Disusun Oleh :
Maryum (7317022)
2019
PENGORGANISASIAN
Narator : Ferra Widya Ningtiyas
Pasien : M. Anis Anwari
Anak Bungsu : Maryum
Suami Anak Bungsu : L. Alfrian Branthe N
Perawat : Nurul Malikhatun Nisa’ Dan Hidayatun Khasanah
Observer : Hanif Budhi Anjasmara
SCRIPT
Disebuah pemukiman, hiduplah seorang pria lanjut usia yang tinggal bersama
anak bungsunya yang saat ini telah berkeluarga. Pria lanjut usia ini telah ditinggal
meninggal oleh istrinya karena sakit satu tahun yang lalu. Pria lanjut usia ini bernama
Anis, dia suka sekali membaca, setiap pagi dia selalu minum kopi dan membaca koran
sampai akhirnya dia merasakan kalau matanya tersebut bertambah kabur.
Saat diteras rumahnya bapak Anis sedang membaca koran sendirian dan
meminum kopi
Anis : Aduh mataku tambah lama kok tambah kabur dan silau kalau melihat sinar
matahari ya….. (sambil mengucek matanya)
Kemudian anak bungsu dan suaminya tidak sengaja mendengar apa yang
dikatakan bapak Anis, kemudian mereka menghampiri bapak Anis dan membawanya
kerumah sakit ke dokter spesialis mata
Lalu : Kenapa pak?
Maryum : Iya bapak kenapa? Kok saya dengar tadi mata bapak bertambah kabur dan
silau saat ada sinar matahari
Anis : Iya nak, mata bapak ini bertambah hari kok bertambah kabur ya nak
Lalu : Yasudah pak kalau gitu ayo kita kerumah sakit saja, kita langsung ke
dokter spesialis mata pak
Sesampainya dirumah sakit mereka langsung menuju poli mata, dan hasilnya
adalah bapak Anis menderita katarak, dan kata dokter harus segera di operasi supaya
tidak semakin lebar. Sesudah menjalani pemeriksaan sebelum operasi bapak Anis
langsung dibawa keruangan operasi. Beberapa jam kemudian operasi telah selesai dan
bapak Anis dibawa keruangan dan sudah sadar. Keesokan harinya kondisi bapak Anis
sudah membaik post Operasi kemaren sudah tidak ada nyeri dll, perawat datang
keruang bapak Anis untuk memberitahukan kalau bapak anis sudah boleh pulang.
Perawat : Selamat Siang bapak, perkenalkan nama saya perawat Nisa dan ini rekan
saya perawat Dayah. Kami disini akan mengobservasi perkembangan
bapak, apakah bapak bersedia?
Lalu : Selamat siang sus (sambal membangunkan bapaknya)
Anis : Baik sus saya bersedia
Perawat : Bagaimana keadaan bapak Anis apakah sudah tidak ada yang dirasakan
lagi seperti nyeri atau lemes?
Anis : Saya sudah baik-baik saja sus tidak seperti kemarin lemes dan masih
nyeri-nyeri
Perawat : Baik pak kalau begitu bapak sudah boleh pulang
Maryum : Alhamdulillah, bapak sudah boleh pulang
Anis : Iya alhamdulillah nak….
Perawat : Tetapi saya akan memberi tahu bagaimana perawatan setelah operasi
katarak ini untuk dilakukan dirumah ya pak? Bagaimana pak apakah bapak
dan keluarga bersedia?
Lalu : Baik sus kami bersedia
Perawat : Baik pak dengarkan saya ya pak buk, bila tidak mengerti boleh ditanyakan
kembali setelah operasi katarak
- Hal yang perlu dilakukan
1. Menjaga kebersihan mata dengan hati-hati menggunakan kapas
basah yang lembut
2. Hindari batuk yang keras dan kenali gejala URI (upper respiratori
infection)
3. Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan.
