Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


KONSEP TEORI LUKA GANGREN

NAMA KELOMPOK 1 :
1. BAIQ YUPITA ZULIATUL RAHMI
2. NI WAYAN MEIYANTI
3. ZAINI HIDAYAT
4. HILMIATI
5. ELA FITRIANI
6. MULIANI

PROGRAM STUDI (DIII)


KERAWAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III ini, Sholawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
dunia yang terang yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita mendapat syafa’atnya di
yaumul akhir nanti. Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga melalui kesempatan ini penulis mohon saran dan masukan yang membangun untuk
perbaikan tugas ini. Terima Kasih.

Mataram, 20 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………...


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………........
C. Tujuan ……………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Luka Gangren............................................................................................


B. Klasifikasi Luka Gangren…………………………………………………………....
C. Etiologi Luka Gangren………………………………………………........................
D. Tanda dan Gejala Luka Gangren................................................................................
E. Patofisiologi Luka Gangren.........................................................................................
F. Pemeriksaan penunjang luka gangren..........................................................................
G. Komplikasi Luka Gangren............................................................................................
H. Penatalaksanaan Medis Luka Gangren...........................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Militus adalah penyakit gangguan metabolisme karbohidrat yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Berbagai komplikasi dapat terjadi
salah satunya adalah luka gangren yang merupakan komplikasi kronis dan umumnya
terjadi pada kaki. Gangren merupakan salah satu komplikasi dari penyakit diabetes
melitus yang disebabkan karena kerusakan jaringan nekrosis oleh emboli pembuluh darah
besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Menurut Sundari A, 2009
gangren terjadi karena adanya neuropati dan gangguan vaskuler di daerah kaki.
Menurut International Diabetes Federation Pada tahun 2019, diperkirakan 463
juta orang mengidap diabetes dan jumlah ini diproyeksikan mencapai 578 juta pada tahun
2030, dan 700 juta pada tahun 2045. Dua pertiga penderita diabetes tinggal di daerah
perkotaan orang di dunia dan akan terus meningkat dengan 153 persen peningkatan (IDF,
2019). Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih
tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%)
dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang
disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara negara
berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi
(WHO, 2016).
Di Asia Tenggara diperkirakan pada tahun 2019 terdapat 88 juta orang yang
menderita diabetes dan diperkirakan pada tahun 2030 sekitar 115 juta orang dan akan
terus meningkat sekitar 74 persen (IDF, 2019). Indonesia juga menghadapi situasi
ancaman diabetes serupa dengan dunia International Diabetes Federation (IDF) Atlas
2017 melaporkan bahwa epidemi diabetes di Indonesia masih menunjukkan
kecenderungan meningkat. Indonesia adalah negara peringkat keenam di dunia setelah
Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah penyandang
diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang (Kementerian Kesehatan RI, ).
Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 prevelensi
penyakit diabetes mellitus tipe 2 sebesar (1,2%), dengan jumlah pasien diabetes mellitus
tipe 2 sebanyak 36.486 pasien yang terbagi dalam 10 kabupaten kotan yang terdapat di
provinsi NTB.
Menurut Bruner and Suddarth ( 2001) terdapat 3 penyebab yang memicu
terjadinya luka gangren pada kaki yaitu: Neoropati, gangguan vaskuler dan  penurunan
daya tahan tubuh. Menurut Study di USA 75% penyandang Diabetes(DM) memiliki
masalah pada kaki yaitu ganggren dan 44% diantaranya harus menjalani rawat mondok.
Selanjutnya Study tersebut menyebutkkan 50-75% beresiko menjalani amputasi ( Bruner
and Sudrth 2001).Menurut Street, Edeyson and Webster ( 1996 ) menyebutkan perawatan
luka ganggren membutuhkan biaya yang mahal dengan waktu penyembuhan luka sekitar
2-3 bulan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan luka gangren ?
2. Apa saja klasifikasi luka gangren ?
3. Apa saja etiologi luka gangren ?
4. Tanda dan gejala apa saja yang terdapat pada luka gangren ?
5. bagaimana Patofisiologi pada luka gangren ?
6. apa saja pemeriksaan penunjang pada luka gangren ?
7. apa saja komplikasi yang dapat ditemukan pada luka gangren ?
8. bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien luka gangren ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III. selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk
menambah dan meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca
khususnya mahasiswa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Luka Gangren


Gangren adalah kondisi jaringan tubuh yang mati akibat tidak mendapat pasokan
darah yang cukup atau akibat infeksi bakteri yang berat. Kondisi serius ini umumnya
terjadi ditungkai, jari kaki, atau jari tangan, namun juga bisa terjadi pada otot serta organ
dalam. Gangren adalah kondisi serius yang bisa mengarah ke amputasi hingga kematian.
(Dr.Tjin Willy, 2018). Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya
jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkan oleh infeksi (Askandar, 2001).
Luka kaki adalah kejadian yang sering terjadi pada pasien DM, akibat  Neuropati
yang menyababkan hilangnya sensasi, bullae atau kallus, diikuti oleh  penurunan sirkulasi
darah dan penurunan system imunitas tubuh ( Bruner and Sudarth, 2001).Ganggren atau
pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrotik atau jaringan mati yang disebabkan
oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri  pada bagian tubuh sehingga supplay
darah terhenti, dapat terjadi sebagai akibat proses implamasi yang memanjang, perlukaan
( digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar), proses degenerative ( arteiosklerosisi)
atau gangguan metabolik seperti DM ( tabet, 1990).
Gangren terbagi ke dalam beberapa jenis menurut Dr. Tjin Willy (2018), di
antaranya adalah:
1. Gangren kering. Kulit kering dan mengerut dengan warna kulit cokelat, biru,
atau hitam adalah ciri gangren kering. Gangren ini terjadi secara bertahap, dan
umumnya menimpa penderita penyakit arteri perifer.
2. Gangren basah umumnya menimpa penderita diabetes yang tidak sadar saat
mengalami luka di kaki. Gangren basah juga bisa terjadi pada seseorang yang
mengalami luka bakar atau frostbite. Ciri gangren basah adalah kulit bengkak,
melepuh, dan terlihat basah. Jika tidak segera ditangani, gangrene basah bisa
menyebar dan akan berakibat fatal.
3. Gangren gas umumnya menyerang jaringan otot. Pada awalnya, kulit
penderita gangren gas terlihat normal. Namun seiring waktu, kulit akan
terlihat pucat lalu berubah menjadi ungu kemerahan, kemudian gelembung
udara akan terbentuk. Gangren gas umumnya disebabkan oleh bakteri
Clostridium perfringens, yang berkembang pada luka akibat bedah atau cedera
yang mengeluarkan banyak darah. Infeksi tersebut menghasilkan racun yang
melepaskan gas dan menyebabkan kematian jaringan. Sama seperti gangren
basah, gangrene gas juga bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
4. Gangren internal, yaitu gangren yang terjadi akibat terhambatnya aliran darah
ke organ dalam tubuh, seperti usus atau empedu. Gangren internal bisa
menyebabkan demam serta nyeri hebat, dan bisa berbahaya jika tidak cepat
ditangani.
5. Gangren Fournier ini menyerang daerah genital atau kelamin, dan kebanyakan
penderitanya adalah Kondisi ini umumnya terjadi karena infeksi pada area
kemaluan atau saluran kemih, yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri
pada kemaluan.
6. Gangren Meleney ini tergolong langka, yang terjadi 1-2 minggu pasca
operasi.
B. Klasifikasi Luka Gangren
Beberapa cara dapat digunakan untuk mengklasifikasikan luka diabetikum. Berikut ini
klasifikasi luka diabetes menurut university of texas diabetic foot classification (2000)
dalam Hess (2002) : Tabel 1.1 Klasifikasi grade luka diabetes

Stag Grade 0 Grade 1 Grade 2 Grade 3


e
A Sebelum atau sesudah Luka superficial Luka mengenai Luka mengenai
terjadi ulseratif pada tidak mengenai tendon atau tulang
kaki yang berisiko tendon, kapsula kapsula pada
terjadi luka atau tulang sendi
B terdapat infeksi terdapat infeksi terdapat infeksi terdapat infeksi
C Terdapat iskemia Terdapat iskemia Terdapat iskemia Terdapat iskemia
D Terdapat infeksi dan Terdapat infeksi Terdapat infeksi Terdapat infeksi
iskemia dan iskemia dan iskemia dan iskemia
Klasifikasi lain yang dapat digunakan adalah klasifikasi Wagner sebagai berikut :

