1 PB
1 PB
6 (1) : 42-52
Abstract
The research on the species of araceae plants in Rasau Jaya Subdistrict of Kubu Raya Regency was conducted
from December 2015 until February 2016. Sampling was done by the cruise method that explored Rasau Jaya
Subdistrict which was divided into 6 stations. Station 1 was located in the village of Rasau Jaya Satu, station
2 in the village of Rasau Jaya Dua, station 3 in the village of Rasau Jaya Tiga, station 4 in the village of Rasau
Jaya Umum, Station 5 in the village of Bintang Mas and Station 6 located in the Village of Pematang Tujuh.
This research aims to identify the species of Araceae plants in Rasau Jaya Subdistrict of Kubu Raya Regency.
This research obtained as many as 12 species of Araceae plants with four varieties of the Caladium bicolor
which include the 11 genera namely Alocasia, Caladium, Colocasia, Cyrtosperma, Dieffenbachia,
Homalomena, Lasia, Pistia, Rhapidopora, Syngonium and Xanthosoma.
Kata Kunci : Araceae, cruise method, rasau jaya
42
Protobiont (2017) Vol. 6 (1) : 42-52
45
Protobiont (2017) Vol. 6 (1) : 42-52
Keterangan: SE (seludang), TK (tongkol), TB (tenda bunga), ZJ (zona jantan), ZS (zona steril), ZB (zona betina)
46
Protobiont (2017) Vol. 6 (1) : 42-52
fase juvenil dan berbentuk berbagi menyirip meruncing (acuminatus), pangkal daun tumpul
(pinnatipartitus) pada fase dewasa, tangkai daun (obtusus), tepi helaian daun rata (integer) dan
berwarna hijau, berduri dan berongga. Ujung daun pertulangan daun menyirip. Panjang daun
meruncing (acuminatus), pangkal daun berlekuk R. hongkongensis berkisar antara 3-11 cm dan lebar
(emarginatus) dan tepi daun rata (integer). Daun 1-3 cm. Tangkai daun berwarna hijau muda dan
L. spinosa memiliki kisaran panjang 23-52 cm dan terdapat selubung pada tangkai daun muda. Batang
lebar 13-42 cm. Modifikasi batang berupa rhizoma berwarna hijau dengan jarak internodus 3 cm
dan duri dengan internodus terlihat jelas. Duri (Gambar 2m). Perbungaan tunggal dengan tipe
tersebar pada batang, tangkai daun dan pertulangan perbungaan biseksual dan terletak pada ujung
daun (Gambar 2k). Tipe perbungaan biseksual, batang (terminalis), seludang berbentuk seperti
seludang kecil memanjang berbentuk spiral, perahu, tumbuh tegak dan mudah layu sehingga
tongkol pendek berbentuk silindris dan terdapat mudah terlepas dari tangkai bunga. Tongkol
4 tenda bunga. Panjang seludang L. spinosa 35 cm memiliki panjang mencapai 7 cm, tongkol dan
sedangkan tongkol 4 cm. Seludang berwarna seludang berwarna hijau (Gambar 3i).
merah kecokelatan pada bagian dalam sedangkan
pada bagian luar berwarna hijau kecokelatan. Syngonium podophyllum
Tangkai bunga berwarna hijau dan berduri yang Syngonium podophyllum merupakan tumbuhan
tersebar merata pada permukaannya (Gambar 3g). herba hidup epifit yang memiliki daun dengan
bentuk daun majemuk bangun kaki (pedatus) yang
Pistia stratiotes memiliki 5-7 anak daun. Daun berwarna hijau
Pistia stratiotes merupakan tumbuhan herba dengan tepi helaian daun rata (integer). Ujung daun
akuatik yang hidup mengapung di atas permukaan meruncing (acuminatus) dan pangkal daun tumpul
air. P. stratiotes memiliki daun berbentuk segitiga (obtusus). Batang dan tangkai daun berwarna hijau
terbalik (cuneatus), ujung daun berbentuk rompang dengan jarak internodus 9 cm (Gambar 2n).Tipe
(truncatus), pangkal daun tumpul (obtusus) dan perbungaan uniseksual, perbungaan muncul secara
pertulangan daun sejajar. Daun P. stratiotes bersamaan berkisar antara 5-6 perbungaan.
memiliki panjang berkisar antara 2-10 cm dan lebar Perbungaan terletak pada ketiak daun (axillaris).