4. Pakai penutup mata seperti yang dinasehatkan.
5. Melakukan pekerjaan yang tidak berat.
6. Jangan membungkuk saat pakai tali sepatu, kaki diangkat kebangku
- Hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
1. Jangan menggosok mata.
2. Jangan membungkuk terlalu dalam.
3. Jangan membaca berlebihan dari pada biasanya.
4. Jangan mengedan terlalu keras pada saat buang air besar
5. Jangan berbaring kesisi mata yang baru di bedah/dioperasi
6. Jangan mengosok gigi pada minggu pertama.
7. Mencoba mencuci mulut saja.
Lalu : Kira-kira berapa lama mata bapak saya ditutup atau didebat seperti ini?
Perawat : Lamanya 1 minggu, sementara setelah dibebat dan pada saat dibuka mata
akan tetap merasa pedas atau silau yang ringan maka akan dilakukan upaya-
upaya sebagai berikut :
- Pemakaian kacamata pasca bedah khususnya bedah katarak
- Pemakaian kacamata dengan sayatan 10 mm harus menunggu kira-kira 8
minggu untuk pemakaian kacamata.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
D. Strategi Pelaksanaan
Hari dan tanggal Pelaksanaan : Selasa, 10 desember 2019
Waktu : 09.00 WIB – selesai
Tempat : Ruang Perawatan
E. Pokok Bahasan
Pendidikan kesehatan tentang perawatan sesudah operasi katarak :
1. Pengertian
2. Maksud dan tujuan perawatan sesudah operasi
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan sesudah operasi
4. Cara memberi salep dan tetes mata
F. Pelaksanaan
1. Sasaran
a. Penderita katarak yang masih kooperatif
b. keluarga penderita.
2. Tempat
Penyuluhan dilaksanakan di ruang perawatan.
3. Waktu
Hari dan tanggal Pelaksanaan : Selasa, 10 desember 2019
Waktu : 09.00 WIB – selesai
4. Metode :
a. Ceramah dan diskusi
b. Demonstrasi
5. Pengorganisasian
Penyuluh : nurul malikhatun nisa’, hidayatun khasanah.
Observasi : hanif budhi anjasmara.
6. Media
Leaflet
G. Jadwal Kegiatan
H. Seeting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyuluh.
I. Evaluasi
Tahap Evaluasi Indikator Keberhasilan
Struktur Satuan Acara Penyuluhan sudah siap sesuai dengan masalah
keperawatan
Alat-alat yang diperlukan sudah tersedia
Materi dapat disampaikan dengan baik dan jelas oleh penyuluh
Proses 80% peserta berada ditempat sesuai waktu yang telah ditentukan
80% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
70% peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan dengan
memerhatikan materi yang disampaikan dan bertanya pada
penyuluh mengenai hal-hal yang belum dimengerti
Hasil Peserta dapat menjelaskan pengertian perawatan post. Operasi
katarak
80% dapat menjelaskan pengertian perawatan post. Operasi
katarak
60% menyebutkan 3 dari 5 manfaat dan tujuan perawatan post.
Operasi katarak
60% dapat menyebutkan seluruh langkah-langkah perawatan post.
Operasi katarak
60% dapat menyebutkan 2 dari 5 factor pendukung perawatan
post. Operasi katarak
60% dapat memperagakan perawatan post. Operasi katarak
J. Daftar Pertanyaan
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan post operasi
katarak diharapkan keluarga mampu menjawab pertanyaan:
1. Menjelaskan pengertian perawatan post operasi katarak
2. Dapat menyebutkan maksud dan tujuan perawatan sesudah operasi
3. Dapat menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan
sesudah operasi
4. Bisa mendemonstrasikan cara memberi salep dan tetes mata.
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Monica
Ester, SKp. Jakarta: EGC.
Effendy Nasrul. (1998). Dasa-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
SUB.DIT Perawatan Kesehatan Masyarakat. 1982. Perawatan Pada Usia Lanjut.
Jakarta: Depkes RI.
Wahyu Nugroho, SKM. 1992. Buku Kedokteran. Edisi 1. Perawatan Lanjut Usia.
Jakarta: EGC.
http://medicastore.com/apotik/index.php?mod=obat_subsubjenis&id=96
http://chandraagam.blogspot.com/2011/07/bahayaobattetesmatabilaterminum.html
http://ainihealth.blogspot.com/2010/08/carameneteskanobattetesmata.html
http://diarywi2n.wordpress.com/2011/04/08/prosedurpemberianobattetesmata/
http://salepmata.blogspot.com/
http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/17/salepmata/
KATARAK DAN PERAWATAN POST OPERASI
A. Pengertian
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata biasanya jernih dan bening
menjadi keruh
B. Penyebab Katarak
1. proses penuaan.
