Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang
pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh
darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung.
Angka yang kedua di sebut diastolic yaitu angka yang menunjukkan besarnya
tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali
ke dalam jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan
diastolic diukur ketika jantung mengendur (relaksasi). Kedua angka ini sama
pentingnya dalam mengindikasikan kesehatan kita, namun dalam prakteknya, terutama
buat orang yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun, yang lebih riskan adalah jika
angka diastoliknya tinggi yaitu diatas 90 mmHg (Adib, 2009).
2. Etiologi
Penyebab hipertensi pada lansia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun setelah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
5. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi meningkatnya resitensi pembuluh darah perifer
1. Factor keturnan
Dari data statistic terbukti bahwa sesorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhin timbulnya hipertensi adalah :
a. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
c. Kebiasaan hidup
d. Mengkonsumsi garam yang tinggi
e. Kegemukan atau makan yang berlebih
f. Strees
g. Merokok
h. Minum alcohol
i. Minum obat obatan
Penyebab hipertensi sekunder :
1. Ginjal
2. Vascular
3. Kelainan endokrin
4. Saraf
5. Obat – obatan
3. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi yaitu: Sakit
kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering
buang air kecil terutama di malam hari, telinga berdenging (tinnitus), vertigo, mual,
muntah, gelisah (Ruhyanudin, 2007).
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk
terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung).
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medullaspinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatiske ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengandilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II,suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron olehkorteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal,menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnyaelastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot
polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer.
5. Pathway
Umur, Obesity, Jenis kelamin, gaya hidup
Hipertensi
Vasokintriksi ginjal otak
Aliran darah
pingsan Gangguan
perfusi Tekanan
jaringan pembuluh
Respon renin
Resiko darah otak
angiotensin dan
aldosteron tinggi
injuri
Nyeri tekan
aldesteron
Nyeri akut
Retensi Na
Edema
Kelebihan
volume cairan
6. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi juga banyak dungkapkan oleh para ahli, diantaranya WHO
menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I tekanan darah
meningkat tanpa gela-gejala dari gangguan atau kerusakan sistem kardiovaskuler.
Tingkat II tekanan darah dengan gejala hipertrofi kardiovaskuler,
tetapi tanpa adanya gejala-gejala kerusakan atau gangguan dari alat atau organ
lain. Tingkat III tekanan darah meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari
kerusakan dan ganggguan faal dari target organ. Sedangkan JVC VII, klasifikasi
hipertensi adalah :
c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung.
h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang kita
duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja secara otomatis
seperti; suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur gerakannya.
e.Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5 & 10 mg (adalat,
codalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg (herbesser, farmabes).
g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin) sehingga
volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT) (Corwin, 2001; Adib,
2009; Muttaqin, 2009).
silsilahnya bagaimana bisa terjadi penyakit tersebut, misalnya keluarga pasien pernah
mengalami penyakit hipertensi sebelumnya atau pun bisa juga tidak, dan penggambaran
3. Riwayat Pekerjaan
Mengkaji apakah si pasien masih
semuanya kebanyakan
sudah pensiun.
4. Riwayat Lingkungan
Mengkaji apakah lingkungan rumah bersih atau kotor dan bagaimana ventilasi rumah dan
apakah lingkungan rumah padat penduduk atau tidak bagi pasien lansia yang masihtinggal
di rumah.
5. Riwayat Rekreasi
mengkaji bagaimana pola rekreasi pasien lansia walaupun hanya bersantai di sekitar
Mengkaji siapa dan bagaimana pasien lansia mencari atau mendapatkan bantuan apakah
dari keluarga jika masih punya keluarga atau dari masyarakat secara langsung ataupun dari
tenaga kesehatan.
Mengkaji status kesehatan pasien pada saat di kaji bagaimana dan apa yang di keluhkan
a) Penyakit yang pernah di derita : mengkaji apakah pasien lansia pernah menderita
penggunaan riwayat obat atau makanan atau kondisi cuaca yang membuat pasien alergi.
misalkan jatuh dari tangga, atau tertimpa benda padat ataupun yang elbih parah di
e) Riwayat pemakaian obat : mengkaji apakah pasien lansia pernah menjalani atau
9. Pola Fungsional
a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan Kebiasaan yang mempengaruhi
b. Nutrisi metabolik Frekuensi makan ?, nafsu makan?, jenis makanan?, makanan yg tdk
makan?
c. Eliminasi BAK : Frekuensi & waktu?, kebiasaan BAK pada malam hari?, keluhan yang
e. Pola istirahat tidur Lama tidur malam?, tidur siang?,keluhan yang berhubungan dengan
tidur?
memakai alat bantu dengar ?, tuli ( ka/ki ) ? dsbnya. Kesulitan membuat keputusan ?
g. Persepsi diri-Pola konsep diri Bagaimana klien memandang dirinya ( Persepsi diri
sebagai lansia?), bagaimana persepsi klien tentang orang lain mengenai dirinya?
perkawinan ?
j. Koping-Pola Toleransi Stress Apa yang menyebabkan stress pada lansia, bagaimana
keyakinan agama
atau apatis.
c. Tanda-Tanda Vital :
TD :160/100 mmHg
Suhu :37OC
Nadi :89x/menit
RR :21x/menit
kelembaban serta kelainan pada kulit serta terdapat lesi atau tidak.
e. Kepala : bentuk kepala, penyebaran rambut, warna rambut, struktur wajah, warna
bola mata.
k. Payudara : meliputi inpeksi terdapat atau tidak kelainan berupa (warna kemerahan
tekan).
l. Paru-paru : inspeksi terdapat atau tidak kelainan berupa (bentuk dada, penggunaan
m. Jantung : meliputi inspeksi dan palpasi (mengamati ada tidaknya pulsasi serta
o. Perkemihan : meliputi warna dan bentuk kemih dan adanya kesulitan atau tidak.
p. Genetalia : meliputi area pubis, meatus uretra, anus serta perineum terdapat
kelainan atau tidak.
q. Muskuluskeletal : meliputi pemeriksaan kekuatan dan kelemahan eksremitas,
tidak
1 Makan 5 10
2 Aktivitas Toilet 5 10
5 Mandi 0 5
8 Berpakaian 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
TOTAL 100
. PENILAIAN
0-20 : Ketergantungan
21-61 : Ketergantungan Berat/sangat tergantung
62-90 :Ketergantungan Moderat
91-99 : Ketergantungan Ringan
100 : Mandiri
Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
Short Portable Mentol Status Questionnaire (SPMSQ)
Penilaian SPMSQ
Keterangan :
1. Kesalahan 0 -2 : FungsiInteletualUtuh
2. Kesalahan 3-4 :KerusakanInteletualRingan
3. Kesalahan 5-7 :KerusakanInteletualSedang
Pengkajian Status Psikologis
Skala Depresi Yessavage
Skala Depresi geriatrik Yesavage, bentuk singkat
Analisa hasil :
Skor <5 : kondisi normal
Skor 5-9 : kemungkinan depresi
Skor 10/lebih : depresi
d. Pengkajian Status Sosial
APGAR keluarga
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- 2
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
Analisa hasil :
Skor : 8-10 : fungsi sosial normal
Skor : 5-7 : fungsi sosial cukup
Skor : 0-4 : fungsi sosial kurang/suka menyendiri
Kemungkinan diagnosa yang biasa muncul pada pasien lansia dengan hipertensi
Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis : peningkatan tekanan vaskuler
serebral
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.
Gleadle, J. (2005). Anamesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga.