Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

SISTEM PENGINDERAAN MANUSIA

NAMA KELOMPOK II :

1. BAIQ YUPITAZULIATUL RAHMI (1991005)


2. NI WAYAN MEIYANTI (1991010)
3. AGUS AL-FARIZI (1991002)
4. MULIANI (1991009)

PROGRAM STUDI PERAWAT (DIII) FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NAHDATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah ini, Sholawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju dunia yang
terang yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumul akhir
nanti. Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga melalui kesempatan ini penulis mohon saran dan masukan yang membangun untuk
perbaikan tugas ini. Terima Kasih.

Mataram, 1 Juni 2021

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN
A. Organ-organ panca indera…………………………………………………
B. Fungsi organ-organ panca indera………………………………………….

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………....
B. Saran ……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk
dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat
ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah
mata, hidung, telinga atau kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima atau
panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat
memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat
indera masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja organ – organ panca indera ?

2. Apa saja fungsi organ-organ sistem panca indera ?

C. Tujuan

1. Mengidentifikasi organ-organ sistem panca indera.

2. Mengidentifikasi fungsi organ-organ sistem panca indera.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM PANCA INDERA

Panca Indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis

rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa

kesan rasa (sensori impression) dari organ indera menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan.

Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan , pengecapan, penglihatan, penciuman

dan suara. Ada kesan yang timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit. Dalam

segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan

rangsangan yang khas dimana setiap organ berhubungan. Sistem indera memerlukan sistem saraf

yang menghubungkan badan indera dengan sistem saraf pusat. Organ indera adalah sel-sel

tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk

diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indera

menerima stimulus, menghasilkan dan mengirim impuls saraf, interpretasi dari pada semua

organ indera dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, organ indera umum seperti reseptor raba

tersebar di seluruh tubuh dan organ indera khusus seperti putting pengecap penyebarannya

terbatas pada lidah.

1. INDERA PENGLIHATAN (MATA)

Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri dari organ okuli assesoria

(alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indera penglihatan, saraf optikus urat saraf

cranial kedua), timbul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf

optikus.
a. Alis

Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhhi oleh bulu yang berfungsi sebagai

pelindung mata dari sinar matahari yang sangat tarik dan sebagai alat kecantikan.

b. Kelopak Mata

Terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas dan kelopak mata bawa, fungsinya adalah sebagai

pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan membuka

mata).

c. Organ Okuli Assesoria (Alat pembantu mata),

terdapat disekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari:
1. Kavum Orbita. Merupakan rongga mata yang bentunya seperti kerucut dengan
puncaknya mengarah ke depan dan ke dalam.
Dinding rongga mata dibentuk oleh tulang :
 Os Frontalis.
 Os Zigomatikum.
 Os Stenoidal.
 Os Etmoidal.
 Os Palatum.
 Os Lakrimal.

Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga


mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya.
Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan
apparatus lakrimalis.

2. Supersilium (alis mata).


Merupakan batas orbita dan potong kulit tebal yang melengkung,
ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat
kecantikan.
3. Palpebra (kelopak mata).
Merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulti yang terletak didepan bulbus
okuli, kelopak mata atas lebih besar dari kelopak mata bawah. Kelopak mata atas
lebih mudah digerakkan yang terdiri dari muskulus levator palpebra superior.Pada
ujung kelopak mata terdapat silia (bulu mata). Tarsus merupakan bagian dari
kelopak yang berlipat-lipat.pada kedua tarsus terdapat beberapa kelenjar, yaitu:

 Kelenjar tarsalia.
 Kelenjar sebasea.
 Kelenjar keringat.
4. Apartus Lakrimalis (Air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis
superior dan inferior, melalui duktus eksretorius lakrimalis masuk ke dalamsakus
konjungtiva, melalui bagian depan bola mata ke dalam kanalis lakrimalis
mengalir ke duktus nasokrimalis terus ke meatus nasalis inferior.
5. Muskulus okuli (Otot mata). Merupakan otot ekstrinsik mata yang terdiri dari 7
buah otot; 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis, dan 1 buah
mengangkat kelopak mata ke atas.
Muskulus levator palpebra superior inferior., fungsinya mengangkat
kelopak mata.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menuup
mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot di sekitar mata), fungsinya untuk
menutup mata.
Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), fungsinya
menggerakkan mata dalam (bola mata).
Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke
atas, ke bawah dan ke luar.
Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke
bawah dan ke luar.

