkan (Suarni, 2017).
Halim.
Evaluasi Keperawatan
Resume
Tahap evaluasi merupakan
Klien datang ke Poli Obstetri dan
perbandingan yang sistematik dan
Ginekologi RSAU dr.Esnawan
terencana tentang kesehatan klien
Antariksa pukul 10.00 WIB dengan
189

keluhan keluar darah dari jalan lahir. yaitu (-120cc), hasil pemeriksaan tanda-
Klien mengatakan sedang hamil 9 tanda vital yaitu tekanan darah 127/80
minggu. Hasil pemeriksaan fisik Ny.I mmhg, nadi 82x/menit, suhu 36˚c,
yaitu : kesadaran composmentis, TD pernapasan 20x/menit, kulit tampak
126/80 mmHg, Nadi 88 kali/menit, RR pucat, klien terdengar suara bergetar
20 kali/menit, Suhu 36,3C, konjungtiva saat menceritakan masa kehamilan
ananemis, sklera anikterik, tidak teraba pertama, klien tampak meringis
pembesaran kelenjar getah bening, dada kesakitan. Klien telah mendapatkan
simetris, mamae simetris, akral teraba tindakan terapi cairan glukosa 5% +
hangat dan nadi teraba kuat. Diagnosa MgSO4/20 tpm, ultragestron
medis yaitu Abortus Imminens. Klien (1x200mg), ceftriaxone (3x1gram),
dipindahkan ke Ruang Nuri pukul 13.00 klien terpasang foley chateter.
WIB, Pada saat dikaji klien mengeluh Berdasarkan uraian diatas masalah
lemas, klien mengeluh perdarahan keperawatan yang muncul pada Ny I
seperti haid, klien mengatakan pusing, yaitu resiko hipovolemia, nyeri akut,
klien mengeluh sesak dan cepat lelah anisetas, intoleransi aktivitas dan resiko
saat beraktivitas, klien mengatakan infeksi.
aktivitas tergantungan oleh suami, klien
a. Pengkajian fisik
mengatakan takut jika janin yang ada
1) Sistem Kardiovaskular/Sirkulasi
dikandungan tidak berkembang dengan
Hasil pemeriksaan tanda-tanda
baik, klien mengatakan takut keguguran
vital yaitu Tekanan Darah 127/80
lagi seperti kehamilan anak pertama,
mmHg, Nadi 82 kali/menit
klien mengatakan tidak napsu makan,
dengan irama teratur dan denyut
klien mengatakan bak 10 x/hari, klien
kuat. Tidak ada edema, pengisian
mengatakan nyeri dibagian perut
kapiler <2 detik, konjungtiva
bawah, klien mengatakan nyeri seperti
ananemis dan sklera anikterik,
tertusuk-tusuk, klien mengatakan skala
klien mengatakan tidak memiliki
nyeri 6, nyeri dirasakan menetap dan
riwayat penyakit jantung.
hilang timbul. Klien tampak berbaring
2) Sistem pernapasan
ditempat tidur, klien terpasang infus dan
Jalan nafas bersih, frekuensi
kateter, tampak bercak merah muda
pernafasan 20 kali/menit dengan
pada pembalut, vulva tampak lembab,
irama teratur, klien mengatakan
tercium bau amis, hasil balance cairan
190

tidak sesak nafas. Klien melakukan pemeriksaan gula


mengatakan tidak memiliki darah sewaktu.
riwayat penyakit bronchitis, asma 5) Sistem urogenital
dan TBC. Klien terdengar suara Klien mengatakan BAK rutin 10
nafas vesikuler/normal. kali sehari, BAK terkontrol
b. Sistem pencernaan dengan jumlah urin 250cc
Klien tampak gigi tidak caries, berwarna kuning jernih. Klien
tidak terdapat stomatitis, lidah mengatakan tidak merasa sakit
tampak bersih. Klien mengatakan pada waktu BAK, tidak terdapat
tidak menggunakan gigi palsu, distensi kandung kemih.
klien tidak tercium bau mulut. 6) Sistem integument
Klien mengatakan mual dan tidak Klien tampak tugor kulit elastis,
muntah, nafsu makan kurang dan warna kulit pucat , keadaan kulit
rasa penuh diperut. Hasil baik dan bersih.
penghitungan IMT klien yaitu 7) Sistem musculoskeletal
33,8 terkategori gemuk. Klien mengatakan tidak
Membrane mukosa tampak mengalami kesulitan dalam
lembab, lingkar lengan atas klien bergerak, ekstremiras simetris,
35,5 cm. klien mengatakan tidak terdapat oedema dan reflek
kebiasaan dalam BAB 1 kali patella +/+
sehari feses berwarna coklat, klien 8) Dada dan axilla
mengatakan tidak memiliki Klien tampak mamae membesar,
hemoroid. aerola berwarna kecoklatan dan
3) Neurosensori tidak ada kolostrum.
Status mental klien yaitu orientasi, 9) Perut/ abdomen
klien tidak memakai kacamata 1) Inspeksi
dan alat bantu dengar. Klien tidak Perut tampak tidak membesar,
mengalami gangguan bicara. tidak tampak linea nigra, tidak
Klien mengeluh pusing. tampak striae lividae dan luka
4) Sistem endokrin insisi.
Saat perawatan tidak 2) Palpasi
direncanakan oleh dokter untuk
191

Tidak dapat dipalpasi leopold I tercium bau amis, hasil balance cairan
sampai IV karena usia yaitu (-120cc), hasil pemeriksaan tanda-
kandungan masih 9 minggu. tanda vital yaitu tekanan darah 127/80
3) Auskultasi mmhg, nadi 82x/menit, suhu 36˚c,
Auskultasi tidak dapat pernapasan 20x/menit, kulit tampak
dilakukan karena usia pucat, klien terdengar suara bergetar
kehamilan 9 minggu saat menceritakan masa kehamilan
Data Fokus pertama, klien tampak meringis
Data Subjektif : kesakitan .

Klien mengeluh lemas, klien mengeluh Diagnosa Keperawatan


perdarahan seperti haid, klien
1. Resiko hipovolemi berhubungan
mengatakan pusing, klien mengeluh
dengan kehilangan cairan aktif
sesak dan cepat lelah saat beraktivitas,
2. Nyeri akut berhubungan dengan
klien mengatakan aktivitas tergantungan
kontaksi uteri
oleh suami, klien mengatakan takut jika
3. Intolernasi aktivitas berhubungan
janin yang ada dikandungan tidak
dengan kelemahan fisik, tirah baring
berkembang dengan baik, klien
mengatakan takut keguguran lagi seperti Perencanaan Keperawatan
kehamilan anak pertama, klien
1. Resiko hipovolemi berhubungan
mengatakan tidak napsu makan, klien
dengan kehilangan cairan aktif
mengatakan bak 10 x/hari, klien
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
mengatakan nyeri dibagian perut
keperawatan 3x24 jam diharapkan
bawah, klien mengatakan nyeri seperti
hipovolemia tidak terjadi
tertusuk-tusuk, klien mengatakan skala
Kriteria hasil :
nyeri 6, nyeri dirasakan menetap dan
a. Tanda-tanda vital dalam batas
hilang timbul
normal : Tekanan darah siastole
Data Objektif : 110-120 MmHg, diastole 80-85
MmHg, Nadi 60-80 x/menit,
Klien tampak berbaring ditempat tidur,
Pernapasan 12-20 x/menit, Suhu
klien terpasang infus dan kateter,
36,5˚c-37,5˚c.
tampak bercak merah muda pada
b. Akral hangat, tidak keluar
pembalut, vulva tampak lembab,
keringet dingin
192

c. Mukosa bibir lembab oral RS : klien mengatakan sudah


d. Tugor kulit elastis meminum obatnya RO : obat
e. Perdarahan kurang dari 100cc. utragestron 200mg telah diminum.
Pukul 05.00 WIB mengobservasi tanda-
Perencanaan keperawatan :
tanda vital RS : - , RO tekanan darah
a. Mandiri : 120/80 mmhg, nadi 76 x/menit, suhu
1) Kaji perdarahan pervagina : 36,7˚c, pernapasan 18x/menit.
warna, jumlah pembalut yang
Evaluasi
digunakan, derajat aliran dan
banyaknya Hari Rabu, 06 Maret 2019
2) Kaji adanya gumpalan darah
Subjektif : klien mengatakan 4 kali
3) Kaji adanya tanda-tanda gelisah,
ganti pembalut, klien mengatakan
taki kardia, hipertensi dan
alirannya tidak deras, pasien
kepucatan
mengatakan lemas, pusing sedikit
4) Observasi tanda-tanda vital
berkurang. Objektif : klien tampak
5) Kaji input dan output pasien
keluar darah berwarna merah tua
sebanyak 10cc, tidak tampak gumpalan
b. Kolaborasi :
darah dalam pembalut, tekanan darah
1) Kolaborasi dengan dokter dalam
113/78 Mmhg, nadi 65 X/Menit, suhu
monitor nilai HB dan Hematokrit
36,8˚c, pernapasan 18x/Menit, hasil
klien
hematocrit 38% dan hemoglobin 12,1
2) Kolaborasi dengan dokter dalam
g/dL. Analisa : Tujuan belum tercapai,
pemberian cairan intravena
masalah belum teratasi. Planning :
Pelaksanaan Keperawatan Rencana tindakan dilanjutkan
(1,2,3,4,5)
Hari Rabu, 06 Maret 2019
b. Nyeri akut berhubungan dengan
Pukul 13.16 melakukan pemasangan
kontraksi uterus
infus cairan RS : klien mengatakan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
sakit saat disuntik, RO : klien telah
keperawatan 3x24 jam diharapkan
terpasang infus cairan glukose + MgSo4
rasa nyeri berkurang
5 % per 20 tpm. Pukul 18.00 WIB
Kriteria hasil :
memberikan obat utragestron 200mg via
193

