FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GORONTALO
TAHUN 2023
Kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau
Penyebaran:
- 15,46 persen di Sumatera,
- 2,35 persen di Sulawesi,
- 2,35 persen di Maluku,
- 9,02 persen di Kalimantan,
- 1,03 persen di Jawa,
- 0,18 persen di Bali dan Nusa Tenggara,
dan
- 69,43 persen di Irian Jaya
(Karimah, 2017).
Kerusakan Hutan Mangrove di Gorontalo akibat sering terjadi
penebangan liar serta pembukaan lahan yang dijadikan tambak
illegal, akibat dari kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat setempat, untuk menjaga dan mengelola hutan
mangrove.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana mengetahui jenis dan potensi
mangrove sebagai tanaman obat di Desa
Bulalo Kecamatan Kwandang Kabupaten
Gorontalo Utara ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
mengetahui jenis dan potensi mangrove
sebagai tanaman obat di Desa Bulalo
Kecamatan Kwandang Kabupaten
Gorontalo Utara.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk penelitian mendapatkan pengetahuan tentang jenis tanaman
obat pada hutan mangrove di Desa Bulalo Kecamatan Kwandang
Kabupaten Gorontalo Utara.
2. Untuk masyarakat adalah sebagai sumber informasi tentang jenis
tanaman obat agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi
Non-kayu serta pelestarian hutan mangrove yang ada di Desa Bulalo
Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara.
3. Untuk Pemerintah adalah dapat memberikan informasi dalam
menyusun rencana pemanfaatan serta pelestarian hutan mangrove di
Desa Bulalo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara.
Penelitian ini telah dilaksanakan di areal hutan mangrove Desa Bulalo,
Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara selama 3 bulan, terhitung
dari bulan September sampai Desember 2022.
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Peta Lokasi
2. Kamera
3. Alat Tulis Menulis
4. GPS (Global Positioning System)
5. Pita Meter
BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Tali Rafia
2. Tallysheet
3. Kuisioner
4. Buku Panduan
5. Tanaman Obat (Objek Penelitian)
JENIS DATA
Penentuan
Responden
Wawancara
Inventarisasi
Inventarisasi
Intensitas sampling (IS) yang digunakan yaitu 25 ha kawasan dalam 16% = 4 ha,
sehingga jumlah petak ukur (PU) yaitu 20 m × 20 m = 400 m 2/10.000 m2 = 0,04 = .
Keterangan :
Semai (2 m × 2 m)
Pancang (5 m × 5 m)
Tiang (10 m × 10 m)
Pohon (20 m x 20 m)
Analisis Data
● Indeks Nilai Penting
H'=-∑ni/N . Ln ni/n
Kriteria keanekaragaman jenis berdasarkan Indeks
Shannon Wienner adalah apabila H’ < 1 maka
keanekaragaman rendah, apabila H’ 1-3 maka
keanekaragaman sedang, dan apabila H’> 3 maka
keanekaragaman tinggi (Henny et. al., 2017).
INDEKS KEKAYAAN MARGALEF
DMg =
E = H’/ln S
Dimana Nilai E merupakan indeks kemerataan (nilai antara 0-
10), H’ sebuah nilai Keanekaragaman jenis, ln sebagai nilai
logaritma natural, dan S nilai jumlah jenis.
Tingkat Kemerataan jenis dalam suatu komunitas digunakan
nilai E sebagai berikut : E = 0 < 0,3 tingkat kemerataan jenis
tergolong rendah, E = 0,3 - 0,6 tingkat kemerataan jenis tergolong
sedang, E > 0,6 tingkat kemerataan jenis tergolong tinggi
(Mazawin dan Subiakto, 2013)
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Indeks Indeks
Indeks
Tingkat Jumlah Kekayaan Keanekaragaman
No Kemerataan
Pertumbuhan Spesies Margalef Shannon Wiener
(E)
(Dmg) (H')
1 Pohon 255 1.80 2.32 0.42
2 Tiang 184 1,92 1,91 0,45
3 Pancang 272 2.32 2.55 0.46
4 Semai 366 1.52 2.56 0.43
Yapi-yapi (Avicennia alba) 35 140,00 0,27 0,65 12,87 16,77 14,22 43,86
1 Avicenniaceae
2 Yapi-yapi (Avicennia marina) 17 68,00 0,10 0,26 6,25 6,21 5,69 18,15
3 Songge maluo (Bruguiera cylindrical) 11 44,00 0,06 0,15 4,04 3,73 3,28 11,05
Songge (Bruguiera gymnorriza) 21 84,00 0,15 0,3 7,72 9,32 6,56
4 23,60
Tidelu'o (Bruguiera parviflora) 13 52,00 0,08 0,21 4,78 4,97 4,60
5 14,34
6 Tangalo (Ceriops decandra) 28 112,00 0,11 0,44 10,29 6,83 9,63 26,75
Rhizophoraceae
7 Tangalo Tutu (Ceriops tagal) 17 68,00 0,09 0,25 6,25 5,59 5,47 17,31
8 Wu'ata Buyuhu (Rhizophora apiculate) 31 124,00 0,23 0,49 11,40 14,29 10,72 36,40
9 Wu'ata (Rhizophora mucronata) 25 100,00 0,13 0,36 9,19 8,07 7,88 25,14
10 Wu'ata (Rhizophora stylosa) 21 84,00 0,15 0,45 7,72 9,32 9,85 26,88
11 Tamenda'o (Sonneratia alba) 19 76,00 0,09 0,4 6,99 5,59 8,75 21,33
12 Tamenda'o (Sonneratia casseolaris) Sonneratiaceae 12 48,00 0,06 0,22 4,41 3,73 4,81 12,95
13 Tamenda'o (Sonneratia ovata) 15 60,00 0,06 0,27 5,51 3,73 5,91 15,15
14 Andayi (Xylocarpus granatum) Meliaceae 7 28,00 0,03 0,12 2,57 1,86 2,63 7,06
JUMLAH - 272 - - - 100 100 100 300
Gambar 4. Getah Avicennia alba, Buah Rhizophora mucronata dan Daun Bruguiera gymnoriza
Setelah itu getah, buah atau daun yang telah di kumpulkan
kemudian di rebus selama kurang lebih 5 menit hingga air
mendidih.