d. Okulus (Mata)
Meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II, merupakan saraf otak
yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari
organ visus.
Tunika okuli, terdiri dari:
a. Kornea.
Merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat
membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sclera, terdiri dari 5
lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen), 3 substansi propia, 4
lamina elastika posterior dan 5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh
darah. Peralihan antara kornea ke sclera disebut sclera corneal junction.
b. Sklera.
Merupakan lapisan fibrous yang elastik yang merupakan bagian dinding luar bola
mata dan, bagian depan sclera tertutup oleh kantong konjungtiva.
Tunika vaskulosa okuli. Merupakan lapisan tengah dan sangat peka akan pembuluh
dara. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu:
a. Koroid.
Merupakan selaput yng tipis dan lembab merupakan bagian belakang tunika
vaskulosa. Fungsinya memberikan nutrisi pada tunika.
b. Korpus siliaris.
Merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora serata sampai ke iris.
Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpus siliaris terdiri dari orbikulus siliaris,
korona siliaris dan muskulus siliaris terdapat pada bagian luar korpus siliaris antara
sclera dan korona siliaris. Fungsinya untuk adanya akomodasi, pada proses melihat
muskulus siliaris harus berkontraksi.
c. Iris.
Merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna karena mengandung
pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan penampang 12 mm, tebal ½ mm, di
tengah terletak di bagian berlubang yang di sebut pupil. Pupil berguna untuk
mengatur cahaya yang masuk ke mata. Bagian belakang dari ujung iris menempel
pada lensa mata, sedangkan ujung pinggirnya melanjut sampai ke korpus siliaris.
Pada iris terdapat 2 buah otot : Muskulus spinter pupila pada pinggir iris dan
muskulus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak mengandung
pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang bisa menjalar ke korpus siliaris.
d. Tunika nefrosa
Merupakan lapisan terdalam bola mata disebut retina, retina terbagi atas 3 bagian:
 Pars Optika Retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
 Pars Siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
 Pars Iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.

Retina terdapat di bagian belakang berlanjut sampai ke nervus optikus, secara


histologist retina terdiri dari 10 lapisan, pembagian lapisannya:

- Lapisan 1 lapisan berpigment


- Lapisan 2, 4 dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika.
- Lapian 5 (sisa), 6,7,8,9, merupakan lapisan neuron.
- Lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang.

Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian belakang dari optik disk
(papilla). Optik disk disebut juga titik buta, oleh karena cahaya yang jatuh didaerah ini
memberikan kesan dapat melihat. Bulbus okuli berisi tiga jenis cairan refracting media dan
masing-masing cairan mempunyai kekentlan yang berbeda.

1. Aques Humor. Cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata, cairan ini
diperkirakan dihasilkan oleh prossesus siliaris kemudian masuk ke dalam kamera
okuli posterior, melalui celah fotana (sudut iris) masuk ke dalam kamera okuli
anterior.
2. Lensa Kristalina. Merupakan masa yang tembus cahaya berbentuk bikonkaf terletak
antara iris dan dan korpus vitrious yang sangat elastic. Kedua ujung lensa ini diikat
oleh ligamentum suspensorium, lensa ini terdiri dari 5 lapisan.
3. Korpus Vitrous. Merupakan cairan bening kental seperti agar, terletak antara lensa
dan retina, isinya merupakan 4/5 bagian dari pada bulbus okuli, sehingga bola mata
ini tidak kemps.

KELENJAR AIR MATA

SISTEM PENGLIHATAN
e. Fungsi Mata

Sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada


retina dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini
ke pusat penglihatan pada otk untuk ditafsirkan.

Fungsi refraksi mata

Bila cahaya yang jatuh di atas mata menimbulkn bayangan yang letaknya difokuskan
pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubh oleh lensa badan aques dn vitrous,
lens membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap
sebuah titik bayangan yang difokuskan.

Kelenjar air mata

Terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga orbita,
kelenjar itu mengeluarkan air mata dialirkan ke dalam kantong konjungtiva dari saluran
kelenjar lakrimalis, bila bola mata dikedipkan maka air mata akan menggenangi seluruh
permukaan bola mata, sebagian besar caira ini menguap sebagian lagi masuk ke hidung
melalui saluran lakrimalis.

2. INDERA PENDENGAR (AUDITORY APHARTUS)

Merupakan salah satu alat panca indera untuk mendengar.

Anatomi telinga terdiri dari:

Telinga Bagian Luar (Auris Eksterna)


a. Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara datang dari luar masuk
kedalam tellinga.
b. Meatus Akustikus eksterna (liang telinga).
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani panjangnya ±2,5 cm terdiri
dari tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk
serum.
c. Membran Timpani.
Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut
membran timpani.
Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
a. Kavum Timpani.
Rongga di dalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri
dari maleus, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam membran timpani
dan bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra ovalis.
b. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian bawah samping
dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari
lapisan mukosa kavum timpani, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga
kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum didalam
tulang temporalis. Telinga Bagian Dalam (Auris Interna)

c. Tuba Auditiva Eustaki

Saluran tulang rawan yang panjangnya ±3,7 cm berjalan miring kebawah agak
kedepan, dilapisi oleh lapisan mukosa
kedepan, dilapisi oleh lapisan mukosa
Telinga Bagian Dalam (Auris Interna)

Terletak pada bagian tulang keras pilrus temporalis, terdapat reseptor pendengaran
dan alat pendengar ini disebut labirin.

a. Labirintus Osseous

Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe.

 Vestibulum
Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra ovale
dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis
semisirkularis.
 Koklea
Koklea berbentuk seperti rimah siput, pada koklea ini ada 3 pintu yang
menghubungkan koklea dengan vestibulum, kavum timpani dan dengan kanalis
koklearis.
 Kanalis semi sirkularis
Merupakan saluran setegah lingkaran yang terdiri dari 3 saluran, yang satu
dengan yang lainnya membentuk sudut 90°. Kanalis semi sirkularis superior,
kanalis sirkularis posterior, dan kanalis semi sirkularis lateralis.
b. Labirintus Membranosus
 Utrikulus
Bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada tempatnya
oleh jaringan ikat, disini terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagian depan
dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut makula akustika utrikulo.
Pada dinding belakang utrikulus ada muara dari duktus semi sirkularis dan
pada dinding depannya ada tabung halus disebut utrikulosa sirkularis, saluran
yang menghubungkan utrikulus dengan sakulus.
 Sakulus
Bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian depan
dan bawah vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat, dimana terdapat
nervus akustikus. Pada bagian depan sakulus ditemukan serabut-serabut halus
cabang nervus akustikus berakhir pada makula akustika sakuli. Pada
permukaan bawah sakulus ada duktus reunien yang menghubungkan sakulus
dengan duktus koklearis, dibagian sudut sakulus ada saluran halus disebut
duktus endo limfatikus berjalan melalui aquaduktus vestibularis menuju
permukaan permukaan bagian bawah tulang temporalis berakhir sebagai
kantong buntu disebut sakus endo limfatikus, yang terletak tepat di lapisan otak
duramater.
 Duktus semi sirkularis
Ada tiga tabung selaput semi sirkularis yang berjalan dalam kanalis semi
sirkularis (superior, posterior dan lateralis). Penampangnya kira-kira sepertiga
penampang kanalis semi sirkularis. Bagian duktus yang melebar disebut
ampula selaput, setiap ampula mengandung satu celah sulkus ampularis
merupakan tempat-tempat masuknya cabang ampula nervus akustikus, sebelah
dalam ada krista ampularis yang terlihat menonjol kedalam yang menerima
ujung-ujung saraf.
 Duktus Koklearis
Merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga seolah-olah membuat batas
pada koklea timpani, atap duktus koklearis terdapat membran vestibularis pada
alasnya terdapat membran basilaris. Duktus koklearis mulai dari kantong buntu
(seikum vestibular) dan berakhir tepat diseberang kanalis lamina spiralis pada
kantong buntu (seikum ampulare). Pada membran basilaris di temukan organ
korti sepanjang duktus koklearis yang merupakan hering sense organ.

PENAMPANG TELINGA

 Proses pendengaran

Ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara dimana

kecepatan dan volumenya berbeda-beda.


Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan

membran timpani bergetar , getar-getaran tersebut diteruskan menuju inkus dan stapes

melalui maleus yang terkait pada membran itu.