1) Mampu mengontrol nyeri 4) Lakukan tindakan yang membuat


(penyebab nyeri, mampu klien merasa nyaman seperti ganti
menggunakan teknik posisi, teknik relaksasi
nonfarmakologi untuk b. Kolaborasi :
mengurangi nyeri, mencari 1) Kolaborasi dengan dokter dalam
bantuan) pemberian obat analgetik sesuai
2) Melaporkan bahwa nyeri indikasi
berkurang dengan menggunakan
Pelaksanaan Keperawatan
manajemen nyeri
3) Mampu mengenal nyeri (skala, Hari Rabu, 06 Maret 2019
intensitas, frekuensi dan tanda
Pukul 14.05 WIB mengobservasi tanda-
nyeri)
tanda vital pasien, RS : pasien
4) Menyatakan rasa nyaman setelah
mengatakan pusing, RO: Hasil
nyeri berkurang
pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu
5) Tanda-tanda vital dalam batas
tekanan darah 127/80 MmHg, nadi 100
normal : Tekanan darah sistole
x/menit, suhu 36˚c,pernapasan
110-120 MmHg, diastole 80-85
20x/menit. Pukul 19.45 WIB mengkaji
MmHg, Nadi 60-80 x/menit,
rasa sakit dan karakteristik, termasuk
Pernapasan 12-20 x/menit, Suhu
kualitas waktu, lokasi dan intensitas
36,5˚c-37,5˚c.
nyeri dengan menggunakan rentang
Perencanaan keperawatan : intensitas pada skala 0-10 RS : pasien
mengatakan nyeri berkurang 5, pasien
a. Mandiri :
mengatakan nyeri masih hilang timbul,
1) Kaji rasa sakit dan karakteristik,
nyeri dirasakan dibagian perut bawah
termasuk kualitas waktu lokasi
RO : pasien tampak berbaring ditempat
dan intensitas nyeri dengan
tidur, tidak tampak wajah meringis.
menggunakan rentang intensitas
pada skala 0-10 Evaluasi
2) Berikan lingkungan yang nyaman
Hari Rabu, 06 Maret 2019
pada pasien dalam ruangan
3) Observasi tanda-tanda vital Subjektif : klien mengatakan nyeri
berkurang 5, pasien mengatakan nyeri
masih hilang timbul, nyeri dirasakan
194

