Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN PELAKSANAAN

PERINGATAN HARI IBU


KE-93 TAHUN 2021

Peringatan Hari Ibu Ke-93 1


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................iii

SAMBUTAN MENTERI PPPA ........................................................................................iv

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..1

1. Latar Belakang………………………………………………………………………….1

2. Dasar Hukum……………………………………………………………………………5

3. Catatan Penting PHI Ke-93 Tahun 2021…………………………………………….6

4. Maksud dan Tujuan…………………………………………………………………....7

PENYELENGGARAAN PHI KE-93 Tahun 2021…………………………………………....8

1. Tema dan Sub Tema…………………………………………………………………...8

2. Rangkaian Kegiatan……………………………………………………………….....16

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………..………………………………………………….19

Peringatan Hari Ibu Ke-93 ii


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat serta karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga kita dapat
dipertemukan kembali dalam rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ibu ke-93 di tahun 2021
ini.
Seperti halnya tahun lalu, Peringatan Hari Ibu tahun ini masih dibayangi oleh
pandemi Covid-19 yang hadir di bumi pertiwi sejak Maret 2020 lalu. Peringatan Hari Ibu
dilaksanakan sejalan dengan konsep new normal, dimana kita harus bisa berdamai dan
hidup berdampingan dengan virus corona seraya tetap menjalankan aktivitas normal,
namun ditambah dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat guna mencegah
terjadinya penularan dan penyebaran Covid-19.
Keprihatinan dan keterpurukan yang dialami akibat pandemi Covid-19, turut
berdampak pada kehidupan perempuan. Namun di tengah himpitan ekonomi, beban
ganda dan berbagai tantangan lainnya, perempuan-perempuan Indonesia telah banyak
mengambil peran penting dalam menanggulangi bencana ini. Jiwa patriotisme
perempuan dari zaman sebelum kemerdekaan, termasuk keberhasilan
menyelenggarakan Kongres Perempuan Pertama pada tahun 1928 yang menjadi
tonggak pergerakan perempuan hingga dikemudian hari diperingati sebagai Hari Ibu,
tercermin dalam perjuangan perempuan-perempuan Indonesia di masa pandemi ini.
Peringatan Hari Ibu sesungguhnya merupakan suatu bentuk apresiasi bagi semua
perempuan Indonesia, atas peran, dedikasi, serta kontribusinya bagi keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara. Akhir kata, kepada seluruh perempuan Indonesia, kami
mengucapkan Selamat Hari Ibu ke-93.

Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu ke-93,

Ratna Susianawati

Peringatan Hari Ibu Ke-93 iii


SAMBUTAN
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA

Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember merupakan bentuk


pengakuan serta penghargaan atas perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke
masa. Tanggal ini dipilih untuk menghormati Kongres Perempuan I di Yogyakarta pada
tahun 1928 yang merupakan awal bangkitnya gerakan perempuan Indonesia. Maka dari
itu, Peringatan Hari Ibu di Indonesia bukanlah Mother’s Day, melainkan momentum untuk
mendorong perempuan Indonesia menjadi perempuan yang berdaya dan setara
kedudukannya.
Jika kita melihat sejarah, tentunya perjuangan para perempuan bukanlah hal yang
mudah. Namun perempuan-perempuan Indonesia dengan gagah berani menembus
batas-batas sosial, bersuara untuk memperjuangkan hak-hak kaumnya, dan bersama-
sama dengan kaum laki-laki, meraih kemerdekaan. Pada akhirnya, konstitusi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menjamin kesetaraan bagi seluruh
rakyat Indonesia, termasuk perempuan.
Hingga saat ini, telah banyak kemajuan yang dirasakan oleh perempuan. Namun
kesetaraan ideal yang kita cita-citakan belum sepenuhnya tercapai. Budaya patriarki
yang telah mengakar selama berabad-abad masih tersisa dalam kehidupan
bermasyarakat. Perempuan masih menghadapi berbagai permasalahan yang
mengancam kualitas hidupnya. Hal ini kemudian diperparah dengan adanya pandemi
COVID-19, yang meningkatkan kerentanan ekonomi perempuan, ketidaksetaraan
gender, serta mengancam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 iv


Namun begitu, di tengah terpaan apapun, perempuan Indonesia merupakan
srikandi-srikandi kuat yang mampu melampaui berbagai tantangan yang melingkupi
mereka. Begitu pula di masa yang sulit ini, perempuan-perempuan Indonesia turut hadir
di garda terdepan. Di tengah perjuangan menuju pemberdayaan perempuan yang
membawa beragam tantangan, rintangan, dan hambatan, ada satu hal yang tidak
berubah, yakni perempuan Indonesia tetaplah tangguh, kuat, dan berani dalam menjadi
penopang hidup kaumnya. Menjadi sebaik-baiknya Ibu Bangsa.
Melalui Peringatan Hari Ibu ke-93 tahun 2021 ini, saya berharap kita dapat
merayakan berbagai kemajuan yang berhasil diraih oleh perempuan, sekaligus
mengingat bahwa perjuangan masih panjang dan harus terus dilanjutkan. Dengan jumlah
perempuan yang mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia, kemajuan
perempuan tentunya akan menjadi kemajuan bangsa sehingga perjuangan mencapainya
menjadi kewajiban semua pihak pula. Maka, kita semua, baik perempuan maupun laki-
laki, harus mendorong peran perempuan dalam segala bentuk dan sektor pembangunan.
Selamat Hari Ibu, perempuan-perempuan Indonesia.

Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Republik Indonesia,

I Gusti Ayu Bintang Darmawati

Peringatan Hari Ibu Ke-93 v


PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Peringatan Hari Ibu (PHI) yang dilaksanakan setiap tanggal 22 Desember,
merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai perjuangan
perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. Hari Ibu bagi bangsa
Indonesia berbeda dengan Hari Ibu di negara lain karena identik dengan tonggak gerakan
perempuan Indonesia untuk berkontribusi aktif memajukan bangsa.

Kongres Perempuan Indonesia pertama dilaksanakan pada 22 – 25 Desember


1928 dengan tujuan menyatukan perkumpulan perempuan-perempuan Indonesia dalam
satu perhimpunan perempuan Indonesia. Kongres Perempuan Indonesia pertama diakui
sebagai tonggak sejarah kebangkitan pergerakan perempuan Indonesia karena kaum
perempuan dapat berdiri bersama dengan kaum laki-laki dan juga kaum muda untuk
memperjuangkan kemerdekaan bangsa, sehingga pada Kongres Perempuan Indonesia
III di Bandung tahun 1938, tanggal 22 Desember dinyatakan sebagai Hari Ibu melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari
Nasional yang Bukan Hari libur. Kongres Perempuan I di Yogyakarta pada tahun 1928
menjadi titik sejarah ditetapkannya Hari Ibu di Indonesia dan menjadi tonggak yang
menandai babak baru bangkitnya gerakan perempuan Indonesia untuk berorganisasi
secara demokratis tanpa membedakan agama, etnis, dan kelas sosial

Peringatan Hari Ibu bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi perempuan Indonesia,
selalu menjadi momen khusus. Peringatan Hari Ibu bukan saja peringatan untuk
mengucapkan terima kasih atas jasa ibu yang begitu istimewa bagi seluruh masyarakat
Indonesia, tetapi lebih dari itu, Peringatan Hari Ibu bertujuan mendorong semua
pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk memberikan perhatian dan
pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor
pembangunan.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 1


Setelah hampir dua tahun seluruh dunia – tentu saja termasuk Indonesia- harus
beradaptasi dalam segala aspek kehidupan untuk berhadapan dengan Pandemi Covid-
19, Peringatan Hari Ibu ke-93 Tahun 2021 akan memasuki babak baru dalam arah dan
perjuangan Gerakan Perempuan di Indonesia. Selain isu pengarusutamaan gender yang
masih harus diperjuangkan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih setara dan adil
antara laki-laki dan perempuan dalam beragam aspek kehidupan; tantangan masa depan
juga menuntut kesiapan dan kontribusi aktif seluruh elemen bangsa baik laki-laki maupun
perempuan, baik tua maupun muda untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri.
Selama pandemi, perempuan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan
keluarga dan masyarakat untuk mampu bertahan dan bangkit dari beragam kesulitan
yang dihadapi keluarga dan masyarakat akibat pandemi.

Oleh karenanya, jika sejarah mencatat bahwa Kongres Perempuan I menjadi


tonggak keberhasilan kaum perempuan untuk berdiri bersama dengan kaum laki-laki dan
juga kaum muda untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa; maka sejarah akan
menunjukkan bahwa perempuan Indonesia hari ini adalah motor penggerak yang mampu
membangun orkestra cantik antarsemua elemen dan komponen bangsa, baik laki-laki
maupun perempuan baik tua maupun muda; yang bergerak bersama secara kolaboratif
untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang maju dan mandiri. Peringatan Hari Ibu ke-93
Tahun 2021 ingin mendorong perempuan Indonesia untuk lebih berani berbicara dan
menunjukkan potensi dirinya. Perempuan Indonesia adalah sosok yang sangat berharga
dan berjasa bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Hanya saja, seringkali
perempuan Indonesia tidak cukup mencintai dirinya sendiri dan memandang dirinya
sebagai sosok berharga. Oleh karenanya, PHI ke-93 Tahun 2021 ingin memberikan
ruang bagi perempuan Indonesia untuk membangun self-love dan self-esteem
perempuan. Harapannya, dengan cinta dan penghargaan diri ini, perempuan Indonesia
akan lebih termotivasi untuk mengembangkan daya cipta dan kreativitas tanpa batas
sehingga berdaya membangun jembatan kesetaraan dan menciptakan kehidupan
individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa yang sejahtera.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 2


Selain itu, Peringatan Hari Ibu ke-93 Tahun 2021 juga merupakan peringatan bagi
perempuan Indonesia untuk menunjukkan keberhasilan dan prestasi yang sudah diraih
perempuan di seluruh negeri di berbagai bidang sebagai kontribusi aktif perempuan
Indonesia dalam memajukan bangsa. Beragam prestasi hebat telah ditorehkan
perempuan Indonesia baik itu di tingkat komunitas, lokal, regional, nasional, maupun
internasional yang akan menjadi inspirasi bagi seluruh perempuan, generasi muda, dan
masyarakat Indonesia. Harapannya, rangkaian kegiatan PHI ke-93 Tahun 2021 mampu
mendorong perempuan Indonesia menjadi komponen bangsa yang inovatif dan
kontributif memajukan bangsa untuk lepas dari kemiskinan, menghadapi perubahan
iklim, dan mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Sementara itu pandemi covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan Maret 2020
hingga saat ini dan negara-negara lain di dunia, memperlihatkan sisi lain perjuangan
perempuan di Indonesia dalam menghentikan penyebaran covid-19. Mulai dari
membimbing keluarga saat berada di rumah, menjadi tulang punggung bagi keluarga
hingga menjadi garda terdepan penyembuhan Covid-19 sebagai dokter dan perawat. Tak
jarang perempuan memiliki peran ganda sekaligus. Perempuan sebagai ibu harus
memastikan anak-anak dan seluruh anggota keluarganya tetap berada di rumah dan
membuat suasana nyaman. Perempuan yang bergerak dalam bidang UMKM juga
berperan menyediakan kebutuhan selama pandemi. Perempuan juga berperan besar
dalam penerapan protokol kesehatan keluarga pada masa pandemi covid 19.

Hingga saat ini perjuangan perempuan Indonesia belumlah selesai, pencapaian


IPG dan IDG masih dirasa belum optimal, kekerasan terhadap perempuan masih terus
terjadi, dan tingkat kesejahteraan perempuan juga masih rendah. Ketimpangan antara
perempuan dan laki-laki masih terlihat di beberapa bidang pembangunan seperti
pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 3


Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui tugas
fungsinya, telah diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia melalui 5 (lima) agenda
prioritas pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, yakni:
1. Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang
berperspektif gender
2. Peningkatan peran Ibu/keluarga dalam pendidikan dan pengasuhan anak
3. Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak
4. Penurunan pekerja anak
5. Pencegahan perkawinan anak

Melalui momentum PHI ke 93 ini, diharapkan akan menjadi upaya nyata dan hasil
pencapaian ke 5 (lima) agenda prioritas tersebut.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 4


2. DASAR HUKUM
a. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan
(Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination Against
Women) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29);

b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2020 tentang


Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 133);

c. Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang
Bukan Hari Libur sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 67 Tahun 1961 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 316
Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur;

d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang


Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(Covid-19);

e. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender


dalam Pembangunan Nasional;

f. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Nomor 6 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 2 Tahun 2020
Tentang Rencana Strategis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Tahun 2020-2024;

g. Keputusan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Nomor 82 Tahun 2021 tentang Panitia Peringatan Hari Ibu Ke-93 Tahun
2021.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 5


3. CATATAN PENTING PHI KE-93 TAHUN 2021
Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-93 Tahun 2021 mempunyai 4 (empat) catatan penting;
yaitu:

1. Hari Ibu bagi bangsa Indonesia berbeda dengan Hari Ibu di negara lain karena
identik dengan tonggak gerakan perempuan Indonesia untuk berkontribusi aktif
memajukan bangsa.

2. Dalam mewujudkan pembangunan yang berkesetaraan gender, PHI ke-93 Tahun


2021 ingin membangun kesadaran akan pentingnya kerja nyata dan kerja
kolaboratif dari semua pihak untuk mendorong kemajuan perempuan Indonesia.