Karena getaran yang timbul pada setiap tulang itu sendiri maka tulang akan memperbesar

getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler menuju perilimfe. Getaran

perilimfe dialihkan melalui membran menuju edolimfe dalam saluran koklea dan rangsangan

mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti selanjutnya dihantarkan menuju otak.

Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, gelombang

suara menimbulkan bunyi.

1. Tingkatan suara biasa 80-90 desible

2. Tingkatan maksimum kegaduhan 130 desible

Bagi orang secara terus-menerus menghadapi kegaduhan seperti di pabrik diberikan

perlengkapan pelindung telinga.

LABIRIN
 Keseimbangan

Nervus yang terbesar dalam kanalis semi sirkularis menghantarkan impuls-impuls

menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena adanya

perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai

hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang

didorong kesalah satu sisi maka badannya cenderung miring ke arah lain (berlawanan

dengan arah badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur,

posisi badan dipetahankan sehingga jatuhnya badan dapat dipertahankan. Perubahan

kedudukan cairan dalam saluran semi sirkuler inilah yang merangsang impuls, respon badan

berupa gerak reflek, guna memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan.

PENAMPANG TELINGA TENGAH


 Saraf Pendengar

Nervus auditori mengumpulkan sensibiltitas dan bagi vestibuler rongga telinga dalam

yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut saraf ini bergerak menuju

nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata

terus bergerak menuju serebelum. Bagian koklearis pada nervus auditori saraf pendengar

yang sebenarnya, serabut saraf dipancarkan kesebuah nukleus khusus yangn berada

dibelakang tamalus, dipancarkan menuju korteks otak yang terletak pada bagian temporalis.

SARAF PENDENGARAN TELINGA DALAM

4. INDERA PENCIUM (HIDUNG)

Alat pencium terdapat dalam rongga dari ujung saraf otak nervus olfaktorius, serabut

saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung dikenal dengan olfaktori. Nervus

olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril yang sangat

halus terjalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan otak terkecil, saraf

olfaktorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis.


Proses Penciuman

Bau yang masuk kedalam rongga hidung akan merangsang saraf (nervus olfaktorius) dari

bulbus olfaktorius, perasaan bergerak melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun

penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus

temporalis otak dimana perasaan itu ditafsirkan. Rasa pencium dirangsang oleh gas yang dihisap

dan kepekaan akan rasa tersebut mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk

waktu yang cukup lama. Contoh : orang yang berada dalam suatu ruangan yang sesak dan

pengab tidak merasakan bau yang tidak enak sementara dilain pihak bau segera menyerang

hidung orang yang baru datang dari lingkungan udara segar.

SARAF PENCIUMAN PADA HIDUNG

Kelainan Pada Penciuman

1. Rasa penciuman akan lemah apabila selaput lendir hidung sangat kering, basah atau

membengkak seperti keadaan influenza.


2. Rasa penciuman akan hilang sama sekali akibat komplikasi dari suatu cedera pada

kepala.

Konka Kanalis

Terdiri dari lipatan selaput lendir, pada bagian puncaknya terdapat saraf-saraf pembau,

kalau kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau sesuatu udara, udara yang kita hisap

melalui bagian atas dari rongga hidung.

Pada konka kanalis terdapat 3 pasang karang hidung :

1. Konka nasalis superior

2. Konka nasalis media

3. Konka nasalis anterior

Disekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut sinus para nasalis yang

terdiri dari :

a. Sinus maksilaris = rongga tulang hidung

b. Sinus sfenoidalis = rongga tulang baji

c. Sinus frontalis = rongga nasalis inferior

Sinus ini diliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada rongga hidung, lendir-

lendir dari sinus para nasalis akan keluar, jika tidak dapat mengalir keluar akan menjadi

sinusitis.

PENAMPANG RONGGA HIDUNG


Perbedaan Antara Alat Penciuman dengan Pengecap

1. Alat penciuman menentukan zat yang jauh letaknya, sedangkan alat pengecap

menentukan zat yang letaknya dalam rongga mulut.

2. Alat penciuman dapat menentukan banyak sekali macam rasa, sedangkan untuk pengecap

dapat menentukan 4 macam rasa.

3. Alat penciuman diperlukan zat kimia, sedangkan untuk alat pengecap tidak diperlukan zat

kimia.

3. INDERA PENGECAP (LIDAH)

Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap, lidah terdiri

dari 2 kelompok :

Otot intrinsik melakukan gerak halus

Otot ekstrinsik melaksanakan gerakan-gerakan kasar pada waktu mengunyah dan menelan.

Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi, terdiri

dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan kesemua

jurusan.

RONGGA MULUT
a. Bagian-bagian Dari Lidah :

1. Radiks lingua : pangkal lidah

2. Dorsum lingua : punggung lidah

3. Apeks lingua : ujung lidah

Bila lidah digulung kebelakang tampak permukaan bawah yang disebut frenulum lingua,

sebuah struktur ligamen yang halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.

Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, permukaan atas seperti beludru dan

ditutupi papil-papil terdiri atas 3 jenis yaitu :

a. Papila sirkumvalate

Ada 8 hingga 12 buah yang terletak pada pangkal lidah atau dasar lidah, jenis papila yang

terbesar tersusun seperti huruf V.

b. Papila fungiformis

Menyebar pada permukaan ujung sisi lidah dan berbentuk jamur.

c. Papila filiformis

Merupakan papila terbanyak dan menyebar di seluruh permukaan lidah, organ ujung

untuk pengecap adalah puting pengecap yang sangat banyak terdapat didalam dinding

papila sirkumvalate dan filiformis.

Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuhan dari rasa pengecapan

yang sebenarnya. Selaput papila langit-langit dan faring juga bermuatan puting-puting

pengecap.

Macam pengecapan terbagi atas 4 bagian :

1. Rasa pahit terdapat pada pangkal lidah.

2. Rasa manis terdapat pada ujung lidah.


3. Rasa asin terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah.

4. Rasa asam terletak pada samping kiri dan kanan lidah.

Lidah memiliki persarafan yang majemuk dari urat saraf hipoglosus (saraf otak ke 12) dan

dipersarafi juga oleh saraf papila ke VII (nervus fasialis) dan saraf ke IX glosofaringeus yang

membawa saraf impuls saraf persarafan umum. Kelenjar lidah mengeluarkan ±1/2 liter dalam 24

jam dalam mengolah enzim papila, sebagai katalisator dalam perubahan karbohidrat menjadi

monosakarida dan disakarida.

Fungsi Alat Pengecap

1. Untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak

2. Sebagai alat reflek, dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya, maka

getah cerna akan keluar.

Fungsi Saliva

a. Fungsi mekanis

Mencampur ludah dengan makanan sehingga menjadi lunak setengah cair dan mudah

ditelan.

b. Fungsi khemis

Enzim papila mengubah hidrat arang menjadi maltose, enzim maltose menjadi papila.

c. Membasahi lidah, pipi dan langit-langit (palatum) yang penting dalam proses berbicara.

d. Melarutkan makanan yang kering hingga dapat dirasakan. Misalnya ; gula dan garam.

e. Mencegah gigi menjadi karies, mengubah suasana asam yang ditimbulkan oleh bakteri

pembusuk.

Sensasi Haus
Rasa sensasi haus diproyeksikan pada faring, reseptornya tidak diketahui dengan pasti

sedangkan serabut eferentnya melalui nervus glossofaringeus saraf ke IX. Pusatnya tidak

diketahui, sensasi haus merupakan pelindung untuk segera minum.

Sensasi Lapar

Rasa sensasi lapar diproyeksikan pada lambung biasanya bersamaan dengan kontraksi

ritmis yang kuat dari otot-otot lambung yang timbul papila tiap 30-60 menit sekali.

Reseptor lapar terletak diantara otot-otot lambung serabut papila melalui nervus vagus dan

pusat lapar yang tidak diketahui jelas.

PENAMPANG LIDAH

PUTING PENGECAP

5. SISTEM PERABA
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir
yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulti yang didalamnya terdaapat ujung
saraf peraba mempunyai banyak fungsi, antara lain membantu mengatur suhu dan
mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan ekskretori,
sekretori, dan absorpsi.