dibagian perut bawah. Objektif : pasien 2) Observasi tekanan darah, nadi dan
tampak berbaring ditempat tidur, tidak pernapasan
tampak wajah meringis, tekanan darah 3) Beri informasi untuk tidak
119/78 mmhg, nadi 63x/menit, suhu melakukan hubungan seksual
36,7˚c, pernapasan 20x/menit. Analisa : selama pasien masih merasa nyeri
Tujuan belum tercapai, masalah belum dan belum siap
teratasi. Planning : Rencana tindakan 4) Anjurkan klien untuk tidak
keperawatan dilanjutkan (1,2,3,4) melakukan aktifitas fisik atau
mengangkat beban yang cukup
c. Intoleransi aktivitas berhubungan
berat
dengan tirah baring, kelemahan
5) Anjurkan klien untuk tetap rileks
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
dalam menghadapi abortus
keperawatan 3x24 jam diharapkan
6) Bantu klien dalam aktivits
klien dapat melakukan aktifitas
perawatan diri : perineal hygiene.
sesuai dengan toleransinya
Kriteria hasil : Pelaksanaan Keperawatan
1) Berpartisipasi dalam aktivitas
Hari Rabu, 06 Maret 2019
fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, pernapasan dan Pukul 14.10 WIB mengobservasi
nadi tekanan darah, nadi dan pernapasan
2) Mampu melakukan aktivitas RS : klien mengatakan pusing RO :
sehari-hari (ADLs) secara mandiri tekanan darah 127/80 mmhg, nadi 82
3) Tanda-tanda vital dalam batas x/menit, pernapasan 20 x/menit. Pukul
normal : Tekanan darah siastole 14.45 WIB menganjurkan pasien agar
110-120 MmHg, diastole 80-85 bedrest RS : - RO : klien tampak
MmHg, Nadi 60-80 x/menit, berbaring ditempat tidur dan terpasang
Pernapasan 12-20 x/menit, Suhu kateter. Pukul 19.30 WIB mengkaji
36,5˚c-37,5˚c. keluhan pasien RS : klien mengatakan
badannya masih terasa lemas, pusing
Perencanaan keperawatan :
sedikit berkurang. RO : klien tampak
a. Mandiri : berbaring lemas di tempat tidur.
1) Anjurkan pasien agar bedrest
195

Evaluasi Daftar Pustaka

Hari Rabu, 06 Maret 2019 Darma, Gde Kiki Sanjaya. (2015).


Laporan Kasus Abortus Imminens Juni
Subjektif : klien mengatakan aktivitas 2015 Faktor Resiko, Patogenesis dan
Penatalaksanaan. Diambil pada 07 Mei
tergantungan oleh suami, klien 2019 pukul 19.17 WIB dari website
mengatakan badannya masih terasa https://isainsmedis.id
lemas, pusing sedikit berkurang. Diyah,Elisa. (2017). Faktor risiko
Objektif : tekanan darah 104/65 mmhg, kejadian abortus spontan. Diambil pada
01 Mei 2019 pukul 17.07 WIB dari
nadi 70x/menit, pernapasan 18 x/menit, website
pasien tampak berbaring ditempat tidur, https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php
/higeia
perineal hygiene dibantu. Analisa :
tujuan belum tercapai, masalah belum Handono, Budi et al. (2009). Abortus
berulang. Bandung : PT Refika
teratasi. Planning : rencana tindakan Aditama
keperawatan dilanjutkan (1,2,4,5,6).
Hutahaean, Serri. (2009). Asuhan
Keperawatan Dalam Maternitas Dan
Kesimpulan Ginekologi. Jakarta : TIM

Abortus imminens yaitu terjadi Huliana, Mellyna. (2010). Panduan


Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta :
perdarahan bercak yang menunjukan
Puspa Swara.
ancaman terhadap kelangsungan suatu
Kusuma, Erika. (2009). Asuhan
kehamilan. Masalah yang mungkin Keperawatan Pada Ibu Abortus .
muncul resiko hipovolemi, nyeri akut, diambil pada 01 Mei 2019 pukul 19.19
WIB dari website
intolernasi aktivitas, tirah baring dan https://www.academia.edu/11316812/as
resiko infeksi. Tindakan mandiri yang uhan_keperawatan_pada_ibu_abortus
dapat dilakukan yaitu Mampu Kusmiyati, Yuni et al .(2009).
mengontrol nyeri, anjurkan pasien agar Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu
Hamil). Yogyakarta : Penerbit
bedrest Observasi tekanan darah, nadi Fitramaya.
dan pernapasan, beri informasi untuk
Leveno, Kenneth J. (2015). Manual
tidak melakukan hubungan seksual. komplikasi kehamilan Williams.
Jakarta : EGC.
Bantu klien dalam aktivits perawatan
diri : perineal hygiene. Lowdermilk et al .(2013). Buku
Keperawatan Maternitas Edisi 8.
Elservier (Singapura) : Salemba
Medika.
196

Padila. (2015). Asuhan Keperawatan


Maternitas II. Yogyakarta : Nuha
Medika

Suarni, Lisa. (2017). Metodologi


Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka
Panasea

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016).


Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik. DPP PPNI, Jakarta Selatan

Wilkinson, Judith. (2011). Buku Saku


Diagnosa Keperawatan : Diagnosa
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil
NOC. Jakarta : EGC.

Yeyeh et al. (2010). Asuhan kebidanan


4 patologi. Jakarta : TIM

Anda mungkin juga menyukai