2. peradangan dalam kehamilan (katarak pada bayi dan anak)
3. Trauma
Keuntungan :
- Relatif lebih murah
Kerugian :
- Tidak dapat digunakan apabila ada infeksi pada mata
- Pemakaian steril.
- Penyimpanan dan perawatan dalam keadaan bersih.
- Butuh waktu untuk pemasangan
- Tidak dapat digunakan pada orang tua
Keuntungan ;
- Dapat dipakai 12 jam ataupun 2 – 4 minggu
Penanaman lensa :
Kerugian :
Tidak dianjurkan pada :
- Uveitis menahun yang berat dan bila terjadi komplikasi penolakkan
- Relatif mahal
Keuntungan :
- Tidak perlu dibersihkan karena dimasukkan kedalam mata.
- Dilakukan hanya satu kali pada saat pembedahan
- Dilakukan hanya satu kali pada saat pembedahan
- Segera dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan karena lensa ini
menggantikan kedudukan lensa katarak yang dikeluarkan.
E. Perawatan pasien pasca operasi katarak, yakni :
1. Pasien pasca operasi katarak tidak boleh batuk, mengedan, merokok,
mengangkat beban berat lebih dari 5 kg, membungkuk, ketika melakukan sholat
disarankan dilakukan dengan cara tidur, dan tidak boleh melakukan aktivitas
seksual minimal 1 minggu.
2. Mata pasien yang pasca operasi bedah mata katarak tidak boleh sampai terkena
air, di kucekkucek dan ketika tidur disarankan untuk menggunakan pembungkus
rambut ketika hendak tidur agar rambut anda tidak mengganggu mata. Adapun
untuk pelindung mata setelah 2-3 hari pasca operasi dapat mengenakan
kacamata hitam untuk sehari-hari.
3. Pasien disarankan untuk menggunakan obat tetes mata dengan 2 jenis seperti
yang telah disebutkan diatas, yakni Cendo Xitrol ( antibiotik dan steroid ) dan
Floxa ( antibiotik steril ) gunakan pada jam-jam berikut : 15.00, 18.00, 21.00.
Hari-hari selanjutnya diteteskan 6 kali sehari yaitu pada jam : 06.00, 09.00,
12.00, 15.00, 18.00, dan terakhir pada jam 21.00.
4. Minum obat sesuai resep dokter setiap hari
5. Biasanya pasien juga akan menjalani pemeriksaan kembali atau kontrol rutin
sesuai waktu yang telah ditentukan oleh dokter.
6. Konsultasikan kembali kepada dokter ahli mata, apabila terjadi suatu gangguan
atau masalah terkait pasca operasi mata katarak.
Waktu perawatan setelah operasi mata katarak tergantung pada jenis katarak dan
jenis operasi yang dilakukan. Pemulihan setelah operasi mata katarak biasanya 1 – 1,5
bulan. Kedisiplinan dan perhatian anda dalam menjaga mata merupakan faktor
pendukung yang sangat penting untuk menentukan lamanya masa perawatan.
Penanganan kembali Mata Katarak Katarak dapat diatasi dengan jalan operasi yakni
dengan cara pengambilan lensa yang keruh.
Ada beberapa tehnik operasi yang dilakukan oleh beberapa Rumah Sakit Mata,
yakni Operasi dengan irisan luas dengan jahitan konvensional dan dengan irisan kecil
tanpa jahitan lensa dikeluarkan dengan alat Phaceomulsifikasi (small incision
surgery). Pemilihan tekhnik operasi ini bergantung pada tingkat kekerasan lensa mata.
Setelah lensa katarak yang keruh diambil, penderita katarak hanya mampu
menghitung contoh menghitung jari dengan jarak 1 meter, kecuali penderita diganti
lensanya
F. Pemberian Tetes, Salep Mata dan Balutan Post Op Katarak
A. Tetes Mata
1. Indikasi
a. Antiinfeksi Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada
gangguan mata karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing
ke dalam kornea mata atau kornea mata luka/ulkus. Kandungan obat
antiseptik dan antiinfeksi mata selain pembawa yang harus steril dan inert
(tidak menimbulkan efek pada mata atau tidak bereaksi dengan zat
aktifnya/obat) dalam bentuk tetes atau salep, juga zat aktifnya merupakan
antibiotik/antiseptik atau antivirus dengan berbagai golongan.
b. Antiinflamasi Peradangan pada mata sering disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus, jamur dan alergi. Gejala yang dirasakan pasien misalnya mata berair
dan gatal, tampak kemerahan, adanya secret/kotoran mata, silau, buram atau
kelopak mata bengkak. Pengobatan bergantung kepada penyebabnya dapat
berupa antibiotika,anti inflamasi, anti alergi, anti jamur dan anti virus.
c. Midriatik dan cyclopegic Digunakan untuk memperlebar pupil mata, biasanya
digunakan bila akan dilakukan pemeriksaan pada mata untuk melihat detail
mata. Tetes mata midriatik secara temporer akan menstimulasi pelebaran otot
iris pada mata.
Midriatik biasa digunakan untuk alasan berikut ini:
1. Relaksasi otot lensa mata dalam melakukan fokus mata.
2. Dalam operasi mata untuk menghindari luka gores dengan
memperlebar pupil mata (misal: operasi katarak).
3. Untuk menghindari operasi katarak pada penderita katarak kecil yang
masih kecil.
4. Post operatif Glaukoma.
5. Pada anakanak penderita amblyopia (mata malas), midriatik
digunakan sebagai terapi untuk memburamkan pandangan mata agar
otak anak terstimulasi. Penggunaan Midriatik menyebabkan pelebaran
pupil mata sehingga lebih sensitif terhadap cahaya. Oleh sebab itu
penggunaan kacamata UV dapat membantu
d. Miotik anti galukoma
Miotik digunakan dengan tujuan konstriksi/memperkecil pupil mata. Obat
jenis ini bertolak belakang dengan penggunaan tetes mata midriatik.
Sedangkan antiglaukoma digunakan untuk mencegah peningkatan Tekanan
Intra Okular yang berakibat pada perubahan patologis optik mata yang dapat
menyebabkan kebutaan.
e. Anestetik local Anastetik local mata biasa digunakan untuk menimbulkan
kekebalan atau mati rasa. Biasanya digunakan sebelum mengukur tekanan
pada mata, menghilangkan objek asing dari mata dan sebelum melakukan
beberapa pemeriksaan mata. Efek dari tetes mata anastetik biasanya selama
20 menit.
f. Tonik Tonik mata berfungsi sebagai penyegar dan mengatasi kelelahan pada
mata. Penggunaannya juga mampu mempertajam penglihatan.
2. Kontraindikasi Jangan digunakan pada penderita glaucoma.
3. Hal yang diperhatikan
a. Tetes mata jangan dihangatkan sebelum penetesan, karena panas dapat
mempenagruhi kestabilan struktur kimia obat
b. Laporkan pada dokter apabila setelah penetesan obat mata, klien mengeluh
adanya iritasi kulit atau rasa panas (kaku karena mungkin merupakan
petunjuk adanya alergi)
c. Perhatikan etiketnya.
d. Perhatikan tanggal kadaluarsanya.
e. Perhatikan adanya perubahan warna.
f. Sebaiknya jangan digunakan jika telah terbuka selama tiga bulan (>2
bulan).
g. Perhatikan, jika ada partikelpartikel sebaiknya jangan digunakan.
h. Hindarkan kontaminasi.
i. Khusus pada obat mata, tutup jangan sampai tertukar yaitu tutup hijau
untuk miotik. Tutup merah untuk midriatik dan tutup putih untuk antibiotik,
anestesi dan steroid.
B. Salep Mata
1. Pengertian Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan
salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang
sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji
sterilitas. Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok. Obat biasanya dipakai untuk mata
untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata atau pada
bagian dalamnya. Yang paling sering digunakan adalah larutan dalam air, tapi
bisa juga dalam bentuk suspensi, cairan bukan air dan salep mata.
