PENDAHULUAN
baik dari aspek kesehatan, ekonomi maupun aspek sosial budaya. Dampak
dan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
1
http://p2ptm.kemkes.go.id/ kegiatan-p2ptm /pusat-/ who-rokok-tetap-jadi-sebab- utama-
kematian - dan-penyakit, (diakses, tanggal 13 Maret 2020).
1
2
Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda). KTR adalah ruangan atau area yang
dan kebiasaan merokok dapat berkurang atau hilang secara bertahap. Dengan
masyarakat dari bahaya asap rokok adalah melalui jalur regulasi dengan
Tahun 2009 tentang kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
Kesehatan.
Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Zat Adiktif
enfisema, stroke, dan gangguan kehamilan dan janin yang harus dicegah.
Merokok merugikan kesehatan baik bagi perokok itu sendiri maupun orang lain
untuk tidak merokok di sembarangan tempat karena semua orang memiliki hak
untuk menghirup udara bersih. Tidak ada tingkat aman dari asap rokok
kanker dan banyak penyakit lainnya. Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
2
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
4
Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Zat Adiktif Berupa
pendidikannya di tingkat SD, SMP dan SMA. Pedoman dari WHO Konvensi
Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Zat Adiktif
Berupa Tembakau Bagi Kesehatan sebagaimana diatur dalam Pasal 50, pada
Pasal 49 antara lain, fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar,
tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dan tempat
umum dan tempat lain yang ditetapkan. Dalam pasal 2 ditegaskan tentang
tidak berlaku bagi tempat yang digunakan untuk kegiatan penjualan produk
memproduksi produk tembakau tidak berlaku bagi tempat yang digunakan untuk
3
http://komnaspt.or.id/kawasan-tanpa-rokok/, (diakses, tanggal 13 Maret 2020).
5
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menerapkan kawasan tanpa rokok.
Pemerintah dalam hal ini juga telah membatasi penjualan rokok terhadap
anak-anak di bawah umur dan memberi arahan kepada semua orang yang
memperjual belikan rokok untuk tidak memberi dan menjual rokok kepada anak-
anak apalagi kepada anak sekolah yang masih di meja pendidikan sebagaimana
yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan Zat Adiktif Berupa Tembakau Bagi Kesehatan. Dalam Pasal
21A Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
Zat Adiktif Berupa Tembakau Bagi Kesehatan dinyatakan bahwa dilarang menjual
atau memberi kepada anak berusia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil.
Masalah rokok pada kalangan anak di bawah umur hakikatnya sudah menjadi
Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Zat Adiktif Berupa Tembakau Bagi
Kesehatan, objek yang ditujunya ialah terhadap orang sekitar yang tidak merokok
atau perokok pasif, tempat umum, anak-anak di bawah umur atau sekitarnya yang
tujuannya untuk melindungi yang mana telah jelas tercantum dalam Pasal 25 B
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Zat
Adiktif Berupa Tembakau Bagi Kesehatan. Setiap orang dilarang menjual produk
tembakau menggunakan mesin layan diri kepada anak di bawah usia 18 (delapan
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan dan
terlihat bahwa terdapat 8 lokasi sebagai kawasan rawan merokok bagi anak-
anak di Kota Banda Aceh. Data tersebut menunjukkan bahwa banyak yang
4
Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
7
Di Kota Banda Aceh” maka termasuk dalam bidang Hukum Tata Negara
yang datanya diperoleh dari wilayah hukum Kota Banda Aceh tahun 2020.
2. Tujuan Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
a. Pelaksanaan adalah suatu tindakan dari sebuah rencana yang matang dan
dibakar dan dihisap asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu
a. Lokasi Penelitian
b. Populasi
Banda Aceh, DPRK Banda Aceh, Yayasan Centre for Tobacco Studies
a. Penelitian Kepustakaan
dari hasil pemikiran para ahli hal ini dilihat relevansinya dengan fakta
b. Penelitian Lapangan
tanya jawab yang dilakukan secara langsung kepada responden dalam hal
terlebih dahulu dan dianalisa lalu diolah secara sistematis sehingga dapat
C. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar hasil penelitian dalam skripsi ini, diuraikan dengan
Rokok, Prinsip, Tujuan dan Manfaat Kawasan Tanpa Rokok dan Perlindungan
Terhadap Perlindungan Anak Di Kota Banda Aceh yang merupakan bab yang
Nomor 109 Tahun 2012, Kendala dalam pelaksanaan program kawasan tanpa
12
asap rokok terhadap perlindungan anak di Kota Banda Aceh dan Upaya yang