Kulit dibagi menjadi dua lapisan:

1. Epidermis atau kutikula.

2. Dermis atau korium.

Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang
disusun atas dua lapis yang jelas tampak: selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis.
Bagian-bagian epidermis dapat dilihat dengan mikroskop. Lapisan epidermal yaitu lapisan
tanduk terletak paling luar, dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis.
Stratum kronium yaitu sel nya tipis, datar, seperti sisik dan terus- menerus dilepaskan. Stratum
lusidum yaitu selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya. Stratum granulosum yaitu
selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan granulosum. Zona graminalis terletak di bawah
lapisan tanduk dan terdiri atas dua lapisan epitel yang berbentuk tegas. Sel berduri yaitu sel
dengan fibril halus yang menyambung sel yang satu dengan yang lainnya di dalam lapisan ini,
sehingga setiap sel seakan-akan berduri. Sel basal yaitu sel ini terus-menerus memproduksi sel
epidermis baru. Sel ini disusun dengan teratur, berderet dengan rapat membentuk lapisan
pertama atau lapisan dua sel pertamaari sel basal yang duduk di atas papila dermis.

Korium atau dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada
permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler.
Ujung akhir saraf sensoris yaitu puting peraba, terletak di dalam dermis. Kelenjar keringat yang
berbentuk tabung berbelit-belit dan banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam dermis, dan
salurannya yang keluar melalui dermis dan epidermis bermuara di atas permukaan kulit di dalam
lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa kelenjar keringat yang berubah sifat yang dapat
dijumpai di kulit sebelah dalam telinga yaitu kelenjar serumen.
Kelenjar sebaseus adalah kelenjar kantong di dalam kulit bentuknya seperti botol dan
bermuara di dalam folikel rambut. Kelenjar ini paling banyak terdapat dikepala dan wajah yaitu
sekitar hidung, mulut, dan telinga, dan sama sekali tak terdapat dalam kulit tapak tangan dan
telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi sel epitel. Perubahan di dalam sel ini berakibat
sekresi berlemak yang disebut sebum. Bagian putih yang disebut lunula karena bentuknya seperti
setengah bulan merupakan awal kuku tumbuh maju. Badan kuku adalah bagian yang tak ditutupi
dan yang dengan kuat terikat dalam palung kuku. Ujung distal bebas dan di setiap sisi dibatasi
lipatan kulit.

FUNGSI KULIT

1. Kulit sebagai organ pengatur panas


Suhu normal tubuh, yaitu suhu visera dan otak adalah 36 ° sampai 37,5° C. Panas dilepas
oleh kulit dengan berbagai cara:
a) Dengan penguapan
b) Dengan pemancaran
c) Dengan konduksi
d) Dengan konveksi (pengaliran)
Keringat adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf
simpatis.
Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh.

2. Kulit sebagai indera peraba


Rasa sentuhan yang disebabkan rangsangan pada ujung saraf didalam kulit
berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Didalam kulit terdapat tempat-
tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitif dalam (peka) terhadap dingin,
beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.
3. Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air; jaringan
adiposa dibawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.
4. Beberapa kemampuan melindungi dari kulit .
Kulit relatif tak tertembus air, dalam arti menghindarkan hilangnya cairan dari
jaringan dan juga menghindarkan masuknya air kedalam jaringan, misalnya bila tubuh
terendam air. Epidermis mengalami cedera pada struktur dibawahnya dan karena
menutupi ujung akhir saraf sensorik didalam dermis maka kulit mengurangi rasa sakit.
Bila epidermis rusak, misalnya karena terbakar sampai derajat ketiga, proteksi ini hilang
dan setiap sentuhan terasa nyeri, dan eksudasi cairan dari dermis yang sekarang terbukan
itu menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit, dengan akibatnya pasien berada dalam
bahaya dehidrasi, yang dapat menimbulkan keadaan yang lebih panas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis

rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang

membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak, tempat

perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan,

pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari dalam antara lain

lapar, haus dan rasa sakit.

Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung-akhir-khusus guna

mengumpulkan rangsangan dan perasaan yang khas itu sampai saat setiap orang

berhubungan. Tampaknya kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada lidah,

mendengar dengan saraf dalam telinga, dan seterusnya. Tetapi sesungguhnya otaklah

yang menilai semua perasaan itu.

B. SARAN

Dari makalah yang telah kami buat dan kami telaah secara menyeluruh, kami

menyarankan kepada pembaca untuk mengetahui apa saja organ-organ, fungsi, dan

kelainan-kelainan pada sistem panca indera agar dapat menambah wawasan para

pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2010. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.

Syaifuddin.1994. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC.

www.google.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Indera

http://organisasi.org/5-lima-alat-indera-manusia-mata-hidung-telinga-lidah-kulit-panca-indera

Anda mungkin juga menyukai