Berbeda dengan salep dermatologi salep mata yang baik yaitu :
1. Steril
2. Bebas hama/bakteri
3. Tidak mengiritasi mata
4. Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata.
5. Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati suhu tubuh
(Ansel,1989) hal 562
2. Keuntungan dan kerugian Sediaan mata umumnya dapat memberikan
bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen.
Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat
yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep mata dapat mengganggu penglihatan, kecuali
jika digunakan saat akan tidur. Mengganggu penglihatan karena menimbulkan
sensasi bayangan pada mata, Mengganggu penyembuhan kornea karena dapat
menghambat pelepasan epitel kornea, Dapat menyebabkan dermatitis kontak.
3. Basis salep mata Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi
mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi
karena sekresi cairan mata. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik
lebur yang mendakati suhu tubuh. Dalam beberapa hal campuran dari
petroletum dan cairan petrolatum (minyak mineral) dimanfaatkan sebagai dasar
salep mata. Kadangkadang zat yang bercampur dengan air seprti lanolin
ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat yang tidak larut
dalam air bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989) hal 562.
Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar
absorpsi atau dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata
harus halus, tidak enak dalam mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka.
Harus steril dan diperlukan syaratsyarat yang lebih teliti maka harus dibuat
saksama.
Syarat oculenta adalah:
a. Tidak boleh mengandung bagianbagian kasar.
b. Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan
obat tersebar dengan perantaraan air mata.
c. Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan.
d. Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril
4. Hal yang harus diperhatikan Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan
dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas Salep
mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk
mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk
secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. Zat anti
mikroba yang dapat digunakan : Klorbutanol dengan konsentrasi 0.5 %
(Pharmaceutical exipient, 2006) Paraben Benzalkonium klorida dengan
konsentrasi 0,01 – 0,02 % (Salvatore Turco et al, 1974).
Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan
penutupan. Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin
sterilitas pada pemakaian pertama.
5. Jenis salep mata
Kloramfenikol
Mengandung tidak kurang dari 97% dan tidak lebih dari 103%
C11H12CL2N2O5. Pemerian hablur halus membentuk jarum atau lempeng
memanjang, putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan, larutan praktis
netral terhadap lakmus stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam. Sukar
larut dalm air dan mudah larut dalam etanol, dalam propilenglikol, dalam aseton
dan dalam etil asetat.simpan dalam wadah tertutup rapat.
Adeps Lanae
Pemerian massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas. Tidak larut
dalam air, dapat bercampur dengan air, agak sukar larut dalam etanol dingin,
lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan kloroform.simpan
dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu kamar terkendali
Parafin
Pemerian hablur tembus cahaya, atau agak buram, tidak berwarna atau putih,
tidak berbau, tidak berasa,agak berminyak. Tidak larut dalam air, dan dalam
etanol, mudah larut dalam kloroform, dalam eter, minyak menguap, dan dalam
hampir semua jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak.
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan terhadap panas
berlebih.
6. Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi : infeksi pada mata seperti takoma, blefaritis, keratitis, konjungtivitis
Efek samping : iritasi lokal, rasa gatal,reaksi hipersensitifitas, anemia aplasia,
nyeri kepala, delirium
Kontraindikasi : Hipersensitifitas untuk penggunaan sistemik dan adanya
riwayat toksisitas terhadap kloramfenikol
Dosis dan cara pakai : 3– 4 kali seharidioleskan pada mata yang sakit,
setidaknya pemakaian diteruskan 48 jam sesudah bagian yang sakit kembali
normal
Interaksi obat : antiepilepsi, siklosforin, simetidin, kontrasepsi oral dan
parasetamol
7. Prosedur Cucilah tangan anda.
Jangan menyentuh ujung tube salep.
Tengadahkan kepala sedikit miring ke belakang.
Pegang tube salep dengan satu tangan dan tariklah pelupuk mata
yang sakit ke arah bawah dengan tangan yang lain sehingga akan
membentuk “kantung”. Dekatkan ujung tube salep sedekat mungkin
dengan “kantung”
tanpa menyentuhnya. Bubuhkan salep sesuai dengan yang tertulis di
etiket.
Pejamkan mata selama 2 menit.
Bersihkan salep yang berlebih dengan tissue.
Bersihkan ujung tube dengan tissue lain