1-5 cm. Permukaan daun berbulu halus (villosus) Permukaan seludang pada bagian luar dan bagian
dengan permukaan bawah daun memiliki bulu- dalam berwarna hijau serta terdapat lekukan atau
bulu halus yang lebih tebal. P. stratiotes tidak penyempitan pada bagian tengah seludang.
memiliki tangkai daun yang jelas (Gambar 2l). Tongkol berwarna putih dengan zona jantan
Tipe perbungaan uniseksual berukuran sangat terletak pada bagian atas sedangkan zona betina
kecil, karena panjang seludang hanya 1 cm terletak pada bagian bawah dan terdapat zona steril
sedangkan panjang tongkol 0,5 cm dengan tangkai diantara kedua zona. Seludang S. podophyllum
bunga sangat pendek atau hampir tidak memiliki. memiliki panjang mencapai 11 cm sedangkan
Perbungaan terletak di tengah-tengah atau terletak tongkol 9 cm (Gambar 3j).
tepat di bagian pangkal daun.Seludang berwarna
putih dengan bentuk membulat, tongkol tertutupi Xanthosoma sagittifolium
seludang, tepi seludang bagian bawah saling Xanthosoma sagittifolium merupakan tumbuhan
bersentuhan sehingga tampak melilit kearah pusat herba dengan tinggi mencapai 1.5 m dan memiliki
atau bagian tengah dan pada bagian luar seludang daun berbentuk anak panah (sagittatus) dengan
terdapat bulu-bulu halus. P. stratiotes memiliki ciri panjang berkisar antara 20-65 cm dan lebar
khusus yaitu zona jantan dan zona betina yang 15-43 cm. Daun X. sagittifolium berwarna hijau
terpisah (zona jantan tidak menempel pada tongkol dengan tepi helaian daun rata (integer). Ujung daun
tetapi menempel pada permukaan seludang). Zona meruncing (acuminatus) dan pangkal daun
jantan terletak di bagian atas berwarna kuning, berlekuk (emarginatus) (Gambar 2o). Tipe
zona betina terletak di bagian bawah berwarna perbungaan X. sagittifolium uniseksual dan
putih (Gambar 3h). memiliki dua buah seludang pada satu perbungaan
yang menyelubungi tongkol. Seludang berwarna
Rhapidopora hongkongensis hijau dengan panjang mencapai 36 cm sedangkan
Rhapidopora hongkongensis merupakan tumbuhan tongkol berwarna putih pada zona jantan dan zona
herba hidup epifit yang memiliki daun berbentuk betina serta memiliki panjang.20 cm (Gambar 3k).
lanset (lanceolatus), berwarna hijau, ujung daun
48
Protobiont (2017) Vol. 6 (1) : 42-52
49
Protobiont (2017) Vol. 6 (1) : 42-52
b. Daun berbentuk anak panah (sagittatus), modifikasi batang berupa umbi dan duri, warna tangkai daun
hijau kemerahan .................................................................................................. Cyrtosperma merkusii
17a. Batang berwarna hijau, daun berbentuk bulat telur memanjang (ovatus-oblongus) dan terdapat bercak
berwarna putih, tangkai daun berwarna hijau ................................................... Dieffenbachia seguine
b. Batang berwarna cokelat, daun berbentuk jantung (cordatus), tangkai daun berwarna hijau kemerahan
......................................................................................................................... Homalomena rubescens
18a. Helaian daun berwarna hijau dan pertulangan daun berwarna putih, warna tangkai daun hijau
kekuningan ..................................................................................................... Caladium schomburgkii
b. Helaian daun dengan kombinasi warna antara lain hijau-putih, hijau-merah dan hijau-putih-merah pada
permukaan daun ..................................................................................................... 19 Caladium bicolor
19a. Terdapat bercak putih tersebar pada helaian daun, pertulangan daun berwarna hijau, bagian sumbu
pertulangan daun dan lekukan pada bagian basal daun posterior terdapat bercak merah, tangkai daun
dapat berwarna hijau lurik hitam atau merah lurik hitam....................................C. bicolor ‘candidum’
b. Terdapat bercak putih yang tersebar merata pada helaian daun, pertulangan daun berwarna merah, tepi
helaian daun berwarna hijau, tangkai daun berwarna hijau ................................... C. bicolor ‘red flash’
c. Terdapat dua warna yang berbeda pada helaian dengan warna daun bagian tengah merah dan bagian tepi
helaian daun berwarna hijau serta tidak terdapat bercak pada helaian daun, pertulangan daun berwarna
merah, tangkai daun berwarna hijau ................................................................. C.bicolor ‘red rhapsody’
d. Terdapat bercak putih dan merah tersebar merata pada helaian daun, tepi helaian daun berwarna hijau,
pertulangan daun berwarna hijau, tangkai daun putih kehijauan .................... C.bicolor ‘spotted beauty’
pada berbagai kondisi lingkungan. Selain itu, melekat pada seludang, hal ini berbeda dengan
adanya pengalihfungsian lahan secara besar- spesies lainnya yang memiliki tipe perbungaan
besaran dengan menebang pepohonan sebagai uniseksual namun tongkol terpisah dengan
habitat tumbuh tumbuhan Araceae menjadi lahan seludang seperti pada perbungaan Caladium
pertanian dan perkebunan sehingga sangat bicolor, Syngonium podophyllum dan Xanthosoma
mempengaruhi keberadaan tumbuhan Araceae sagittifolium (Gambar 3b, 3j dan 3k). Karakteristik
epifit di Kecamatan Rasau Jaya. Genus Scindapsus, berbeda ditunjukkan pada perbungaan Colocasia
Epipremnum dan Monstera dapat ditemukan esculenta yang memiliki zona steril tambahan pada
di hutan Cagar Alam Tangale karena kawasan ujung tongkol (Gambar 3c). Hal ini sesuai dengan
Hutan Cagar Alam Tangale merupakan kawasan penelitian Ivancic et al., (2004) yang menyatakan
dengan banyak pepohonan besar yang berfungsi bahwa Colocasia esculenta memiliki tipe
sebagai substrat tumbuh Araceae epifit. perbungaan uniseksual yang terdiri atas empat zona
Khoirul et al., (2013) mengungkapkan bahwa yaitu zona betina, zona steril, zona jantan dan zona
selain menempel pada pepohonan tumbuhan steril tambahan (sterile appendix).