3. PHI ke-93 Tahun 2021 diharapkan mampu menjadi momentum untuk terus
mengingatkan bahwa masa depan sudah tidak lagi sama dengan tantangan hari
ini. Masa depan dihadapkan pada situasi yang dikenal sebagai VUCA (volatility,
uncertainty, complexity, and ambiguity) yang menuntut adanya kemampuan
adaptasi dan fleksibilitas yang tinggi. Aksi kolaboratif dalam mewujudkan
kehidupan yang berkesetaraan gender harus mampu mendorong perempuan
maupun laki-laki generasi penerus bangsa untuk mempunyai kompetensi dan
keterampilan masa depan (future skills). Oleh karenanya, aksi kolaboratif dan
sinergi dalam mewujudkan kesetaraan gender harus dilakukan antarkomponen
bangsa untuk menyiapkan generasi yang lebih baik dan berkualitas untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri.

4. Fakta menunjukkan bahwa perempuan telah terbukti menjadi motor penggerak


keberhasilan pembangunan saat ini dan mendatang. Oleh karenanya, Peringatan
Hari Ibu ke-93 Tahun 2021 harus mampu menginspirasi perempuan untuk terus
mencintai dirinya dan mengembangkan daya cipta dan kreativitas tanpa batas
untuk membangun negeri.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 6


4. MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD

Menjadi panduan bagi kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan lembaga


masyarakat baik di pusat maupun daerah, serta perwakilan Indonesia di luar negeri,
dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu ke-93 Tahun 2021.

TUJUAN

Menjadi panduan dalam penyelarasan kegiatan yang dilaksanakan oleh


kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan lembaga masyarakat di pusat dan
daerah, serta perwakilan Indonesia di luar negeri dengan tema dan sub tema PHI ke-93.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 7


PENYELENGGARAAN PHI KE-93

1. TEMA DAN SUB TEMA


Tema utama PHI ke-93 adalah Perempuan Berdaya, Indonesia Maju. Dengan sub
tema sebagai berikut :
Sub – Tema 1 : Perempuan Indonesia : Saatnya untuk Bicara “Suaramu
Keberanianmu”

Latar Belakang : Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2020), jumlah penduduk
perempuan sebanyak 133,54 juta orang atau 49,42 persen dari
jumlah penduduk Indonesia. Angka ini jelas menunjukkan bahwa
jumlah perempuan dan laki-laki tidak jauh berbeda, namun tingkat
kesenjangan gender di Indonesia masih cukup tinggi serta
perempuan berhak untuk mendapatkan akses dan kesempatan
yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang terutama
pembangunan.

Kesenjangan gender mengakibatkan perempuan dihadapkan


dengan banyak hambatan dan sering kali mengalami
kekerasan. Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan
Nasional (SPHPN) tahun 2016, 1 dari 3 perempuan usia 15-64
tahun pernah mengalami kekerasan fisik atau kekerasan seksual
sedangkan, 1 dari 5 perempuan yang pernah/sedang menikah
mengalami kekerasan psikis. Sementara itu, Data Kekerasan
Terhadap Perempuan pada Sistem Informasi Online Perlindungan
Perempuan dan Anak (Simfoni PPPA) berdasarkan tanggal
pelaporan periode 1 Januari 2021 hingga 29 November 2021 (data
diunduh pada tanggal 29 November 2021, pukul 13.23) terjadi
7.265 kasus kekerasan terhadap perempuan dewasa dengan
7.408 korban. Sebanyak 5.369 (73,9%) kasus kekerasan terhadap

Peringatan Hari Ibu Ke-93 8


perempuan dewasa adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT).
Perempuan kerap merasa malu atas kekerasan yang dialami,
terutama jika pelaku adalah keluarga/kerabat, tak jarang mereka
juga selalu ditepatkan diposisi bersalah meskipun menjadi korban.
Selain itu, mereka tidak mengetahui apa yang dialami adalah
kekerasan, tidak mengetahui harus lapor ke mana, dan
bagaimana mekanisme pelaporannya.
Oleh karena itu, Pemerintah utamanya Kemen PPPA mempunyai
strategi penurunan angka kekerasan yang dilakukan melalui
pendekatan kemitraan dengan K/L, NGO dan stakeholder terkait.
Hal ini tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, ini adalah tugas
bersama, dibutuhkan sinergi, kolaborasi, dan kerja keras dari
seluruh pihak terutama perempuan itu sendiri agar berani untuk
menyuarakan pendapatnya.
Tujuan : • Membangun kesadaran bahwa perempuan Indonesia
adalah sosok yang berani dan menghargai dirinya
• Memberikan inspirasi khususnya terhadap korban
kekerasan untuk berani melapor dan selanjutnya
memelopori upaya-upaya yang dapat mencegah terjadi
kekerasan pada perempuan
• Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang sistem
perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan yang
ada baik di tingkat nasional, daerah, dan
masyarakat/komunitas

Peringatan Hari Ibu Ke-93 9


Sub – Tema 2 : Perempuan Indonesia: Inspirasi Bangsa

Latar Belakang : Kongres Perempuan Indonesia pada tahun 1928 menjadi cikal
bakal diperingatinya hari Ibu di Indonesia. Tujuan diadakannya
kongres untuk mempersatukan seluruh organisasi perempuan
dalam suatu badan federasi tanpa memandang latar belakang
agama, politik, dan kedudukan sosial dalam masyarakat. Kongres
pertama menjadi puncak dari kesadaran berorganisasi perempuan
indonesia dalam memperjuangkan hak – haknya. Dari masa ke
masa perempuan Indonesia selalu berpartisipasi dalam
perjuangan memajukan bangsa dalam berbagai bidang dan tidak
hanya didalam keluarga tetapi dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal utama yang perlu dilakukan untuk mendukung peran


perempuan adalah dengan mewujudkan kesetaraan gender.
Gender adalah sebuah konsep peluang ekonomi, sosial, dan
budaya yang melekat pada perempuan atau laki-laki. Dalam
banyak masyarakat, menjadi perempuan atau laki-laki bukan
hanya berdasarkan karakter biologis dan fisik. Kesetaraan gender
berarti kesetaraan hak dan kesempatan untuk perempuan dan laki-
laki sehingga keduanya dapat memaksimalkan potensi masing-
masing. Kesetaraan gender sangat penting untuk mewujudkan
kedamaian dan kesejahteraan.

Secara global, cita-cita kesetaraan gender diperjuangkan melalui


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya Tujuan ke-5.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah tujuan global yang
diinisiasi dan diresmikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun
2015. Indonesia turut serta dalam memperjuangkan Tujuan
Pembangunan Global, melalui Peraturan Presiden Nomor 59

Peringatan Hari Ibu Ke-93 10


Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan.

Tujuan ke-5 dari jumlah total 17 Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan memastikan perempuan bisa memiliki kesempatan
yang sama untuk mendapatkan pendidikan, akses kesehatan,
mengambil peran pengambil keputusan, dan lain-lain. Tujuan ke-5
tentang kesetaraan gender memiliki 9 target yang terdiri dari 14
indikator. Target mengindikasikan tujuan, sedangkan indikator
adalah penanda yang akan menilai apakah tujuan tersebut telah
tercapai. Oleh karena itu, PHI Ke-93 diharapkan dapat mendorong
peran Perempuan Indonesia sebagai Inspirasi Bangsa untuk
memperjuangkan kesetaraan gender serta meningkatkan
penghargaan perempuan terhadap dirinya dan penghargaan
masyarakat terhadap perempuan

Tujuan : • Meningkatkan penghargaan perempuan terhadap dirinya


sendiri
• Meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap
perempuan
• Mengangkat isu kolaborasi dalam memperjuangkan
kesetaraan gender untuk mewujudkan Indonesia maju dan
mandiri

Sub – Tema 3 : Perempuan Indonesia: Gerak dan Langkah dari Masa ke Masa

Latar Belakang : Perempuan Indonesia adalah sosok yang memiliki keragaman


dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai bentuk
permasalahan, berbagai bentuk diskriminasi, dan ketidakadilan
yang terjadi. Untuk dapat memperjuangkan ketidakadilan yang

Peringatan Hari Ibu Ke-93 11


dialami, kaum perempuan harus bersatu untuk mendapatkan
haknya sebagai warga negara yang seringkali terabaikan karena
berbagai hambatan, terutama hambatan yang berasal dari kuatnya
nilai/budaya patriarki.

Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928, yang dianggap


sebagai era kebangkitan kaum perempuan Indonesia. Karena
pada saat itu pertama kali muncul kesadaran perempuan
Indonesia atas kepentingannya yang berbeda dari rekan pejuang
laki-laki, dimana pada saat itu mereka dapat berkumpul secara
bebas untuk menentukan kehendaknya. Namun, secara konkrit
kegiatan perempuan dalam kegiatan ekonomi baru dimunculkan
dalam Kongres Perempuan Indonesia tahun 1941 di Semarang,
yang salah satu keputusannya adalah membentuk empat badan
pekerja, yakni: (1) pemberantasan buta huruf, (2) penyelidikan
masalah tenaga kerja perempuan, (3) masalah perkawinan hukum
Islam, (4) memperbaiki ekonomi perempuan Indonesia (Wieringa,
1999).