 Grade 0: tidak terdapat lesi terbuka, mungkin hanya deformitas dan sellulitis
 Grade 1: ulser superfisialis
 Grade 2: ulser dalam sampai tendon, atau tulang
 Grade 3: ulser dalam dengan abses, osteomelitis dan infeksi persendian
 Grade 4: gangrene local kaki depan atau tumit
 Grade 5: gangrene pada seluruh kaki yang memerlukan amputasi (Hess, 2002).
C. Etiologi Luka Gangren
Gangren bisa disebabkan oleh tiga hal, yaitu:
1. Kekurangan aliran darah. Darah mengandung sejumlah senyawa yang dibutuhkan
tubuh, antara lain oksigen, nutrisi, serta antibodi. Kekurangan senyawa penting
tersebut bisa membuat sel-sel tubuh mati.
2. Infeksi. Bakteri yang dibiarkan berkembang terlalu lama bisa menimbulkan infeksi
dan menyebabkan gangren.
3. Luka. Luka parah, seperti luka akibat tembakan atau cedera akibat kecelakaan mobil,
bisa menyebabkan bakteri tumbuh dan menyerang jaringan di dalam kulit.
Menurut Suriadi (2007) dalam Purbianto (2007); Robert (2000) penyebab dari
luka diabetes antara lain:
1. Diabetic neuropati merupakan salah satu manifestasi dari diabetes mellitus yang
dapat menyebabkan terjadinya luka diabetes. Pada kondisi ini system saraf yang
terlibat adalah saraf sensori, motorik dan otonom. Neuropati perifer pada penyakit
diabetes mellitus dapat menimbulkan kerusakan pada serabut motorik, sensoris dan
autonom. Kerusakan serabut motorik dapat menimbulkan kelemahan otot, atrofi otot,
deformitas (hammer toes, claw toes, kontraktur tendon Achilles) dan bersama
dengan adanya neuopati memudahkan terbentuknya Kalus. Kerusakan serabut
sensoris yang terjadi akibat rusaknya serabut myelin mengakibatkan penurunan
sensari nyeri sehingga memudahkan terjadinya ulkus kaki. Kerusakan serabut
otonom yang terjadi akibat denervasi simpatik menimbulkan kulit kering
(anhidrosis) dan terbentuknya fisura kulit dan edema kaki. Kerusakan serabut
motorik, sensoris adalah autonom memudahkan terjadinya artropati Charcot
(Cahyono,2007).
2. Pheripheral vascular diseases Pada Pheripheral vascular diseases ini terjadi karena
adanya arteriosklerosis dan aterosklerosis, pada arteriosklerosis terjadi penurunan
elastisitas dinding arteri sedangkan pada aterosklerosis terjadi akumulasi “plaques”
pada dinding arteri dapat berupa; kolesterol, lemak, sel-sel otot halus, monosit,
pagosit dan kalsium. Factor yang mengkontribusi antara lain perokok, diabetes,
hyperlipidemia dan hipertensi.
3. Trauma Penurunan sensasi nyeri pada kaki dapat menyebabkan tidak disadarinya
trauma akibat pemakaian alas kaki. Trauma yang kecil atau trauma yang berulang,
seperti pemakaian sepatu yang sempit menyebabkan tekanan yang berkepanjangan
dapat menyebabkan ulserasi pada kaki.
4. Infeksi adalah keluhan yang sering terjadi pada pasien diabetes mellitus, infeksi
biasanya terdiri dari polimikroba. Hiperglikemia merusak respon immunologi, hal
ini menyebabkan leukosit gagal melawan pathogen yang masuk, selain itu iskemia
menyebabkan penurunan suplai darah yang menyebabkan antibiotic juga tidak
efektif sampai pada luka.
D. Tanda dan Gejala Luka Gangren
Biasanya dimanifestasikan dengan nyeri berat tiba-tiba yang terjadi 1-4 hari setelah
cedera, nyeri disebabkan oleh gas dan edema pada jaringan cedera. Di sekeliling luka
tampak normal berwarna terang dan tegang tapi kemudian menjadi gelap, bau busuk,
cairan keluar dari luka. Gas dan cairan yang tertahan meningkatnya tekanan setempat dan
menganggu pasokan darah dan drainase otot yang terlihat menjadi nekrotik.
Berdasarkan jenis gangrenya gejala-gejala ini dibedakan menjadi :
1. Pada gangren kering akan dijumpai adanya gejala permulaan berupa :
a) Sakit pada daerah yang bersangkutan
b) Daerah menjadi pucat, kebiruan dan berbecak ungu
c) Lama kelamaan daerah tersebut berwarna hitam
d) Tidak teraba denyut nadi (tidak selalu)
e) Bila diraba terasa kering dan dingin
f) Pinggirnya berbatas tegas
2. Pada gangren basah akan dijumpai tanda sebagai berikut :
a) Bengkak pada daerah lesi
b) Terjadi perubahan warna dari merah tua menjadi hijau yang akhirnya
kehitaman
c) Dingin
d) Basah
e) Lunak
f) Ada jaringan nekrose yang berbau busuk, tapi bisa juga tanpa bau sama sekali

E. Patofisiologi Luka Gangren


F. Pemeriksaan Penunjang Luka Gangren
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS >200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua
jam post prandial >200 mg/dl.
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara Benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine :
hijau(+), kuning (++), merah (+++) dan merah bata (++++).
3. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic yang sesuai dengan
jenis kuman.
G. Komplikasi Pada Luka Gangren
1. dry gangren
dry gangren terjadi Ketika ada memperlambat atau hambatan dalam aliran darah ke
bagian tubuh seperti jari-jari kaki. DM tipe 1&2 mengarah pada kering gangren
karena gula darah tinggi dan kerusakan diabetes menyebabkan pembuluh darah yang
membawa darah ke jari tangan dan kaki.
Arteriosclerosis mengarah ke dinding-dinding arteri yang menebal atau pembentukan
plak kolesterol dan mempersempit diameter pembuluh kecil yang mengarah ke
gangrene. Demikian pula, penyakit arteri perifer mengarah ke lemak dalam arteri dan
berhenti darah dari mengalir ke jari tangan dan kaki yang mengarah ke gangrene.
Dry gangren biasanya terbatas untuk bagian terpengaruh dan ada sebuah Kawasan di
kulit yang sehat hanya di luar daerah yang terkena dampak. Wilayah yang terlibat
berubah dingin, kering, dan hitam serta akhirnya jatuh. Ini disebut mumifikasi daerah.
2. Basah gangren
Basah gangrene terlihat setelah cedera serius atau gigitan embun beku atau bahkan
daerah yang dibakar menjadi terinfeksi dan infeksi mengambil akar ke dalam jaringan.
Infeksi menyebakan pembengkakan jaringan dan blok suplai darah ke daerah yang
terkena dampak membuat lebih buruk infeksi dan gangrene progresif. Basah gangren
dapat menyebar lebih cepat menuju komplikasi yang mengancam jiwa seperti syok
septik jika tidak diperlakukan segera.
3. Gas gangren
Gangren juga dapat disebabkan oleh bakteri khusus yang disebut clostridium. Ini
disebut gas gangren. Bakteri ini adalah infeksi umum yang dilihat selama perang.
Necrotising nekrotikans disebabkan Ketika bakteri menyebar ke dalam kulit dan
menyerang lebih dalam jaringan.
4. Gangren internal
Gangren dapat juga mempengaruhi organ-organ internal Ketika aliran darah ke mereka
terhalang. Ini disebut gangren internal dan dapat mempengaruhi kandung empedu atau
usus yang terperangkap dalam hernia.
5. Fournier’s gangren
Ketika gangrene mempengaruhi penis dan alat kelamin disebut fornier’s gangren.
H. Penatalaksanaan Medis Luka Gangren
Menurut Sugondo (2009 )penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
1. Obat hiperglikemik Oral
2. Insulin, terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah makan dan
pada malam hari.
a) Ada penurunan BB dengan drastic
b) Hiperglikemi berat
c) Munculnya ketoadosis diabetikum
d) Gangguan pada organ ginjal atau hati.
3. Pembedahan Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang
bertujuan untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih sehat,
tindakannya antara lain :
a) Debridement: pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus diabetikum
b) Neucrotomi
c) Amputasi
Tindakan pembedahan Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi
antara lain :
 Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau tidak ada.
 Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis, dan
dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai dengan luka terkontrol
dengan baik. (Smelzer & Bare, 2005)
 Debridement merupakan salah satu penatalaksanaan yang dilakukan pada
pasien dengan ulkus kaki diabetik yang sudah mengalami neuropatik
perifer dan luka sudah masuk pada jaringansubkutan. Operasi debridement
merupakan teknik yang dilakukan untuk pengangkatan jaringan mati pada
luka ulkus yang dapat terlihat dari warna luka tersebut yaitu pucat, bahkan
hitam karena jaringan sudah mati.Tindakan bedah emergensi yang sering