Tahap pertama di awali dengan pengambilan daun dari jenis Ceriops decandra,
Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Sonneratia casseolaris. Karena cara
pengolahannya sama.
•Setelah itu daun yg sudah di ambil kemudian di tumbuk hingga halus.
Setelah daun dihaluskan sudah dapat digunakan dengan cara di letakkan pada
bagian luka. Daun mangrove yang dihaluskan berkhasiat untuk mengobati luka luar.
PROSES PEMBUATAN PLOT MENGUKUR TINGGI DAN DIAMETER
MENGUKUR DIAMETER DAN PENGAMBILAN GETAH JENIS
Avicennia alba (yapi-yapi)
PROSES WAWANCARA TANAMAN OBAT MANGROVE
JENIS TANAMAN MANGROVE DI DESA BULALO
Daun Mangrove Daun Mangrove Daun Mangrove Daun Mangrove Daun Mangrove
Daun Mangrove
Jenis Jenis Jenis Jenis
Jenis Rhizophora Jenis Sonneratia
Ceriops decandra Bruguiera Bruguiera gymnoriza mucronata Rhizophora stylosa alba
cylindrica
JENIS AKAR MANGROVE DI DESA BULALO
Akar Mangrove Jenis Mangrove Jenis Akar Mangrove Jenis Akar Mangrove Jenis
Rhizophora apiculata Bruguiera gymnoriza Bruguiera Parviflora Rhizopohora mucronata
Kesimpulan
Hasil kesimpulan
Hasil perhitungan Indeks Kekayaan (Dmg) dengan nilai tertinggi pada tingkat
pancang yaitu 2,32 dengan kriteria kekayaan tergolong sedang, Pada kriteria Indeks
Keanekaragaman (H’) dengan tingkatan tertinggi ada pada tingkat semai dengan nilai
2,56 hal ini dikategorikan tanaman obat di Desa Bulalo Sedang melimpah, dan pada
Indeks Kemerataan (E) tingkatan nilai tertinggi ada pada tingkat pancang dengan nilai
0,46, dengan nilai ini kriteria tergolong sedang merata.
Hasil ditemukan potensi 7 Jenis yang dijadikan obat oleh masyarakat Desa Bulalo
sejak turun temurun, yaitu Avicennia alba, Bruguiera gymnorriza, Ceriops decandra,
Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa dan Sonneratia
casseolaris.
Hasil wawancara dari 30 Responden kunci dengan menggunakan metode Snowball
sampling, terdapat 14 jenis tanaman obat yang ditemukan dari 15 spesies, dimana
bagian-bagian tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat Desa Bulalo yaitu dari
bagian buah, daun dan getah, yang paling banyak digunakan sebagai obat yaitu Getah
dari jenis Avicennia alba yang sering digunakan sebagai obat luka dalam, diabetes, Darah
tinggi, obat sakit gigi, Muntaber dan Sakit Perut.
Saran
Perlu adanya penyuluhan dan penelitian lanjutan terkait tentang jenis
tumbuhan obat di kawasan hutan mangrove sampai menjadi produk, mengingat
jenis ini hanya dijadikan obat tradisional oleh masyarakat Desa Bulalo tanpa
tahu produksinya untuk menjadi nilai ekonomi.
Dalam kegiatan reboisasi perlu di pilih jenis tanaman mangrove yang bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya tanaman jenis Avicennia alba dan
Rhizophora sp. Untuk pelestarian kehidupan vegetasi mangrove sebagai
tanaman obat tradisional yang terdapat pada hutan kawasan mangrove Desa
Bulalo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara agar
keanekaragaman tanaman obat yang hidup bisa lebih meningkat lagi.
Kawasan hutan mangrove Desa Bulalo tidak hanya di jadikan sebagai
kawasan hutan lindung tetapi juga sebagai kawasan untuk melestarikan
keanekaragaman tumbuhan obat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
Desa Bulalo.
TERIMA
KASIH