MENEJEMEN
KONSEP MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Anak ini, Sholawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju dunia yang terang
yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumul akhir nanti.
Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga melalui kesempatan ini penulis mohon saran dan masukan yang membangun untuk
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah sakit.
Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada pasien
yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan
lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada kliennya. Dengan demikian pelayanan keperawatan perlu
ditingkatkan kualitasnya secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga
pelayanan rumahsakit akan meningkat juga seiring dengan peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan. (Ritizza, 2013).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat.
Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan dan dekat dengan penderitaan, kesakitan serta kesengsaraan yang
dialami pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dalam mutu pelayanan keperawatan
adalah apakah pelayanan kepeawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak.
Kepuasan merupakan pembanding antara kualitas jasa pelayanan keperawatan yang
didapat dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan (Tjiptono,2004). Pasien sebagai
pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan keperawatan yang bermutu
paripurna.akan mengeluh bila perilaku caring yang dirasakan tidak memberikan nilai
kepuasan bagi dirinya.
Kualitas rumah sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa
kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Pelayanan keperawatan yang memiliki
kontribusi sangat besar terhadap citra sebuah rumah sakit dipandang perlu untuk evaluasi
atas pelayanan yang telah diberikan. Staregi untuk kegiatan jaminan mutu antara lain
dengan baku mutu (benchmarking) dan manajemen kualitas total (total quality
management) (Marquis dan Hunston, 1998).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan ?
2. Apa saja tujuan dari mutu pelayanan kesehatan ?
3. Apa saja faktor dari mutu pelayanan kesehatan ?
4. Apa saja indikator mutu pelayanan kesehatan ?
5. Apa saja kepuasan mutu pelayanan kesehatan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan
2. Untuk mengetahui tujuan dari mutu pelayanan kesehatan
3. Untuk mengetahui faktor dari mutu pelayanan kesehatan
4. Untuk mengetahui indikator mutu pelayanan kesehatan
5. Untuk mengetahui kepuasan mutu pelayanan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
E. Kepuasan
1. Pengertian Kepuasan
Kepuasan pasien adalah nilai subjektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
tetapi meliputi juga pada nilai objektifnya dan dilandasi pada pengalaman masa lalu,
pendidikan, situasi psikologi, dan pengaruh lingkungan (Sabarguna dan Rubaya,
2011). Pengguna jasa pelayanan keperawatan akan memberikan suatu penilaian
terhadap produk atau jasa pelayanan yang diterimanya dan bertindak atas dasar
kepuasaannya. Apakah pasien puas atau tidak, tergantung kepada penampilan jasa
pelayanan yang ditawarkan dalam hubungannya dan harapannya (Wijono, 2008).
Kepuasan pelayanan keperawatan terbentuk dari penilaian pelanggan terhadap mutu,
kinerja hasil (luaran 19 klinis), dengan manfaat yang diperoleh dari produk atau
pelayanan yang diterima.
Dengan demikian, kepuasan terjadi karena penilaian terhadap manfaat serta
kenikmatan yang diperoleh lebih dari apa yang dibutuhkan atau diharapkan
(Koentjoro, 2007). Dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien dapat terwujud dari
pelayanan kesehatan keperawatan yang baik. Kualitas atau mutu pelayanan dapat
dinilai secara tindakan ataupun sikap anggota tim medis dalam memberikan asuhan
kepada semua pasien. pasien akan mengganggap suatu instasi itu baik jika mereka
merasakan kepuasan dari hal rohani dan badani. Kepuasan pasien yang lainnya juga
didapatkan dari perbincangan antar pasien yang menyebarluaskan tentang pelayanan
keperawatan disuatu instasi yang baik dan memuaskan. Maka akan menimbulakan
pandangan positif masyarakat kepada instansi dan tim medis tersebut.
2. Faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
Menurut Sabarguna (2004) terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi
kepuasan pasien diantaranya :
a) Aspek kenyamanan, dimana pasien merasakan kenyamanan dari berbagai fasilitas
yang ada di sebuah Rumah Sakit tertentu dari lokasi yang mudah dijangkau,
kenyamanan ruangan, kebersihan lingkungan Rumah Sakit, dan Peralatan yang
tersedia.
b) Aspek hubungan pasien dengan perawat, meliputi sikap petugas kesehatan yang
berjaga terutama perawat, informasi yang diberikan 20 oleh pasien jelas, tim
medis juga bersikap cekatan dalam menangani keluhan pasien.
c) Aspek kompetensi teknis perawat, meliputi keberhasilan perawat dan tim medis
lainnya dalam memberikan asuhan kepada pasien dan berpengalaman.
d) Aspek biaya, meliputi terjangkaunya biaya administrasi Rumah Sakit yang
diberikan, dan adanya keringanan dari pihak instansi kepada pasien untuk
mempermudah pembiayaan.
Versi Griffith Zahrotul (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
meliputi 5 faktor yaitu :
a) Sikap dan pendekatan perawat dengan pasien yaitu dimana perawat yang berada di
suatu instansi Rumah Sakit tertentu di tuntut untuk bersikap ramah kepada pasien,
sehingga mempengaruhi kepuasan pasien.
b) Pengetahuan dari perawat, yaitu pasien mendapatkan informasi aktual dan mudah
dipahami oleh pasien dari keadaan real pasien.
c) Prosedur administrasi, yaitu pasien merasakan kemudahan dalam pelayanan
administrasi Rumah sakit dimana alurnya tidak berbelitbelit.
d) Fasilitas yang disediakan oleh Rumah sakit, meliputi peralatan dan kebersihan
lingkungan dan ruangan dimana pasien di rawat.
e) Keterampilan keperawatan, dalam memberikan asuhan kepada pasien, perawat harus
terampil dan cekatan. Sehingga pasien yang mendapatkan pelayanan keperawatan
merasakan puas dengan kinerja keterampilan perawat.
Wijono (2008) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
terhadap suatu pelayanan yaitu :
a) Pendekatan dan prilaku tim medis khususnya perawat sangat berpengaruh dengan
pasien, terutama kesan pertama pasien saat akan mendapatkan asuhan pelayanan dari
instansi tertentu.
b) Kelengkapan informasi yang diterima, informasi yang lengkap akan mempengaruhi
prilaku seorang pasien, dimana pasien tersebut akan merasa nyaman dan leluasa
dalam melakukan tindakan.
c) Prosedur perjanjian, perawat yang akan melakukan asuhan dan mempunyai jadwal
dengan pasien harus tepat waktu dalam menangani keluhan pasien, karena berdampak
besar dengan kepercayaan pasien kepada perawat itu sendiri.
d) Waktu tunggu, setiap pasien akan merasakan puas apabila alur administrasi dan
waktu tunggu tidak membuat pasien terlalu lama menunggu.
e) Fasilitas umum, semua fasilitas dari instansi tertentu harus tersedia sehingga
memudahkan pasien dalam melakukan aktivitas, seperti ruang rawat yang bersih dan
rapi.
f) Outcome perawatan yang diterima, pasien merasakan puas dari keberhasilan sebuah
perawatan dan tidak mengalami kerugian fisik, psikologis maupun material.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah sakit.
Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada pasien
yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan
lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada kliennya. Dengan demikian pelayanan keperawatan perlu
ditingkatkan kualitasnya secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga
pelayanan rumahsakit akan meningkat juga seiring dengan peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan. (Ritizza, 2013).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata
masyarakat.
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh
profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam mempertahankan
keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar,
2012).
DAFTAR PUSTAKA