dilakukan untuk mencegah infeksi biasanya yaitu debridement jaringan
nekrotik dan amputasi yang diindikasikan untuk menghentikan atau
menghambat proses infeksi. Terdapat tindakan bedah untuk insisi ulkus
yang sudah terinfeksi yaitu infeksi yang tidak mengancam tungkai (grade
1 – grade 2 ), sedangkan infeksi yang mengancam tungakai (garde 3 –
grade 4) (Dexa Media, 2007).
Setelah dilakukan debridement, luka harus dilakukan irigasi larutan garam
fisiolofis atau larutan lain dan dilakukan dressing atau juga disebut dengan
kompres dan dibalut sampai luka tertutup untuk mencegah resiko infeksi
setelah pembedahan. (Dexa Media, 2007). Adapun pilihan dalam tindakan
untuk debridement tersebut antara lain yaitu :
Debridement Mekanik dilakukan menggunakan irigasi lukacairan
fisiologis, ultrasoniclaser, untuk membersihkan jaringan nekrotik.
Debridement Enzimatik Pemberian enzim pada permukaan luka guna
menghancurkan residu – residu protein yang terdapat pada luka
tersebut
Debridement Autolitik Tindakan debridement ini secara alami apabila
terkena luka. Proses ini melibatkan enzimproteolitik endogen yang
secara alamiakan meliliskan jaringan nekrotik dan memacu granulasi.
Debridement Biologi Belatung (Lucilla serricatta) yang disterilkan
sering digunakan pada tindakan debridement biologi Karena belatung
ini menghasilkan enzim yang mampu menghancurkan jaringan
nekrotik padaluka ulkus tersebut.
Debridement BedahDebridement bedah ini lebih sering dilakukan
karena lebih cepat dan efisien untuk menghambat infeksi, antara lain
tujuannya, mengevakuasi bakteri kontaminasi, mengangkat jaringan
nekrotik, menghilangkan kalus dan menghilangkan resiko infeksi
lokal.
Menurut jurnal
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka gangren diabetik merupakan komplikasi kronis yang terjadi pada pasien
dengan DM seperti gangguan neuropati, vaskuler dan penurunan daya imunitas tubuh.
Luka kaki adalah kejadian yang sering terjadi pada pasien DM, akibat  Neuropati yang
menyababkan hilangnya sensasi, bullae atau kallus, diikuti oleh  penurunan sirkulasi
darah dan penurunan system imunitas tubuh ( Bruner and Sudarth, 2001).Ganggren atau
pemakan luka didefinisikan sebagai jaringan nekrotik atau jaringan mati yang disebabkan
oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri  pada bagian tubuh sehingga supplay
darah terhenti, dapat terjadi sebagai akibat proses implamasi yang memanjang, perlukaan
( digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar), proses degenerative ( arteiosklerosisi)
atau gangguan metabolik seperti DM ( tabet, 1990).
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kesalahan maupun kekhilafan
dalam penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian supaya makalah ini sempurna di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Harry Setiawan. (2013). Ir - Perpustakaan Universitas Airlangga Tesis Ir - Perpustakaan


Universitas Airlangga. 1–8.

Varena, M. (2019). Karya Tulis Ilmia Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus. 121.

Nabhani, N., & Widiyastuti, Y. (2017). Pengaruh Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka
Gangren Pada Pasien Diabetes Mellitus. Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi
Penelitian, 15(1), 69. https://doi.org/10.26576/profesi.241

Arsa, R. G. D. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Ulkus Diabetikum Yang Dirawat
Dirumah Sakit. In Africa’s potential for the ecological intensification of agriculture (Vol.
53, Issue 9).

Nurarif, 2015. (2020). Program diii keperawatan akademi keperawatan kerta cendekia sidoarjo
2020. 1–86.

Isna, M. K., Yasinta, N., Aliyah, A. N., & ... (2021). Kajian Efektivitas Ekstrak Black Garlic
(Allium Sativum Linn.) Sebagai Gel Pada Ulkus Diabetik. … National Conference PKM …,
177–182. https://103.23.224.239/pkmcenter/article/view/51349

Anda mungkin juga menyukai