Araceae epifit yang ditemukan juga dapat
merambat atau menjalar di atas bebatuan.
Spesies lain yang memiliki tipe perbungaan
Salah satu spesies tumbuhan Araceae akuatik yang biseksual juga memiliki perbedaan antara spesies
ditemukan di Kecamatan Rasau Jaya adalah satu dengan spesies lainnya. Perbedaan yang
P. stratiotes. P. stratiotes dapat dikenali dengan sangat jelas terdapat pada perbungaan Lasia
ciri tumbuhan mengapung bebas di atas permukaan spinosa (Gambar 3g) yang memiliki perbungaan
air dan memiliki perbungaan yang terdiri dari dilengkapi dengan adanya tenda bunga sedangkan
seludang dan tongkol. P. stratiotes memiliki daun 2 spesies lain seperti Cyrtosperma merkusii dan
berbentuk segitiga terbalik (cuneatus) dan Rhapidopora hongkongensis (Gambar 3d dan 3i)
pertulangan daun sejajar. Permukaan daun tidak memiliki tenda bunga. Perbedaan karakter
P. stratiotes memiliki bulu-bulu halus yang perbungaan yang dimiliki setiap spesies dapat
menutupi seluruh permukaan daun. memudahkan dalam mengidentifikasi tumbuhan
Neuenschwander et al., (2009) menjelaskan Araceae. Mayo et al., (1997) menyatakan bahwa
bahwa bulu-bulu halus yang terdapat di seluruh identifikasi tumbuhan Araceae dapat dilakukan
permukaan daun berfungsi untuk memerangkap dengan mengelompokan tipe perbungaan antara
gelembung udara sehingga memungkinkan tipe perbungaan biseksual atau uniseksual serta
P. stratiotes untuk mengapung di atas permukaan karakter perbungaan yang dimiliki setiap spesies
air. Tumbuhan Araceae akuatik terdiri atas tumbuhan Araceae.
2 spesies yaitu Lemna aequinoctiali dan
Pistia stratiotes (Elvino et al., 2009; Mayo et al., UCAPAN TERIMAKASIH
1997). Ucapan terimakasih kepada Community
Development dan Outreaching yang telah memberi
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 9 spesies bantuan dana pada penelitian ini.
tumbuhan Araceae yang memiliki tipe perbungaan
uniseksual sedangkan 3 spesies lainnya memiliki
tipe perbungaan biseksual. Tumbuhan Araceae DAFTAR PUSTAKA
yang memiliki tipe perbungaan uniseksual antara
lain Alocasia macrorrhiza, Caladium bicolor, C. Ahmed, EU, Takahiro, H & Susumu, Y, 2004, leaf Color
schomburgkii, Colocasia esculenta, Dieffenbachia Stability during Plant Development as an Index
of Leaf Color Variation among Micropropagated
seguine, Pistia stratiotes, Syngonium podophyllum
Caladium, Journal Hort Science, vol. 39, no. 2,
dan Xanthosoma sagittifolium. Tumbuhan Araceae hal. 328-332
yang memiliki tipe perbungaan biseksual
diantaranya adalah Cyrtosperma merkusii, Lasia Ananda, R, Des M & Rizki, 2013, Jenis-Jenis Araceae
spinosa dan Rhapidopora hongkongensis. Di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai
Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat,
Skripsi, STKIP Sumatra Barat, Sumatra Barat
Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa
setiap spesies yang tergolong dalam tipe Asih, NPS, Warseno, T & Kurniawan, A, 2014, Araceae
perbungaan yang sama memiliki karakteristik yang berpotensi Obat di Kebun Raya “Eka Karya”
berbeda, seperti pada perbungaan Dieffenbachia Bali, Prosiding Semnas Biodiversitas vol. 3, no.
seguine (Gambar 3e) yang memiliki tipe 1, hal. 84-87
perbungaan uniseksual namun tongkol perbungaan
51
Protobiont (2017) Vol. 6 (1) : 42-52
Backer, Ca, Bakhuizen & Brink, VD, 1963, Flora Of Khoirul, B, Novri Y & Uno, WD, 2013, Identifikasi
Java, Nv, P, Noordhoaf, Netherland Tumbuhan Famili Araceae Di Cagar Alam
Tangale Kabupaten Gorontalo, Universitas
Boyce, C, Peter & Wong, Sin Yeng, 2012, The Araceae
Negeri Gorontalo, Skripsi, Gorontalo
Of Malesia I: Introduction, Malayan Nature,
vol. 64, no 1, hal. 33-67
BPS Kubu Raya, 2014, Kecamatan Rasau Jaya Dalam Kurniawan, A, Warseno & Asih, NPS, 2012, Araceae
Angka 2013, Katalog BPS 2013, Kubu Raya Di Pulau Bali, Upt Balai, Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Eka Karya, Bali, Lembaga Ilmu
Cullen, J, 2006, Practical Plant Identification: Including
Pengetahuan Indonesia (LIPI), LIPI Press,
a Key to Native and Cultivated Flowering Plants
Jakarta
in North Temperate Regions, Cambridge
University press, New York Mayo, SJ, Bogner, J & Boyce, C, Peter, 1997, The
Genera Of Araceae, Royal Botanic Gardens,
Dahlan & Maz’um, M, 2011, Komposisi Jenis
Kew
Tumbuhan Bawah Pada Tegakan
Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) Neuenschwander, P, Julien, MH, Ted D. Center, &
(Studi Kasus di Areal Kampus IPB Darmaga, Martin P. Hill, 2009, Pistia stratiotes L.
Bogor), Skripsi, IPB Bogor (Araceae), Biological Control of Tropical Weeds
using Arthropods, ed. R. Muniappan, G. V. P.
Elvino, J, Junior, N & Prata, AP, 2009, Plantae,
Reddy, and A. Raman, Cambridge University
Liliopsida, Arales, Araceae, Dracontioides
Press.
desciscens, Lemna aequinoctialis and
Montrichardia linifera: Distribution extension Tjitrosoepomo, G, 1998, Dasar-Dasar Taksonomi
and first records for state of Sergipe, Brazil, Tumbuhan, Gadjah Mada University Press,
Check List vol. 5, no. 2, hal. 195–199 Yogyakarta
Erlinawati, I & Tihurua, EF, 2013, Leaf Surface Truyen & Mansor, 2015, The Distribution of Araceae
Comparison of Three Genera of Araceae In Along The Lower Section of Perak River
Indonesia, Buletin Kebun Raya vol.16, no.2, hal. Malaysia, Aroideana vol.38E, no. 1, hal. 66-67
131-145
Van Steenis, CGGJ, 2005, Flora, PT. Pradnya
Erlinawati, I, 2010, The Diversity of Terestrial Araceae Paramita, Jakarta
In Mt Watuwila Complex, South East of
Van Steenis, CGGJ, 2008, Flora, PT. Pradnya
Sulawesi, Berk. Penel. Hayati vol. 15, hal. 131-
Paramita, Jakarta
137
Warseno, T, Asih NPS & Kurniawan, A, 2013,
Haigh, ASJ, Mayo, T, Croat, L, Reynolds, MM, Pinto,
Pelestarian dan Pemanfaatan Jenis-Jenis Araceae
PC, Boyce, L, Lay, J, Bogner, B, Clark, C,
Sebagai Tanaman Upacara Agama Hindu di
Kostelac, M & Hay, A, 2009, Interactive Web-
Kebun Raya “Eka Karya” Bali, Prosiding
Taxonomy For The Araceae, Blumea, vol. 54,
Seminar Nasional Biodiversitas vol. 1 hal. 115-
hal. 13-15
121
Ivancic, A, Lebot, V, Roupsard, O, Garcia, JQ & Okpul,
Wilfret, GJ, 1998, Tuber production of caladium
T, 2004, Thermogenic flowering of taro
cultivars grown in a sandy soil. Proc Fla State
(Colocasia esculenta, Araceae), Can. J. Bot. vol.
Hort Soc, vol 96, hal 245-248
82, hal 1557-1565
52