Fakta sejarah mencatat bahwa perempuan mempunyai peran yang


sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Setidaknya ada dua tujuan perempuan berorganisasi, yaitu: (i)
mencari pemecahan persoalan, dan (ii) mempunyai unsur
meningkatkan kesadaran. Beberapa penelitian yang secara
khusus menyoroti gerekan kaum perempuan melalui berbagai
organisasi, menyimpulkan bahwa organisasi perempuan di
Indonesia mengalami kemajuan dalam kuantitas dan kualitasnya.
Tujuan : • Membangun kesadaran tentang perjuangan perempuan
melalui Gerakan Perempuan Indonesia dari masa ke masa
• Membangun kesadaran bahwa kesetaraan laki-laki dan
perempuan serta kemajuan bangsa hanya bisa dicapai

Peringatan Hari Ibu Ke-93 12


melalui upaya-upaya kolaborasi antara laki-laki dan
perempuan, termasuk generasi muda.
• Memberikan inspirasi bahwa perempuan berharga dan
mampu menjadi motor penggerak perubahan untuk
kemajuan bangsa

Sub – Tema 4 : Perempuan Indonesia: Inovator dan Kolaborator Kemajuan


Bangsa

Latar Belakang : Peringatan Hari Ibu menjadi momentum untuk menunjukkan


bahwa perempuan dapat berdaya sehingga setara dengan laki-
laki. Dengan adanya kesetaraan, perempuan dan laki-laki dapat
bersama-sama membangun bangsa. Perempuan bisa menjadi
aktor strategis di dalam pembangunan nasional.

Strategi pengarusutamaan gender (PUG) menempatkan


perempuan pada posisi yang tidak lagi dalam situasi ketidakadilan,
salah satunya dalam peran dan partisipasinya dalam program
pemberdayaan.
Tujuan : • Mengangkat perjuangan perempuan Indonesia dalam
pembangunan.
• Memberikan inspirasi bahwa perempuan Indonesia
mempunyai kompetensi dan inovasi untuk mewujudkan
Indonesia yang maju dan mandiri
• Membangun kesadaran bahwa perempuan Indonesia telah
berkontribusi aktif bersama-sama masyarakat untuk
mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri

Peringatan Hari Ibu Ke-93 13


Sub – Tema 5 : Perempuan Indonesia: Prestasimu untuk Dunia

Latar Belakang : Kesetaraan gender dan keberagaman dalam dunia kerja masih
menjadi target yang terus diupayakan untuk terwujud di seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Namun, mewujudkan hal ini tidak dapat
dilakukan begitu saja. Ada banyak pihak yang harus berperan aktif
dan terlibat untuk menciptakan budaya kerja yang sehat dan
bersahabat bagi semua pihak di perusahaan.

Kesetaraan gender dalam dunia kerja sendiri merupakan salah


satu bentuk implementasi kesetaraan kesempatan di tempat kerja,
dimana setiap individu mendapatkan kesempatan kerja, karir,
pengembangan diri, dan perlakuan yang sama tanpa memandang
perbedaan suku, ras, agama, maupun golongan.

Perempuan-perempuan di Indonesia sendiri banyak yang sudah


mengukir kesuksesannya hingga mancanegara. Lewat karya-
karya yang dibuat hingga pencapaiannya, perempuan patut
menjadi kebanggaan dan inspirasi perempuan Indonesia lainnya.
Perjuangan perempuan untuk dapat berpartisipasi di tingkat
international tidaklah mudah, karena adanya tantangan budaya
maupun hambatan struktural yang dialami. Oleh karenanya
Indonesia secara aktif terus berupaya untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif dan inklusif bagi partisipasi perempuan.
Tujuan : • Membangun kesadaran bahwa perempuan Indonesia
mampu memberikan kontribusi bagi perwujudan
Sustainable Goals Development
• Mengangkat perjuangan perempuan Indonesia yang
mengukir prestasi tingkat dunia dan mengharumkan nama
bangsa dalam kancah internasional

Peringatan Hari Ibu Ke-93 14


• Memberikan inspirasi bahwa perempuan Indonesia
mempunyai kompetensi yang mumpuni untuk bersaing di
dunia internasional

Sub – Tema 6 : Perempuan Indonesia: Berdaya untuk Pemulihan Ekonomi


Bangsa (Pasca Pandemi Covid-19)

Latar Belakang : Kesenjangan gender dalam wirausaha juga masih dirasakan di


Indonesia, Meskipun perempuan telah memulai usaha mandiri
atau bisnisnya dalam usaha membantu perekonomian keluarga.
Disaat mereka mampu menjual dan mendapatkan keuntungan,
sebenarnya telah dimulai satu langkah menjadi seorang
perempuan pengusaha. Walaupun kegiatan menjual atau
berdagang yang dilakukan secara mandiri masih sulit dilakukan
perempuan karena ada persepsi bahwa perempuan hanya
sebagai pengurus rumah tangga saja. Tentunya dibutuhkan
keuletan dan kesabaran bagi perempuan untuk membuktikan
bahwa hal tersebut tidak benar. Perempuan saat ini turut berperan
memajukan perekonomian negara. Perempuan dengan peran
gandanya selain menjadi ibu rumah tangga juga mampu menjadi
penggerak perekonomian rumah tangga. Banyak perempuan
pengusaha tangguh yang mampu berbicara dalam pentas global.
Perempuan Pengusaha tidak saja berada pada usaha skala besar,
namun banyak pula yang berkecimpung pada usaha kecil dan
menengah. Para perempuan dengan semangat kemandiriannya
memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungannya.

Dengan kreatifitas dan inovasi para perempuan pengusaha dapat


menjadi pengusaha yang tidak kalah dalam persaingan bisnis.
Banyak perempuan pengusaha yang awalnya hanya membantu
kepala keluarga atau suami tetapi dapat ikut berperan dalam

Peringatan Hari Ibu Ke-93 15


menopang usaha keluarga. Di lain sisi kemajuan teknologi
mendorong peran perempuan di industri dan membuka
kesempatan bagi perempuan untuk mendapat kesempatan
membuka usaha sendiri, termasuk di masa pandemi covid-19 ini.
Tujuan : • Mengangkat karya-karya produktif perempuan Indonesia
yang berdaya saing di pasar
• Memberikan inspirasi bahwa perempuan Indonesia
merupakan salah satu kekuatan perekonomian Indonesia
• Mengangkat perjuangan perempuan Indonesia untuk
menguatkan ekonomi keluarga di masa pandemi
• Mengembangkan jejaring antar pelaku usaha ekonomi
perempuan di Indonesia untuk saling mendukung dan
membangun kolaborasi menuju perekonomian perempuan,
keluarga, masyarakat, dan bangsa yang kuat dan mandiri.

2. RANGKAIAN KEGIATAN
PHI Ke- 93 Tahun 2021 menekankan kembali pada makna perjuangan perempuan
yang telah diawali dari Kongres Perempuan pertama pada tahun 1928. Bahwa
peringatan Hari Ibu ini menjadi tonggak gerakan perempuan Indonesia untuk
berkontribusi aktif memajukan bangsa untuk mewujudkan pembangunan yang
berkesetaraan gender. PHI ke-93 Tahun 2021 diharapkan dapat membangun kesadaran
akan pentingnya kerja nyata dan kerja kolaboratif dari semua pihak untuk mendorong
kemajuan perempuan Indonesia.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 16


Rangkaian PHI 2021 tahun ini masih dilaksanakan dalam situasi pandemi covid-
19 yang melanda di seluruh dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Pelaksanaan
Rangkaian kegiatan PHI ke-93 tahun 2021 dilaksanakan secara online atau hybrid
dengan memperhatikan protokol kesehatan. Berikut beberapa kegiatan yang menjadi
rangkaian PHI ke-93 Tahun 2021 :

1. Seminar/Talkshow/Workshop
Pelaksanaan seminar/talkshow/workshop dalam situasi Pandemi covid-19 saat ini
menggunakan metode tatap muka tidak langsung melalui media daring (online)
atau hybrid. Tema dalam kegiatan seminar/talkshow/workshop mengacu pada
tema dan sub tema PHI Ke-93 Tahun 2021.

2. Roadshow/Kunjungan Lapangan
Melalui momen PHI Ke-93 Tahun 2021 ini, sebagai tali kasih dan perhatian kepada
para perempuan pejuang (pejuang kemerdekaan/veteran, pejuang dibidang
ekonomi pada masa pandemi Covid-19) serta pemenuhan kebutuhan spesifik
perempuan dan anak terdampak Covid-19.

3. Pameran dan Pasar Virtual Produk Unggulan Perempuan


Sebagai salah satu bentuk komitmen dalam mendukung wirausaha perempuan,
maka diselenggarakan pameran dan pasar virtual produk unggulan UMKM
perempuan.

4. Acara Puncak
Acara puncak diselenggarakan pada Hari Rabu, 22 Desember 2021, dengan
konsep acara sebagai berikut:
• Mengembalikan pemaknaan PHI sebagai awal bangkitnya gerakan
perempuan Indonesia untuk berorganisasi secara demokratis, berkarya,
berkreatifitas dan berinovasi dalam pembangunan serta memperjuangkan
kemajuan perempuan di berbagai bidang pembangunan.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 17


• Mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam
merebut dan mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia.
• Memaknai kembali semangat perempuan dalam mengambil peran atau
inisiator dalam mengisi pembangunan dan dalam melakukan aksi kolektif
(aksi solidaritas) dalam menghadapi pandemi Covid-19.

5. Sayembara/Lomba
Dalam rangka PHI ke-93 Tahun 2021, Salah satu kegiatan yang dilaksanakan
adalah Lomba Penulisan Esai dan Vlog tentang Pahlawan Perempuan di mata
anak bangsa bagi Pelajar dan Mahasiswa.

6. Ziarah Taman Makam Pahlawan


Ziarah ke TMP ini bermaksud untuk penghormatan kepada Arwah Pahlawan,
khususnya para pejuang perempuan, dalam bentuk kegiatan tabur bunga dan
peletakan karangan bunga. Kegiatan Ziarah ke TMP ini dilaksanakan dengan
memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

7. Promosi dan Publikasi


Promosi dan publikasi mengangkat makna PHI serta tema dan sub tema PHI Ke-
93 Tahun 2021 dilakukan melalui media elektronik, media cetak dan media sosial,
serta melalui koordinasi dengan pihak-pihak terkait baik di tingkat pusat maupun
daerah.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 18


LAMPIRAN I LOGO PHI DAN LOGO ACARA

LOGO ACARA:
Warna dasar Merah dan Putih sebagai
penggambaran SEMANGAT NASIONALISME
Perempuan Berdaya untuk Indonesia Maju

FILOSOFI LOGO ACARA:

BENTUK BUNGA REPRESENTASI DARI CARA


BERPIKIR PEREMPUAN BERDAYA

- Cerdas intelektual (ilmu), cerdas emosional (ikhlas/


tabah), dan cerdas spiritual (iman);
- Menebarkan pemikiran positif seperti bunga yang
menebarkan aroma harum;
- Karakter perempuan, seperti bunga yang menjadi
simbolik kelembutan dan keindahan;

BENTUK SILUET & WAJAH PEREMPUAN


REPRESENTASI SIKAP & TINDAKAN PEREMPUAN
BERDAYA
- Tegas, namun lembut penuh cinta;
- Menatap ke depan penuh percaya diri;
- Tangguh, mampu menjalankan peran dalam
berbagai aspek kehidupan secara seimbang dalam
kesetaraan.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 19


LAMPIRAN II

SEJARAH SINGKAT HARI IBU


Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 28
Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia menggugah semangat
para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu
kesatuan wadah mandiri. Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan
bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada


tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang
pertama kali di Yogyakarta. Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi
federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia
(PPPI). Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk
secara bersama-sama kaum Laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum
perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi
perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama
menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII). Pada tahun 1935 diadakan
Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Kongres tersebut disamping berhasil
membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama
Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan
mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa
tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan
Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari
Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22
Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur. Tahun 1946 Badan ini menjadi
Kongres Perempuan Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah
sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.

Peringatan Hari Ibu Ke-93 20


Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian dijadikan
tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia. Hari Ibu oleh bangsa
Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai
seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri
maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha
Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan dan mengisi kemerdekaan
dengan pembangunan nasional.

Peringatan Hari Ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat


Indonesia terutama generasi muda, akan makna Hari Ibu sebagai Hari kebangkitan dan
persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari
kebangkitan perjuangan bangsa. Untuk itu perlu diwarisi api semangat juang guna
senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Semangat perjuangan kaum perempuan Indonesia tersebut sebagaimana tercermin


dalam lambang Hari Ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya, yang
menggambarkan:

1. kasih sayang kodrati antara ibu dan anak;

2. kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak; dan

3. kesadaran perempuan untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan


bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.

Semboyan pada lambang Hari Ibu Merdeka Melaksanakan Dharma mengandung arti
bahwa tercapainya persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum
perempuan dan kaum laki-laki merupakan kemitraan sejajar yang perlu diwujudkan
dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan,
kemajuan dan kedamaian bangsa Indonesia

Jakarta, 22 Desember 2021

Peringatan Hari Ibu Ke-93 21


LAMPIRAN III

Peringatan Hari Ibu Ke-93 22


LAMPIRAN IV

Peringatan Hari Ibu Ke-93 23

Anda mungkin juga menyukai